Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Sub materi pokok
Alokasi waktu
A.

: SMA
: Fisika
:X/2
: Alat Optik
: 4 JP( 2 x 2 JP)

Kopetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.

Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa
Indikator :
3.9.1. Menentukan bagian pada mata
3.9.2. Menentukan jenis kelainan pada mata
3.9.3. Menentukan letak jatuhnya bayangan benda pada mata
3.9.4. Menentukan jenis lensa kacamata yang sesuai dengan kelainan pada mata
3.9.5. Menentukan kekuatan lensa mata pada penderita miopi
3.9.6. Menentukan titik jauh mata pada penderita miopi
3.9.7.
Menentuk
an kekuatan lensa kacamata pada penderita hipermetropi
1

3.9.8. Menentukan titik dekat mata pada penderita hipermetropi


3.9.9. Menentukan sifat bayangan benda yang dibentuk oleh lup
3.9.10.
Menentukan tinggi bayangan benda pada lup
3.9.11.
Menentukan gambar letak
objek menggunakan lup saat mata
berakomodasi maksimum
3.9.12.
Menentukan gambar letak objek menggunakan lup saat mata tidak
berakomodasi
3.9.13.
Menentukan perbesaran lup
3.9.14.
Menentukan perbesaran lup saat mata berakomodasi maksimum
3.9.15.
Menentukan perbesaran sudut lup ketika mata berakomodasi minimum
3.9.16.
Menentukan perbesaran lup saat mata tidak berakomodasi
C.

Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama :
1. Siswa dapat menentukan bagian mata berdasarkan fungsinya dengan tepat
2. Siswa dapat menentukan jenis kelainan mata berdasarkan jangkauan benda yang dapat
dilihat dengan tepat
3. Siswa mampu menentukan letak jatuhnya bayangan berdasarkan jenis kelainan mata
dengan benar
4. Siswa dapat menentukan jenis lensa kacamata yang sesuai dengan kelainan pada mata
berdasarkan gambar terbentuknya bayangan pada mata dengan tepat
5. Siswa dapat menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi berdasarkan
titik jauh mata dengan tepat
6. Siswa dapat menentukan titik jauh mata pada penderita miopi berdasarkan kekuatan
lensa kacamata yang digunakan dengan tepat
7. Siswa dapat menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita
berdasarkan titik dekat mata dengan tepat

hipermetropi

8. Siswa dapat menentukan titik dekat mata pada penderita hipermetropi berdasarkan
kekuatan lensa kacamata yang digunakan dengan tepat
9. Siswa dapat menentukan 3 sifat bayangan benda yang dibentuk oleh lup dengan benar
10. Siswa dapat menentukan tinggi bayangan benda pada lup berdasarkan tinggi benda
yang diamati dari titik dekat mata normal
11. Siswa dapat menentukan letak objek saat mata berakomodasi maksimum berdasarkan
beberapa gambar yang disajikan dengan tepat
12. Siswa dapat menentukan letak objek saat mata tidak berakomodasi berdasarkan
beberapa gambar yang disajikan dengan tepat
13. Siswa dapat menentukan perbesaran lup berdasarkan kelengkungan jari-jari lup
dengan tepat
14. Siswa dapat menentukan perbesaran lup saat mata berakomodasi masksimum
berdasarkan besar kuat cermin
15. Siswa dapat menentukan perbesaran sudut lup ketika mata berakomodasi minimum
berdasaran panjang fokusnya dengan tepat
2

16. Siswa dapat menentukan perbesaran lup saat mata tidak berakomodasi berdasarkan
besar kuat cermin
D.

Materi Pembalajaran
A. Mata dan Kacamata
Mata merupakan salah satu optik yang memiliki banyak
bagian-bagian. Pembahasan tentang mata dan bagianbagiannya dapat kita pelajari dengan memperhatikan
gambar di bawah ini
Gambar 1 bagian-bagian mata
Berikut beberapa bagian mata dan fungsinya.
1. Kornea, berfungsi untuk meneruskan cahaya yang masuk ke mata
2. Cairan aquoeus, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terfokus
ke lensa mata.
3. Iris atau selaput pelangi, berfungsi untuk memberi warna pada mata.
4. Pupil, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam
cahaya
5. Retina, berfungsi untuk tempat terbentuknya cahaya.
6. Lensa, berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina dengan mencembungkan
atau memipihkan lensa
7. Bintik kuning yaitu bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya
8. Saraf optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak.
Proses melihat terjadi karena pengaruh cahaya. Ketika cahaya melewati pupil,
kemudian masuk ke lensa mata, maka akan terbentuk bayangan nyata dan jatuh tepat di
retina. Melalui saraf optik, bayangan akan diteruskan ke otak. Bayangan benda yang
ditangkap di retina bersifat nyata dan terbalik. Hal berbeda terjadi ketika tidak ada cahaya
atau redup. Retina yang memiliki jutaan sel yang peka terhadap cahaya, berbentuk batang
dan kerucut. Sel yang berbentuk batang bekerja ketika cahay redup, tetapi tidak merespon

warna. Sel kerucut mendeteksi warna, tetapi hanya berfungsi ketika ada cahaya terang.
Karena itu, manusia tidak mampu membedakan warna benda ketika gelap.

(a) Mata memandang benda berjarak dekat

(b) Mata memandang benda berjarak jauh

Gambar 2. Kondisi lensa mata saat melihat benda.


Mata kita berakomodasi minimum, ketika kamu melihat benda yang jauh sehingga
lensa matamu akan memipih. Sebaliknya, mata akan berakomodasi maksimum jika kamu
melihat benda pada jarak dekat sehingga lensa mata akan mencembung (menebal).
Mata normal memiliki titik dekat yang berjarak 25 cm. Namun, ketika usia lanjut,
daya akomodasi semakin berkurang sehingga titik dekat bertambah jauh. Selanjutnya, titik
terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal disebut titik jauh, yang jaraknya tak
terhingga.
Mata tidak selamanya sehat. Terdapat beberapa cacat mata yang dapat
mengganggu penglihatanmu.mata yang sudah tidak normal, menyebabkan bayangan tidak
jatuh tepat di retina. Namun, cacat mata mampu diatasi dengan menggunakan kacamata
atau lensa. Berikut beberapa cacat mata.
1.

Miopi (Rabun Jauh)


Penderita miopi tidak dapat melihat benda pada jarak jauh, dan memiliki titik
dekat kurang dari 25 cm. Titik jauh mata miopi terletak pada jarak tertentu. Bayangan
benda akan jatuh di depan retina sehingga benda yang berjarak terlalu jauh tidak
terlihat jelas.

a. Bayangan jatuh di depan retina

b. penderita miopi dapat

pada penderita miopi


ditolong dengan lensa cekung
.Gambar 3. Proses melihat pada penderita rabun jauh (miopi)
4

Bola mata penderita miopi lebih panjang dari bola mata normal. Untuk mengatasi
mata miopi, dibutuhkan kacamata berlensa cekung (negatif). Daya yang dibutuhkan
kacamata dirumuskan :
1 1 1
P= = +
f s s'
Karena s = -PR (titik jauh), dan s= -, maka:
1 1
P= =
f PR

P = kekuatan lensa (dioptri)


F = titik fokus (m)
S merupakan jarak benda yang dapat terlihat, sedangkan s adalah jarak bayangan yang
bernilai negatif. S bernilai negatif karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata
berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya.
2. Hipermetropi

a. Bayangan jatuh di dibelakang retina

b. penderita miopi dapat

penderita miopi
ditolong dengan lensacembung
Gambar 4. Proses melihat pada penderita hipermetropi
Penderita hipermetropi memiliki titik dekat lebih dari 25 cm (PP > 25 cm).
Bayangan benda jatuh di belakang retina sehingga tidak dapat melihat pada jarak
dekat. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung
(positif) dengan kekuatan lensa :
1
1
P= =4
f
PP
3. Presbiopi

Cacat mata presbiopi umumnya diderita oleh orang lanjut usia. Penderita
presbiopi memiliki titik jauh (PR < -) yang terbatas di depan matanya dan titik dekat
yang lebih dari 25 cm (PP>25 cm) , sehingga tidak dapat melihat jelas benda-benda
yang jauh maupun dekat dengan mata. Penderita presbiopi dapat ditolong dengan
kacamata berlensa rangkap yang terdiri dari lensa cekung dan cembung.
4. Astigmatisma
Cacat mata astigmatisma disebabkan karena permukaan depan bola amata
melengkung tidak sama besar ke semua arah, seperti suatu lingkaran. Hal ini
menyebabkan bayangan yang dihasilkan tidak jelas. Astigmatisma merupakan cacat
mata yang menyebabkan mata tidak dapat melihat garis secara lurus, dan diatasi
dengan kacamata lensa silinder, yang dibuat lengkung pada satu arah.

Gambar 5. Lensa silindris untuk penderita astigmatisme


B. Kaca Pembesar (Lup)
Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa
dilihat dengan mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau
lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan
jelas.

Gambar 6. Kaca pembesar


Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Untuk
mendapatkan bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa dan terletak
diantara titik pusat O dan titik fokus F lensa. untuk menghasilkan bayangan yang
6

diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam cara, yaitu dengan mata
berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak berakomodasi.
Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk mendapatkan
perbesaran bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan
yang terbentuk harus tepat berada di titik dekat mata (s = sn = jarak titik dekat mata).

Gambar 7. Proses pembentukan bayangan dengan mata berakomodasi maksimum


Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi maksimum
adalah

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata
normal), dan f adalah jarak fokus lup.
Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata
menjadi cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam
keadaan mata tidak berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang
diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus
berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak hingga). dalam hal ini objek harus berada di
titik fokus lensa (s = f).

Gambar 8. Proses pembentukan bayangan dengan mata tidak berakomodasi


Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi adalah

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata
normal), dan f adalah jarak fokus lup.
E.

Metode Pembelajaran
Model pembelajaran
: pembelajaran langsung atau Direct Instruction (DI)
Metode
: Demonstrasi, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Pendekatan pembelajaran : Pendekatan saintifik

F.

Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Sumber belajar:
1) Buku siswa atau Handout
2) Lembar kegiatan Siswa (LKS)
3) Lembar Evaluasi Siswa (LES)
4) Lembar Penilaian Siswa (LPS)
5) Buku paket Fisika SMA
Media
: Papan tulis, Spidol, Laptop, LCD, dan Power point
Alat/Bahan
: Kacamata, snellen chart dan gambar bagian mata

G.

Kegiatan Pembelajaran
Waktu

Pertemuan I

:2
45 menit

Materi

: Mata, kacamata dan lup


8

Proses pembalajaran

:
Rincian Kegiatan

Kegiatan Pembuka
Guru memulai kegiatan dengan mengucap salam selanjutnya mengajak
semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
Fase 1 : (Orientasi)
Guru memotivasi siswa dengan meminta seorang siswa berkacamata
untuk membaca huruf-huruf pada snellen chart dengan cara pertama
siswa tersebut membaca tanpa menggunakan kacamata pada jarak 2
meter, selanjutnya siswa mundur dengan jarak 3 meter dari snellen chart
dan membacanya lagi. Dari kejadian yang dialami, guru bertanya kendala
apa yang dialami siswa. Setelah itu siswa diminta untuk kembali
memakai kaca matanya dan membaca snellen chart pada jarak yang
sama. Kemudian guru bertanya lagi apa yang diamati ?
Dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa tersebut, diharapkan timbulnya
pertanyaan adalah:
1.
Mengapa siswa saat tidak menggunakan kacamata
kesulitan membaca huruf snellen chart yang diletakkan pada jarak 3
meter ?
2.
Mengapa setelah menggunakan kacamata siswa tersebut
tidak merasa kesulitan lagi membaca tulisan yang dilekakkan pada
jarak 3 meter ?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 2 : (Presentasi/Demonstrasi)
Siswa mengamati guru dalam menyampaikan materi tentang bagianbagian mata, kelainan mata,
dengan melihat gambar pada
powerpoint, serta materi penentuan kekuatan lensa dan perbesaran
bayangan oleh lup (Mengamati)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang sulit dipahami dan guru menjelaskan ulang hal kurang
dimengerti oleh siswa. Adapun pertanyaanyang diharapkan yaitu
1. Bagaimana proses mata dapat melihat benda?
2. Bagaimana proses pembentukan bayangan benda pada
penderita kelainan mata?
3. Bagaimana proses terbentuknya bayangan pada lup?
(Menanya)
Siswa menggaris bawahi materi dari sumber belajar yang relevan
yaitu buku paket Fisika SMA (Mengeksplorasi)
Fase 3 : (Latihan Terstruktur)
Guru meminta beberapa siswa menjelaskan kembali materi tentang
mata, kacamata ataupun lup yang telah dijelaskan sebelumnya
Gurur membimbing siswa tersebut dalam menjelaskan materi yang

Waktu

15 menit

60 menit

Rincian Kegiatan
disampaikan.
Guru memberikan pemodelan dalam mengerjakan beberapa contoh
soal terkait dengan mata, kacamata dan lup
Guru membagikan hand uot.
Fase 4 : (Latihan Terbimbing)
Guru meminta siswa mengerjakan beberapa soal dari LKS berupa tes
tertulis terkait dengan mata, kacamata dan lup Siswa menghitung
kekuatan lensa kacamata dan perbesaran bayangan oleh lup
berdasarkan rumus yang diperolehnya (Mengasosiasikan)
Guru bersama siswa mengecek jawaban LKS yang telah dikerjakan
dengan menggunakan kunci jawaban LKS (Mengkomunikasikan)
Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan
mengoreksi yang salah
Fase 5 : (Latihan Mandiri)
Guru meminta siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal dari LKS
tentang materi mata, kacamata dan lup
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah
dipelajari.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
Guru memberikan pengarahan untuk mempelajari materi selanjutnya
yaitu kamera, mikroskop dan teropong
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam

Waktu

I.

15 menit

Penilaian Hasil Belajar


1.
2.

3.

Jenis/teknik penilaian
Tes Tertulis
Bentuk instrumen dan instrumen
Lembar Evaluasi Siswa (LES)
Lembar Kerja siswa (LKS)
Lembar Penilaian Siswa (LPS)
Pedoman penskoran
Lembar penilaian sikap
Lembar penilaian pengetahuan
Lembar penilaian keterampilan
Penskoran = Skor yang didapat x 100
Skor maksimal

10

Anda mungkin juga menyukai