Pertamina Balongan
Pertamina Balongan
CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi
suap,
menjunjung
tinggi
kepercayaan
dan
integritas.
COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
pada
kepentingan
pelanggan
dan
berkomitmen
untuk
COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
riset dan pengembangan.
tersebut
tidak
sempat
terlaksana
karena
adanya
perubahan
kebijakan/pergantian direksi.
Wacana perubahan tetap berlangsung sampai terbentuknya PT. Pertamina
(Persero) pada tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo untuk dapat
membangun semangat / spirit baru, mendorong perubahan Corporate Culture bagi
seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas
companies serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahanperubahan yang terjadi, antara lain :
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.
b. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO serta
semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru di bidang hulu dan hillir.
Sukses korporasi yang berkinerja sangat tinggi, sangat dipengaruhi oleh
ideide
baru,
kemampuan
berimajinasi
dan
kecepatan
berinovasi.
Hijau
1. Relatif dekat dengan konsumen bahan bakar minyak terbesar, yaitu pulau
jawa yang mengkonsumsi bahan bakar 65% dari kebutuhan nasional dan
80% dari kebutuhan Jakarta.
2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu Depot Unit Pembekalan dan
Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) III dan terminal Unit Eksplorasi dan
Produksi (UEP) III ditambah adanya Convention Buoy Mooring dan Single
3.
4.
5.
buoy Mooring.
Dekat dengan sumber gas alam yaitu UEP III
Selaras dengan proyek pipanisasi bahan bakar minyak di Jawa
Tersedianya lahan yang dibutuhkan, yaitu bekas sawah yang kurang
6.
produktif, harga tanah yang relatif murah dan jauh dari keramaian.
Tersedianya sarana infrastruktur.
Cibinong dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru dibangun pada tahun
1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya.
Area kilang terdiri dari :
a. Sarana kilang
: 250 Ha daerah konstruksi kilang
200 Ha daerah penyangga
b. Sarana perumahan
: 200 Ha
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya
faktor pendukung, antara lain :
a. Bahan baku
Sumber bahan baku yang diolah di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan
adalah:
1. Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed)
2. Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini50% feed)
3. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard
Cubic Feet Per Day (MMSCFD).
b. Air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduksalam Darma, Rejasari, kurang
lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara
pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal 1.100 m3
serta kecepatan maksimum 1.200 m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler,
heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam
pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan dengan
sistem wasted water treatment, dimana air keluarannya di-recycle ke sistem ini.
Secara spesifik tugas unit ini adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH3,
fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan.
c. Transportasi
Lokasi kilang PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan berdekan dengan
jalan raya dan lepas pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga
memperlancar distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah jakarta dan jawa
barat. Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan
bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar
tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran
peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene dan LPG
dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.
d. Tenaga kerja
: Crude Oil
8
b.
c.
d.
e.
Tepat jumlah
Tepat mutu
Tepat waktu
Berorientasi Laba
f.
g.
h.
i.
social
Berdaya saing tinggi
Pasar
Teknologi Maju
Terpadu
BBM
j. Aman
k. Andal
tertentu
l. Efisien
m. Berwawasan Lingkungan
: Produktivitas Tinggi
: Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku
n.
o.
p.
q.
r.
s.
2.5.3. Motto
Meraih keunggulan komparatif dan kompetitif
1. Meraih : Menunjukkan upaya maksimum yang penuh dengan ketekunan
dam keyakinan serta professionalisme untuk PT. Pertamina (Persero) RU
VI Balongan.
2. Keunggulan komparatif : Keunggulan dasar yang dimiliki oleh PT.
Pertamina (Persero) RU VI Balongan dibandingkan dengan kilang sejenis,
yaitu lokasi yang strategis karena dekat dengan pasar BBM dan non BBM.
3. Keunggulan kompetitif : Keunggulan daya saing terhadap kilang sejenis
dalam hal efisiensi, mutu, produk, dan harga.
2.5.4. Logo
PT. PERTAMINA RU VI Balongan mempunyai logo perusahaan yang
melambangkan bahwa perusahaan dapat menjadi kilang unggulan yang dapat
memenuhi visi dan misi dengan kerja keras. Logo PT. PERTAMINA RU VI
Balongan adalah sebagai berikut :
Cracking yang menjadi ciri khas dalam proses pengolahan minyak bumi di
Refinery unit VI
3. Warna
:
o Hijau : menunjukkan warna asli generator yang berarti selalu menjaga
kelestarian lingkungan hidup
o Putih : menunjukkan warna asli reaktor yang berarti bersih,
professional, proaktif, inovatif, dan dinamis dalam setiap tindakan yang
selalu berdasar kebenaran
o Biru : diambil dari warna logo PERTAMINA yang berarti loyal kepada
visi PERTAMINA
o Kuning
: diambil dari logo PERTAMINA yang berarti keagungan
Refinery unit VI
2.5.5. Strategi
Dalam mendukung pencapaian visi dan misi telah dirumuskan Sembilan
strategi utama PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan, yaitu :
1. Keunggulan biaya (Cost Leadership)secara keseluruhan dilakukan dengan
upaya meningkatkan hehandalan, kemanan, efisiensi, dan produktivitas
secara optimasi operasi kilang, untuk menurunkan biaya produksi BBM,
non-BBM, dan Petrokimiapada kualitas tetap. Dengan demikian produk
akan mempunyai daya saing tinggi dan mampu menguasai pasar.
2. Perluasan pasar atau produk (Market-Product Development) dengan
melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
dan divertifikasi. Sehubungan masih tersedianya peluang pasar BBM, non10
BBM, dan Petrokimia (diluar DKI Jakarta dan Jawa Barat). Untuk biaya
survey dan riset pasar mutlak harus dilakukan agar menghasilkan produk
yang berorientasi pasar, bernilai tinggi, bermutu tepat, berdaya saing tinggi.
3. Meningkatkan produk bernilai tinggi (Maximize High Volume
Product),bterutama Propylene dan LPG maupun produk lain, dalam rangka
peningkatan laba PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan. Untuk itu
pemilihan mode operasi yang sesuai serta jenis minyak yang diolah, mutlak
diperlukan.
4. Pengintegrasian Kilang (Refinery Black-Forward Integration), dengan
pemasok bahan baku (Crude Supplier) dan industri hilir. Hal tersebut
dilakukan dengan memodifikasi dan ekspansi, profitisasi, aliansi, akuisisi,
komersiansi, dan divertasi.
5. Penerapan system manajemen mutu (Quality Management System) secara
intensif dan mencakup seluruh kegiatan operasional, yaitu : operasi kilang,
lingkungan, sumber daya manusia, financial, dan lain-lain).
6. Pengelolaan organisasi secara efektif (Effective Organization) dan modern
dengan menerapkan system pengendalian dan pengawasan perusahaan
(good corporate governance) yang didukung system pelaoparan kinerja yang
berstandar nasional dan internasional.
7. Pemberdayaan dan pengembangan pekerja (Employee Empowerment and
Development) yang professional dan berbasis kompetensi, mempunyai
motivasi kuat, persaingan, dan lingkungan kerja yang sehat, dengan imbalan
yang menarik secara berkesinambungan dan konsisten serta membentuk
budaya kerja yang sinergis.
8. Menampilkan citra perusahaan (Company Image) yang baik kepada pihak
yang berkepentingan (stakeholder) seperti pekerja, pemerintah, masyarakat,
dan sekitarnya.
9. Pembangunan hubungan dan kemitraan dengan pihak luar (Good Human
Relationship) yang baik berdasarkan prinsip kemanusiaan, kebersamaan,
keterbukaan, kesederhanaan, dan prinsip saling menguntungkan.
11
No
A
Jenis Produk
BBM :
Kapasitas
Satuan
Motor Gasoline
58,000
BPSD
Kerosene
11,900
BPSD
Diesel 27,000
BPSD
Oil
16,000
BPSD
9,300
BPSD
LPG
565
Ton
Propylene
545
Ton
125
Ton
Sulfur
28,500
Ton
Automotive
2.7
Kode
Kapasitas
Lisensor
Kontraktor Proses
12
1
2
3
4
5
CDU
ARHDM
GO HTU
RCC
Unsaturated
Unit
11
12&13
14
15
16
(BPSD)
125,000
58,000
32,000
83,000
-
FW
Chevron
UOP
UOP
UOP
FW
JGC
JGC
FW
FW
I
II
I
I
I
22,500
MERICHEM
FW
18
47,000
MERICHEM
FW
Gas
6
Concentration
LPG
17
Treatment
Unit
Gasoline
Treatment
Unit
Propylene
19
7,000
UOP
FW
9
10
11
Recovery
Cataytic
LCO
Hidrogen
20
21
22
13,000
12,000
76
UOP
FW
FW
FW
JGC
FW
I
II
II
12
Plant
Amine treater 23
MMSCFD
-
JGC
JGC
13
Plant
Sour
JGC
JGC
14
Striier
Sulphur Plant
27
JGC
JGC
Water 24
25
MT/Day
Sumber : PT. PERTAMINA, 2004
Unit 33 yaitu unit penex ini berfungsi untuk mengkonversikan Light Naptha
melalui proses Isomerasi menjadi produk Isomerat yang beroktan 87 serta LPG
sebagai produk samping.
Unit NHT, Platformer dan PENEX tersebut merupakan terobosan /
breakthrough
Pertamina
dalam
mendukung
program
Pemerintah
untuk
menghapuskan penggunaan timbal (Pb) pada bensin yang dikenal dengan Program
Langit Biru Balongan (PLBB). Campuran produk Platformer dan Produk
Isomerate menghasilkan produk HOMC dengan oktan 92 yang digunakan sebagai
komponen blending bensin tanpa timbal.
Bongkar muat Crude Oil, Naptha Feed Kilang Langit Biru Balongan (KLBB)
dan produk produk Kilang seperti Premium, Solar, Kerosene, HOMC 92
dan DCO.
Pengaturan tangki Crude Oil (minyak mentah), tangki intermediate product
(TTUB).
Pengolahan Limbah Cair buangan dari unit unit proses sebelum dibuang ke
Laut terbuka.
15
Laboratorium
Laboratorium ini mendukung operasional kilang dengan melakukan analisis
analisis laboratorium terhadapparameter parameter penting untuk setiap
Stream di unit operasi, baik pada oil system, gas system amupun pada water
system. Dengan berbekal Sertifikat ISO 17025, Laboratorium menjami akurasi
analisa produk BBM yang dihasilkan oleh kilang RU VI Balongan.
Minas
Duri
35,2
21,1
0,8485
0,927
691
@40 C
23,6
274,4
@50 C
11,6
Sulphur (%-Weight)
0,08
7,4
Carbon (%-Weight)
2,8
7,4
Titik tuang ( C)
3,6
2,4
Asphalt (%-Weight)
0,5
0,4
<1
API
16
32
<0.05
1,19
11
Water (%-Volume)
0,6
0,3
Unit
11
Jenis
Cairan
Amonia
Aplikasi
Overhead 11-C-105
Suction Feed Pump (11-
Anti Foulant
Corrosive
Inhibitor
Demulsifier
Wetting Agent
Kalgen
Overhead 11-V-101
Fungsi
Menetralisir HCL
Mencegah terjadinya
fouling pada HE
Mencegah korosi
Memisahkan emulsi
Membantu mempercepat
V-114
pemisahan
mengatasi kesadahan
17
Pencegah korosi
Kaustik
19, 20
Anti Oksidan
DIPA
18-A-202, 206
Preparasi larutan
dilakukan pada 23-V-102
Oksidasi Sodium
mercaptide
Mengikat HS
Anti oksidan
Mengikat HS
Anti Foam
NH stripper (24-c-102)
Mencegah foaming
Menetralisir kaustik
Sumber : PERTAMINA 2004
Jenis katalis/Resin
ICR131KAQ
Sulphur absorber
Katalis UOP
15
19
Aplikasi
12/13-
Fungsi
Mengurangi kandungan
R.101/102/103
22-R-102 A/B
15-R-
logam
Adsorbsi HS
Mencegah rantai
101/102/103/104
hidrokarbon panjang
Adsorbsi moisture dari
19-V104 A/B
E-315 Katalis
19-V-111
Propylene Metal
LPG campuran C
Menghilangkan
kandungan metal
18
Treater
Alcoa Selecsorb COS
1/8''
Katalis SHP H-14171
11-V-112 A/B
19-R-101 A/B
20
Rock Salt
14/21-V-101
Hydrogenerator
22-R-101
23
25
Karbon Aktif
22-R-103
22-F-101
22-S-102
Amine Filter
23-S-101/103
Claus Catalyst
Resin Anion ASB-1p &
25-R-101/102/103
22-V-105 A/B
22-V-109 A-M
55-A-101 A/B-S1
55
Strong Acid Resin
101 A/B-VI,
menghilangkan
Kation
kation/anion
101 A/B-V2
58-D-101 A/B-
R1-R2 59-A-101
Molsieve Siliporite
A/B-A1
CO
Sumber : PERTAMINA
2004
19
21
dan tank area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai kandungan
minyak dan solid yang tinggi tetapi mempunyai kandungan COD dan BOD
yang rendah.
2. Activated Sludge Unit (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan
biologi air buangan dari unit proses terutama : Treated Water ex Unit Sour
Water Stripper (Unit 24) dan desalter effluent water ex Unit Crude
Distillation(Unit 11). Air yang diolah umumnya mempunyai kandungan
ammonia, COD, BOD dan fenol sedangkan kandungan minyak dan solid
berasal dari desalter effluent water.
B. Pengolahan Limbah Gas
Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar
di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
C. Pengolahan Limbah Padat
Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak
yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas karena akan mencemari
lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir dan air juga masih
mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam
proses. Sludge ini juga tidak dapat dibuang ke lingkungan sebab tidak terurai
secara alamiah dalam waktu singkat. Pemunahan hidrokarbon perlu dilakukan
untuk menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya tersebut, PT. Pertamina
(Persero) RU - VI Balongan melakukannya dengan membakar sludge dalam suatu
ruang pembakar (incinerator) pada temperatur tertentu. Lumpur/pasir yang tidak
terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga
pencemaran lingkungan dapat dihindari.
2.12...................................................................................................................... Sarana
dan Prasarana
PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menyediakan sarana dan
prasarana bagi karyawan dan keluarganya. Sarana dan prasaarana tersebut antara
lain :
a. Perumahan
Perumahan dinas dibangun di sekitar pabrik dengan tipe rumah, yaitu :
1. Tipe B : untuk tim managemen
2. Tipe C : untuk jabatan kepala bagian
3. Tipe D : untuk staf
4. Tipe E : untuk karyawan bidang produksi
24
Setiap karyawan dijamin oleh Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) dan asuransi
jiwa raya.
26