Anda di halaman 1dari 10

Albert camus: pada saat yang sama manusia merasa tisak ada suatupun yang lebih menarik

minatnya daripada dirinya sendiri terutama dalamkemungkinaanya menjadi sesuatu. Dari


ssitulah timbul kegemarannya pada sandiwara, pada pertunjukan, di mana begitu banyak
jalan hidup ditawarkan kepadanya, yang puisinya ia terima tanpa menanggung kegetiran,
(camus:1999 99

Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan
meluruskannya. John F Kennedy

Volataire berkata, semua manusia itu sama; yang membedakan bukan keturuannya tetapi
kebaikannya. Intinya kita sama, kau dan aku sama. Tidak ada yang membedakan kecuali
kebaikan.

sebentuk roh telah berangkat, kembali ke tempat adal-muasalnya. Hidup telah berjabat tangan
dengan mati, lenyaplah sudah diri dan kelakuan karena semua telah larut dalam keberatan
semesta. (Ahmad Tohari)

 Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain.


Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini:
suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya.
Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.
Sumber: Mereka Yang Dilumpuhkan (1951)

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-
orang bodoh ialah menganggap orang-orang lain pandai.
Apabila rumah itu rusak, yang menempatinya pun rusak.
Sumber: Bukan Pasar Malam (1951)

Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka
lauk yang dimakannya itu kerja kami.
Sumber: Rumah Kaca (1988)

Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia
orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
Sumber: Anak Semua Bangsa (1981) , h. 199

Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji
akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-
binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan.
Sumber: Khouw Ah Soe 90

Seorang guru adalah korban, korban untuk selama-lamanya. Dan kewajibannya terlampau
berat, membuka sumber kebajikan yang tersembunyi dalam tubuh anak-anak bangsa.
Sumber: Bukan Pasar Malam (1951)

Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas
apa harga hidup kita ini?

Dan modern adalah juga kesunyian manusia yatim-piatu dikutuk untuk membebaskan diri
dari segala ikatan yang tidak diperlukan: adat, darah, bahkan juga bumi, kalau perlu juga
sesamanya.
Sumber: Minke 2

Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja,
tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.
Sumber: Bumi Manusia (1980)

Kemudian malam melanjutkan tugasnya: kosong dari segala perasaan.


Ucapan tiada pada tempatnya bukan lahir di rumah ini, Yang Suci, hanya terbawa entah dari
mana.
Sumber: Arok Dedes (1999)
Barangsiapa muncul di atas masyarakatnya, dia akan selalu menerima tuntutan dari
masyarakatnya-masyarakat yang menaikkannya, atau yang membiarkannya naik.... Pohon
tinggi dapat banyak angin? Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan jadi pohon
tinggi.
Sumber: Anak Semua Bangsa (1981)

Berbahagialah dia yang tak tahu sesuatu. Pengetahuan, perbandingan, membuat orang tahu
tempatnya sendiri, dan tempat orang lain,gelisah dalam alam perbandingan.
Sumber: Jejak Langkah (1985)

bila akar dan batang sudah cukup kuat dan dewasa, dia akan dikuatkan oleh taufan dan badai.
Sumber: Raden Tomo 277

Yang fana adalah waktu. Kita abadi: memungut detik demi detik, merangkainya seperti
bunga. Sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. “Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu. Kita abadi
(sapardi - yang fana adalah waktu)’

Pandanglah yang masih sempat ada. Pandanglah aku: sebelum susut dari suasana sebelum
pohon-pohon di luar tinggal suara terpantul di dinding-dinding gua. Pandang dengan cinta.
Meski segala pun sepi tandanya. Waktu kau bertanya-tanya,bertahan setia langit
mengekalkan warna birunya. Bumi menggenggam seberkas bunga. Padamu semua.
(sapardi )

Berkatalah sebatang pohon kepada seorang manusia, “Akarku menghujam dalam ke tanah
yang merah, dan aku akan memberimu buah-buahku”
Manusia itu menjawab, “Betapa miripnya kita, akarku juga menghujam dalam ke tanah yang
merah, dan tanah yang merah itu mengajariku untuk menerima pemberianmu dengan rasa
terima kasih.” (Kahlil Gibran)

Generation to come will scarce believe that such a one as this, ever in flesh and blood walked
up on this Earth (Albert Eistein)
Cinta Tuhanlah itu akan mengindahkan rintihan kalbu dan air mata kita, laksana setinggi
yang mewangi di altar-Nya dan Dia akan menganugerahi kita kelapangan. Selamat tinggal,
kekasih hati; aku harus pergi sebelum bulan memudar di sinar fajar pagi. Kahlil Gibran-Lagu
gelombang-Derai tawa dan tetesan air mata

Aku pergi sekarang dan aku telah mendengar kemersik halus sayap putih temurun, tetapi
piala Cinta dan keremajaan masih terisi penuh di tangaan kita, lorong-lorong bertabur bunga
dari Kehidupan yang indah masih terbentang di hadapan kita. Aku berangkat kekasihku,
meniti perahu Roh, dan aku akan kembali ke dunia ini, sebab Ishtar yang agung akan
menghidupkan kembali arwah insan pencinta yang berangkat ke Keabadian sebelum mereka
menikmati madu cinta dan kebahagiaan remaja. Kahlil Gibran- abu abad dan api abadi

Tuhan, kasihanilah orang-orang miskin, dan lindungi mereka dari musim dingin; hangatkan
tubuh mereka yang tipis busananya dengan usapan tangan iba kasih-Mu; lihatlah anak-anak
yatim-paitu, yang tergolek tidur di pondoknya yang kumuh dalam keadaan lapar dan
kedinginan tubuh. Dengarlah, oh Tuhan, ratapan para janda yang membutuhkan pertolongan,
gemetar dalam kebimbangan apakah anaknya berhari depan, bukanlah oh tuhan hati semua
insan agar peka melihat si lemah dalam penderitaan. Anugerahkan belas kasih-Mu pada fakir,
yang mengetuki pintu-pintu tertutup, tuntunah musafir menjauhi mara bahaya ke tempat
hangat. Lindungilah oh Tuhan burung-burung kecil yang kedinginan, pepohonan, dan sawah
lading dari amukan badai taufan, sebab Engkaulah Maha Kasih dan Penyayang. Kahlil
Gibran-janda dan anaknya

Kesemdirian memiliki tangan-tangan sutra yang lembut, namun dengan jari-jarinya yang
perksa, ia meremas jatung dan membuatnya menderita karena duka. Kesendirian adalah
hmpunan duka cita, kesendirian juga sekumpulan puji-pujian rohani yang membumbung
tinggi. Kahlil Gibran

Jiwanya hidup di zaman silam karena masa kini begitu cepat melaju dan masa depan
mendekat terasa seperti menawarkan keremangan liang kubur padanya. Kahlil Gibran

Pandangan aneh itu mengikutiku, yang aku tak mengerti maknanya sampai tumbuh dalam
dunia pengalaman, tempat berbagai hati saling mengerti perasaan masing-masing, dan
berbagai jiwa dimatangkan oleh pengetahuan. Kahlil Gibran
Kecantikannya laksana sebuah kurnis puisi. Namun pada penyair adalah orang-orang yang
celaka karena tak peduli betapa tinggi yang dapat dicapai oleh semangat mereka, mereka
tetap terkukung dalam selubung air mata. Kahlil Gibran

Jika yang duka menemukan ketentraman manakala ia bersatu dengan sesamanya. Jiwa-jiwa
itu bersatu dalam kebersamaan rasa, seperti seorang asing girang hatinya manakala ia
bertemu orang asing lainnya di negeri asing. Segala hati yang disatukan lewat dukacika taka
akan terpisahkan oleh kemenangan rasa bahagia. Cinta yang dibasuh oleh air mata akan tetap
murni dan indah senantiasa. Kahlil Gibran

Namun, sekarangkah saatnya kehidupan akan memisahkan kita agar engkau bisa memperoleh
keagungan seorang lelaki dan aku kewajiban seorang perempuan? Untuk inikah maka lembah
menelan nyanyian burung bulbul ke dalam relung-relungnya dan angina
memporakporandakan daun-daun mahkota bunga mawar, dan kaki-kaki menginjak-injak
piala anggur? Sia-siakah segala mlam yang kita lalui bersama dalam cahaya rembulan di
bawah pohon melati, tempat dua jiwa kita menyatu? Apakah kita terbang dengan gagah
perkasa menuju bintang-bintang hingga lepas sayap-sayap kita, lalu sekarang kita turun ke
dalam jurang? Atau tidurkah cinta ketika ia mendatangi kita, lalu, ketika ia terbangun, ia
menjadi marah dan memutuskan untuk menghukum kita? Kahlil Gibran

Dalam kesadaran, berkata mereka


“kau dan jagad tempat tinggalmu, adalah sebutir pasir belaka, di pantai tanpa tepi, dari
samudra tanpa batas”
Dan dalam mimpi aku menggumam pada mereka:
“daku samudra luas tanpa batas
Dan semua jagad adalah butir-butir pasir belaka di pantaiku
Kahlil Gibran

Sphinx yang hanya sekali bicara, berkata:


‘Sebutir pasir itu sahara,
Dan sahara itu sebutir pasir;kini
Mari kita berdiam diri lagi.’
Kudengar tutur Sphinx, namun tak mengerti
Kahlil Gibran

Ketika Tuhan melemparkanku, kerikil kecil, kedalalm danau kemilau menakjubkan ini,
Aku mengusik permukaannya
Dengan lingkaran-lingkaran yang terus menerus
Namun sekali kucapai kedalamannya.
Aku menjadi hening
Kahlil Gibran

Tentang kebenaran hakiki aku tak tahu.


Tapi aku rendah hati di hadapan kebodohan,
Dan di situlah kehormatan dan ganjaran. Kahlil Gibran
Beberapa di antara kita laksana tinta,
Dan beberapa lagi seperti kertas.
Dan jika bukan karena hitamnya beberapa orang itu,
Sebagian dari kita akan bisu,
Dan jika bukan karena putihnya beberapa orang itu, sebagian dari kita akan buta
Kahlil Gibran

Ah, hidup kita tidak sia-sia


Apakah mereka tidak mendirikan menara-menaa dengan tulang belulang kita?
Kahlil Gibran

Pepohonan itu syair-syair gubahan bumi pada cakrawala.


Kita menebangnya dan membuatnya kertas, g
Guna merekam kekosongan
Kahlil Gibran

Sia-sia penyair mencari ibu lagu-lagu jiwanya,


Pernah, pada seseorang penyair aku berkata,
“takkan kita tahu nilaimu sebelum kau mati”
Dan dia menjawabnya, “benar, kematian mengungkapkan segalanya.
Andaikan engkau ingin tahu nilai itu,
Dalam kalbuku tersimpan
Lebih dari yang mampu kututurkan.
Dan dalam hasratku terkandung lebih banyak makna ketimbang yang tergenggam.”

Tembang yang diam terpendam di hati ibu terdengar berkidung di bibir anaknya.

Orang sintingpun membawakan lagu sebagaimana engakau dan aku;


Hanya tetabuhan yagn dia mainkan sedikit sumbang di pendengaran

Tebarkan benih,
Dan bumi akan memberimu bunga
Layangkan mimpimu ke langit,
Dan dia akan mendatangkan kekasihmu

Bila kehendak memiliki, jauhilah tuntutan.


Saat tangan pria menyentuh tangan wanita,
Keduanya menyentuh jantung keabadian.

Pikiranmu dan hatiku tak akan bertemu, sebelum pikiranmu meninggalkan hidup dalam
angka-angka
Dan hatiku tak lagi hidup dalam kabut.

Berkatalah seekor serigala ramah kepada domba yang bersahaja,


“tidakkah tuan berkenan mengunjungi rumah hamba?”
Dijawab domba, “dengan senang hati ‘kan saya kunjungi rumah tuan , sekiranya bukan dalam
perut tuan tempatnya.”

Kedermawanan bukan karena memberiku sesuatu yang lebih kubutuhkan daripada yang
kaubutuhkan, tetapi memberiku sesuatu
Yang lebih kaubutuhkan.

Sering kali aku membenci dalam membela diri;


Tapi andaikata aku lebih perkasa,
Bukan semacam itu yang kupakai sebagai senjata.

Kita semuanya terpenjara,


Namun beberapa di antara kita berada dalam sel berjendela
Dan beberapa lainnya dalam sel tanpa jendela

Sungguh dikau tidak bijaksana,


Mengharapkan orang lain terbang dengan sayapmu,
Pabila sehelai bulu pun
Tak sanggup kau memberinya

Mereka menggap aku gila, karena tak mau menjual hari-hariku demi kencana
Di mataku mereka gila, karena mengira hari-hariku punya harga

Mereka pamerkan pada kita, kekayaan emas dan selaka,


Gading dan kayu mulia,
Sedangkan kami menyajikan segenap hati dan jiwa kami.
Namun mereka merasa sebagai tuan rumah,
Dan kami tamu belaka.

Kesepian itu taufan bisu


Yang menanggalkan ranting-ranting mati,
Namun dihujamkan akar-akar hidup
Ke dalam jantung hidup bumi.

Yang gambling ialah sesuatu


Yang tak kasat mata,
Hingga seseorang mencetuskannya
Dengan sederhana

Barangkali definisi laut tentang kerang ialah mutiara


Boleh jadi definisi waktu tentang arang ialah berlian

Andai kupenuhi diriku dengan segala sesuatu yang kautahu,


Ruang apakah yang masih tersisia
Untuk segala sesuatu yang tak kautahu

Pabila kau hanya melihat apa yang disinari cahaya dan hanya mendengar bunyi yang
dibawakan oleh suara
Maka sesungguhnya kau tidak melihat dan mendengar apa-apa

Engkau berujud mimpi yang lama dalam tidur lelap ibunda;


Lalu dia jaga, mengantarkan kelahiranmu di dunia

Kahlil Gibran dalam pasir dan buih

Sehabis mengantar jenazah


Masih adakah yang akan kautanyakan
Tentang hal itu? Hujan pun sudah selesai
Sewaktu tertimbun sebuah dunia yang tak habisnya bercakap
Di bawah bunga-bunga menua, matahari yang senja

Pulanglah dengan paying di tangan, tertutup


Anak-anak kembali bermain di jalanan basah
Seperti dalam mimpi kuda-kuda meringkik di bukit-bukit jauh
Barangkali kita tak perlu tua dalam tanda Tanya

Masih adakah? Alangkah angkuhnya langit


Alahkah angkuhnya pintu yang akan menerima kita
Seluruhnya, seluruhnya kecuali kenangan
Pada sebuah gua yang menjadi sepi tiba-tiba
Sapardi

Hujan turun sepajang jalan


Hujan turun sepanjang jalan
Hujan rinai waktu musim berdesik-desik pelan
Kembali bernama sunyi
Kita pandang pohon-pohon di luar basah kembali
Tak ada yang menolaknya, kita pun mengerti, tiba-tiba
Atas pesan yang rahasia
Tatkala angin basah taka da bermuat debu
Tatkala taka da yang merasa diburu-buru
Sapardi

Maut
Maut dilahirkan waktu fajar
Ia hidup dari mata air,
Itu sebabnya ia tak pernah mengungkapkan seluk-beluk karat
Yang telah mengajarinya bertarung
Melawan hidup, ia juga takkan mau
Menjawab teka-teki senjakala
Yang telah menghabiskannya
Menjadi penjaga gerbang itu
Maut mencintai fajar
Dan mata air, dengan tulus
sapardi

Anda mungkin juga menyukai