Anda di halaman 1dari 3

Hikmah Muamalah

Oleh Rizky Wira Yudanto,1406602822

Data Publikasi
: Suryana, Toto, dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam
untuk Perguruan Tinggi. Bandung : Tiga Mutiara
http://blognyayuwwdi.blogspot.com/2011/11/muamalah-perubahanmasyarakat.html
http://ihsan26theblues.wordpress.com
http://kitab-fiqih.blogspot.com
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/12/thalaq-syarat-hukum-danmacamnya.html

MuamalahWalaupun istilah ini bersifat kei-Islaman, namun


Kata muamalah saat ini telah menjadi bahasa yg lazim digunakan di
Indonesia, khususnya di kalangan umat Islam Indonesia dengan maksud
untuk hal-hal yg berkaitan dg urusan kemasyarakatan (pergaulan,
perdata, dsb).
Kata Muamalah sebenarnya berasal dari bahasa Arab: al-Muamalah ()
yg secara etimologi sama dan semakna dengan kata al-mufa`alah (),
yang artinya saling berbuat. Pengertian harfiahnya: suatu aktivitas yg
dilakukan oleh seseorang dengan seseorang lain atau beberapa orang
dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Kata seseorang dalam
definisi di atas adalah orang/manusia yg sudah mukallaf, yg dikenai beban
taklif, yaitu orang yg telah berakal baligh dan cerdas.
Objek muamalah dalam Islam mempunyai bidang kajian yg amat
luas sehingga al-Qur`an dan as-Sunnah secara mayoritas lebih banyak
membicarakan persoalan muamalah dalam bentuk yg global dan umum
saja. Menurut DR. Nasrun Haroen, MA, hal ini menunjukkan bahwa Islam
memberikan peluang bagi manusia untuk melakukan inovasi terhadap
berbagai bentuk muamalah yg mereka butuhkan dalam kehidupan

mereka, dengan syarat bahwa muamalah hasil inovasi ini tidak keluar dari
prinsip-prinsip yg telah ditentukan oleh Islam.

Dalam pengamalannya muamalah berperan penting dalam


kehidupan sehari hari sadar atau tidak kita sadari muamalah memberikan
hikmah hikmah kepada yang mengamalkanya sesuai dengan ajaran
agama islam. Memahami dan mengaplikasikan ajaran muamalah dalam
kehidupan masyarakat tidak selalu hanya dapat diharapkan dalam
kalangan masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam
masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang
bersifat universal. Kendatipun dapat
dipahami bahwa Islam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep AlQuran dan As-sunnah, tetapi dampak sosial yanag lahir dari pelaksanaan
ajaran islam secara konsekuen dapat dirasakan oleh manusia secara
keseluruhan. Dominasi salah satu etnis atau negara merupakan
pengingkaran terhadap makna Islam, sebab ia hanya setia pada nilai
kebenaran dan keadilan
yang bersifat universal. Universalisme Islam dapat dibuktikan anatara lain
dari segi,dan sosiolog. Dari segi agama, ajaran Islam menunjukkan
universalisme dengan doktrin monoteisme dan prinsip kesatuan alamnya.
Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan diminta untuk bersama-sama
menerima satu dogmayang sederhana dan dengan itu ia termasuk ke
dalam suatu masyarakat yang homogin hanya dengan tindakan yang
sangat mudah ,yakni membaca syahadat.Jika ia tidak ingin masuk Islam,
tidak ada paksaan dan dalam bidang sosial iatetap diterima dan
menikmati segala macam hak kecuali yang merugikan umat
Islam.Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak
dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah
dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat
Islam yang tidak boleh

dicamputi pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu d


alam kerjasama yang baik. Kerja sama antar umat bergama merupakan
bagian dari hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam
ajaran Islam. Hubungan dan kerjasama dalam bidang-bidang ekonomi,
politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang
berada dalam ruang lingkup kebaikan. Oleh karena itu pentingnya
muamalah dalam kehidupan harus dijalankan sebaik mungkin sehingga
dapat membawa ketentraman dan keberaturan di dunia ini serta disertai
dengan ilmu ibadah.

Anda mungkin juga menyukai