V. Penjelasan Budaya
Dalam beberapa tahun terakhir, upaya untuk menjelaskan peran
dari budaya dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan
budaya tersebut telah menjadi suatu topik yang terdepan dalam
ilmu sosiologi.
Budaya dipandang sebagai suatu sistem yang sangat terintegrasi,
setiap elemennya memberikan suatu kontribusi secara keseluruhan.
Dalam menganalisis budaya, mereka fokus pada cara-cara di mana
keyakinan dan praktik budaya berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan untuk memperkuat komitmen terhadap
suatu sistem sosial. Dengan kata lain, fungsionalis memeriksa
konsekuensi sosial dari berbagai elemen budaya. Satu kelompok
sosiolog fungsionalis kontemporer dan antropolog - yang disebut
"para ekologi budaya - berfokus pada peran lingkungan dalam
membentuk budaya.
Tidak seperti kaum fungsionalis, yang menekankan peran
kebudayaan dalam mempromosikan solidaritas sosial dan adaptasi
terhadap lingkungan, kaum teoritis konflik menekankan peran
budaya dalam hal perebutan kekuasaan dan hak-hak istimewa.
Menurut pandangan ini, budaya yang dominan dalam suatu
masyarakat biasanya hanya menguntungkan suatu kelompok
tertentu dengan mengorbankan orang lain. Budaya dapat
meningkatkan kekuatan para kamum mayoritas/elit dalam beberapa
situasi, sambil memberikan batu loncatan untuk perubahan
revolusioner di dalam diri pihak yang lain.
Kebanyakan sosiolog merasa bahwa budaya membentuk pribadi kita
tetapi kita jugalah yang membentuk budaya tersebut. Di satu sisi,
budaya dapat dilihat sebagai latar belakang, tetapi juga dapat
dilihat sebagai produk/hasil dari perilaku sosial. Beberapa sosiolog
mempelajari proses menghasilkan budaya, menekankan dampak
dari bidang teknologi, struktur sosial, dan ekonomi. Bagi para
sosiolog, menghasilkan budaya selalu merupakan tindakan kolektif,
proses sosial, bukan merupakan kerja secara individu.