Saya memiliki seorang putri yang sekarang berusia 2 tahun 1 bulan. Perkembangan fisiknya bagus,
anaknya lincah, cepat bersosialisasi dengan lingkunan, cepat meniru, aktif dan cerdas. Tapi yang
membuat saya cemas, sampai sekarang putri saya belum bisa berbicara. Bahkan untuk memanggil
ibu. Dia cuma bisa bilang apak...apak...apak. Adakah solusinya?
Yuni-Denpasar
Pembahasan:
Menurut kelompok kami, anak ini memiliki gangguan pada otaknya, tepatnya pada bagian
Broca's area. Kelainan pada area ini, menyebabkan anak terganggu dalam mengkoordinasikan otototot pada alat vokal (bicara).
Setiap anak dapat berbicara dengan baik, jika orangtua juga sering berperan aktif dalam
berkomunikasi dengan anak. Dengan intensitas komunikasi yang terbilang tinggi, anak dapat
merangsang dirinya untuk ikut berbicara dengan orangtuanya.
Hambatan yang mungkin akan didapatkan dari komunikasi ini adalah cara bicara anak yang
tidak mudah dipahami orangtua. Dalam hal ini, orangtua diharuskan untuk bersabar dan terus
menjalin komunikasi dengan anak. Hambatan lain adalah dari segi pemahaman anak, anak pada
awalnya mungkin tidak dapt memahami apa yang dibicarakan oleh orangtuanya. Namun orangtua
kasus bertindak seolah-olah si anak paham terhadap apa yang dibicarakan orangtua. Sekali lagi, ini
sangat membutuhkan kesabaran karena melihat kemampuan anak yang berbeda dari anak-anak pada
umumnya. Solusi yang terbaik adalah dengan cara di atas diikuti dengan selalu memberi pengaruh
positif pada anak.
Pegang Payudara
Putri saya (18 bulan) sampai saat ini masih mengempeng payudara pada saat tidur di
malam hari walaupun sebenarnya produksi ASI sudah mulai sedikit. Bagaimana caranya
menghilangkan kebiasaan tersebut karena jika belum tertidur pulas dan payudara di lepas putriku
akan murah dan jadi susah tidur?
Winda-Jakarta
Pernyataan:
Menurut kelompok kami, anak ini masih memiliki sucking reflex yang cukup tinggi.
Seharusnya refleks ini sudah mulai hilang saat anak berusia 1 tahun. Namun tidak sedikit pula anak
yang suck reflexnya baru hilang saat usia TK atau SD. Hal ini dapat didukung oleh teori
psikoanalisis Sigmund Freud mengenai kepuasan seksual, anak dari Ibu Yuni ini berada dalam tahap
memenuhi kepuasan seksual melalui mulut (oral stage).
Kebiasaan ini dapat hilang dengan sendirinya. Namun, orangtua dapat pula untuk ikut
berperan dalam menghilangkan kebiasaan ini. Mengingat anak ini sudah berada pada batas akhir
anak yang berada dalam oral stage. Untuk waktu dekat ini, gantilah kebiasaan anak mengempeng
pada puting ibu dengan meminum susu dari dot. Saat anak sudah menginjak usia 3-4 tahun,
kebiasaan minum dari dot dapat diubah dengan mengenyot permen yang berbentuk seperti dot, atau
makanan lain dengan bentuk serupa.