Faishal Syams on October 4, 2011 1 Al Ghazali Memberikan Online Shop Twitter for business
kematian1 Syair Kematian Al Ghazali Sedarlah, Wahai orang yang tertipu! Mengapa kamu masih
riang bermain, terlena dengan angan-angan. Padahal ajal di depan matamu! Bukankah kamu
mengetahui bahwa ambisi manusia adalah lautan luas tak bertepi. Bahteranya adalah dunia.
Maka berhati-hatilah jangan sampai karam! Yakinlah! Bahwa kematian pasti menjengukmu
bersama segala kepahitannya. Ingatlah detik-detik itu, ketika kamu memberikan wasiat,
sedangkan anak-anak yang bakal menjadi yatim Dan ibunya yang akan kehilangan suami tercinta
menangis pilu berlinang air mata. Ia tenggelam dalam lautan kesedihan, seraya memukul-mukul
wajahnya. Disaksikan para lelaki, padahal sebelumnya ia adalah mutiara yang tersimpan rapi.
Kemudian setelah itu, dibawalah kain kafan kepadamu. Akhirnya! Diiringi isak tangis dan derai
air mata, Jasadmu dikebumikan [Dipetik dari: Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah,
Abdur Rahman bin Abdullah Al Ghaits. Penerjemah: Abu Ihsan Al-Maidani Al-Atsari. Penerbit:
At-Tibyan, Solo. Cet.Pertama, September 2000, hal.57]
Sumber: http://www.2lisan.com/1355/syair-kematian-al-ghazali/#.UPiwsWfQV8o
Puisi Terakhir Imam Al Ghazali
Barangsiapa yang menghabiskan waktu berjam jam lamanya untuk mengumpulkan harta
kerana ditakutkan miskin, maka dialah sebenarnya orang yang miskin. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Barangsiapa yang meyombongkan diri kepada salah seorang daripada hamba hamba Allah,
sesungguhnya ia telah bertengkar dengan Allah pada haknya. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Berani adalah sifat mulia kerana berada di antara pengecut dan membuta tuli. (Imam Al
Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Pemurah itu juga suatu kemuliaan kerana berada di antara bakhil dan boros. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Bersungguh sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu, jauhilah kemalasan dan kebosanan
kerana jika tidak demikian engkau akan berada dalam bahaya kesesatan. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Cinta merupakan sumber kebahagiaan dan cinta terhadap Allah harus dipelihara dan dipupuk,
suburkan dengan shalat serta ibadah yang lainnya. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Ciri yang membedakan manusia dan hewan adalah ilmu. Manusia adalah manusia mulia yang
mana ia menjadi mulia kerana ilmu, tanpa ilmu mustahil ada kekuatan. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Hadapi kawan atau musuhmu itu dengan wajah yang menunjukkan kegembiraan, kerelaan
penuh kesopanan dan ketenangan. Jangan menampakkan sikap angkuh dan sombong. (Imam
Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Ilmu itu kehidupan hati daripada kebutaan, sinar penglihatan daripada kezaliman dan tenaga
badan daripada kelemahan. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Yang paling besar di bumi ini bukan gunung dan lautan, melainkan hawa nafsu yang jika gagal
dikendalikan maka kita akan menjadi penghuni neraka. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Kita tidak akan sanggup mengekang amarah dan hawa nafsu secara keseluruhan
hingga tidak meninggalkan bekas apapun dalam diri kita. Namun jika mencoba untuk
mengendalikan keduanya dengan cara latihan dan kesungguhan yang kuat, tentu kita
akan bisa. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Sifat utama pemimpin ialah beradab dan mulia hati. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Kalau besar yang dituntut dan mulia yang dicari,maka payah melaluinya, panjang
jalannya dan banyak rintangannya. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Jadikan kematian itu hanya pada badan kerana tempat tinggalmu ialah liang kubur dan
penghuni kubur sentiasa menanti kedatanganmu setiap masa. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Pelajari ilmu syariat untuk menunaikan segala perintah Allah SWT dan juga ilmu akhirat
yang dapat menjamin keselamatanmu di akhirat nanti. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu
adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. (Imam Al Ghazali)
Kata-kata Imam Al Ghazali
Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan
merambah ke segala hal. (Imam Al Ghazali)
Puisi Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Posting kita pada kali ini ialah tentang puisi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Allah menyebut kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai manna, karunia yang besar, bagi
orang-orang mukmin (QS Ali Imran: 164). Allah juga menyebut kedatangan Nabi Muhanmmad
SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS Al Anbiya: 107). Sementara di ayat lain Allah
berfirman,
Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmatNya itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. (QS Yunus:
58)
Itulah sebabnya mengapa umat Islam selalu mengadakan acara khusus di bulan Rabi Al Awal,
bulan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berikut adalah kutipan syair dalam bacaan maulid Shimtud Durar karangan Al Habib Ali bin
Muhammad bin Husain Al Habsyi, ketika sampai kisah detik-detik kelahiran Nabi Muhammad
SAW.
Ya Ilahi, Ya Tuhanku
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
Salemba
Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.
Angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi.
Dan dua belas ekor serigala
muncul dari masa silam
merobek-robek hatiku yang celaka.
Berulang kali kupanggil namamu
Di manakah engkau, wanitaku?
Apakah engkau juga menjadi masa silamku?
Kupanggil namamu.
Kupanggil namamu.
Kerna engkau rumah di lembah.
Dan Tuhan ?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sediakala
hanya memperdulikan hal yang besar saja.
Seribu jari dari masa silam
menuding kepadaku.
Tidak
Aku tak bisa kembali.
Sambil terus memanggil namamu
amarah pemberontakanku yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
Penuh. Dan Prawan.
Keheningan sesudah itu
sebagai telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya.
Wajahku. Lihatlah, wajahku.
Terkaca di keheningan.
Berdarah dan luka-luka
dicakar masa silamku.
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas perlakuan baikku dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah
Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja
Gunawan Muhammad
Tentang Maut
Di ujung bait itu mulai tampak sebuah titik
yang kemudian runtuh, 5 menit setelah itu.
Di ujung ruang itu mulai tampak sederet jari
yang ingin memungutnya kembali.
Tapi mungkin
itu tak akan pernah terjadi.