Keracunan makanan karena Bacillus cereus mempunyai dua bentuk berbeda, jenis
muntah yang berkaitan dengan nasi yang terkontaminasi, dan jenis diare yang berkaitan
dengan daging dan saus. B cereus menghasilkan beberapa enterotoksin, penyebab diare yang
lebih bersifat keracunan daripada infeksi lewat makanan. Bentuk emetic bermanifestasi
sebagai mual, muntah, kejang otot perut, kadang-kadang diare dan dapat sembuh sendiri,
dengan masa penyembuhan yang terjadi dalam 24 jam. Ini dimulai 1-5 jam setelah makan
nasi dan kadang-kadang mie. B cereus adalah organism tanah yang sering mengkontaminasi
nasi. Bila sejumlah besar nasi dimasak dan dibiarkan dingin perlahan-lahan, spora B cereus
bertunas dan sel vegetatif menghasilkan toksin selama fase-log pertumbuhan atau selama
sporulasi. Bentuk diare memiliki masa inkubasi 1-24 jam dan terlihat sebagai diare yang terus
menerus disertai nyeri dan kejang perut; jarang terjadi demam dan muntah. Enterotoksin
dapat ditemukan dalam makanan atau dibentuk dalam usus. Adanya B cereus dalam tinja
penderita tidak cukup untuk mendiagnosis penyakit B cereus, karena bakteri ini dapat ada
dalam tinja orang normal; kadar 105 atau lebih bakteri per gram makanan dianggap diagnostik
B cereus adalah penyebab penting daru unfeksi mata, keratitis berat, enoftalmitis, dan
panoftalmitis. Secara khas, organism masuk ke dalam mata melalui benda asing yang
berhubungan dengan trauma. B cereus juga berhubungan dengan infeksi local dan infeksi
sistemik, termasuk endokarditis, meningitis, osteomielitis, dan pneumonia; alat-alat
kedokteran atau penggunaan obat-obat intravena merupakan pre-disposisi untuk infeksi ini.
Spesies Bacillus lain jarang berhubungan dengan penyakit manusia. Sulit untuk
membedakan kontaminasi superficial dengan Bacillus dari penyakit kulit yang disebabkan
organism. Lima spesies Bacillus ( B thuringiensis, B popilliae, B sphaericus, B larvae, dan B
lentimorbus) merupakan patogen untuk serangga, dan beberapa telah digunakan untuk
insektisida komersial.
Bacillus cereus