TUGAS E-LEARNING
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK
MIOKARD DAN ARITMIA
DISUSUN OLEH:
Zun Nurainy
131411123044
B17/AJ2
b.
c.
Apakah nyeri dirasakan pada saat istirahat dan apakah terjadi terusmenerus (lebih dari 20 menit).
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan ini, jika dicurigai adanya
b.
CKMB meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai
puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam 2-4 hari. Operasi
jantung, miokarditis, dan kardioversi elektrik dapat meningkatkan CKMB.
c.
d.
e.
300
4
c. Axis:
Frontal: dilihat sumbu antara lead I dan aVF (normal)
Horizontal: dilihat zona transisi (normal yakni berada di lead V3 dan V4)
d. Hipertrofi: e. Injury
ST elevasi di lead II, III, aVF, V4, V5 dan V6 serta V4R, V5R, dan V6R
ST depresi di lead I, aVL, V1, V2 dan V3
Interpretasi
a. Infark miokard akut inferolateral (ST elevasi di lead II, III, aVF serta V5
dan V6)
b. Iskemik high lateral (ST depresi di lead I dan aVL)
c. Infark miokard akut ventrikel kanan (ST elevasi di lead V4R, V5R, V6R
serta reciprocal ST depresi di lead V1 dan V2)
Sumber:
Team ICCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2012. Elektrokardiografi.
Surakarta: RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Ramrakha, P., Hill, J., 2006. Oxford Handbook of Cardiology: Coronary
Artery Disease. 1st ed. USA: Oxford University Press.
b.
c.
gliseriltrinitrat,
trinitrit,nitrostat,
nitrodermTTS
sel-sel
ototnya,
sehingga
pembuluh,
terutama
vena
Morfin sulfat: 2-4 mg bolus iv (dapat diulangi setiap 5-15 menit sampai
nyeri terkontrol)
Pemberian analgetik dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif diobati
dengan nitrat dan antikoagulan. Analgesik pilihan masih tetap morfin
sulfat yang diberikan secara intravena. Respon kardiovaskuler terhadap
morfin dipantau dengan cermat, khususnya tekanan darah, yang sewaktuwaktu dapat turun. Tetapi karena morfin dapat menurunkan preload dan
afterload dan merelaksasi bronkus sehingga oksigen meningkat maka tetap
ada keuntungan teerapeutik selain menghilangkan nyeri dengan pemberian
obat ini (Smeltzer, 2002).
Sumber:
Smeltzer, S.C. dan Brenda G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.
Tjay, T.H., Rahardja, K. (2002). Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
Komputindo.
b.
c.
d.
Berhenti merokok
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
o.
p.
q.
Sumber:
Smeltzer, S.C. dan Brenda G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.
dada
nyeri
Interpretasi EKG:
a. Infark
miokard
akut
inferolateral
b. Iskemik high lateral
c. Infark
miokard
akut
ventrikel kanan
1. Tindakan
emergensi
(A-B-C-D)
2. Beri aspirin, oksigen,
notrogliserin, morfin
3. Posisi semifowler, ling
tenang
4. Rekaman EKG 12 lead,
monitoring EKG
5. Ajarkan teknik napas
dalam
6. Kaji keluhan & TTV
perfusi
intoleransi
PK:
PK:
jaringan
aktivitas
Disritmia
Gagal
tidak efektif
Jantung
berkurang,
o Perfusi
jaringan
jantung
efektif,
o Aktivitas
toleran
o Potensial
komplikasi
tidak terjadi.
Kiri
1. Fase akut : istirahat, batasi
aktivitas, bantu ADL
2. Independen ambulasi
3. Latihan (pemanasan, latihan,
pendinginan)
4. Kaji TTV
1. Identifikasi disritmia
2. Kaji
status
hemodinamik
3. Evaluasi
adanya
ketidaknyamanan
4. Jika disritmia, lakukan
tindakan
sesuai
algoritma disritmia
1. Tindakan
emergensi
(A-B-C-D)
2. Beri aspirin, oksigen,
notrogliserin, morfin
3. Posisi semifowler, ling
tenang
4. Rekaman EKG 12 lead,
monitoring EKG
5. Ajarkan teknik napas
dalam
6. Kaji keluhan & TTV
nyeri
Ny W, 56 th. Keluhan utama: nyeri
epigastrium dengan karakteristik
seperti terbakar. Klien mengatakan ini
merupakan keluhan gastritis paling
parah yang pernah dia alami yang
tidak menghilang dalam waktu lama.
DO: tampak sedikit sesak, diaforesis,
mual, muntah.
TD: 122/78 mmHg, N: 82 x/menit,
RR 20 x/menit, S 36,7C. TB 170 cm,
BB 85 kg.
Dx: IMA
perfusi
jaringan
tidak efektif
Outcomes:
o Nyeri
dada
berkurang,
o Perfusi
jaringan
jantung efektif
Ris. kekurangan
volume cairan
intoleransi
aktivitas
PK:
Disritmia
PK:
Gagal
Jantung
o Kekurangan
vol.
cairan
tidak terjadi
o Aktivitas
toleran
o Potensial
komplikasi
tidak terjadi.
1. Identifikasi disritmia
2. Kaji
status
hemodinamik
3. Evaluasi
adanya
ketidaknyamanan
4. Jika disritmia, lakukan
tindakan
sesuai
algoritma disritmia
Kiri
1. Kaji wheezing, crakles
2. Auskultasi bunyi jantung :
evaluasi S3
3. Monitor adekuasi perfusi organ
4. Monitor hemodinamik
Kanan
1. Beri cairan adekuat
2. Monitor PAWP
3. Auskultasi bunyi jantung utk
identifikasi gagal jantung kiri
Soal Aritmia
2.
3.
PETA KONSEP
perfusi
jaringan
tidak efektif
o Iskemia
dan
infark
miokard
o Manipulasi kateter pada
ventrikel
o Takikardi ventrikel yang
memburuk
o Penggunaan obat-obatan
digitalis
o
o
intoleransi
aktivitas
Outcomes:
o Perfusi jaringan jantung
efektif
o Aktivitas toleran
o Survei
ABCD
primer difokuskan
pada
CPR
dan
defibrilator
o Periksa kesadaran
o Aktifkan
sistem
kedaruratan
o Siapkan defibrilasi
o Pertimbangkan obat
anti aritmia
- Amiodaron (IIb),
Lidokain
(interminate)
- MgSO4 (IIb) jika
terdapat riwayat
hipomagnesemia
- Prokainamid (IIb)
untuk VF atau VT
menetap
- Pertimbangkan
pemberian sodium
bikarbonat