Anda di halaman 1dari 2

JALAN MENUJU CINTA

Aporisma Kasih Sayang

Antologi 366 Aporisma Harian dalam Setahun


Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi

Hari ke-1
Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia, walau jalannya berliku-liku.
Dan apabila sayapnya merangkulmu, pasrah dan menyerahlah kepadanya walau
pedang yang tersembunyi di
Sayap itu melukaimu.
Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah, walau ucapannya
membunyarkan mimpimu, bagai angin
utara mengobrak-abrik pertamanan.
[ Kahlil Gibran ]
Pengantar:
Setiap pencari kearifan mengetahui bahwa. Jiwanya adalah tawanan yang
tanpa penolong memiliki tangan dan kaki di tubuhnya, memaksa memandang
realistis tidak secara langsung tetapi hanya melalui sela-sela jendela penjaranya,
dan bergelimang kebodohan.
Sarana untuk memahami antara dua jiwa. Ia bukan sillabi yang datang dari Bibir
dan lidah yang membawa hati bersama-sama. Tidak ada yang lebih besar dan
suci dari pada apa yang lebih dan suci dari pada apa yang diucapkan mulut.
Diamemancarkan jiwa kita, bisikan buat hati kita. Dan membawa keduanya
bersama-sama.
Makhluk-makhluk bergerak karena cinta, yaitu cinta oleh keabadian tanpa
permulaan. Sebagaimana angin menari-nari digerakkan kuasa semesta. Karena
itu iapun bisa menggerakkan pepohonan.
Tahukah engkau apa yang bersinar dalam cermin hati? Hanya dia yang
memahami kesucian- lah yang mengetahui bahwa gambaran Tuhan muncul
dalam hati.
Penutup:
Peradaban manusia dalam berbagai bentuknya, sepanjang sejarahnya mengarah
pada Jalan menuju Cinta, tapi jalan mana yang kita tempuh? Jalan manapun yang

kita tempuh, dengan adanya cinta maka muncul impian-impian yang lebih kuat
daripada kehidupan ( yang nyata ) dan lebih dalam ( menyakitkan ) daripada
kematian. Kapan cinta menyentuh jiwa kita dengan ujung-ujung jemarinya maka
kita akan memperoleh cukup tenaga dan kekuatan untuk menuruni lembah dan
mendaki gunung untuk dapat bertemu dengan sesuatu yang kita cintai, dan
menempuh perjalanan sejauh apapun untuk menemui Sang Kasih- Sayang yang
menjadi belahan jiwa kita.

Tags: kahlil gibran, jalalu'ddin rumi, jalan menuju cinta, the way of love

Anda mungkin juga menyukai