Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

BIOLOGI, EKOLOGI, DAN PERILAKU


ADAPTASI TERHADAP KEADAAN EKSTRIM
Temperatur
Serangga dapat ditemukan di berbagai habitat dan mampu beradaptasi dalam
beberapa kondisi ekstrim seperti daerah yang sangat dingin seperti Antartika.
Pada saat musim salju banyak serangga hidup dan berkembang, tetapi banyak
juga yang berdiapause dalam bentuk larva dan pupa.
Serangga yang bertahan di musim salju dan tidak berdiapause, mempunyai
glliserol (glycerol) dalam tubuhnya yang berfungsi sebagai anti freezing.
Diapause adalah fase ketika organisme berhenti berkembang dan terjadi pada
siklus tahunan.
Di daerah subtropika, pada spesies univoltine (satu generasi per tahun),
diapause obligat sering terjadi.
Sedangkan untuk spesies multivoltine, diapause fakultatif mungkin terjadi.
Ada juga jenis serangga yang mengalami quiescene, yang merupakan respon
sementara terhadap kondisi yang kurang menguntungkan seperti kekeringan atau
temperatur rendah.
Kehidupan di gua
Kehidupan serangga yang ekstrim dan sangat menarik adalah di tempat yang
gelap total (troglobites), misalnya di dalam gua.
Biasanya serangga tak bermata, namun dikompensasi dengan antena, tungkai,
dan rambut perasa yang ramping dan panjang.
Di Australia terdapat ratusan serangga di gua yang gelap total, contohnya
adalah kecoa tanpa mata Trogloblatella nullarborensis (Blattidae: Blatellidae).
Selain itu ada juga serangga yang bersifat trogloxene yaitu menggunakan gua
sebagai tempat hidup sementara, seperti jenis capung tertentu di Afrika yang hidup
di gua pada siang hari.
Kondisi Perairan dan kekeringan (Desiccation)
Pada kondisi perairan air tawar, banyak serangga beradaptasi dengan
terjadinya modifikasi fisik serangga untuk hidup di air, seperti pada larva nyamuk,
naiad capung dan kumbang air.
Beberapa jenis serangga ada yang memiliki insang (tracheal gill) untuk
adaptasi dalam air.

Sejenis lalat (Diptera: Gerridae) mempunyai tungkai yang termodifikasi untuk


berjalan di atas permukaan air, dan banyak juga ditemukan serangga yang memiliki
tungkai seperti dayung untuk berenang di air.
Untuk kondisi perairan laut, serangga banyak yang hidup di pantai dan tahan
air laut yang bergaram atau menggunakan laut untuk sarana migrasi, misalnya dari
Ujung Kulon ke Krakatau.Sedangkan untuk perairan laut dalam tidak ada serangga
yang hidup.
Selain bisa hidup didaerah perairan, beberapa serangga
melakukan Cryptobiosis, yaitu istilah untuk mekanisme pertahanan hidup (survival)
suatu organisme, termasuk dalam kondisi tanpa air sedikitpun, seperti sejenis larva
nyamuk (Diptera: Chironomidae) dapat hidup tanpa air sedikitpun dalam tubuhnya
dan bertahan di suhu sekitar 100oC sampai -270oC, serta masih bertahan direndam
di ethanol absolut atau glycerol selama seminggu.
SERANGGA DAN MAKANANNYA
Aktivitas serangga dipengaruhi juga oleh kebutuhannya untuk makan, kelakuan
makan seekor serangga, apa yang dimakannya dan bagaimana ia makan, biasanya
menentukan nilai ekonomi suatu serangga.
Makanan serangga dapat berbagai macam, bisa berupa tumbuhan atau
hewan, dan bisa dalam keadaan mati ataupun dalam keadaan hidup.
Banyak serangga yang khas dalam makanannya, jika mereka tidak
memperolehnya mereka akan kelaparan dan akan berpindah ke tempat lain, dan
ada juga serangga yang beralih jenis makanannya jika tidak ditemukannya.
Serangga pemakan hewan bisa berarti menjadi :
predator (memakan hewan lain),
parasit (makan pada hewan lain, tetapi tidak membunuh inangnya), atau
parasitoid (makan pada inang dan membunuh inangnya).
Serangga-serangga pemakan umumnya merupakan pemakan serangga lain,
karena itu disebut entomofagus.
Serangga entomofagus memegang peranan penting dalam menekan populasi
serangga hama.
Pemangsa (Predator)
Serangga predator umumnya memakan jenis serangga yang lebih kecil atau
lebih lemah, untuk sekali makan, dan memangsa satu atau lebih serangga, biasanya
serangganya aktif dan kuat, hidup terpisah dari mangsa mereka dan seringkali
mencari serangga ke tempat berbeda untuk waktu makan yang berbeda.
Contoh serangga predator adalah Kumbang ladybird, lalat perompak, dan larva
syrphidae.

Parasit
Serangga parasit biasanya hidup pada tubuh inangnya dan hidup terusmenerus selama paling tidak sebagian dari siklus hidupnya, ukurannya biasanya
lebih kecil daripada inangnya, dan dalam satu inang bisa hidup lebih dari satu
parasit.
Grup serangga yang banyak menjadi parasit adalah Hymenoptera, Diptera dan
Strepsiptera.
Serangga parasit yang memarasit dan mematikan serangga inangnya dikenal
sebagai parasitoid, sedangkan serangga parasit yang memarasit parasitoid
disebut Hyperparasitoid.
Serangga parasit tidak mematikan inangnya dan parasit biasanya bersifat
ektoparasit, paling tidak selama bagian dari siklus hidup mereka, dan relatif sedikit
saja merusakkan inangnya.
Contohnya : tungau air sebagai ektoparasit dari serangga-serangga lain.
Banyak juga serangga yang merupakan ektoparasit pada vertebrata (sapi,
kerbau, kucing, anjing dan lain-lain).
Kebanyakan serangga parasit hewan beradaptasi dengan kuku yang kuat
untuk mengait di rambut inang dan menjadi tidak bersayap.
Beberapa serangga juga menjadi vector penyakit pada hewan, seperti kutu
pinjal.
Serangga dan tanaman
Tanaman merupakan habitat dan juga makanan serangga.
Banyak serangga yang bersifat fitofag menjadi pesaing manusia dalam
pertanian (hama).
Beberapa serangga menjadi arboreal dan banyak modifikasi dalam tubuhnya,
seperti serangga penggerek batang, penggerek daun dan beberapa kutu tempurung
kelihatan menyatu pada tanaman.
Tetapi serangga juga mempunyai masalah dengan tanaman, karena beberapa
tanaman sebagian beracun atau kandungan nutrisi tidak sesuai dan beberapa jenis
tanaman melakukan evolusi untuk pertahanan terhadap serangga herbivora.
Pertahanan tanaman terhadap serangga dilakukan secara kimia dan mekanis.
Secara kimia, beberapa tanaman tertentu mengandung bahan yang merugikan
serangga (secondary compounds), sedangkan secara mekanis berupa duri, daun
berambut dan lain-lain.
Tetapi walaupun demikian banyak serangga mengalami adaptasi morfologi
untuk mengatasi sistem pertahanan tanaman, seperti kepala dan mandibel
penggerek batang (Coleoptera: Cerambycidae) yang berukuran besar dan kuat.

Beberapa serangga fitofag, selain merugikan karena aktivitas makannya,


serangga bisa menjadi penyebar penyakit tanaman.
Jenis penyakit yang banyak ditularkan serangga adalah virus selain fitoplasma,
bakteri, cendawan dan lain-lain.
Serangga penyebar penyakit ini bisa bersifat sebagai vector, dimana terdapat
penyebab penyakit masuk dalam sirkulasi tubuh serangga atau hanya sebagai carier
(pembawa), penyebab penyakit menempel pada tubuh serangga sehingga terbawa
pindah ke tanaman lain yang tidak berpenyakit.
Wereng coklat merupakan vektor penyakit virus pada tanaman padi. Wereng
hijau (Hemiptera: Jassidae) menyebarkan penyakit tungro pada padi. Kutu daun,
kutu kebul, dan trips juga merupakan vektor berbagai jenis virus pada tanaman
sayuran dan tanaman hias.
Akibat aktivitas makan serangga, beberapa serangan serangga mengakibatkan
terbentuknya puru (galls), kebanyakan puru terjadi pada daun, tangkai, bunga,
pucuk tanaman. Contohnya serangan pada padi oleh sejenis nyamuk (Diptera:
Cecydomyiidae) dan bisul-bisul pada daun jambu bol oleh Psyllidae
(Hemiptera).
Serangga bagi tanaman juga bisa saling memberikan keuntungan, sehingga
terjadi koevolusi mutualisme antara tanaman dan serangga. Contohnya serangga
sebagai agen agen cross-pollination. Myrmecochory merupakan adaptasi tanaman
sedemikian rupa terhadap semut sebagai penyebar. Semut dapat membawa biji dan
menyebarkannya, sehingga semut ini dapat menjadi penyerbuk.
Meskipun hampir semua tanaman dapat terserang serangga, namun ada
sebaliknya dimana tanaman makan serangga. Contohnya tanaman kantong semar
(Nepenthe).
Mekanisme yang lain adalah jebakan berperekat pada tanaman. Tanaman
makan serangga untuk dicerna dan diambil nutrisinya, seperti protein dan lain-lain.
Serangga Saprofag
Serangga saprofagus adalah serangga yang makan sisa bahan organik,
tumbuh-tumbuhan yang mati atau yang membusuk atau bahan-bahan hewani
seperti bangkai, tinja, reruntuhan daun daun, batang kayu yang mati dan
sebagainya.
Serangga pemakan bangkai yang paling umum adalah kumbang bangkai
(Silphidae), kumbang kulit (Dermestidae dan Troginae), dan larva dari berbagai lalat
(terutama lalat hijau).
Serangga pemakan tinja yang paling umum adalah kumbang Scarabaeidae
dan Histeridae, dan larva berbagai lalat terutama lalat muskoid.

Penyimpanan makanan
Penyimpanan makanan merupakan mekanisme pertahanan hidup, seperti
semut (Hymenoptera: Formicidae) sering mengumpulkan biji-bijian dan disimpan di
sarangnya.
Lebah mengumpulkan polen dan madu untuk keturunannya, dan sejenis
tabuhan (Hymenoptera: Specidae) ditemukan menyimpan larva Lepidoptera
disarangnya.
Serangga sebagai bagian dari rantai makanan
Aktivitas makan suatu organisme selau terkait dengan jaring makanan dalam
ekosistemnya.
Serangga dapat makan dan dapat juga dimakan, suatu organisme yang
menjadi predator atau parasit organisme lain disebut sebagai musuh alami.
Predator atau hewan pemangsa serangga adalah burung, ikan, kelelawar,
katak, cicak, laba-laba dan binatang lain termasuk serangga sendiri.
Contoh menarik dari predator serangga adalah ikan senapan di Australia dan
bunglon yang mempunyai lidah menjulur untuk menangkap serangga.
Musuh alami serangga yang bersifat parasit diantaranya tungau (Acarina),
fungi, protozoa, bakteri, virus, merupakan ektoparasit serangga.
Banyak musuh alami serangga ini sengaja dibiakkan dan dikembangkan untuk
maksud pengendalian biologi pada sistem pertanian
PERTAHANAN DIRI SERANGGA
Setiap organisme mempunyai musuh atau musuh alami, untuk itu perlu
pertahanan diri untuk menghadapi serangan dari musuh alaminya.
Dalam mempertahankan diri, selain mempunyai kemampuan secara fisik,
seperti berlari, terbang, meloncat, berenang atau menyelam, serangga juga
mempunyai perilaku pertahan diri yang lain seperti penyamaran, aposematik dan
mimikri.
Penyamaran (Crypsis)
Penyamaran merupakan kombinasi dari morfologi yang dimilikinya, seperti
warna, struktur dan perilaku untuk menyamar menjadi daun, ranting, kayu,
organisme atau bentuk-bentuk lainnya, sehingga musuh alaminya tidak mengetahui
keberadaannya.
Contoh penyamaran serangga antara lain :
Phasmatodea (belalang dan atau ranting) menyamar sebagai daun atau
ranting

Ulat jengkal berwarna seperti ranting dan sering berperilaku kaku

seperti ranting kering


Ngengat mirip dengan profile kayu dimana dia menempel
Lalat mirip sekali dengan lebah penyengat
Aposematik
Serangga selain mengeluarkan bahan kimia, juga serangga sering sangat tidak
enak dimakan (distastesful) dan sangat beracun, pertahan seperti ini disebut
aposematik.
Contoh aposematik diantaranya :
Banyak serangga kalau menyengat atau menggigit terasa sangat
menyakitkan
Lebah tabuhan merupakan penyengat yang hebat
Semut api atau ulat bulu yang dapat membuat kulit sangat gatal
Kumbang pengebom, yang sangat panas
Mimikri
Mimikri merupakan pertahanan dengan bentuk atau warna yang merupakan
perhatian bahaya bagi organisme lain, dimana suatu serangga menyerupai
serangga lain yang dijauhi atau dihindari, sehingga organisme lain (predatornya)
tidak memakannya.
Mimikri yang banyak ditemukan adalah :
Mimikri Mullerian : merupakan mimikri yang dilakukan oleh serangga, tapi

baik serangga yang menyerupai (mimik) ataupun yang ditiru (model)


sama-sama tidak layak dimakan (unpalatable), seperti lebah berwarna
hitam dan kuning (pada ular juga)
Mimikri Batesian : merupakan mimikri organisme yang menyerupai

organsime yang berbahaya, dan serangga yang menyerupai layak


dimakan. Contohnya lalat menyerupai lebah penyengat
Mimikri Aide-Memoire : mimikri agar organisme predator ingat dengan
pengalaman buruk sebelumnya. Contoh: serangga mengeluarkan suara
desis dan serangga dengan sayap seperti mata burung

POLIMORFISME
Dalam suatu spesies serangga, ada yang mempunyai perbedaan morfologi,
yang merupakan sifat yang nyata yang disertai perbedaan-perbedaan kelakuan, hal
ini disebut dengan polimorfisme.
Contoh umum dari polimorfisme adalah pada kelompok rayap, morfologi
yang beda menunjukan perilaku dari kehidupan dan fungsi dalam kelompoknya.

Beberapa serangga mengalami perubahan bentuk yang tidak dapat balik pada
keturunannya, tapi ada beberapa serangga yang mengalami perubahan bentuk
secara siklus yang disebut polimorfisme siklus, seperti terjadi pada jenis tertentu
seperti kutu daun dan wereng.
Pada kutu daun, perubahan warna atau bersayap-tidak bersayap terjadi
tergantung pada lingkungan dan makanan.
Contoh lain dari polimorfisme siklus terjadi pada kepik hijau Myzus persicae.
SERANGGA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
Serangga sosial (sebenarnya) adalah yang membentuk koloni dan mempunyai
pembagian kelompok sebagai fungsi yang berbeda (raja, ratu, serdadu, pekerja dan
lain-lain).
Serangga sosial ditandai dengan oleh
(1) kerjasama di antara anggota mereka dalam memelihara yang muda,
(2) adanya kasta-kasta mandul, dan
(3) adanya generasi yang tumpang-tindih.
Serangga sosial terjadi pada rayap (Isoptera), lebah dan semut (Hymenoptera).
Ada juga serangga yang sifatnya prasosial yaitu koloni serangga dengan satu
atau dua sifat serangga sosial, seperti grup lain (Hemiptera) memilki beberapa
spesies yang tetuanya menjaga keturunannya, dan Embioptera merupakan salah
satu grup yang membuat sarang (untuk rumah tinggal bagi seluruh populasi).
MIGRASI DAN PHORESY
Dalam kehidupannya, serangga melakukan migrasi dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya dengan tujuan :
Untuk memaksimumkan kemungkinan survive di berbagai macam habitat
yang berbeda
Untuk lolos dari keadaan lingkungan buruk, musuh alami, atau penyakit
Untuk mencari pasangan kawin dan membuat koloni baru
Di daerah sub temperate, serangga melakukan migrasi pada musim dingin ke
daerah lain yang lebih panas.
Perpindahan pada serangga hampir selalu satu arah, individu yang bermigrasi
tidak melakukan penerbangan balik atau hanya membuat penerbangan pendek, dan
penerbangan balik dibuat sebagian besar atau seluruhnya oleh generasi berikutnya.
Contoh penerbangan kupu-kupu raja Danaus plexippus di Amerika serikat dan
kanada, Kupu-kupu ini mampu terbang ke arah Selatan pada akhir musim panas
sampai 1500 mil atau lebih dan ke Utara pada musim berikutnya sampai sejauh
1000 mil.

Tetapi banyak juga serangga menempel ke organisme lain untuk maksud


perpindahan tempat (transportasi), perilaku ini disebut Foresi (phoresy).
Seperti pada larva Meloidae dan kutu daun. Larva instar pertama Meloidae
(Coleoptera) yang disebut triungulin yang aktif bergerak dan menempel pada bungabungaan supaya dapat pindah bersama lebah.
Kutu daun (Aphids) sering dipindah oleh semut ke bagian tanaman atau
tanaman lain untuk keperluan makanan (embun madu)
PERILAKU SERANGGA
Perilaku merupakan suatu tanggap jika suatu individu mendapat rangsangan,
atau suatu kombinasi dari tanggap pembawaan yang dikontrol oleh sistem syaraf
pusat dan pengalaman yang lalu (pembelajaran).
Tanggap ini akan memberi perubahan pada reaksi dan dipengaruhi oleh
kondisi fisiologi di dalam tubuh yang dipengaruhi sistem endokrin.
Pembawaan (Instincts)
Tipe-tipe pembawaan :
1. Refleks
Contoh : Capung (Odonata) langsung terbang ketika akan ditangkap
Kupu-kupu membedakan rasa enak ada pada tarsusnya (bagian dari
kaki),
jika
ada
makanan
enak,
maka
secara
reflek
probosisnya akan langsung keluar.
2. Kinesis
Gerakan yang terarah karena rangsangan dari luar, merupakan gerak acak yang
berfungsi sebagai alat menghindarkan diri dari bahaya.
Contoh : Pada kecoa yang suka ditempat gelap, ketika lampu nyala, langsung
bergerak dengan arah tak tentu.
3. Taksis
Gerakan yang terarah, yang sifatnya mendekati atau menjauhi suatu rangsangan,
jadi bisa bersifat positif atau negatif, sifat taksis ini diantaranya :
- Fototaksis, pengaruh sumber cahaya
- Geotaksis, pengaruh tanah
- Thigmotaksis, pengaruh rangsangan kontak atau sentuhan
- Kemotaksis, pengaruh rangsangan kimia
- Termotaksis, pengaruh suatu rangsangan suhu tertentu
- Higrotaksis, pengaruh kandungan air atau kelembaban
Belajar (learning)

Suatu proses pembelajaran yang merupakan perubahan adaptif pada perilaku


sebagai hasil dari pengalaman di masa sebelumnya.
Komunikasi
Komunikasi antar serangga diperlukan diantaranya dalam mendapatkan
pasangan, komunikasi terjadi bila salah satunya memberi signal atau isyarat yang
bisa berupa signal visual, sentuhan suara, dan kimiawi.
Komunikasi ini bisa dilakukan dalam jarak jauh, biasanya melibatkan alat
visual, bahan kimia tersebar di udara, alat pendengar (auditory) dan lain-lain.
Untuk komunikasi jarak dekat biasanya menggunakan kombinasi beberapa
organ perasa.
Jenis komunikasi ini ada yang sifanya khusus digunakan antar individu dalam
suatu spesies (intraspesifik) dan ada yang digunakan antar spesies yang berbeda
(interspesifik).
Komunikasi visual berhubungan dengan penglihatan, seperti kupu-kupu jantan
melihat adanya kupu-kupu betina, kunang-kunang jantan yang terbang dan menyala
di malam hari, dan komunikasi pada lebah madu yang melakukan tarian- tarian
untuk memberi tahu temannya jika menemukan sumber makanan.
Komunikasi suara atau auditory communication dapat terjadi karena adanya
gerakan fibrase dan gerakan pada alat stidulasi. Alat studulasi, gerakan menggaruk,
seperti pada belalang ketika sayap belakangnya menggaruk femur belakang.
Komunikasi kimia terjadi karena adanya bahan kimia yang mempengaruhi
perilaku. Dalam tubuh serangga bahan kimia diproduksi di suatu bagian dan
disebarkan ke bagian lain, disebut hormon, dan ada yang dikeluarkan oleh suatu
individu untuk mempengaruhi individu lain.
Berdasarkan spesies sasarannya dibedakan menjadi :
1. Senyawa kimia yang dikeluarkan yang ditujukan untuk spesies yang sama, yang
disebut pheromon, berdasarkan efek yang ditimbulkannya bisa dibedakan lagi
menjadi :
a. Primer, efek jangka panjang, seperti pada serangga sosial yang disebut
pheromon agregasi.
b. Relaser, efek sesaat, seperti pheromon sex dan pheromon alarm.
2. Senyawa kimia yang dikeluarkan yang ditujukan untuk spesies yang berbeda,
berdasarkan keuntungan yang didapatkan oleh pengirim atau penerimanya,
dibedakan menjadi :
a. Allomone, keuntungan untuk pengirim bahan, seperti venoms, defective
compounds.
b. Kairomone, keuntungan bagi penerima bahan kimia tersebut, biasanya
berhubungan dengan makanan.

c. Dalam banyak kasus, bahan kimia yang dikeluarkan bersifat keduanya,


sebagai allomone dan kairomone, menguntungkan pengirim dan penerima
pesan, contoh cantharidin.

Anda mungkin juga menyukai