Anda di halaman 1dari 5

1.Write Your own definition of health .

Lingkungan sehat menurut WHO adalah Keadaan yg meliputi kesehatan fisik,


mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan Keadaan sejahtera dari badan,

jiwa

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Jadi menurut kelompok kami dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat adalah
upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
2. Select a community health problem in Indonesia, analyze and discuss in a two-page paper factors
that contribute to the problem
Keadaan gizi buruk dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti keadaan geografi,
lingkungan, norma sosial, norma sosial ekonomi, besarnya komunitas, dan ekonomi. Penulis akan
menjelaskan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kekurangan gizi yang saat ini banyak
dialami oleh penduduk Indonesia. Kasus tersebut banyak dialami oleh penduduk yang berasal dari
keadaan ekonomi mengah kebawah atau berasal dari daerah terpencil.
Geografi:
Keadaan gizi buruk jika dilihat dari faktor geografi dapat disebabkan oleh adanya keadaan
iklim dan suhu yang berbeda disetiap daerah. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan terjadinya
perbedaan ketahanan pangan pada setiap daerah, sehingga produksi pangan pada daerah-daerah
tertentu buruk. Hal ini disebabkan karena terdapat tumbuhan atau bahan pangan lain yang tidak dapat
hidup pada keadaan iklim dan suhu tertentu. Dengan demikian, produksi makanan menurun dan dapat
menyebabkan terjadinya gizi buruk. Iklim mempengaruhi pertumbuhan tanaman tertentu, karena
terdapat beberapa jenis tanaman yang tidak dapat hidup pada iklim tropis maupun hujan. Selain itu,
jika pada suatu daerah terjadi hujan yang terus menerus dapat menyebabkan banjir dan hampir semua
tanaman maupun bahan pangan lain tidak dapat hidup. Suhu juga mempengaruhi produksi pangan,
karena terdapat beberapa jenis tanaman maupun bahan pangan lain yang tidak dapat hidup pada suhu
yang terlalu panas maupun terlalu dingin. Oleh karena itu, suhu dan iklim sangat berpengaruh pada
jumlah produksi pangan yang kemudian jumlah produksi ini dapat mempengaruhi keadaan gizi
penduduk daerah .
Lingkungan:
Produksi pangan dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan, yaitu penyediaan makanan keluarga
(dengan produksi sendiri, membeli atau barter), sistem pertanian, keadaan tanah, jumlah peternakan

dan perikanan, dan keuangan. Dilihat dari keadaan-keadaan tersebut, faktor lingkungan juga dapat
mempengaruhi keadaan gizi suatu daerah. Lingkungan yang buruk , yaitu lingkungan dengan air
minum yang tidak bersih, tidak ada saluran penampungan limbah, dan kloset tidak memenuhi syarat
kesehatan. Bila pada suatu daerah tertentu terdapat lingkungan yang seperti demikian, maka dapat
menyebabkan penyebaran kuman penyakit yang nantinya akan berdampak pada keadaan gizi
penduduknya. Selain itu, kualitas tanah sangat mempengaruhi hasil pertanian, dan dari hasil pertanian
tersebut selanjutnya akan mempengaruhi produksi bahan pangan yang mereka butuhkan untuk
memenuhi gizi mereka. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan gizi penduduk pada
suatu daerah, antara lain udara, air, dan tanah.
Norma sosial:
Kasus gizi buruk terjadi terutama pada penduduk miskin dengan golongan yang rawan
seperti ibu hamil, ibu post partum, bayi dan balita. Masalah kekurangan gizi ini karena
pengaruh faktor ekonomi yang rendah, perilaku dan pengetahuan masyarakat yang kurang tentang
gizi. Kepercayaan bahwa ibu hamil dan post partum pantang mengkonsumsi makanan tertentu
menyebabkan kondisi ibu post partum kehilangan zat gizi yang berkualitas. Kemiskinan
masyarakat akan berdampak pada penurunan pengetahuan dan informasi, dengan kondisi ini
keluarga, khususnya ibu akan mengalami resiko kekurangan gizi, menderita anemia dan akan
melahirkan bayi berat badan lahir rendah (Rahman, 2003).
Sosial Ekonomi:
Berdasarkan pengamatan penulis masih banyak ibu hamil yang menderita anemia dan adanya
kasus bayi dengan gizi buruk, hal ini diasumsikan penulis bahwa kekurangan gizi dapat
disebabkan karena kurangnya asupan gizi dari ibu menyusui, tingkat sosial ekonomi yang
rendah, kurangnya pengetahuan ibu ataupun sikap dan perilaku dari ibu menyusui yang kurang
memahami tentang nilai gizi yang baik.

Kebiasaan masyarakat tentang pantang makan pada ibu

hamil dan post partum merupakan suatu fenomena tersendiri dimasyarakat kita, kebutuhan akan
asupan gizi seringkali bertentangan dengan budaya masyarakat khususnya pada ibu post
partum dimana ibu dalam keadaan yang lemah setelah proses persalinan dan harus menyusui
bayinya. Ibu post partum harus berpantang makanan daging, telur dan sebagainya yang justru
sangat

diperlukan

untuk pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu post partum. Fakta yang ada

dimasyarakat selain budaya yang mempengaruhi pantang makan ada pula faktor karakteristik
keluarga diantaranya kondisi sosial ekonomi yang akan berpengaruh pada perilaku pantang
makan. Semakin rendah kondisi sosial ekonomi seseorang semakin banyak dalam menjalankan
berpantang terhadap makanan. Selain itu, masih banyak dijumpai keluarga yang mengkonsumsi
makanan tidak begizi karena adanya keterbatasan ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan

akan berdampak pada masalah kesehatan dan status gizi penduduk. Notoatmojo (1997) mengartikan
kondisi sosial ekonomi berpengaruh terhadap budaya pantang makan, dimana status sosial
ekonomi ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lingkungan tempat tinggal, dan jumlah
anggota keluarga.
Jumlah penduduk :
Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali menyebabkan terjadinya kasus gizi di
kalangan anak balita semakin berat. Padahal usia balita merupakan peluang terbesar untuk
pembentukan otak. Dampak kekurangan gizi antara lain kurangnya tumbuh kembang otak yang dapat
bersifat permanen.
Berdasarkan persentase, dari Riskesdas 2007 terdapat penurunan prevalensi kekurangan gizi
pada anak balita sebesar 18,4 persen (gizi kurang 13 persen dan gizi buruk 5,4 persen). Namun,
penurunan itu tak signifikan, karena pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari harapan. Kondisi gizi
buruk terparah antara lain di Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Nusa Tenggara
Barat. Demikian juga dengan angka kematian bayi tertinggi di Nusa Tenggara Barat (72 per 1.000
kelahiran hidup), Sulawesi Tengah (60), Maluku (59), dan Nusa Tenggara Timur (57). Di lokasi-lokasi
tersebut angka total kelahiran juga dapat dikatakan tinggi. Oleh karena itu, dengan tingginya jumlah
kelahiran bayi mengakibatkan layanan imunisasi, pemberian vitamin tambahan, dan pembagian buku
Kesehatan Ibu dan Anak semakin rendah. Dengan demikian dapat memicu pertambahan jumlah kasus
gizi buruk yang terutama banyak terjadi pada balita. Oleh karena itu, jumlah penduduk dalam suatu
daerah dapat mempengaruhi jumlah kasus gizi buruk yang terjadi pada daerah tersebut. Cara yang
dapat diterapkan untuk mengurangi terjadinya gizi buruk adalah dengan pemberian fasilitas yang
merata dan memadahi, serta berusaha menyeimbangkan jumlah kelahiran dan jumlah kematian yang
terjadi dalam suatu daerah. Selain itu, program KB (Keluarga Berencana) juga merupakan cara yang
terbilang efektif untuk mengurangi kasus gizi buruk.

3. Explain why coronary health disease can be both a personal health problem & a
community problem.
Coronary health disease atau seperti yang kita ketahui, penyakit jantung koroner,
merupakan penyakit kardiovaskular yang berdampak negatif bagi masyarakat. Penyakit ini
dapat menjadi gangguan kesehatan pribadi maupun secara komunitas. Gaya hidup yang
kurang baik oleh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap resiko terkenanya penyakit
ini. Gaya hidup yang kurang baik dapat di gambarkan seperti berikut. Contohnya apabila,
seseorang tidak berolahraga secara teratur, merokok, berat badan berlebih/obesitas, makanmakanan yang kurang sehat dan tinggi kolesterol tentu akan memicu penyakit jantung

koroner. Di tambah lagi faktor resiko seperti adanya riwayat penyakit jantung koroner
dalam keluarga dan usia 65 tahun ke atas. Penyakit ini akan berdampak negatif pada
seorang tersebut, dan tentunya akan berdampak negatif bagi komunitas karena tidak sedikit
orang yang menjalankan gaya hidup yang kurang baik seperti di yang telah di jelaskan.
Secara keseluruhan, penyakit jantung koroner akan meningkatkan angka mortalitas dan
morbiditas penduduk.

Daftar Pustaka
Astutik, S., Ni Wayan S.W., dan Kurniawan, D. Penggunaan Geographically Weighted Regression
(GWR) Pada Data yang Mengandung Heterogenitas Spasial, http://fisika.ub.ac.id/bss-ub/PDF
%20FILES/BSS_296_1.pd (diakses : 14 januari 2012)

Lenny. 2011. Penduduk Jakarta Rentan Kena Penyakit Berat,


http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=38216 (diakses :
14 januari 2012)
Pranita, F. 2011. Perekonomian Indonesia,

http://feralufhidarani.blogspot.com/2011/03/makalah-perekonomian-indonesi.html (diakases :
14 januari 2012)
Soekirman. 1999. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai

  • Presentasi Multikul
    Presentasi Multikul
    Dokumen21 halaman
    Presentasi Multikul
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu Mengarang
    Tugas Individu Mengarang
    Dokumen2 halaman
    Tugas Individu Mengarang
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Paper Buku Cerita
    Paper Buku Cerita
    Dokumen7 halaman
    Paper Buku Cerita
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman PU
    Rangkuman PU
    Dokumen7 halaman
    Rangkuman PU
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman PU Bab 15
    Rangkuman PU Bab 15
    Dokumen1 halaman
    Rangkuman PU Bab 15
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Multi Kultur Al Is Me
    Multi Kultur Al Is Me
    Dokumen17 halaman
    Multi Kultur Al Is Me
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Ataxia 2
    Ataxia 2
    Dokumen8 halaman
    Ataxia 2
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas PU Rangkuman
    Tugas PU Rangkuman
    Dokumen8 halaman
    Tugas PU Rangkuman
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • LO
    LO
    Dokumen1 halaman
    LO
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Artikel 2.2wD
    Artikel 2.2wD
    Dokumen2 halaman
    Artikel 2.2wD
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Nomenklatur
    Nomenklatur
    Dokumen6 halaman
    Nomenklatur
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • TB Word
    TB Word
    Dokumen4 halaman
    TB Word
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Hemo Filia
    Hemo Filia
    Dokumen5 halaman
    Hemo Filia
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Tugas PU Rangkuman
    Tugas PU Rangkuman
    Dokumen8 halaman
    Tugas PU Rangkuman
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Mmey
    Mmey
    Dokumen3 halaman
    Mmey
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Filsafat Bab 7
    Rangkuman Filsafat Bab 7
    Dokumen5 halaman
    Rangkuman Filsafat Bab 7
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Format Case
    Format Case
    Dokumen2 halaman
    Format Case
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • ADSC Untuk Saraf Perifer
    ADSC Untuk Saraf Perifer
    Dokumen9 halaman
    ADSC Untuk Saraf Perifer
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Diet Jantung PDF
    Diet Jantung PDF
    Dokumen15 halaman
    Diet Jantung PDF
    Azura Zahra
    Belum ada peringkat
  • Paper KWN
    Paper KWN
    Dokumen4 halaman
    Paper KWN
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman PU
    Rangkuman PU
    Dokumen7 halaman
    Rangkuman PU
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Stem Cells
    Stem Cells
    Dokumen6 halaman
    Stem Cells
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Penil 5
    Penil 5
    Dokumen3 halaman
    Penil 5
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Perkem
    Perkem
    Dokumen2 halaman
    Perkem
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Adjie Pangestu
    Adjie Pangestu
    Dokumen10 halaman
    Adjie Pangestu
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • BPH Basuki
    BPH Basuki
    Dokumen3 halaman
    BPH Basuki
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Jantung
    Fisiologi Jantung
    Dokumen7 halaman
    Fisiologi Jantung
    Muhammad Febriandi
    100% (4)
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen52 halaman
    Bab I Pendahuluan
    friscahalim
    Belum ada peringkat
  • Angel Karamoy
    Angel Karamoy
    Dokumen4 halaman
    Angel Karamoy
    friscahalim
    Belum ada peringkat