Anda di halaman 1dari 3

Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatu

growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel-sel stroma itu sendiri secara intrakrin dan autokrin,
serta mempengaruhi sel-sel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi selsel epitel maupun sel stroma.

Esterogen diduga mampu memperpanjang usia sel-sel prostat, sedangkan faktor pertumbuhan TGF
berperan dalam proses apoptosis.
Sistem scoring IPSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi (LUTS)dan
satu pertanyaab yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien.
Kompensasi --------------------------> Dekompensasi
(LUTS)
faktor pencetus
Retensi urine
inkontinensia paradoksa
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di
daerah supra simfisis akibat retensi urine. Kadang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes tanpa
disadari oleh pasien yaitu merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa.
Dari TAUS diharapkan mendapat informasi mengenai :
1. perkiraan volume (besar) prostat
2. panjang protrusi prostat ke buli-buli atau intra protatic protrusion (IPP)
3. kelainan pada buli-buli (massa, batu atau bekuan darah)
4. menghitung sisa atau residu urine pasca miksi
5. hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat
Pada pemeriksaan TRUS dicari kemungkinan adanya fokus keganasan prostat berupa area hipoekoik
dan kemudian sebagai petunjuk dalam melakukan biopsi prostat.
IPP diukur dari ujung tonjolan (protrusi) prostat di dalam buli-buli hingga dasar sirkumferensi bulibuli. Derajat 1 besarnya <= 1.5 mm, derajat 2 besarnya >= 5-10 mm, dan derajat 3 besarnya >= 10 mm.
Besarnya IPP berhubungan dengan derajat obstruksi pada leher buli-buli (BOO), jumlah urine sisa
pasca miksi, dan volume prostat. Artinya adalah pasien dengan derajat IPP rendah, tidak menunjukkan
urine residu yang bermakna (< 100 ml), dan tidak menunjukkan keluhan yang nyata, sehingga tidak
memerlukan terapi atau pembedahan. Sebaliknya pada pasien yang menunjukkan IPP derajat tinggi
terbukti mempunyai urine sisa > 100 ml, dengan keluhan yang bermakna dan pasien seperti ini
membutuhkan terapi yang lebih agresif.
Dari uroflometri dapat diketahui lama waktu miksi, lama pancaran , waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai pancaran maksimum, rerata pancaran, maksimum pancaran, dan volume urine yang
dikemihkan.

Desobstruksi kelenjar prostat akan menyembuhkan gejala obstruksi dan miksi yang tidak lampias. Hal
ini dapat dikerjakan dengan cara operasi terbuka, reseksi prostat transuretra (TURP), atau insisi prostat
transuretra (TUIP atau BNI). Pembedahan direkomendasikan pada pasien-pasien BPH yang : tidak
menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosa, mengalami retensi urine, infeksi saluran kemih
berulang, hematuria, gagal ginjal, dan timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi
saluran kemih bagian bawah.
Beberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah metode dari Millin yaitu melakukan
enukleasi kelenjar prostat melalui pendekatan retropubik infravesika, freyer melalui pendekatan
suprapubik transvesika, atau transperineal.
Dibandingkan dengan TURP dan BNI, penyulit yang terjadi berupa striktura uretra dan ejakulasi
retrograd lebih banyak dijumpai pada prostatektomi terbuka. Perbaikan gejala klinis sebanyak 85-100%
dan angka mortalitas sebanyak 2%.
Pembedahan endourologi transuretra dapat dilakukan dengan memakai TURP atau dengan memakai
energi laser. Operasi terhadap prostat berupa reseksi (TURP), insisi (TUIP), atau evaporasi. Pada
TURP, kelenjar prostat dipotong menjadi bagian-bagian kecil jaringan prostat yang disebut cip prostat.
Selanjutnya cip prostat akan dikeluarkan dari buli-buli melalui evakulator ellik.

Termoterapi kelenjar prostat adalah pemanasan dengan gelombang mikro pada frekuensi 915 1296
Mhz yang dipancarkan melalui antena yang diletakkan di dalam uretra. Dengan pemanasan yang
melebihi 44oC menyebabkan destruksi jaringan pada zona transisional prostat karena nekrosis
koagulasi. Prosedur ini dapat dikerjakan secara poliklinis tanpa pemberian pembiusan.
Energi panas yang bersamaan dengan gelombang mikro dipancarkan melalui kateter yang terpanjang di
dalam uretra. Besar dan arah pancaran energi diatur melalui sebuah komputer sehingga dapat
melunakkan jaringan prostat yang membuntu uretra. Morbiditas relatif rendah, dapat dilakukan tanpa
anestesi, dan dapat dijalani oleh pasien yang kondisinya kurang baik jika menjalani pembedahan. Cara
ini direkomendasikan bagi prostat yang ukurannya kecil.
Teknik ini memakai energi dari frekuensi radio yang menimbulkan panas sampai mencapai 100oC,
sehingga menyebabkan nekrosis jaringan prostat. Sistem ini terdiri atas kateter TUNA yang
dihubungkan dengan generator yang dapat membangkitkan energi pada frekuensi radio 490 kHz.
Kateter dimasukkan ke dalam uretra melalui sistokopi dengan pemberian anestesi topikal xylocaine
sehingga jarum yang terletak pada ujung kateter terletak pada kelenjar prostat. Pasien sering kali masih
mengeluh hematuria, disuria, kadang-kadang retensi urine dan epididimo orkitis.
Pemasangan alat ini diperuntukkan bagi pasien yang tidak mungkin menjalani operasi karena resiko
pembedahan yang cukup tinggi. Sering kali stent dapat terlepas dari insersinya di uretra posterior atau
mengalami enkrustasi. Sayangnya setelah pemasangan kateter ini, pasien masih merasakan keluhan
miksi berupa gejala iritatif, perdarahan uretra, atau rasa tidak enak di daerah penis.

Pasien yang mendapatkan terapi penghambat 5 reduktase harus dikontrol pada minggu ke 12 dan

bulan ke 6 untuk menilai respon terhadap terapi. Kemudian setiap tahun untuk menilai perubahan
gejala miksi. Pasien yang menjalani pengobatan penghambat 5 adrenergik harus dinilai respon
terhadap pengobatan setelah 6 minggu dengan melakukan pemeriksaan IPSS, uroflometri, dan residu
urine pasca miksi. Kalau terjadi perbaikan gejala tanpa menunjukkan penyulit yang berarti, pengobatan
dapat diteruskan. Selanjutnya kontrol dilakukan setelah 6 bulan dan kemudian setiap tahun. Pasien
setelah menerima pengobatan secara medikamentosa dan tidak menunjukkan tanda perbaikan perlu
dipikirkan tindakan pembedahan atau terapi intervensi yang lain.
Setelah pembedahan, pasien menjalani kontrol paling lambat 6 minggu pasca operasi untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyulit. Kontrol selanjutnya setelah 3 bulan untuk mengetahui hasil akhir
operasi. Pasien yang mendapatkan terapi invasif minimal harus menjalani kontrol secara teratur dalam
jangka waktu lama, yaitu setelah 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan dan setiap tahun. Pada pasien yang
mendapatkan terapi invasive minimal, selain dilakukan penilaian terhadap skor miksi, dilakuakn
pemeriksaan kultur urine.

Anda mungkin juga menyukai

  • Fisiologi Jantung
    Fisiologi Jantung
    Dokumen7 halaman
    Fisiologi Jantung
    Muhammad Febriandi
    100% (4)
  • Presentasi Multikul
    Presentasi Multikul
    Dokumen21 halaman
    Presentasi Multikul
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu Mengarang
    Tugas Individu Mengarang
    Dokumen2 halaman
    Tugas Individu Mengarang
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Paper Buku Cerita
    Paper Buku Cerita
    Dokumen7 halaman
    Paper Buku Cerita
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman PU
    Rangkuman PU
    Dokumen7 halaman
    Rangkuman PU
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman PU Bab 15
    Rangkuman PU Bab 15
    Dokumen1 halaman
    Rangkuman PU Bab 15
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Multi Kultur Al Is Me
    Multi Kultur Al Is Me
    Dokumen17 halaman
    Multi Kultur Al Is Me
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Ataxia 2
    Ataxia 2
    Dokumen8 halaman
    Ataxia 2
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas PU Rangkuman
    Tugas PU Rangkuman
    Dokumen8 halaman
    Tugas PU Rangkuman
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • LO
    LO
    Dokumen1 halaman
    LO
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Artikel 2.2wD
    Artikel 2.2wD
    Dokumen2 halaman
    Artikel 2.2wD
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Nomenklatur
    Nomenklatur
    Dokumen6 halaman
    Nomenklatur
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • TB Word
    TB Word
    Dokumen4 halaman
    TB Word
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Hemo Filia
    Hemo Filia
    Dokumen5 halaman
    Hemo Filia
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas PU Rangkuman
    Tugas PU Rangkuman
    Dokumen8 halaman
    Tugas PU Rangkuman
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Mmey
    Mmey
    Dokumen3 halaman
    Mmey
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Filsafat Bab 7
    Rangkuman Filsafat Bab 7
    Dokumen5 halaman
    Rangkuman Filsafat Bab 7
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Stem Cells
    Stem Cells
    Dokumen6 halaman
    Stem Cells
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Format Case
    Format Case
    Dokumen2 halaman
    Format Case
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Paper KWN
    Paper KWN
    Dokumen4 halaman
    Paper KWN
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman PU
    Rangkuman PU
    Dokumen7 halaman
    Rangkuman PU
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas CE 3 Health
    Tugas CE 3 Health
    Dokumen5 halaman
    Tugas CE 3 Health
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • ADSC Untuk Saraf Perifer
    ADSC Untuk Saraf Perifer
    Dokumen9 halaman
    ADSC Untuk Saraf Perifer
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Diet Jantung PDF
    Diet Jantung PDF
    Dokumen15 halaman
    Diet Jantung PDF
    Azura Zahra
    Belum ada peringkat
  • Adjie Pangestu
    Adjie Pangestu
    Dokumen10 halaman
    Adjie Pangestu
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Perkem
    Perkem
    Dokumen2 halaman
    Perkem
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen52 halaman
    Bab I Pendahuluan
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Penil 5
    Penil 5
    Dokumen3 halaman
    Penil 5
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Angel Karamoy
    Angel Karamoy
    Dokumen4 halaman
    Angel Karamoy
    friscahalim
    Belum ada peringkat