Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMIAH

PENENTUAN POSISI SATELIT GEOSTASIONER

Disusun oleh :
Rizky Wira Yudanto

1406602822

Muhammad Irsyad Amzy

1406603226

Firsty Aprielta Aribah

1406602980

Siswanto Adi Wijanarko

1406601082

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
Satelit Geostasioner
Satelit buatan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasannya yang berbentuk
bundar lingkaran. Satelit buatan itu hanya digunakan untuk kepentingan komunikasi
apabila satelit-satelit itu tetap diam di tempat yang sama. Bumi menyelesaikan satu putaran
penuh dalam satu hari, dan agar satelit buatan tetap berada di atas bumi di titik yang sama,
sebuah satelit harus melingkari bumi dengan laju yang sama dan harus memiliki sumbu
rotasi yang sama dengan bumi. Agar memungkinkan hal itu, satelit-satelit diletakkan pada
posisi di atas equator. Satelit-satelit tersebut disebut satelit geoastasioner.
Satelit-satelit geostasiner dapat digunakan sebagai satelit TV. Sebuah perusahaan penyiaran
TV memancarkan suatu sinyal mikrowave pada frekuensi yang telah ditentukan (12 - 14
GHz) dari pemancar yang ada di bumi, frekuensinya dinamakan frekuensi uplink.
Kemudian satelit menerima sinyal dan memancarkannya kembali ke bumi dalam frekuensi
yang

berbeda

yaitu

frekuensi downlink.

Frekuensidownlink harus

berbeda

untuk

menghindari interferensi (gangguan) dengan sinyal uplink.


Ketika mencapai bumi, sinyal difokuskan menggunakan parabola dan diterjemahkan
oleh receiver. Karena satelit ini jauh dari Bumi, sinyal akan mencakup area yang luas.
Satelit TV menggunakan sinyal digital terkompresi; frekuensi tinggi (12-14 GHz)
memberikan bandwidth yang luas, memungkinkan transfer data yang cepat.

Orbit

Geostasioner adalah orbit

geosinkron yang

berada

tepat

di

atas ekuator Bumi (garis lintang 0), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari
permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak
bergerak) di angkasa karena perioda orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan
perioda

rotasi

Bumi.

Orbit

ini

sangat

diminati

oleh

operator-operator satelit

buatan (termasuk satelit komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0,
lokasi satelit hanya dibedakan oleh letaknya dibujur Bumi.
Ide satelit geostasioner untuk kegunaan komunikasi dipublikasikan pada tahun 1928
oleh Herman Potonik. Orbit geostasioner dipopulerkan pertama kali oleh penulis fiksi
ilmiah Arthur C. Clarke pada tahun 1945 sebagai orbit yang berguna untuk satelit
komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang disebut sebagai orbit Clarke. Dikenal pula
istilah Sabuk Clarke yang menunjukkan bagian angkasa 35.786 km dari permukaan laut
rata-rata di atas ekuator dimana orbit yang mendekati geostasioner dapat dicapai.
Orbit geostasioner sangat berguna karena ia dapat menyebabkan sebuah satelit seolah olah
diam terhadap satu titik di permukaan Bumi yang berputar. Akibatnya, sebuah antena dapat
menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap berhubungan dengan satelit. Satelit mengorbit
searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 km (22.240 statute miles) di atas
permukaan tanah.

ISI

A. TEORI

1. Orbit Geostasioner

1.2. Orbit
Orbit adalah suatu lintasan atau jalur yang dilalui oleh objek, di sekitar
objek lainnya, di dalam pengaruh gaya tertentu. Orbit ini dapat ditemukan
dalam berbagai hal, mulai dari yang paling kecil yaitu dalam atom, dimana
elektron mengitari inti dalam orbitnya, sampai ke skala besar sebagaimana
bumi mengitari matahari dalam jalaurnya juga.
1.3 Orbit Geostasioner
Orbit geostasioner merupakan suatu jenis orbit geosinkron dengan
karakteristik khusus.
Orbit geosinkron sendiri merupakan orbit suatu benda (umumnya satelit
buatan) dengan Bumi sebagai pusatnya, yang memiliki periode yang sama
dengan rotasi Bumi yaitu satu hari sideris atau 23,9344 jam.
Satelit dengan orbit geosinkron ini akan berada di atas suatu titik di muka
bumi pada jam tertentu. Selain pada waktu tersebut satelit akan tampak
bergeser relatif terhadap titik tersebut.
Jika satelit geosinkron memiliki bentuk orbit lingkaran sempurna dan
mengorbit sebidang dengan atau tepat di atas garis khatulistiwa maka ketika
dilihat dari Bumi satelit tersebut akan tampak diam. Orbit yang demikian
disebut dengan orbit geostasioner.

2. Menentukan Posisi Satelit Geostasioner


Penentuan posisi satelit geostasioner dapat dilakukan dengan memahami halhal berikut ini terlebih dahulu.
Dalam setiap orbit gaya sentripetal yang dibutuhkan untuk mempertahankan
orbit (Fc) diimbangi dengan gaya gravitasi pada satelit (Fg) sesuai dengan
persamaan :
Fc =F g
Menurut hukum kedua Newton tentang gerak, kita dapat mengganti gaya (F)
dengan massa dari objek (m) dikalikan dengan percepatan yang dialami oleh objek
karena adanya gaya (a). Maka persamaannya menjadi :
m ac =mg
ac merupakan kecepatan sentripetal dan g merupakan percepatan gravitasi. Dapat
dilihat juga bahwa dalam persamaan ini massa dari objek, dalam hal ini satelit,
berada di kedua sisi dari persamaan yang berarti massa tersebut dapat diabaikan.
Besarnya percepatan sentripetal adalah :

|a c|=2 r
dimana w adalah kecepatan sudut dan r adalah radius orbital yang diukur dari
pusat massa bumi.
Besarnya percepatan gravitasi adalah :

|g|=

GM
r2

dimana M merupakan massa Bumi, yaitu : 5.9736 1024 kg, dan G adalah
konstanta gravitasi 00067 1011 m3 kg1 s2. Dengan menyamakan kedua
persamaan percepatan diatas, memberikan:

r 3=

GM
GM
r=3 2
2

Nilai dari perkalian G dan M (G.M) lebih presisi daripada nilai masingmasing faktor tersebut dan dikenal sebagai konstanta geosentris gravitasi =
398,600.4418 0.0008 km3 s2

r= 3

Melalui persamaan di atas dapat diketahui posisi dari satelit geostasioner dari
pusat bumi. Untuk mencari ketinggian dari permukaan bumi dengan
mengurangkan hasil perhitungan dengan panjang jari-jari bumi. Maka akan
diketahui ketinggiannya.

Menentukann posisi satelit geostasioner

Satelit geostasioner berguna untuk komunikasi dipublikasikan pada tahun 1928 oleh
Herman Potocknik. Orbit geostasioner dipopulerkan pertama kali oleh penulis fiksi
ilmiah Arthur C. Clarke pada tahun 1945 sebagai orbit yang berguna untuk satelit
komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang disebut sebagai orbit Clarke. Dikenal pula
istilah Sabuk Clarke yang menunjukkan bagian angkasa 35.786 km dari permukaan laut
rata-rata di atas ekuator dimana orbit yang mendekati geostasioner dapat dicapai. Orbit
geostasioner sangat berguna karena ia dapat menyebabkan sebuah satelit seolah olah diam
terhadap satu titik di permukaan Bumi yang berputar. Akibatnya, sebuah antena dapat

menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap berhubungan dengan satelit. Satelit mengorbit
searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 km (22.240 statute miles) di atas
permukaan tanah.

Contoh soal:
Satelit geostasioner atau satelit geosinkron adalah satelit yang berada pada satu titik yang
sama di atas garis katulistiwa bumi. Satelit tersebut digunakan untuk relai sinyal
komunikasi (tv, hp), ramalan cuaca dan lain-lain. Berapa ketinggian satelit geostasioner di
atas permukaan bumi ?
G = konstanta gravitasi umum = 6,67 x 10-11 N m2/kg2
M = massa bumi = 5,97 x 1024 kg
T = periode rotasi satelit = periode rotasi bumi = 24 jam = 24 (3600 sekon) = 86.400 sekon
= 8,64 x 104 sekon

Pembahasan
Ketinggian satelit dihitung menggunakan rumus berikut :

Di mana r = jarak satelit dari pusat bumi


Penurunan rumus ini dapat dipelajari pada tulisan mengenai Satelit Geostasioner.

Jarak satelit dari pusat bumi = 4,22 x 10 7 meter = 4,22 x 104 km = 42.200 km
Jari-jari bumi = 6,38 x 106 meter = 6,38 x 103 km = 6.380 km
Jarak satelit dari permukaan bumi = jarak satelit dari pusat bumi jari-jari bumi
Jarak satelit dari permukaan bumi = 42.200 km 6.380 km
Jarak satelit dari permukaan bumi = 35.820 km
Jadi ketinggian satelit di atas ekuator (garis katulistiwa) adalah 35.820 kilometer.
2. Agar satelit geostasioner selalu berada pada satu titik yang sama di atas garis katulistiwa
maka kecepatan orbit satelit geostasioner harus sama dengan kecepatan orbit bumi. Berapa
kecepatan orbit satelit geostasioner ?
G = konstanta gravitasi umum = 6,67 x 10-11 N m2/kg2
M = massa bumi = 5,97 x 1024 kg
r = jarak satelit dari pusat bumi = 4,22 x 107 meter

Pembahasan
Kecepatan satelit geostasioner dapat dihitung menggunakan salah satu dari dua rumus
berikut.

PENUTUP
I

KESIMPULAN

Satelit geostasione merupakan satelit yang sangat berguna untuk


komunikasi. Satelit ini dipublikasikan oleh Herman Potocknik tepatnya pada
tahun 1928. Adapun Orbit geostasioner yang dipopulerkan pertama kali oleh
penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke pada tahun 1945 sebagai orbit yang
berguna untuk satelit komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang disebut
sebagai orbit Clarke. Dikenal pula istilah Sabuk Clarke yang menunjukkan
bagian angkasa 35.786 km dari permukaan laut rata-rata di atas ekuator dimana
orbit yang mendekati geostasioner dapat dicapai. Orbit geostasioner sangat
berguna karena ia dapat menyebabkan sebuah satelit seolah olah diam terhadap
satu titik di permukaan Bumi yang berputar. Akibatnya, sebuah antena dapat
menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap berhubungan dengan satelit. Satelit
mengorbit searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 km
(22.240 statute miles) di atas permukaan tanah.
Kecepatan satelit geostasioner dapat dihitung menggunakan dua rumus
berikut

2.

v=

r/T

keterangannya sebagai berikut :


V
= Kecepatan satelit geostasioner
G
= konstanta gravitasi umum
M
= massa bumi
r
= jarak satelit dari pusat bumi

DAFTAR PUSTAKA

Chris Hamper. Pearson Baccalaurete. Higher Level Physics for the IB Diploma. Pearson
Education Limited. 2009
Kamus Lengkap Fisika Oxford. Alan Isaacs, BSc, PhD. DIC. Penerbit Erlangga, Tahun
1997
http://www.schoolphysics.co.uk/age1619/Mechanics/Gravitation/text/Geostationary_satellite/index.html
http://gurumuda.net/contoh-soal-satelit-geostasioner.htm

Anda mungkin juga menyukai