Anda di halaman 1dari 28

PK di Keluarga / Masyarakat

Pada Anak (Child


Abuse)
Pada Orang Tua
(Substance Abuse)
Kekerasan Dalam
Rumah Tangga
(KDRT) / pada
perempuan

CHILD/SUBSTANCE ABUSE

Suatu trauma, perlakuan, pembatasan


dlm mengemukakan berbagai alasan,
menakut-nakuti, intimidasi, hukuman
yang berakibat melukai fisik, mental,
perampasan hak individu termasuk dalam
penerimaan pelayanan baik dilakukan sec
terpaksa untuk mempertahankan fisik,
mental & psikososial.

CHILD/SUBSTANCE ABUSE
Suatu keadaan melecehkan, menelantarkan,
atau tindakan yang menempatkan seseorang
dalam kondisi kacau dalam hal kesehatan,
pribadi, hak memutuskan, maupun
pendapatnya.
Hal ini dapat berlangsung lama, atau terjadi
reaksi akut bila suasana tidak diatasi

Penyebab
Beban orang yg merawat terlalu
berat
Kelainan perilaku usila/anak
Penyalahgunaan obat, alkohol, dll.
Faktor lain dlm keluarga

(ketidaksiapan merawat usila/anak,


perlakuan yg salah, konflik dg usila/anak,
tdk ada dukungan masyarakat, keluarga
kehilangan pekerjaan, adanya riwayat
kekerasan dalam keluarga)

KLASIFIKASI

Physical abuse
Psychological abuse
Exploitation
Physical neglect
Psychological neglect
Self neglect
Violation of Rights

Tanda & Gejala


Gejala Fisik
(memar, patah tulang dg sebab tdk jelas, malnutrisi, higienis
jelek, adanya bukti pengobatan tdk benar)

Kelainan Perilaku
(rasa ketakutan yg berlebihan, menjadi penurut atau
ketergantungan, menyalahkan diri sendiri, menolak kontak dg
org yg melecehkan, memperlihatkan tanda bahwa miliknya akan
diambil orang lain & kurangnya biaya)

Gejala Psikis
(stress, cara mengatasi persoalan tidak benar, mengungkapkan
rasa bersalah atau penyesalan yg tidak sesuai)

Pesan U/
anak
Orang tua kita adalah orang yang telah menjadikan

kita terhormat, hormatilah mereka.

Pesan

Menghormati orang yg sudah meninggal


adalah baik,
tetapi jauh lebih baik menghormati orang
yang masih hidup

Pesan U/ ORANG TUA

Anak kita adalah generasi kita


yang akan datang.

Asuh saja dengan Asah dan Asih.

Tugas orang tua; Tutur, Wur,


Sembur.

KEKERASAN DALAM RUMAH


TANGGA
kekerasan yang terjadi dalam lingkungan
rumah tangga. Pada umumnya, pelaku
kekerasan dalam rumah tangga adalah
suami, dan korbannya adalah istri
dan/atau anak-anaknya, pembantu???.

DASAR HUKUM
UU NO. 23 TAHUN 2004
TENTANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA

Bentuk
Secara fisik:
menampar, memukul, menjambak rambut,
menendang, menyundut dengan rokok,
melukai
dengan senjata, dsb
Secara psikologis;
penghinaan, komentar-komentar yang
merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara
maupun teman-temannya, mengancam
akan
dikembalikan ke rumah orang tuanya, dll.
Secara seksual;
kekerasan dalam bentuk pemaksaan dan
penuntutan hubungan seksual.
Secara ekonomi;
tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja
atau membiarkan istri bekerja untuk dieksploitasi.

Yg harus dilakukan korban


Menceritakan kejadian kepada orang lain,
seperti teman dekat, kerabat, lembaga-lembaga
pelayanan/konsultasi
Melaporkan ke polisi
Mencari jalan keluar dengan konsultasi
psikologis maupun konsultasi hukum
Mempersiapkan perlindungan diri, seperti uang,
tabungan, surat-surat penting untuk kebutuhan
pribadi dan anak
Pergi ke dokter untuk mengobati luka-luka yang
dialami, dan meminta dokter membuat visum.

Kekerasan thd Perempuan


setiap tindakan yang berakibat
kesengsaraan atau penderitaan pada
perempuan secara fisik, seksual atau
psikologis, termasuk ancaman tindakan
tertentu, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang
baik yang terjadi di depan umum atau
dalam lingkungan kehidupan pribadi

PENYEBAB
Ketimpangan jender; perbedaan peran &
hak perempuan dan laki-laki di
masyarakat yg menempatkan perempuan
dalam status lebih rendah dari laki-laki.
Hak istimewa yang dimiliki laki-laki ini
seolah-olah menjadikan perempuan
sebagai barang milik laki-laki yang
berhak untuk diperlakukan semena-mena,
termasuk dengan cara kekerasan

hak asasi
Hak atas kehidupan
Hak atas persamaan
Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi
Hak atas perlindungan yang sama di muka umum
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik
maupun mental yang sebaik-baiknya
Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja
yang baik
Hak untuk pendidikan lanjut
Hak untuk tidak mengalami penganiayaan atau
bentuk kekejaman lain, perlakuan atau penyiksaan
secara tidak manusiawi yang sewenang-wenang.

bentuk
Tindak kekerasan fisik
Tindak kekerasan non-fisik
Tindak kekerasan psikologis atau jiwa
Pelecehan seksual
Perkosaan

Tindak kekerasan fisik


Tindakan yang bertujuan melukai,
menyiksa atau menganiaya orang lain.
Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan anggota tubuh pelaku
(tangan, kaki) atau dengan alat-alat
lainnya.

Tindak kekerasan non-fisik


Tindakan yang bertujuan merendahkan
citra atau kepercayaan diri seorang
perempuan, baik melalui kata-kata
maupun melalui perbuatan yang tidak
disukai/dikehendaki korbannya

Tindak kekerasan psikologis


Tindakan yang bertujuan mengganggu
atau menekan emosi korban. Secara
kejiwaan, korban menjadi tidak berani
mengungkapkan pendapat, menjadi
penurut, menjadi selalu bergantung pada
suami atau orang lain dalam segala hal
(termasuk keuangan). Akibatnya korban
menjadi sasaran dan selalu dalam
keadaan tertekan atau bahkan takut.

PELECEHAN SEKSUAL
segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi
seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak
diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran.
Pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja dan
kapan saja, seperti di tempat kerja, di
kampus/sekolah, di pesta, tempat rapat, dll.
Pelaku pelecehan seksual bisa teman, pacar,
atasan di tempat kerja, dokter, dukun, dsb.
Akibat pelecehan seksual, korban merasa malu,
marah, terhina, tersinggung, benci kepada
pelaku, dendam kepada pelaku, shok/trauma
berat, dll

Langkah-langkah yang perlu


dilakukan korban:
Membuat catatan kejadian (tanggal, jam,
saksi)
Bicara kepada orang lain tentang
pelecehan seksual yang terjadi
Memberi pelajaran kepada pelaku
Melaporkan tindakan pelecehan seksual
Mencari bantuan/dukungan kepada
masyarakat

PERKOSAAN
hubungan seksual yang terjadi tanpa diinginkan
oleh korban. Seorang laki-laki menaruh penis,
jari atau benda apapun ke dalam vagina, anus,
atau mulut perempuan tanpa sekehendak
perempuan itu, bisa dikategorikan sebagai
tindak perkosaan.
Perkosaan dapat terjadi pada semua
perempuan dari segala lapisan masyarakat
tanpa memperdulikan umur, profesi, status
perkawinan, penampilan, atau cara berpakaian

Berdasarkan pelakunya
Orang yang dikenal: teman, tetangga,
pacar, suami, atau anggota keluarga
(bapak, paman, saudara).
Orang yang tidak dikenal, biasanya
disertai dengan tindak kejahatan, seperti
perampokan, pencurian, penganiayaan,
atau pembunuhan.

dampak
Secara emosional, korban perkosaan bisa
mengalami stress, depresi, goncangan jiwa,
menyalahkan diri sendiri, rasa takut
berhubungan intim dengan lawan jenis, dan
kehamilan yang tidak diinginkan.
Secara fisik, korban mengalami penurunan
nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala, tidak
nyaman di sekitar vagina, berisiko tertular PMS,
luka di tubuh akibat perkosaan dengan
kekerasan, dan lainnya.

Korban Perkosaan sebaiknya


Jangan mandi atau membersihkan kelamin sehingga sperma,
serpihan kulit ataupun rambut pelaku tidak hilang untuk
dijadikan bukti
Kumpulkan semua benda yang dapat dijadikan barang bukti,
misalnya: perhiasan dan pakaian yang melekat di tubuh korban
atau barang-barang milik pelaku yang tertinggal. Masukkan
barang bukti ke dalam kantong kertas atau kantong plastik.
Segera lapor ke polisi terdekat dengan membawa bukti-bukti
tersebut, dan sebaiknya dengan keluarga atau teman.
Segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat (dokter,
puskesmas, rumah sakit) untuk mendapatkan surat keterangan
yang menyatakan adanya tanda-tanda persetubuhan secara
paksa (visum)
Meyakinkan korban perkosaan bahwa dirinya bukan orang
yang bersalah, tetapi pelaku yang bersalah.

Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai