Anda di halaman 1dari 48

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 40 TAHUN 2012
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
TAHUN ANGGARAN 2013
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan
Rakyat tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun
Anggaran 2013;

Mengingat :

1.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003,
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

2.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004


tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004


tentang
Pemeriksaan dan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);

4.

Undang-undang

Nomor

32

Tahun

2004

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5.

Undang-undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

6.

Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008


tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);

7.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan


dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

8.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah


Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5252);

9.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5254);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana


Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4574);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah


Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Keputusan Presiden Nomor 84/P tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun
2011;
14. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi Dan Daerah
Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi
Khusus Di Daerah;
16. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan
Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perumahan Rakyat Daerah Provinsi Dan Daerah
Kabupaten/Kota;
17. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perumahan Rakyat;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010
tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran
Transfer ke Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 71 Tahun 2011
tentang Koordinasi Penyusunan Petunjuk Teknis DAK
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012
tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus
Tahun Anggaran 2013;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT TENTANG


PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN
ANGGARAN 2013.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Ini yang dimaksud dengan :
1. Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang
selanjutnya disebut DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, adalah
dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan meningkatkan ketersediaan rumah yang layak huni dan terjangkau
bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBM/MBR) di perumahan dan kawasan permukiman yang didukung
oleh Prasarana dan Sarana, serta Utilitas Umum(PSU) yang memadai.
2. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Siteplan adalah peta rencana peletakan bangunan/kavling dengan segala unsur
4.

5.

6.
7.

8.

9.

penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu.


Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas
lebih dari satu satuan permukiman.
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Pengembang adalah badan hukum yang kegiatan usahanya di bidang
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Program adalah kegiatan yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud
dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan.

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/
pengguna barang.
11. Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang menampung rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD sebagai dasar
penyusunan APBD.
12. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Deputi adalah Deputi Bidang Pengembangan Kawasan
14. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat.
15. Menteri adalah Menteri Perumahan Rakyat.
Bagian Kedua
Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup
Pasal 2
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Kementerian, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam pemanfaatan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pembinaan dari segi teknis terhadap kegiatan yang dibiayai
melalui DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 3
Tujuan Peraturan Menteri ini untuk :
a. menjamin tertib pemanfaatan, pelaksanaan dan pengelolaan DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang dilaksanakan oleh pemerintah
kabupaten/kota;
b. menjamin
terlaksananya
koordinasi
antara
Kementerian
dengan
Kementerian/Lembaga terkait, instansi di provinsi, dan instansi di kabupaten/kota
dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pemantauan teknis kegiatan DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
d. menjamin berfungsinya PSU kawasan yang dibangun dengan DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan

e. menjamin terbangunnya rumah baru sebagai outcome pembangunan PSU yang


dibiayai dari DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi perencanaan dan
pemrograman, kriteria teknis, persyaratan lokasi, pelaksanaan dan cakupan
kegiatan, pelaksana kegiatan, pembinaan, pengawasan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan, serta penilaian kinerja.
BAB II
KOMPONEN DANA ALOKASI KHUSUS

(1)

(2)

(3)
(4)

Pasal 5
Komponen DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman meliputi :
a. air minum, berupa penyediaan jaringan pipa air minum;
b. air limbah, berupa septic tank komunal atau Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL);
c. persampahan, berupa Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST);
d. jaringan distribusi listrik, berupa trafo, tiang, dan kabel distribusi listrik dari
sumber Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sumber alternatif; dan
e. penerangan jalan umum, berupa trafo, tiang, lampu, dan kabel listrik dari
sumber Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sumber alternatif.
Pemerintah Kabupaten/ Kota agar mengutamakan komponen air minum, air
limbah dan persampahan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai amanat
Presiden yang berpihak kepada lingkungan (pro environments)
Penyediaan PSU perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), untuk mendukung pembangunan rumah umum berupa rumah
tapak.
Rumah umum sebagaimana dimaksud ayat (2) rumah yang diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Rumah tapak sebagaimana dimaksud ayat (2) unit bangunan tidak bertingkat
atau bertingkat, yang sebagian atau seluruhnya berada pada bidang permukaan
tanah atau air dengan fungsi sebagai tempat tinggal atau hunian layak huni dan
dimiliki oleh orang perorangan.

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN
Pasal 6
(1) Kementerian melalui Deputi Bidang Pengembangan Kawasan melakukan proses
perencanaan kegiatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang
meliputi sebagai berikut:
a. merumuskan kriteria teknis pemanfaatan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
b. melakukan pengumpulan data teknis DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
c. memberikan rekomendasi alokasi dana DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman untuk masing-masing kabupaten/kota;
d. melakukan pembinaan teknis dalam proses penyusunan Rencana Kegiatan
(RK) dalam bentuk pendampingan dan pelatihan; dan
e. melakukan evaluasi dan sinkronisasi atas usulan Rencana Kegiatan dan
perubahannya, terkait kesesuaiannya dengan prioritas nasional.
(2) Alokasi DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan.
(3) Bupati/walikota penerima DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
membuat Rencana Anggaran SKPD (RKA-SKPD) melalui koordinasi dan
konsultasi dengan pemangku kepentingan.
(4) Penyusunan Rencana Kegiatan harus memperhatikan tahapan penyusunan
program, penyaringan, penyusunan pembiayaan, penentuan lokasi, dan jenis
kegiatan serta metoda pelaksanaan yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
(5) RKA-SKPD dan perubahannya disampaikan ke Kementerian melalui Deputi
Bidang Pengembangan Kawasan untuk dilakukan evaluasi tentang
kesesuaiannya dengan prioritas nasional.
BAB IV
KRITERIA TEKNIS
Pasal 7
Kriteria teknis DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, meliputi :
a. angka jumlah kekurangan rumah atau backlog pada kabupaten/kota;
b. angka APBD sektor perumahan dan kawasan permukiman Tahun 2011 dan
tahun 2012 pada kabupaten/kota;
c. rencana pembangunan rumah per kabupaten/kota pada tahun 2013;

d. kesiapan lokasi perumahan pada kabupaten/kota berdasarkan legalitas RTRW;


e. Kinerja pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman tahun
2011 bagi kabupaten/kota yang sudah mendapatkan bantuan.
BAB V
PERSYARATAN LOKASI
Pasal 8
Persyaratan lokasi pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, meliputi :
a. lokasi telah disetujui untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
dengan diterbitkannya izin lokasi oleh bupati/walikota;
b. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang kabupaten/kota;
c. lokasi sudah memiliki Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan (RRTR) dan/atau
siteplan yang disahkan oleh dinas teknis terkait;
d. pada lokasi harus ada jaminan bahwa rumah akan terbangun dan dihuni,
dibuktikan dengan tersedianya data calon konsumen rumah;
e. lahan untuk pembangunan PSU harus jelas lokasi, luasan, maupun batasan fisik
tanah, dan tidak dalam sengketa;
f. tersedianya sumber dan pasokan jaringan distribusi listrik sampai ke lokasi
pembangunan perumahan.
g. tersedianya sumber dan pasokan air minum sampai ke lokasi pembangunan
perumahan.
BAB VI
PELAKSANAAN
Pasal 9
(1) Pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
dilakukan oleh SKPD.
(2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan SKPD yang menangani
urusan perumahan dan kawasan permukiman yang ditunjuk oleh
bupati/walikota.
(3) SKPD bertugas melaksanakan kegiatan yang dananya bersumber dari DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana telah diatur oleh
Menteri Keuangan.
(4) Kepala SKPD bertanggung jawab secara teknis dan keuangan terhadap
pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Pasal 10
(1) Dana DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman digunakan untuk
mendanai seluruh atau sebagian komponen DAK dengan memperhatikan dana
DAK dan kontribusi dana dari sumber-sumber pendanaan lainnya.
(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman serta persyaratan teknis komponen DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman tercantum dalam lampiran yang merupakan kesatuan
dan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini.
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 11
(1) Kementerian melakukan pembinaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. melakukan sosialisasi DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
b. melakukan sosialisasi petunjuk teknis DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman kepada daerah yang mendapatkan DAK;
c. mengoordinasi dan memfasilitasi pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman dengan instansi terkait; dan
d. memberikan masukan dan saran terhadap permasalahan dalam pelaksanaan
DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Koordinasi
sebagai organisasi pelaksana DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang terdiri atas:
a. tingkat Kementerian;
b. tingkat provinsi; dan
c. tingkat kabupaten/kota.
(4) Tim Koordinasi Tingkat Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
a ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
(5) Tim Koordinasi Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
(6) Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.

BAB VIII
PENGAWASAN
Pasal 12
Pengawasan pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
dilakukan terhadap pengelolaan keuangan dan tanggung jawab keuangan DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB IX
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 13
(1) Deputi Bidang Pengembangan Kawasan atas nama Menteri melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
(2)

(3)

(4)
(5)

Permukiman.
Gubernur melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang meliputi pelaksanaan program dan
kegiatan sesuai tugas dan kewenangannya.
Bupati/walikota melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang meliputi pelaksanaan program dan
kegiatan sesuai tugas dan kewenangannya.
Kepala SKPD melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman sesuai tugas dan kewenangannya.
Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4) disusun dalam bentuk laporan triwulan.
Pasal 14

Tim Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) melakukan


pemantauan dan evaluasi sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 15
(1) Pemantauan pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
dilakukan melalui:
a. aspek teknis; dan
b. aspek keuangan.
(2) Pemantauan aspek teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
10

a. kesesuaian kegiatan DAK dengan usulan kegiatan dalam Rencana Kerja


Pemerintah Daerah (RKPD);
b. kesesuaian pemanfaatan DAK dalam dokumen Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dengan petunjuk teknis
pelaksanaan; dan
c. realisasi waktu pelaksanaan, lokasi, dan sasaran pelaksanaan dengan
perencanaan.
(3) Pemantauan aspek keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi:
a. penyediaan dana pendamping;
b. realisasi penyerapan; dan
c. realisasi pembayaran.
Pasal 16
(1) Evaluasi dilakukan terhadap pemanfaatan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman.
(2) Evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
meliputi:
a. pencapaian sasaran DAK berdasarkan masukan, proses, keluaran, dan hasil;
b. pencapaian manfaat dari pelaksanaan DAK; dan
c. dampak dari pelaksanaan DAK.
Pasal 17
(1) Pelaporan pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
meliputi:
a. laporan triwulanan;
b. laporan penyerapan DAK; dan
c. laporan akhir.
(2) Kepala SKPD kabupaten/kota menyampaikan laporan triwulanan pelaksanaan
DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada bupati/walikota melalui
sekretaris daerah paling lama 5 hari kerja.
(3) Bupati/walikota menyampaikan laporan triwulanan kepada pelaksanaan DAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui Deputi Bidang Pengembangan
Kawasan paling lama 14 hari kerja dengan tembusan gubernur.

11

BAB X
PENILAIAN KINERJA
Pasal 18
(1)

(2)

(3)

(4)

Penggunaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang akan


dinilai, meliputi:
a. kesesuaian Rencana Kegiatan (RK) dengan arahan pemanfaatan dan
lingkup kegiatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
b. kesesuaian pelaksanaan dengan Rencana Kegiatan;
c. kesesuaian hasil pelaksanaan fisik kegiatan dengan dokumen kontrak/
spesifikasi teknis yang ditetapkan;
d. pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan;
e. dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan; dan
f. kepatuhan dan ketertiban pelaporan.
Penggunaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berakibat
pada penilaian kinerja yang negatif, akan disampaikan dalam laporan Menteri
kepada
Menteri
Keuangan,
Menteri
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala BAPPENAS, dan Menteri Dalam Negeri.
Kinerja penggunaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman akan
dijadikan salah satu pertimbangan dalam usulan pengalokasian DAK oleh
Kementerian pada tahun anggaran berikutnya.
Penyimpangan dalam penggunaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Nomor 30 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

12

Pasal 20
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Desember 2012
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
ttd

DJAN FARIDZ
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian

Agus Sumargiarto
NIP. 195708051979031002

13

Lampiran
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman
Tahun Anggaran 2013
Nomor : 43 Tahun 2012

BAB I
TATA CARA PENYIAPAN KEGIATAN
A. Tata Cara Pemilihan Lokasi
1. Tata cara pemilihan lokasi pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman sebagai berikut:
a. mengumpulkan data sekunder terkait dengan perumahan dan kawasan
permukiman di wilayah kabupaten/kota. Data sekunder yang dikumpulkan
merupakan bahan masukan dalam melakukan verifikasi calon lokasi
pelaksanaan DAK;
b. mengidentifikasi calon lokasi pelaksanaan DAK berupa rumah tapak,
meliputi rumah tapak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
c. program DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
diprioritaskan pada lokasi perumahan yang kredit/pembiayaan pemilikan
rumah sejahtera dilaksanakan dengan memanfaatkan dukungan bantuan
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dinyatakan dengan
Surat Pernyataan Pengembang Perumahan (Format D).
d. mengidentifikasi calon lokasi pelaksanaan DAK berupa lokasi perumahan
baru yang merupakan perumahan baru atau pengembangan/ perluasan
perumahan yang telah ada.
e. melakukan verifikasi calon lokasi pelaksanaan DAK dengan menilai
kesesuaian lokasi berdasarkan persyaratan:
1) telah diterbitkannya izin lokasi oleh bupati/walikota;
2) lokasi sesuai dengan rencana tata ruang kabupaten/kota;
3) lokasi sudah memiliki Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan (RRTR)
dan/atau siteplan;
4) pada lokasi harus ada jaminan bahwa rumah akan terbangun dan
dihuni dengan dibuktikan data calon konsumen rumah;
5) lahan untuk pembangunan PSU harus jelas lokasi, luasan, maupun
batasan fisik tanah, dan tidak dalam sengketa; dan
6) tersedia sumber atau pasokan air minum dan/atau pasokan dan
jaringan distribusi listrik sampai ke lokasi pembangunan perumahan.
f. mengidentifikasi kebutuhan PSU yang akan dilaksanakan pada calon
lokasi DAK.
g. lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai lokasi terpilih pelaksanaan
kegiatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman ditetapkan
dengan Keputusan Bupati/Walikota.

14

2. Bagan Alir Pemilihan Lokasi tercantum pada Gambar 1.


GAMBAR 1.
BAGAN ALIR PEMILIHAN LOKASI
VERIFIKASI DATA
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

RTRW
RRTR

Siteplan

Izin Lokasi

TERSEDIA

TIDAK

STOP

YA
Adanya rencana pembangunan rumah
dan calon konsumen pada tahun
pelaksanaan DAK

MEMENUHI
SYARAT

TIDAK
STOP

YA
Verifikasi PSU Eksisting dan
Identifikasi Kebutuhan PSU

Sumber
Air Minum/Alternatif

Sumber Tenaga
Listrik PLN/Alternatif

MEMENUHI
SYARAT

TIDAK
STOP

YA

LOKASI TERPILIH

15

Ditetapkan dengan
SK Bupati/ Walikota

B. Tata Cara Pemilihan Kegiatan


3. Tata cara pemilihan kegiatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman adalah sebagai berikut:
a. Lokasi pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
yang sudah terpilih, selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan PSU di
lokasi tersebut.
Jenis PSU yang diidentifikasi meliputi:
1) komponen air minum, berupa penyediaan jaringan pipa air minum;
2) komponen air limbah, berupa septic tank komunal atau IPAL;
3) komponen persampahan, berupa tempat pengolahan sampah terpadu
(TPST);
4) komponen jaringan distribusi listrik, berupa trafo, tiang, dan kabel
distribusi listrik dari sumber PLN dan sumber alternatif;
5) komponen penerangan jalan umum, berupa trafo, tiang, lampu, kabel
listrik dari sumber PLN dan sumber alternatif.
b. Jenis PSU yang akan dibiayai dengan DAK, dilakukan identifikasi kegiatan
PSU yang dapat atau perlu dibiayai dari sumber pendanaan lainnya
(pengembang, pemda, Kementerian/Lembaga, bantuan stimulan PSU
Kemenpera, masyarakat), selanjutnya dilakukan sinkronisasi dengan hasil
identifikasi kebutuhan PSU di lokasi terpilih.
c. Seluruh jenis kegiatan PSU yang telah diidentifikasi dan disinkronisasi,
selanjutnya diurutkan berdasarkan skala prioritas untuk dijadikan kegiatan
yang akan dibiayai DAK berdasarkan ketentuan persyaratan umum
maupun persyaratan khusus yang tercantum dalam Bab 2, Bab 3, Bab 4,
Bab 5, dan Bab 6. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan seluruh
komponen PSU yang diidentifikasi menjadi prioritas kegiatan yang dibiayai
DAK.
d. Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan tapak atau
perumahan tidak bersusun mengikuti ketentuan:
1) SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Perumahan di
Perkotaan;
2) SNI 03-6981-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan Sederhana Tidak Bersusun di Daerah Perkotaan;
4. Bagan alir pemilihan jenis kegiatan tercantum pada Gambar 2.

16

GAMBAR 2.
PEMILIHAN JENIS KEGIATAN

PENYEDIAAN
JARINGAN
PIPA AIR
MINUM

C. Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan


5. Tata cara pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana kegiatan
Rencana Kegiatan (RK) adalah rincian kegiatan pembangunan PSU yang
dibiayai DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang
dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun anggaran.
Dalam penyusunan RK, SKPD melakukan asistensi kepada Kementerian
Perumahan Rakyat. Salinan RK yang telah disusun dikirimkan ke

17

Kementerian Perumahan Rakyat sebagai bahan untuk melakukan


monitoring dan evaluasi.
Dokumen rencana kegiatan berisi materi berikut :
1) Deskripsi Rencana Kegiatan, meliputi :
a) gambaran umum lokasi pekerjaan, antara lain luas kawasan,
rencana dan realisasi pembangunan rumah, dan identifikasi PSU
eksisting;
b) hasil sinkronisasi PSU, meliputi :
komponen air minum;
komponen air limbah;
komponen persampahan;
komponen jaringan distribusi listrik; dan
komponen penerangan jalan umum.
c) hasil perencanaan teknis;
d) jenis kegiatan dan kebutuhan pembiayaan.
2) Tabel Rencana Kegiatan (Tabel 1)
3) Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan (Tabel 2)
4) Tabel Rekapitulasi Usulan Pelaksanaan Kegiatan (Tabel 3)
5) Lampiran-lampiran, meliputi:
a) dokumentasi lokasi pekerjaan; dan
b) dokumen perizinan.
b. Persiapan pelaksanaan kegiatan, meliputi :
1) menyiapkan dokumen pengadaan barang dan jasa;
2) melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3) melakukan
penandatanganan kontrak
atau Surat Perintah
Pelaksanaan Pekerjaan (SP3).
c. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
pekerjaan fisik konstruksi dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan merujuk kepada Dokumen Kontrak;
2) pekerjaan supervisi / manajemen konstruksi dilaksanakan SKPD; dan
3) penyedia barang dan jasa konstruksi melakukan manajemen mutu
untuk menghasilkan kualitas konstruksi yang baik, umur teknis yang
sesuai serta dapat mendukung pelaksanaan kegiatan.
1)

d. Pembiayaan
Pendanaan untuk pembiayaan penyelenggaraan DAK Bidang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, meliputi :

18

1)

pekerjaan fisik, meliputi penyediaan jaringan pipa air minum, dan/atau


septic tank komunal/IPAL, dan/atau tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST), dan/atau jaringan distribusi listrik, dan/atau
penerangan jalan umum;

2)

jumlah biaya yang diusulkan harus disinkronkan dengan usulan biaya


kegiatan pada seluruh komponen (komponen air minum, air limbah,
persampahan, jaringan distribusi listrik, dan penerangan jalan umum),
sehingga diperoleh hasil perhitungan bantuan pembiayaan dari DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman maksimal sebesar Rp.
6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) per-unit rumah; dan

3)

harga satuan kegiatan


Konstruksi (IKK).

memperhitungkan

19

Indeks

Kemahalan

TABEL 1
FORM RENCANA KEGIATAN
DAK BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI
KAB/KOTA
TAHUN ANGGARAN

:
:
:
PAGU DANA (Rp. X 1.000)

NO

(1)

LOKASI DAN
NAMA PERUMAHAN

JENIS KEGIATAN

(2)

(3)

SATUAN

VOLUME

(4)

(5)

HARGA SATUAN
(Rp)

DAK

PENDAMPING

TOTAL

(6)

(7)

(8)

(9)= (7) + (8)

JUMLAH
Keterangan:
Kolom (1) disi nomor urut mulai dari 1
Kolom (2) diisi lokasi perumahan yaitu Kecamatan dan Desa/Kelurahan serta Nama Perumahan
Kolom (3) diisi Jenis kegiatan PSU/Komponen PSU - DAK Bidang Perumahan yang akan dibangun di lokasi perumahan baru untuk MBR
Kolom (4) diisi dengan satuan yang sesuai untuk masing-masing komp[onen PSU - DAK
Kolom (5) diisi dengan Volume atau besaran komponen PSU - DAK yang akan dibangun/dikerjakan
Kolom (6) diisi dengan besaran harga satuan pekerjaan komponen PSU DAK yang akan dibangun dan dikerjakan
Kolom (7) diisi dengan besaran dana DAK yang dibutukan untuk membangun PSU - DAK
Kolom (8) diisi dengan Besaran Dana Pendamping yang berasal dari APBD Kab/Kota untuk membangun PSU - DAK
Kolom (9) diisi dengan jum lah dana keseluruhan untuk membangun Komponen PSU - DAK yaitu Kolom (7) ditambah Kolom (8)

20

....................................................................., 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

CONTOH PENGISIAN
TABEL 1
FORM RENCANA KEGIATAN
DAK BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI
KAB/KOTA
TAHUN ANGGARAN

:
:
:
PAGU DANA (Rp. X 1.000)

NO

LOKASI DAN
NAMA PERUMAHAN

JENIS KEGIATAN

(2)

(3)

(1)
1 Kec. Sukajadi

Kel. Sukasenang
Perumahan Pondok Mertua
Indah
2 Kec. Sukajadi

Kel. Sukaramai
Perumahan Sehat Sejahtera

3 Kec. Sukajadi
Kel. Sabar Menanti

SATUAN

VOLUME

(4)

(5)

1 Pengadaan dan pemasangan pipa


PVC Dia 4 Inc.
2 Pembangunan Reservoir 10 M3
3 Pembuatan Sumur Bor
4 Pembangunan IPAL

Meter

1 Pengadaan dan pemasangan pipa


PVC Dia 4 Inc.

Meter

HARGA SATUAN
(Rp x 1.000)

DAK

PENDAMPING

TOTAL

(6)

(7)

(8)

(9)= (7) + (8)

400

Unit
Unit
Unit

1
1
1

550
165.000
110.000
330.000

400

550

200.000

20.000

220.000

150.000
100.000
300.000

15.000
10.000
30.000

165.000
110.000
330.000

200.000

20.000

220.000

2 Pembangunan Reservoir 10 M3
3 Pembuatan Sumur Bor
4 Pembangunan IPAL

Unit
Unit
Unit

1
1
1

165.000
110.000
330.000

150.000
100.000
300.000

15.000
10.000
30.000

165.000
110.000
330.000

1 Pembangunan IPAL

Unit

330.000

300.000

30.000

330.000

1.800.000

180.000

1.980.000

JUMLAH
Keterangan:
Kolom (1) disi nomor urut mulai dari 1
Kolom (2) diisi lokasi perumahan yaitu Kecamatan dan Desa/Kelurahan serta Nama Perumahan
Kolom (3) diisi Jenis kegiatan PSU/Komponen PSU - DAK Bidang Perumahan yang akan dibangun di lokasi perumahan baru untuk MBR
Kolom (4) diisi dengan satuan yang sesuai untuk masing-masing komp[onen PSU - DAK
Kolom (5) diisi dengan Volume atau besaran komponen PSU - DAK yang akan dibangun/dikerjakan
Kolom (6) diisi dengan besaran harga satuan pekerjaan komponen PSU DAK yang akan dibangun dan dikerjakan
Kolom (7) diisi dengan besaran dana DAK yang dibutukan untuk membangun PSU - DAK
Kolom (8) diisi dengan Besaran Dana Pendamping yang berasal dari APBD Kab/Kota untuk membangun PSU - DAK
Kolom (9) diisi dengan jum lah dana keseluruhan untuk membangun Komponen PSU - DAK yaitu Kolom (7) ditambah Kolom (8)

21

....................................................................., 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

TABEL 2
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
PROVINSI
:
KAB/KOTA
:
TAHUN ANGGARAN
:

NO

Uraian Kegiatan

BULAN KE/MINGGU KE
Jan 2013
Feb 2013
Apr 2013
Mei 2013
Jun 2013
Jul 2013
Ags 2013
Sep 2013
Okt 2013
Nov 2013
Des 2013
Mar 2013
Jan 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

PERENCANAAN
1 Inventarisasi dan sinkronisasi
data perumahan
2 Penyusunan
Rencana
Kegiatan
II PERSIAPAN
1 Persiapan
Dokumen
Pengadaan Barang dan Jasa
a. Perencanaan DED
b. Kegiatan Fisik Konstruksi
2 Pengadaan Barang dan Jasa
a. Perencanaan DED
b. Kegiatan Fisik Konstruksi
3 Penandatanganan Kontrak
a. Perencanaan DED
b. Kegiatan Fisik Konstruksi
III PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Perencanaan DED
2 Pelaksanaan Kontruksi Fisik
3 Monitoring dan Evaluasi
IV PELAPORAN
1 Laporan Triwulan
2 Laporan Akhir

....................................................................., 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

22

KET

CONTOH PENGISIAN
TABEL 2
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
PROVINSI
KAB/KOTA
TAHUN ANGGARAN

NO
I

:
:
:

Uraian Kegiatan

Jan 2013
1 2 3 4

Feb 2013
1 2 3 4

Mar 2013
1 2 3 4

Apr 2013
1 2 3 4

Mei 2013
1 2 3 4

BULAN KE/MINGGU KE
Jun 2013
Jul 2013
Ags 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sep 2013
2 3 4

Okt 2013
2 3 4

Nov 2013
2 3 4

Des 2013
2 3 4

Jan 2014
2 3 4

PERENCANAAN
1 Inventarisasi dan sinkronisasi
data perumahan

2 Penyusunan
Rencana
Kegiatan
II
PERSIAPAN
1 Persiapan
Dokumen
Pengadaan Barang dan Jasa
a. Perencanaan DED
b. Kegiatan Fisik Konstruksi
2 Pengadaan Barang dan Jasa
a. Perencanaan DED
b. Kegiatan Fisik Konstruksi
3 Penandatanganan Kontrak
a. Perencanaan DED
b. Kegiatan Fisik Konstruksi
III PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Perencanaan DED
2 Pelaksanaan Kontruksi Fisik
3 Monitoring dan Evaluasi
IV PELAPORAN
1 Laporan Triwulan
2 Laporan Akhir

....................................................................., 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

23

KET

TABEL 3
REKAPITULASI USULAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2013
Nama Perumahan
Kab/Kota

:..............................................................
:..............................................................
PELAKSANA

NO

KOMPONEN

PENGEMBANG
VOL

PROVINSI
VOL
(Rp.1000)

APBN

KAB/KOTA
VOL
(Rp.1000)

VOL

(Rp.1000)

DAK
VOL

(Rp.1000)

Lain-Lain
PDAM,PLN,
Masyarakat
VOL
(Rp.1000)

RUMAH
PRASARANA

II

(Rp.1000)

PEMDA

Prasarana Jalan
Sistem Drainase
Pengelolaan
Limbah

Air

III

UTILITAS

Penglolaan Sampah
Prasarana
dan
Sarana Air minum
Jaringan Listrik
Penerangan
umum (PJU)

Jalan

JUMLAH
.................................................,.............................., 20.............
Pengembang
.......................................................................

Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

(..........................................................................)

24

TOTAL
(Rp.1000)

CONTOH PENGISIAN
TABEL 3
REKAPITULASI USULAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2013
Nama Perumahan
Kab/Kota

: Perumahan Pondok Mertua Indah


:..............................................................
PELAKSANA

NO

KOMPONEN

VOL
RUMAH

III

UTILITAS

II

PRASARANA

Prasarana Jalan
Sistem Drainase
Pengelolaan
Limbah

PEMDA

PENGEMBANG
(Rp.1000)

PROVINSI
VOL
(Rp)
0

APBN

KAB/KOTA
VOL
(Rp)
0

VOL
0

(Rp)
0

Lain-Lain
PDAM,PLN,
Masyarakat
VOL
(Rp)

DAK
VOL
0

(Rp)
0

(Rp.1000)

127 Unit

6.350.000

500 M

250.000

250.000

6.350.000

1000 M

125.000

125.000

Air
0

0 1 unit

30.000

Penglolaan Sampah

1 Unit

Prasarana
dan
Sarana Air minum

*)

300.000

125.000

45.000

330.000
125.000

450.000

Jaringan Listrik
Penerangan
umum (PJU)

TOTAL

1 LS

127.000

622.000

425.000

425.000

100.000

100.000

652.000

8.327.000

Jalan

JUMLAH

1 Ls
6.725.000

75.000

125.000

750.000

.................................................,.............................., 20.............
Pengembang
.......................................................................

Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

(..........................................................................)

Ket.
*) adalah Pengadaan dan pemasangan pipa dia 4 Inc sepanjang 400 Meter, Pembangunan Reservoir 10 M3 sebanyak 1 Unit dan Pembuatan Sumur Bor 1 Unit

25

BAB II
KOMPONEN AIR MINUM

A. Persyaratan Kegiatan
1. Persyaratan kegiatan diperlukan untuk mengetahui kesiapan/kemampuan
sistem penyediaan air minum eksisting untuk memenuhi kebutuhan air minum
bagi penduduk di lokasi perumahan baru.
2. Komponen Penyediaan Jaringan Pipa Air Minum adalah Prasarana dan
Sarana Air Minum yang terdiri atas 2 (dua) skema, yaitu :
a. Skema jaringan distribusi air minum tapping dari sumber PDAM, dan
b. Skema Sistem Instalasi Pengolahan Air Sederhana (SIPAS)
3. Persyaratan Umum
a. Tersedia jaringan air minum yang dapat melayani/tersambung dengan
lokasi perumahan baru atau lokasi pengembangan perumahan (tapping
dari pipa PDAM).
b. Dalam hal tidak tersedia jaringan air minum, maka dapat dibangun sistem
penyediaan air minum dengan IPAS disebut Sistem Instalasi Pengolahan
Air Sederhana (SiPAS), dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Dipilih jika pelayanan berada sekitar 10 Km dari jaringan distribusi
PDAM dan atau PDAM tidak mampu menyediakan air minum dari
sistem perpipaan yang ada (kapasitas dan tekanan tidak tersedia).
2) Lokasi tersebut memiliki potensi air tanah dalam dan atau sumber air
lainnya yang layak digunakan, yaitu :
a) SiPAS-Mata Air (Broncaptering), atau
b) SiPAS-Sumur Dalam (Deep Well), atau
c) SiPAS-Instalasi Penjernihan Air Sederhana (IPAS)
IPAS dipilih jika SiPAS-Mata Air dan SiPAS sumur dalam tidak
layak dilaksanakan dan terdapat sumber air baku dengan tingkat
kekeruhan rendah yang dapat diolah secara sederhana, misal
dengan menggunakan sistem Saringan Pasir Lambat (SPL) dan
atau sistem infiltration galleries.
c. Air yang dihasilkan dari IPAS dapat ditampung dalam reservoir air yang
berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan
kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan
sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air
dibangun dalam bentuk reservoir tanah yang umumnya untuk menampung
produksi air dari sistem IPAS, atau dalam bentuk menara air yang
umumnya untuk mengantisipasi kebutuhan puncak di daerah distribusi.
Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi
beton bertulang.

26

d. Jaringan pipa distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi


satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan
distribusi bercabang (dead-end distribution system), atau kombinasi dari
kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi
ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan,
jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
e. Pelaksanaan pemasangan jaringan pipa distribusi air minum dilakukan
secara terpadu dengan pelaksanaan pembangunan rumah dan kegiatan
lainnya, sehingga jaringan pipa tersebut bisa fungsional dan dapat segera
dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Persyaratan Khusus
a. Konstruksi

fisik yang didanai oleh DAK berupa Sistem Instalasi


Pengolahan Air Sederhana (SiPAS), reservoir atau menara air, jaringan
pipa distribusi, tidak termasuk instalasi sambungan rumah (SR);

b. Kebutuhan air minum yang dibutuhkan untuk suatu daerah pelayanan

ditentukan berdasarkan 2 (dua) parameter, yaitu:


- Jumlah penduduk; dan
- Tingkat konsumsi air.
Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
c. Kapasitas pelayanan air minum di perumahan mengacu pada Peraturan

Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi
Dan Daerah Kabupaten/ Kota;
d. Penentuan jenis, dimensi pipa dan penempatan pipa, dilakukan dengan:

1)
2)
3)
4)
5)

memperhatikan jenis tanah dimana pipa dipasang,


pertimbangan kemudahan pemasangan dan pemeliharaan,
tekanan kerja,
ketersediaan di pasaran lokal, serta
harga.

Contoh untuk tanah berbatu dan curam digunakan pipa GIP yang
dipasang di atas permukaan tanah. Pipa PVC digunakan untuk jalur pipa
yang ditanam bukan yang diekspos (di atas permukaan tanah).
e. Penempatan jalur pipa pada lokasi milik umum (misal: pada bahu jalan

atau di atas tanah milik umum lainnya dimana tidak akan didirikan
bangunan diatasnya), diamankan dari kerusakan akibat aktifitas manusia
(kebakaran, pecah karena terlindas kendaraan, terkena cangkul dan lainlain).
f.

Untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan dan untuk


memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan
adalah kecepatan dalam pipa dan sisa tekanan air.

g. Perhitungan-perhitungan, pemilihan jenis konstruksi dan penggunaan

material sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


27

5. Ketentuan Lainnya
Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana air
minum yang dibangun dengan DAK dapat berjalan lancar dan berkelanjutan,
maka perlu dilakukan langkah tindak lanjut sebagai berikut:
a. Untuk Sistem Instalasi Pengolahan Air Sederhana (SiPAS), perlu dibentuk

lembaga pengelola SiPAS atau diatur melalui mekanisme hibah dari


pemerintah kabupaten/kota kepada PDAM.
b. Untuk konstruksi jaringan distribusi air minum dari sumber PDAM, perlu

diatur mekanisme hibah dari pemerintah kabupaten/kota kepada PDAM.

B. Skema Sistem Penyediaan Air Minum


Pembangunan persediaan jaringan pipa air minum di perumahan baru yang akan
didanai melalui DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
digambarkan pada skema berikut.

GAMBAR 3.
SKEMA PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM
a)
b) Skema Jaringan Distribusi Air Minum Tapping Dari Sumber
PDAM

SUMBER AIR BAKU

INSTALASI PRODUKSI (IPA)

JENIS KEGIATAN DAK


BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SASARAN PELAYANAN DAK


1. Merupakan perumahan baru atau
pengembangan perumahan yang telah ada
2. Komponen yang dibiayai adalah pipa distribusi
air minum dan kelengkapannya (tapping
dari pipa PDAM)

28

JARINGAN PIPA
DISTRIBUSI PDAM (EKSISTING)

JARINGAN PIPA
DISTRIBUSI AIR MINUM
(RENCANA)

PERUMAHAN BARU atau


PENGEMBANGAN
PERUMAHAN YANG TELAH ADA

b)
a) Skema Sistem Instalasi Pengolahan Air Sederhana (SiPAS)

Jaringan Pipa
Distribusi Air Minum
Sistem Instalasi
Pengolahan Air Sederhana
(SiPAS)

JENIS KEGIATAN DAK


BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SASARAN PELAYANAN DAK


1. Merupakan perumahan baru atau
pengembangan perumahan yang telah ada
2. Komponen yang dibiayai adalah :
a. Sistem Instalasi Pengolahan Air
Sederhana (SiPAS)
b. Pipa distribusi air minum dan kelengkapannya

29

PERUMAHAN BARU atau


PENGEMBANGAN
PERUMAHAN YANG TELAH ADA

BAB III
KOMPONEN AIR LIMBAH
A. Persyaratan Kegiatan
1. Persyaratan kegiatan diperlukan untuk mengetahui kesiapan/kemampuan
sistem pembuangan air limbah eksisting untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan pembuangan air limbah rumah tangga bagi penduduk di lokasi
perumahan baru.
2. Persyaratan Umum
a. Tersedianya lahan yang cukup untuk membangun sistem pembuangan air
limbah komunal di lokasi perumahan baru, berupa septictank komunal
atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
b. Penempatan septictank dapat ditempatkan pada lokasi yang telah
direncanakan untuk septictank, atau pada lokasi ruang terbuka hijau
(RTH), atau pada badan jalan, dengan memperhatikan kekuatan dan
keamanan konstruksi.
c. Pelaksanaan pembangunan septictank atau IPAL dan sambungan pipa air
limbah dari rumah-rumah, dilakukan secara terpadu dengan pelaksanaan
pembangunan rumah dan kegiatan lainnya, sehingga sarana septictank
komunal atau IPAL tersebut bisa fungsional dan dapat segera
dimanfaatkan oleh konsumen.
3. Persyaratan Khusus
a. konstruksi fisik berupa septictank komunal dengan kapasitas untuk
melayani minimal 5 10 KK atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
yang dapat dimanfaatkan untuk melayani 100-200 KK, dengan asumsi air
limbah 10 liter/ orang/hari.
b. fungsi septic tank komunal hanya untuk pengolahan air limbah yang
dibuang dari Water Closet (WC), tidak termasuk air limbah dari dapur dan
kamar mandi.
c. material septictank harus kedap air. Untuk itu material yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut:
1) pasangan batu bata dengan campuran spesi 1 : 2 (semen : pasir).
Material ini sesuai untuk daerah dengan ketinggian air tanah yang tidak
tinggi dan tanah yang relatif stabil sehingga saat pelaksanaan
pembuatannya tidak sulit untuk menghasilkan konstruksi yang kedap
air.
2) beton bertulang. Material dari beton bertulang relatif sesuai untuk
semua kondisi. Pada lokasi dengan muka air tanah tinggi bisa
digunakan beton pracetak.
3) plastik atau fiberglas
material plastik atau fiberglass sangat baik dari segi karakteristik kedap
airnya, namun rendah dalam kemampuan menahan tekanan samping
tanah dan yang perlu diperhatikan adalah ketinggian muka air tanah
30

d.

e.

f.

g.

yang yang bisa memberikan tekanan apung yang besar pada tangki
jenis ini pada saat tangki kosong.
pipa penyalur air limbah dari rumah menuju septictank komunal atau IPAL
harus kedap air, terbuat dari bahan PVC, keramik atau beton.
Pemasangan pipa dengan kemiringan minimum 2 %, belokan lebih besar
45 % dipasang clean out atau pengontrol pipa dan belokan 90 %
sebaiknya dihindari atau dengan dua kali belokan atau memakai bak
kontrol.
septictank dilengkapi dengan pipa aliran masuk dan keluar. Pipa aliran
masuk dan keluar dapat berupa sambungan T atau sekat, pipa aliran
keluar harus 5 - 10 cm lebih rendah dari pipa aliran masuk.
jarak septictank dan bidang resapan ke bangunan = 1,5 m, ke sumur air
bersih = 11 m dan sumur resapan air hujan 5 m. Tangki dengan bidang
resapan lebih dari 1 jalur, perlu dilengkapi dengan kotak distribusi.
perhitungan-perhitungan, kriteria, pemilihan jenis konstruksi dan material
merujuk kepada standar perhitungan yang berlaku berdasarkan SNI-032398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Septictank dengan Sistem
Resapan, serta pedoman tentang pengelolaan air limbah secara komunal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Ketentuan Lainnya
Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan septictank komunal atau
IPAL dapat berjalan lancar, maka perlu diatur mekanisme pembentukan
pengelola septictank komunal atau IPAL berbasis masyarakat.
B. Skema Pelayanan Sistem Septictank Komunal atau IPAL
Pelayanan sistem septic tank komunal atau IPAL di perumahan baru yang akan
didanai melalui DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
digambarkan pada skema berikut :
GAMBAR 4.
SKEMA SEPTICTANK KOMUNAL atau IPAL

SEPTICTANK
KOMUNAL
atau IPAL

JENIS KEGIATAN DAK


BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SASARAN PELAYANAN DAK


1. Merupakan perumahan baru atau
pengembangan perumahan yang telah ada
2. Septictank Komunal minimal untuk 5-10 KK atau
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk
melayani 100-200 KK

31

BAB IV
KOMPONEN PERSAMPAHAN
A. Persyaratan Kegiatan
1. Persyaratan kegiatan diperlukan untuk mengetahui kesiapan/kemampuan
sistem pembuangan dan pengolahan sampah eksisting untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan pembuangan sampah rumah tangga bagi penduduk
di lokasi perumahan baru atau pengembangan perumahan yang telah ada.
2. Persyaratan Umum
a. Pengolahan sampah dilakukan dengan metode yang ramah lingkungan,
terpadu dengan mempertimbangkan karakteristik sampah, keselamatan
kerja, dan kondisi sosial masyarakat.
b. Tersedianya lahan yang cukup untuk membangun tempat pengolahan
sampah terpadu (TPST) di lokasi perumahan baru atau disekitar wilayah
perumahan.
c. Pembangunan TPST harus mempertimbangkan kriteria perencanaan,
yang meliputi:
1) tingkat pelayanan sampah di kawasan permukiman baru ditetapkan
100%;
2) timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat diasumsikan sebesar
2,75 liter per orang per hari;
3) pengelolaan sampah skala kawasan, yaitu pengelolaan sampah yang
dilakukan untuk melayani kelompok masyarakat yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 100 Kepala Keluarga, tetapi tidak lebih dari 1
wilayah kecamatan.
3. Persyaratan Khusus
a. prasarana dan sarana persampahan dalam rangka pembangunan tempat
pengolahan sampah terpadu (TPST) di lokasi perumahan baru meliputi:
1) sarana pengumpul, berupa gerobak sampah atau becak sampah atau
motor sampah.
Sampah dari setiap rumah dikumpulkan oleh petugas pengumpul
dengan menggunakan sarana pengumpul.
Kapasitas sarana pengumpul sebesar 1 m3, dilengkapi dengan sekat
untuk memisahkan sampah organik dan sampah non organik.
Jumlah sarana pengumpul sampah disesuaikan dengan wilayah
pelayanan.
2) pengolahan, berupa pembangunan tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST).
TPST dibedakan luas dan kelengkapan sarananya sesuai dengan
kapasitas pengelolaan, yaitu untuk melayani 200 rumah, atau 500
rumah, atau 1.000 rumah, atau 2.000 rumah.
b. kriteria fisik lingkungan TPST:
1) permukaan air tanah di TPST > 10 m.

32

2) berada di dalam area yang memang direncanakan diperuntukkan


sebagai lokasi TPS sampah atau rencana pemanfaatan rendah untuk
fasilitas umum/ taman.
3) bebas banjir dan berada di lahan datar.
4) jalan keluar/masuk menuju dan dari TPST datar dengan kondisi baik
dan lebar jalan yang cukup untuk mobilisasi keluar/masuk
motor/gerobak sampah.
c. Perhitungan-perhitungan, pemilihan jenis konstruksi dan penggunaan
material sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Ketentuan Lainnya
Agar pelaksanaan pengelolaan sampah di kawasan perumahan dapat
berjalan lancar, maka perlu diatur mekanisme pembentukan pengelola
persampahan di lingkungan perumahan.
B. Skema Sistem Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Sistem tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di perumahan baru yang
akan didanai melalui DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
digambarkan pada skema berikut :
GAMBAR 5.
SKEMA SISTEM TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST)
TPST

Perumahan

Kompos

Pengumpulan

Daur Ulang

Residu

Pengangkutan

PERUMAHAN BARU atau


PENGEMBANGAN PERUMAHAN
YANG TELAH ADA

TPA

JENIS KEGIATAN DAK


BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SASARAN PELAYANAN DAK


Merupakan perumahan baru atau pengembangan
dari perumahan yang telah ada

33

BAB V
KOMPONEN JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK

A. Persyaratan Kegiatan
1. Persyaratan kegiatan diperlukan untuk mengetahui kesiapan/kemampuan
jaringan distribusi listrik dalam memenuhi kebutuhan pelayanan listrik rumah
tangga bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBM/MBR).
2. Komponen Jaringan Distribusi Listrik hanya dapat dilaksanakan di wilayah
yang tidak termasuk dalam wilayah pelayanan PT. PLN (Persero) atau pada
wilayah yang tidak dapat dilayani PT. PLN pada tahun pelaksanaan DAK.
3. Persyaratan Umum
a. tersedia sumber listrik, yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), dan
lainnya;
b. daya listrik terpasang setiap rumah 450 900 Watt;
c. pemerintah daerah melakukan koordinasi dengan PLN wilayah setempat
terkait komponen jaringan listrik yang menggunakan dana DAK Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
d. lokasi pelaksanaan DAK belum dapat segera terlayani oleh jaringan listrik
PLN pada tahun 2012.
e. surat perjanjian serah terima operasional antara pemerintah daerah
dengan PLN wilayah setempat (Format E)
f. pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi listrik dilakukan secara
terpadu dengan pelaksanaan pembangunan rumah dan komponen
kegiatan lainnya, sehingga jaringan distribusi listrik tersebut bisa
fungsional dan dapat dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Persyaratan Khusus
a. konstruksi jaringan distribusi listrik di perumahan baru meliputi trafo, tiang,
dan kabel distribusi listrik bersumber PLN maupun sumber alternatif.
b. kelengkapan dan spesifikasi teknis kelistrikan harus memenuhi pada:
1) SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
2000);
2) SNI 04-6267.601-2002 tentang Istilah kelistrikan (Bab 601:
Pembangkitan, Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik
Umum);
3) SNI 04-8287.602-2002 tentang Istilah kelistrikan (Bab 602:
Pembangkitan)

34

4) SNI 04-8287.603-2002 tentang Istilah kelistrikan (Bab 603:


Pembangkitan, Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik
Perencanaan dan Manajemen Sistem Tenaga Listrik), dan
5) Peraturan yang berlaku di PLN wilayah setempat.
5. Ketentuan lainnya
Konstruksi jaringan distribusi listrik yang dibiayai DAK, selanjutnya perlu diatur
mengenai mekanisme hibah dari pemerintah kabupaten/kota kepada
perusahaan penyediaan tenaga listrik untuk memudahkan proses
pemeliharaan.
B. Skema Sistem Distribusi Listrik
Pelayanan listrik di perumahan baru yang akan didanai DAK Bidang Perumahan
dan Kawasan Permukiman digambarkan pada skema berikut:

GAMBAR 6.

SKEMA SISTEM
DISTRIBUSI LISTRIK

LISTRIK
TEGANGAN
MENENGAH

SUMBER TENAGA
LISTRIK
GARDU INDUK
TRANSMISI/ DISTRIBUSI

GARDU
TRANSFORMASI

JARINGAN LISTRIK
RENCANA

JENIS KEGIATAN DAK


BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SASARAN PELAYANAN DAK


1. Merupakan perumahan baru atau
pengembangan dari perumahan
yang telah ada
2. 1 tiang listrik untuk 6-10 rumah;
3. Komponen yang dibiayai meliputi
trafo, tiang, kabel, dan
kelengkapannya

PERUMAHAN BARU atau


PENGEMBANGAN DARI PERUMAHAN
YANG TELAH ADA

35

LISTRIK
TEGANGAN
RENDAH

BAB VI
KOMPONEN PENERANGAN JALAN UMUM
A. Persyaratan Kegiatan
1. Persyaratan kegiatan diperlukan untuk mengetahui kesiapan/kemampuan
sistem pelayanan listrik dalam memenuhi kebutuhan pelayanan Penerangan
Jalan Umum bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBM/MBR).
2. Persyaratan Umum
a. tersedia sumber listrik, yang bersumber dari PT PLN. Dalam hal sumber
daya PLN tidak tersedia, maka diperbolehkan memanfaatkan dari sumber
lain yang mengacu pada peraturan yang berlaku. Contoh : Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTM), dan lainnya;
b. fasilitas yang disediakan sudah merupakan bagian dari komponen
distribusi jaringan listrik di perumahan baru.
3. Persyaratan Khusus
a. konstruksi jaringan distribusi penerangan jalan umum di perumahan baru
atau pengembangan perumahan yang telah ada, meliputi, trafo, tiang,
lampu, dan kabel distribusi listrik dari PLN maupun sumber alternatif;
b. Penempatan PJU di dalam perumahan pada jalan lingkungan, jalan
setapak dan taman;
c. Apabila di dalam perumahan sudah tersedia jaringan distribusi listrik,
namun belum terdapat PJU, maka jaringan distribusi listrik tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai sarana penempatan PJU;
d. Jarak penempatan antara PJU dapat memberikan penerangan yang
cukup dengan daya listrik yang efisien;
e. Penggunaan jenis material dan desain model PJU memiliki estetika yang
baik, umur teknis yang cukup dan memudahkan pemeliharaan, memiliki
kuat penerangan 500 lux dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah.
f. Kelengkapan dan spesifikasi teknis kelistrikan harus memenuhi standar
SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
2000).
B. Skema Sistem Penerangan Jalan Umum
Pelayanan penerangan jalan umum pada perumahan baru yang akan didanai
melalui DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman digambarkan pada
skema berikut.

36

GAMBAR 7.

SKEMA SISTEM
PENERANGAN JALAN UMUM

LISTRIK
TEGANGAN
MENENGAH

SUMBER TENAGA

LISTRIK
TEGANGAN
RENDAH

LISTRIK
GARDU INDUK
TRANSMISI/DISTRIBUSI

GARDU
TRANSFORMASI

JARINGAN PJU

RENCANA
LISTRIK
TEGANGAN
RENDAH

JENIS KEGIATAN DAK


BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SASARAN PELAYANAN DAK


1. Merupakan perumahan baru atau
pengembangan perumahan yang telah ada
2. Komponen yang dibiayai adalah lampu,
tiang, dan kabel penerangan jalan umum
dalam perumahan baru atau pengembangan
perumahan yang telah ada
3. Dalam hal tidak tersedia jaringan listrik,
maka dapat menggunakan sumber listrik
alternatif

37

PERUMAHAN BARU atau


PENGEMBANGAN DARI
PERUMAHAN YANG TELAH ADA

BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
A. Pemantauan dan Evaluasi
1. Pemantauan dan evaluasi penggunaan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman dilaksanakan oleh :
a. Tingkat Kementerian
b. Tingkat Provinsi
c. Tingkat Kabupaten / Kota

: Tim Koordinasi Tingkat Kementerian


: Tim Koordinasi Tingkat Provinsi
: Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota

2. Tugas pelaksana Tingkat Kementerian meliputi:


a. melakukan pemantauan teknis pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan
DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Format A,B dan C);
b. melakukan koordinasi dengan pelaksana tingkat provinsi dan tingkat
kabupaten/kota;
c. mensosialisasikan petunjuk teknis DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
d. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan laporan pemantauan teknis
pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman yang dilaksanakan dalam periode triwulan dan
akhir tahun anggaran;
e. menyampaikan laporan hasil pemantauan teknis pelaksanaan dan
evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman kepada Menteri melalui Deputi Bidang Pengembangan
Kawasan; dan
f. memberikan hasil teknis pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman kepada aparat pengawas
untuk hal-hal yang harus ditindak lanjuti melalui Deputi Bidang
Pengembangan Kawasan.
3. Tugas pelaksana Tingkat Provinsi meliputi:
a. melakukan pemantauan teknis pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan
DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Format A, B dan C);
b. melakukan koordinasi dengan pelaksana tingkat Kementerian dan tingkat
kabupaten/kota;
c. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan laporan pemantauan teknis
pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan
laporan yang diterima dari bupati/walikota yang dilaksanakan dalam
periode triwulan dan akhir tahun; dan
d. menyampaikan laporan hasil pemantauan teknis pelaksanaan DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan rekomendasi
kebijakan kepada gubernur dan Tim Pelaksana Tingkat Kementerian.

38

4. Tugas pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota meliputi:


a. melakukan pemantauan teknis pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan
DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Format A,B dan C);
b. melakukan koordinasi dengan pelaksana tingkat Kementerian dan tingkat
provinsi;
c. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan laporan pemantauan teknis
pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman dari
SKPD yang dilaksanakan dalam periode bulanan; dan
d. menyampaikan laporan hasil pemantauan teknis pelaksanaan DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan rekomendasi
kebijakan kepada Bupati/Walikota dan Tim Pelaksana Tingkat Provinsi.
B. Pelaporan
1. Jenis pelaporan yang dihasilkan dari pemantauan teknis pelaksanaan DAK
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, meliputi:
a. Laporan triwulanan
Laporan ini memuat perencanaan pemanfaatan DAK Bidang Perumahan
dan Kawasan Permukiman kesesuaian DPA-SKPD dengan petunjuk
teknis, perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan permasalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Format A, B).
b. Laporan penyerapan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Laporan ini merupakan laporan yang disampaikan kepada Menteri
Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diatur oleh
Menteri Keuangan.
c. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan laporan pelaksanaan DAK Bidang Perumahan
dan Kawasan Permukiman pada akhir tahun anggaran (Format C).

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
ttd
DJAN FARIDZ

39

FORMAT A
Lembar Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi
Kabupaten/Kota
SKPD
Tahun Anggaran

:
:
:
:
Kegiatan PSU

NO
(1)

Nama Perumahan
(2)

Kecamatan
Desa/Kelurahan
(3)

Pengembang
(4)

Jenis PSU
(5)

Keterangan
Kolom (1) diisi dengan nomor urut mulai 1
Kolom (2) diisi dengan nama perumahan
Kolom (3) diisi dengan nama kecamatan, desa/kelurahan dimana perumahan tersebut berada
Kolom (4) diisi dengan nama Pengembang (Developer) yang mengembangkan perumahan tersebut
Kolom (5) diisi dengan jenis PSU yang akan dibangun pada lokasi Perumahan.
Kolom (6) diisi dengan volume atau banyaknya PSU yang akan dibangun
Kolom (7) diisi dengan Satuan sesuai jenis PSU yang dibangun
Kolom (8) Diisi sesuai dengan jumlah Rumah yang akan dibangun atau sudah terbangun
Kolom (9) Diisi dengan besarnya DAK yang akan dipakai untuk pembangunan PSU
Kolom (10) Diisi dengan Besarnya dana APBD Kab/Kota sebagai pendamping untuk pembangunan PSU
Kolom (11) Diisi dengan Besarnya dana APBD Provinsi sebagai pendamping untuk pembangunan PSU
Kolom (12) Diisi dengan Besarnya dana APBD Kab/Kota sebagai pendamping untuk pembangunan PSU

OUTCOME
Jumlah Rumah
Volume Satuan Baru Terbangun DAK
(unit)
(6)
(7)
(8)
(9)

Sumber Pendanaan ( Rp. X 1.000)


APBD
Kab/Kota
(10)

APBD
Provinsi

APBN Lainnya Sumber Lain

(11)

(12)

....................................................................., 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

40

(13)

CONTOH PENGISIAN
FORMAT A
Lembar Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi
Kabupaten/Kota
SKPD
Tahun Anggaran

:
:
:
:
OUTCOME
Jumlah Rumah

Kegiatan PSU
NO

Nama Perumahan

Kecamatan
Desa/Kelurahan

Jenis PSU

Pengembang

Volume Satuan Baru Terbangun

Sumber Pendanaan ( Rp. X 1.000)


DAK

APBD
Kab/Kota

APBD
Provinsi

APBN Lainnya Sumber Lain

(unit)
(1)

(2)

(3)

Perumahan Pondok
Mertua Indah

Kec. Sukajadi
Kel. Sukasenang

PT. Pesona Perumahan

Perumahan Sehat
Sejahtera

Kec. Sukajadi
Kel. Sukaramai

PT. Bangun Masa Depan

Perumahan Karya Mega Kec. Sukajadi

(5)

(4)

PT. Griya Bangun Mandiri

(6)

(7)

1 Pengadaan dan pemasangan pipa


PVC Dia 4 Inc.
2 Pembangunan Reservoir 10 M3
3 Pembuatan Sumur Bor
4 Pembangunan IPAL

400 Meter

1 Pengadaan dan pemasangan pipa


PVC Dia 4 Inc.
2 Pembangunan Reservoir 10 M3
3 Pembuatan Sumur Bor
4 Pembangunan IPAL

400 Meter

(9)

(10)

200.000

20.000

150.000
100.000
300.000

15.000
10.000
30.000

200.000

20.000

150.000
100.000
300.000

15.000
10.000
30.000

50

300.000

30.000

304

1.800.000

180.000

127

1 Unit
1 Unit
1 Unit

127

1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit

1 Pembangunan IPAL

(8)

(12)

(11)

Kel. Sabar Menanti


Jumlah
Keterangan
Kolom (1) diisi dengan nomor urut mulai 1
Kolom (2) diisi dengan nama perumahan
Kolom (3) diisi dengan nama kecamatan, desa/kelurahan dimana perumahan tersebut berada
Kolom (4) diisi dengan nama Pengembang (Developer) yang mengembangkan perumahan tersebut
Kolom (5) diisi dengan jenis PSU yang akan dibangun pada lokasi Perumahan.
Kolom (6) diisi dengan volume atau banyaknya PSU yang akan dibangun
Kolom (7) diisi dengan Satuan sesuai jenis PSU yang dibangun
Kolom (8) Diisi sesuai dengan jumlah Rumah yang akan dibangun atau sudah terbangun
Kolom (9) Diisi dengan besarnya DAK yang akan dipakai untuk pembangunan PSU
Kolom (10) Diisi dengan Besarnya dana APBD Kab/Kota sebagai pendamping untuk pembangunan PSU
Kolom (11) Diisi dengan Besarnya dana APBD Provinsi sebagai pendamping untuk pembangunan PSU
Kolom (12) Diisi dengan Besarnya dana APBD Kab/Kota sebagai pendamping untuk pembangunan PSU

....................................................................., 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

41

(13)

Format B
Progres Pelaksanaan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi
Kabupaten/Kota
SKPD
Tahun Anggaran

NO

(1)

:
:
:
:

Nama Paket
Nomor Kontrak
Tgl Mulai
Tgl Selesai
(2)

Status Laporan : Triwulan ........

Pelaksana

(3)

Lokasi Perumahan

(4)

Rincian Pekerjaan
Item Pekerjaaan Volume Satuan
(5)

(6)

Keterangan
Kolom (1) diisi nomor urut mulai 1 dan seterusnya
Kolom (2) diisi nama paket, nomor kontrak, tanggal mulai kontrak dan tanggal selelesai kontrak
kolom (3) diisi nama Rekanan sebagai Pelaksana pekerjaan
Kolom (4) diisi nama-nama perumahan dimana paket pekerjaan tersebut dilaksanakan
Kolom (5) diisi Item Pekerjaan dari kontrak
Kolom (6) diisi Volume dari item pekerjaan dari kontrak
Kolom (7) diisi satuan item pekerjaan dari kontrak
Kolom (8) diisi Pagu dana dari Paket Kontrak Bersangkutan
Kolom (9) diisi Nilai Kontrak Bersangkutan
Kolom (10) diisi Nilai Sisa kontrak Paket Bersangkutan

(7)

Kolom (11)
Kolom (12)
Kolom (13)
Kolom (14)
Kolom (15)
Kolom (16)
Kolom (17)
Kolom (18)

Pagu Dana
(Rp)

Nilai Kontrak
(RP)

Sisa Kontrak
(Rp)

(8)

(9)

(10)= (8)-(9)

Rencana
Fiisik Keu.
(%)
(%)
(11)
(12)

Fisik
(%)
(13)

Realisasi
Keuangan
Rupiah
%
(14)
(15)

Diiisi Rencana Fisik Triwulan Bersangkutan dalam %


Diisi Rencana Keuangan Triwulan Bersangkutan %
Diisi Realisasi Fisik Triwulan Bersangkutan dalam %
Diisi Realisasi Penyerapan Keuangan dalam nominal rupiah
Diisi Realisasi Keuangan Triwulan Bersangkutan dalam % terhadap pagu kontrak
Diisi dengan permasalahan atau kendala yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan
Diisi Upaya yang telah dilakukan dalam memecahkan masalah atau hambatan yang dihadapi
Diisi keterangan yang perlu dicantumkan.

42

Permasalahan
Dalam Pelaks.
(16)

Upaya
Pemecahan Keterangan
Masalah
(17)
(18)

................................................................, 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

CONTOH PENGISIAN
Format B
Progres Pelaksanaan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi
Kabupaten/Kota
SKPD
Tahun Anggaran

NO

(1)
1

:
:
:
:

Nama Paket
Nomor Kontrak
Tgl Mulai
Tgl Selesai
(2)

Status Laporan : Triwulan II

Pelaksana

(3)

Lokasi Perumahan

(4)

Lingkup Pekerjaan Dlm Kontrak


Item Pekerjaaan Volume Satuan
(5)

Paket 1
PT. Bangun Pagi 1. Perumahan Pondok 1. Pengadaan dan
01/Kont-CK/DAK/2012
Sehat
Mertua Indah
pemasangan Pipa
4 April 2012
distribusi Dia 4 Inci
4 Juli 2012
2. Perumahan Sehat 2. Pembangunan
Sejahtera
Bak Reservoir
10 M3
3. Pembuatan
Sumur Bor

Paket 2
.........................
02/Kont-CK/DAK/2012
..................
...........................

(6)

(7)

800 Meter

1. Perumahan Pondok 1. Pembangunan


Mertua Indah
IPAL

Pagu Dana
(Rp)

Nilai Kontrak
(RP)

Sisa Kontrak
(Rp)

(8)

(9)

(10)= (8)-(9)

Rencana
Fiisik Keu.
(%)
(%)
(11)
(12)

Fisik
(%)
(13)

Realisasi
Keuangan
Rupiah
%
(14)
(15)

990.000.000

950.000.000

40.000.000

30,00

20,00

25,00

190.000.000

990.000.000

990.000.000

30,00

20,00

1.980.000.000

950.000.000

1.030.000.000

30,00

20,00

12,50

190.000.000

Permasalahan
Dalam Pelaks.
(16)

Upaya
Pemecahan Keterangan
Masalah
(17)
(18)

20,00

2 Unit

2 Unit

3 Unit

Masih menunggu
- masa sanggah

2. Perumahan Sehat
Sejahtera
3. Perumahan Karya
Mega

JUMLAH
Keterangan
Kolom (1) diisi nomor urut mulai 1 dan seterusnya
Kolom (2) diisi nama paket, nomor kontrak, tanggal mulai kontrak dan tanggal selelesai kontrak
kolom (3) diisi nama Rekanan sebagai Pelaksana pekerjaan
Kolom (4) diisi nama-nama perumahan dimana paket pekerjaan tersebut dilaksanakan
Kolom (5) diisi Item Pekerjaan dari kontrak
Kolom (6) diisi Volume dari item pekerjaan dari kontrak
Kolom (7) diisi satuan item pekerjaan dari kontrak
Kolom (8) diisi Pagu dana dari Paket Kontrak Bersangkutan
Kolom (9) diisi Nilai Kontrak Bersangkutan
Kolom (10) diisi Nilai Sisa kontrak Paket Bersangkutan

Kolom (11)
Kolom (12)
Kolom (13)
Kolom (14)
Kolom (15)
Kolom (16)
Kolom (17)
Kolom (18)

Diiisi Rencana Fisik Triwulan Bersangkutan dalam %


Diisi Rencana Keuangan Triwulan Bersangkutan %
Diisi Realisasi Fisik Triwulan Bersangkutan dalam %
Diisi Realisasi Penyerapan Keuangan dalam nominal rupiah
Diisi Realisasi Keuangan Triwulan Bersangkutan dalam % terhadap pagu kontrak
Diisi dengan permasalahan atau kendala yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan
Diisi Upaya yang telah dilakukan dalam memecahkan masalah atau hambatan yang dihadapi
Diisi keterangan yang perlu dicantumkan.

43

9,60

................................................................, 20.....
Kepala Dinas ...................................................

(...............................................)
NIP

FORMAT C
OUTLINE
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2013

I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
II. Hasil Pelaksanaan DAK
a. Secara Umum
Uraian harus mencakup :
1. Pencapaian sasaran DAK berdasarkan masukan, proses, keluaran dan
hasil
2. Pencapaian manfaat dari pelaksanaan DAK
b. Per Lokasi Perumahan
Uraian harus mencakup :
1. Pencapaian sasaran DAK berdasarkan masukan, proses, keluaran dan
hasil
2. Pencapaian manfaat dari pelaksanaan DAK
III. Permasalahan dan Kendala Selama Pelaksanaan DAK
a. Umum
1. Perencanaan
2. Penganggaran
3. Pelaksanaan
4. Pemantauan
5. Evaluasi
b. Tiap lokasi perumahan
IV. Penutup
a. Kesimpulan/Saran dan Masukan Daerah
b. Rekomendasi Kebijakan Untuk Pemerintah Pusat
V. Lampiran
a. Site Plan per Lokasi Perumahan
b. Laporan Triwulan I s.d IV
c. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
d. dan lain-lain

44

FORMAT D
SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN
.......
PT.......................................
Dalam rangka pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota .................................
pada Tahun Anggaran ......, maka bersama ini, kami PT........................................ selaku
pengembang perumahan..............................., yang berlokasi di Kelurahan .....................,
Kecamatan......................., Kabupaten/ Kota....................., Provinsi ................................,
menyatakan akan membangun sebanyak ............. unit rumah pada Tahun ....., serta
menyatakan bahwa kredit/pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dilaksanakan dengan
memanfaatkan dukungan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
di lokasi yang mendapat bantuan PSU perumahan dan permukiman dari Dana Alokasi
Khusus Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh
Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.

..., ...............
PENGEMBANG,
PT.....................................

Materai
Rp 6.000,-

..............................

Diketahui oleh,
Perwakilan Pemerintah
Kabupaten/Kota.........................

..........................................

45

FORMAT E
PERJANJIAN SERAH TERIMA OPERASIONAL *)
Antara
PT. PLN (PERSERO)
Dengan
.
Tentang
PENYALURAN TENAGA LISTRIK
DENGAN POLA SERAH TERIMA OPERASI JARINGAN TENAGA LISTRIK
NOMOR PIHAK I
NOMOR PIHAK II

:
:

Pada hari ini . Tanggal Bulan


Tahun . yang bertanda tangan di bawah ini:
I.

II.

PT PLN ( Persero )

: Dalam hal ini diwakili oleh ...


Selaku Manajer PT PLN (Persero) wilayah Sumar
Cabang
Berdasarkan
Surat
Kuasa General Manager PT PLN (Persero)
WILAYAH
No.

tanggal
., bertindak untuk dan atas nama PT
PLN
(Persero),
berkantor
di
Jalan
.. selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA
: Dalam hal ini diwakili oleh
selaku . berkantor
berdasarkan.
bertindak untuk dan atas
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Berdasarkan.Tentang
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat bahwa pembangunan jaringan Tenaga
Listrik untuk penyambungan tenaga listrik untuk
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan selanjutnya dilakukan Serah Terima Operasi dari
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut :
BAB I
TUJUAN
Pasal 1
(1)

Kesepakatan ini bertujuan untuk menyepakati Pembangunan Jaringan Tenaga Listrik


untuk penyambungan tenaga listrik bagi pelanggan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
selanjutna dilakukan Serah Terima Operasi kepada pihak pertama, Jaringan Tenaga
Listrik tersebut tetap menjadi milik PIHAK KEDUA.

46

(2)

Serah Terima Operasi Jaringan Tenaga Listrik adalah Serah Terima Pengoperasian
Jaringan Tenaga Listrik yang telah dan/atau dibangun oleh PIHAK KEDUA untuk
melayani penyambungan daya listrik calon pelanggan tersebut.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
PIHAK KEDUA membangun Jaringan Tenaga Listrik yang akan di Serah Terima
Operasionalkan kepada PIHAK PERTAMA yang berlokasi di ..
meliputi :
a.
Trafo 20 kV xxx kVA xxx kVA, lengkap dengan asesorisnya, merk , nomor seri
tahun . ;
b.
Tiang Beton 11/200 dan xxx buah ;
c.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) A3C 70 xx kms ;
d.
Jaringan Tegangan Rendah (JTM) .., kms.

BAB III
PEMBANGUNAN JARINGAN TENAGA LISTRIK
Pasal 3
(1)

Jaringan Tenaga Listrik yang dibangun PIHAK KEDUA harus merujuk pada hasil
rekomendasi sistem dengan menggunakan material baru standar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang lazim digunakan di PT PLN (Persero) Wilayah ..,
dan dilengkapi dengan dokumen asal usul material/barang tersebut (sertificate of
original) serta faktur pajak.

(2)

Sebelum PIHAK KEDUA melaksanakan pembangunan Jaringan Tenaga Listrik


material-material tersebut diperiksa dan diuji oleh tim pemeriksa teknis PIHAK
PERTAMA.

(3)

Dalam Pelaksanaan Pembangunan Jaringan Tenaga Listrik PIHAK KEDUA menunjuk


kontraktor listrik yang terakreditasi dan Pengawasan oleh petugas PIHAK PERTAMA
yang ditunjuk oleh PLN Unit Cabang.

(4)

Jaringan Tenaga Listrik yang selesai dibangun PIHAK KEDUA harus mempunyai
Sertifikat Layak Operasi (SLO) yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang.

BAB IV
SERAH TERIMA OPERASI
Pasal 4
(1)

Jaringan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud Pasal 2 setelah selesai


pembangunannya dan telah mempunyai Sertifikat Layak Operasi (SLO) sebagaimana
dimaksud ayat (4) Pasal 3 dilakukan Serah Terima Operasi dari PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA dengan Berita Acara Serah Terima Operasi.

(2)

Berita Acara Serah Terima Operasi Jaringan Tenaga Listrik dilengkapi dengan Berita
Acara Pemeriksaan pekerjaan gambar jaringan, rincian dan spesifikasi material
terpasang serta Sertifikat Layak Operasi (SLO).

47

(3)

PIHAK KEDUA menjamin bahwa PIHAK PERTAMA dibebaskan dari tuntutan apapun
atas Serah Terima Operasi jaringan dimaksud dari pihak lain dan apabila dikemudian
hari terdapat tuntutan/gugatan dari pihak lain, maka penyelesaiannya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
BAB V
PENYALURAN TENAGA LISTRIK
Pasal 5

PIHAK PERTAMA akan menyalurkan tenaga listrik kepada PIHAK KEDUA, setelah PIHAK
KEDUA melakukan Serah Terima Operasi Jaringan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud
Pasal 4, serta melengkapi persyaratan penyambungan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang diatur dengan perjanjian jual beli tenaga listrik.

BAB VI
PEMELIHARAAN JARINGAN TENAGA LISTRIK
Pasal 6
PIHAK PERTAMA bertanggung jawab melakukan pemeliharaan/perbaikan jika mengalami
kerusakan Jaringan Tenaga Listrik yang Serah Terima Operasional tersebut sejak Jaringan
Tenaga Listrik yang Serah Terima Operasi beroperasi, dengan biaya ditanggung oleh
PIHAK PERTAMA.

BAB VII
PENUTUP
Pasal 7
Kesepakatan ini ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
disebutkan pada awal Kesepakatan, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

*) Surat Perjanjian ini merupakan contoh,


sedangkan realisasinya disesuaikan
dengan pelaksanaan di daerah

48

Anda mungkin juga menyukai