TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Venous Needle Dislodgement (VND)
2.1.1 Definisi
Venous Needle Dislodgement (VND) adalah komplikasi yang
hanya terjadi pada proses hemodialisa yang mana terjadi kehilangan
darah mulai ringan hingga berat. Hal ini terjadi karena pada proses
hemodialis terdapat pengaturan kecepatan pemompaan darah, sehingga
jika terjadi VND, pemompaan darah akan menjadi tidak terkontrol yang
berakibat pada resiko perdarahan berat dan mengancam nyawa. VND
terjadi ketika jarum fistula vena terjadi dislokasi dan keluar dari akses
vascular sehingga menyebabkan kehilangan darah. Banyak factor yang
diketahui dapat berkontribusi untuk terjadinya VND (Hurst, 2011).
2.1.2 Faktor Risiko Terjadinya VND
a. Pasien yg bingung dan gelisah, pasien yang mengalami kerusakan
kognitif dan pasien dengan demensia:
VA analysis dan VA dyalisis center menemukan bahwa 75% perdarahan
terjadi pada pasien yang bingung, gelisah dan tidak kooperatif ( Veterans
Health Administration, 2008)
(Lascano dan Anderson, 2011) melaporkan bahwa pasien dengan
penurunan kesadaran sangat beresiko untuk terjadi VND
b. Pasien yg memiliki riwayat hipotensi dan mengalami kram otot selama
tindakan
Pasien dengan hipotensi akan lebih rentan beresiko terjadi syok
Kram otot akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga
sulit untuk dilakukan vena punction
c. Pasien yg menolak untuk menjaga area dan pembuluh darah tidak
tertutup
(Lascano dan Anderson, 2011) menyatakan bahwa penting untuk
menjamin daerah vena punction tetap terlihat
ketika tidur orang akan melakukan gerakan yang tidak disadari, Dengan
kondisi akses vena yg tertutup, maka akan memperbesar resiko
terjadinya VND
d. teknik memplester/mengfiksasi
ANNA mengatakan, bahwa teknik memplester/mengfiksasi merupakan
salah satu factor penting dalam pencegahan ataupun terjadinya VND
Perlu
dilakukan
pelatihan
untuk
mengembangkan
teknik
fiksasi/memplester yg baik untuk mencegah VND
e. Menyiapkan kulit dan teknik memplester atau fiksasi dengan benar adalah
sesuai dalam ANNA CoreCurriculum for Nephrology Nursing (Dinwiddie,
2008).
Klien dengan bulu yg panjang pada daerah insisi akan mempengaruhi
baik atau tidaknya fiksasi atau plester yg dilakukan
Klien yang sering berkeringat akan mempengaruhi baik atau tidaknya
f.
1. Staff, pasien dan petugas kesehatan harus sadar VND dan komplikasinya
Edukasi pada pasien wajib dilakukan oleh petugas kesehatan untuk sadar
akan kemungkinan terjadinya vnd.
2. Area sekitar akses vaskuler harus lebar untuk memudahkan perlekatan
plester dan harus dibersihkan juga dikeringkan sebelum pemasangan
kanul.
Secara rutin membersihkan kulit menggunakan air dan sabun merupakan
cara yg mudah dan efektif untuk mengurangi kemungkinan infeksi di
akses vaskuler. Setelah itu dilakukan disinfeksi. Dan bila di kulit pasien
terdapat banyak bulu yang mengganggu maka dilakukan pencukuran.
3. Unit hemodialisis harus mempunyai SOP untuk memplester jarum dan
blood line
Semua staff harus menggunakan teknik, alat dan bahan yang sama.
Dengan menggunakan teknik yang sama akan memudahkan staff
mengidentifikasi kemungkinan pergerakan plester selama hemodialisa.
Apabila akses vena susah ditemukan pada pasien tertentu atau terjadi
alergi pada bahan yang digunakan (misal plester, jarum dll) maka
pemakaian teknik cadangan harus disetujui semua perawat. Untuk teknik
memplester, direkomendasikan dengan cara butterfly atau chevron
Gambar cara chevron:
untuk
secara
rutin
mengecek
tanpa
mengganggu
pasien.
Penatalaksanaan VND
akibat
Venous
Needle
Dislodgement
(VND)
selama
lokasi
pasien,
akses
vaskular
tertutup,
kemampuannya
untuk
mengetahui
VND
seperti
sensitifitas kulit yang rendah dan pandangan yang buruk dan kesulitan
komunikasi
SKOR :
3. Apa kondisi yang memungkinkan pasien dapat menyebabkan VND?
0 : tidak ada efek samping selama dialysis
1/2 : jika pasien mengalami efek samping seperti hipotensi, hipoglikemi,
kram, gatal) yang dapat menyebabkan gerakan pasien tidak terprediksi,
selain itu jika lemas, tidak sadar jika sedang didialisis dapat
mempengaruhi kondisi jarum atau plester.
SKOR :
4. Apa yang memungkinkan gagalnya fiksasi jarum selama dialisis?
0 : jika ada standar protokol tentang fiksasi untuk mencegah VND
1/2 : jika terdapat kesulitan untuk memfiksasi sehingga perlu dimodifikasi
misalnya karena ada alergi, sudut insersi jarum atau jika terdapat
masalah dengan bulu yang panjang, berkeringat atau keluar cairan dari
lokasi insersi
SKOR :
INDIKASI SKOR PENGKAJIAN
- pastikan teknik fiksasi aman dan tambahkan list dokumentasi SOP setelah
memulai dialisis
- jika pasien tidak waspada tentang resiko VND, berikan edukasi jika
memungkinkan
- buat pasien mudah untuk diobservasi
- jika memungkinkan, tingkatkan frekuensi perawat mengecek keamanan
jarum
- jika memungkinkan, gunakan alat tambahan untuk mendeteksi VND
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Colin B. 2010. Manual Ilmu Penyakit Ginjal. Terj. Moch. Sadikin dan
Winarsi Rudiharso. Jakarta: Binarupa Aksara.
Bulechek GM, Butcher HW, Dochterman JM. 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC) ed5. St Louis: Mosby Elsevier.
Fogo AB, Kon V. Chronic renal failure. Dalam: Avner WD, Harmon FE. Pediatric
Nephrology. Edisi ke-5. Lippincott Williams and Wilkins. 2004; hal 1645-70.
Guyton, Arthur C. 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Terj. Petrus
Andrianto. Jakarta: EGC.
Hassan, et al. 2013. Nurse Knowledge and Practice Regarding Intradialitic
Complication on Hemodialysis Patient. Journal of American Science
2013:911.
Henry TY. Progression of chronic renal failure. Arch Int Med 2003;163:1417-29.
Levey AS, Coresh J, Balk E, Kautz T, Levin A, Steves M et al. National Kidney
Foundation
Guidelines
for
Chronic
Kidney Disease:
Evaluation,
Vogt BA, Avner ED. Renal failure. Dalam: Behrman RM, Kliegman RM, Jenson
HB,
penyunting.
Nelson
Textbook
of
Pediatrics.
Edisi
ke-17.