PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pembukaan lahan di bagian hulu dan DTA untuk pertanian, pertambangan dan
pengembangan permukiman merupakan sumber sedimen dan pencemaran perairan estuari.
Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan estuari dapat meningkatkan kekeruhan air. Hal
ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer
perairan menjadi turun, yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai
makan (Haryani, 2001).
Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi akan terbawa oleh aliran dan diendapkan pada
suatu tempat yang kecepatannya melambat atau terhenti. Proses ini dikenal dengan sedimentasi
atau pengendapan. Asdak (2002) menyatakan bahwa sedimen hasil erosi terjadi sebagai akibat
proses pengolahan tanah yang tidak memenuhi kaidah-kaidah konservasi pada daerah tangkapan
air di bagian hulu. Kandungan sedimen pada hampir semua sungai meningkat terus karena erosi
dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi dan pertambangan. Hasil sedimen (sediment yield)
adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang dapat
diukur pada periode waktu dan tempat tertentu.
Pada sedimen kasar, kandungan bahan organik biasanya rendah karena partikel yang
halus tidak mengendap. Selain itu, tingginya kadar bahan organic pada sedimen dengan ukuran
butir lebih halus disebabkan oleh adanya gaya kohesi (tarik menarik) antara partikel sedimen
dengan partikel mineral, pengikatan oleh partikel organik dan pengikatan oleh sekresi lendir
organisme (Wood, 1997).
1.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sedimen
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sedimentasi
3. Untuk mengetahui proses terjadinya sedimentasi
4. Untuk mengetahui dampak sedimentasi terhadap perairan sungai wanggu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses terbawanya material hasil pelapukan dan erosi oleh air, angin,
atau gletser untuk diendapkan di suatu wilayah. Proses sedimentasi berkaitan erat dengan
peristiwa erosi. Karena itulah, sedimentasi dapat diartikan sebagai proses pengendapan hasil
erosi oleh tenaga erosi pada tempat-tempat yang lebih rendah, berupa cekungan seperti danau,
sungai, dan waduk. Banyaknyaendapan sedimentasi hasil erosi menunjukkan tingkat sedimentasi
yang tinggi. Akibat dari terjadinya proses sedimentasi adalah timbulnya pendangkalan pada
sungai, danau, dan waduk. Selanjutnya, semua hasil pelapukan material yang diendapkan melalui
proses sedimentasi lama-kelamaan akan menjadi batuan sedimen.
Sedimentasi menyebabkan jarak antara muka air dan muka endapan semakin pendek
sehingga menimbulkan pendangkalan. Pendangkalan sungai membawa dampak serius.
Contohnya bencana banjir disebabkan oleh semakin sedikitnya volume air yang bisa ditampung
oleh sungai, waduk, dan danau. Pada sungai-sungai yang berfungsi sebagai PLTA, sedimentasi
akan mengurangi volume air sebagai sumber pembangkit listrik. Di wilayah pesisir, proses
sedimentasi akan menghalangi perkembangan tertentu karang karena "tubuh" terumbu karang
yang tertutup endapan menghalangi sinar matahari yang masuk.Sedimentasi juga dapat
membentuk bentang alam baru. Delta sungai adalah contoh sedimentasi oleh air sungai dan bukit
pasir, adalah contoh sedimentasi oleh angin. Sedimentologi adalah ilmu tentang sedimentasi
yang fokus kajiannya tentang tanah, debu yang terendapkan oleh air, angin, dan gletser.
Oxbow lake , . Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan
kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk oxbow lake, atau
disebut juga sungai mati.
Delta, Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut, kecepatan alirannya
menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan,
sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan
terbentuk lapisan-lapisan sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk dataran yang
luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembentukan delta harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai
harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus di sepanjang pantai tidak terlalu
kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas,
dan Kali Brantas.
Tanggul alam , Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat.
Akibatnya terjadi banjir dan air meluap hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan-bahan
yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran
di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya
tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut
tanggul sungai. Selain itu, juga terdapat tanggul pantai sebagai hasil dari proses pengendapan
oleh laut. Kedua tanggul tersebut merupakan tanggul alam, karena proses terbentuknya
berlangsung alami hasil pengerjaan alam
diangkut oleh angin. Bentuknya antara lainberupa gugus pasir (sand dunes) atau gundukan pasir
yang seringkali ditemukan di pantai.
Sedimentasi laut (marine sedimentation), merupakan hasil abrasi pantai yang kemudian
diendapkan kembali disepanjang pantai. Contoh hasil bentukannya, antara lain endapan puing
karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan endapan pasir yang menghubungkan dua pulau
(tombolo).Kecepatan pengangkutan sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan
ukuran partikel sedimen. Partikel sedimen ukuran kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut
aliran air dalam bentuk terlarut (wash load). Pasir halus bergerak dengan cara melayang
(suspended load), sedang partikel yang lebih besar antara lain, pasir kasar cenderung bergerak
dengan cara melompat (saltation load). Partikel yang lebih besar dari pasir, misalnya kerikil
(gravel) bergerak dengan cara merayap atau menggelinding di dasar sungai (bed load)
2.3.2 Proses sedimentasi berdasarkan tenaga yang mengendapkannya :
a. Proses sedimentasi secara geologis
Sedimentasi secara geologis merupakan proses erosi tanah yang berjalan secara normal, artinya
proses pengendapan yang berlangsung masih dalam batas-batas yang diperkenankan atau dalam
keseimbangan alam dari proses degradasi dan agradasi pada perataan kulit bumi akibat
pelapukan.
b. Proses sedimentasi yang dipercepat
Sedimentasi yang dipercepat merupakan proses terjadinya sedimentasi yang menyimpang dari
proses secara geologi dan berlangsung dalam waktu yang cepat, bersifat merusak atau merugikan
dan dapat mengganggu keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan hidup. Kejadian tersebut
biasanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam mengolah tanah. Cara mengolah tanah yang
salah dapat menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi yang tinggi.
BAB III
FENOMENA ALAM
10
Karakteristik sedimentasi di perairan teluk terjadi perlahan dan berlangsung terus menerus
selama suplai muatan sedimen yang tinggi terus berlangsung. Proses sedimentasi berlangsung
terus berlangsung selama suplai muatan sedimentasi yang banyak dari daratan masih terus
terjadi.
Sedimentasi di Teluk Kendari terus meningkat dari tahun ke tahun , sehingga terjadi
pendangkalan , terutama di muara Teluk Kendari dimana telah terjadi daratan yang membentuk
delta yang kelak mengakibatkan terjadinya penutupan muara.Pendangkalan ini disebabkan oleh
sedimentasi dari aliran sungai-sungai yang bermuara di teluk Kendari, terutama sungai
Wanggu yang mempunyai peranan sebagai pembawa sedimentasi terbesar. Diketahui dari hasil
penelitian Balai Penelitian Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Sampara menyebutkan , dalam
kurun waktu 13 tahun terakhir terjadi pendangkalan di Teluk Kendari selus 101,8 hektar dan
kedalaman laut berkisar 9 sampai 10 meter.
Aktivitas di sekitar DAS yang bermuara ke Teluk Kendari secara langsung maupun tidak
langsung menjadi kontributor terbesar pendangkalan teluk. Terutama aktivitas yang tidak ramah
lingkungan seperti penebangan kayu maupun anakan kayu di hutan, pertambangan pasir, serta
konversi kawasan mangrove menjadi tambak maupun industri dan pertokoan yang secara
langsung mempercepat pendangkalan dan percepatan terjadinya Delta.
3.1.2 Lokasi Muara Sungai Wanggu Teluk Kendari Dan Luasnya
Secara Geografis, Muara Sungai Wanggu Teluk Kendari terletak disebelah utara
pegunungan Nipa Nipa, disebelah Utara barat ada pegunungan Nanga Nanga, dan sebelah timur
ada pemukiman yang Madonga dan Wua Wua yang semuanya merupakan dataran tinggi. Jadi
jika kita lihat dari sudut pandang tertentu, lokasi ini mirip seperti wajan penggorengan karena
posisi muara sungai ini terletak didataran rendah sedangkan daerah disekitanya berada didataran
yang lebih tinggi daripada muara sungai.
Luas Delta Muara Sungai WangguLuas Delta yang terbentuk di muara sungai wanggu
teluk kendari ini menurut LA ODE ALWI dalam disertasinya adalah sekitar 923,4 ha, yang masih
akan bertambah luas lagi karena load sediment yang dibawa oleh sungai wanggu dan 8 anak
sungainya masih relative tinggi yakni 357.810,59 ton pertahun
11
12
DAFTAR PUSTAKA
\
Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi SMA untuk Kelas X Semester 1 dan 2. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kurniawan, Muhamad Hariza. 2013 . Delta Muara Sungai Wanggu Teluk Kendari
Meurah, Cut, dkk. Geografi. Jakarta : PT. Phibeta Aneka Gama, 2006
Uli H, Marah dan Asep Mulyadi. Geografi. Jakarta : Erlangga, 2007
Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009
http://www.scribd.com/doc/48859285/PROSES-SEDIMENTASI
http://indahandblog.blogspot.com/2014/02/makalah-sedimentasi.html
13