Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara umum dapat diketahui bahwa bahasa merupakan
sarana komunikasi dalam penyampaian ide dan pemikiran
seseorang kepada orang lain. Bahasa merupakan sarana
penyampaian pemberian peluang yang besar bagi seseorang
penyair dalam memperoleh kebebasan pengungkapan ide
melalui karya yang dihasilkannya. Pemanfaatan bahasa dalam
karya sastra khususnya puisi bersifat khas. Dikatakan khas,
karena pemakaian bahasa dalam puisi tidak sama dengan
pemakaian bahasa pada umumnya. Bahasa yang digunakan
dalam puisi lebih banyak menonjolkan makna bahasa yang
bersifat konotatif. Kekonotatifan bahasa tersebut disebabkan oleh
perasaan-perasaan serta tuntutan-tuntutan pribadi, sehingga
bahasa puisi selalu bergerak lincah dan mempengaruhi
pembaca.
Berkaitan dengan bahasa puisi satu unsur dalam puisi yang
sangat memiliki peranan penting bagi penyair maupun pembaca
guna menjalin pemahaman yang komunikatif terhadap puisi.
Unsur yang berperan penting itu adalah citraan. Unsur citraan ini
dapat membangkitkan ide-ide abstrak yang terdapat dalam puisi.
1

Citraan yang dihadirkan oleh penyair dalam puisi sangat


didukung dengan bahasa yang indah. Semakin banyak citraan
yang dimanfaatkan dalam puisi maka akan semakin konkret
pengungkapan makna yang ingin disampaikan penyalir dalam
puisi.
Setiap penyair menciptakan pencitraan dalam puisinya.
Pencitraan yang digunakan penyair dalam puisinya bertujuan
memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui
penyampaian apa yang digambarkan oleh penyair seolah-olah
dapat juga dialami oleh pembaca.
Citraan sering digunakan oleh penyair untuk membangun
suatu keputusan dalam puisi. Pencitraan yang sering digunakan
diantaranya adalah citraan penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, rabaan dan gerak (Hasanuddin, 2001:117-132).
Semua citraan tersebut dapat menghadirkan suasana yang
membuat pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengar,
mencium dan merasakan semua yang diungkapkan penyair
dalam puisi.
Salah satu usaha untuk dapat mengetahui pencitraan puisi
yang digunakan penyair dalam puisinya adalah membaca dan
memahami puisi-puisi tersebut. Dengan memahami puisi-puisi
tersebut maka akan diperoleh pemahaman lebih jauh tentang
kepenyairan penulis puisi tersebut. Pemahaman lebih tajam lagi

terhadap unsur citraan. Hal tersebut seolah-olah membawa


pembaca pada suasana yang dapat menjadikan penyair
terpesona dan menghidupkan makna kehidupan ketika proses
pencitraan puisi berlangsung.
Begitu penting dan menariknya peranan bahasa dalam
puisi, maka dalam penelitian ini unsur tersebut menjadi pusat
perhatian untuk dianalisis, khuususnya sarana bahasa yang
menyangkut citraan. Hal ini disebabkan oleh citraan ikut
memberikan nilai tersendiri terhadap karya sastra khususnya
puisi.
Memahami kumpulan puisi ini, sekaligus membuka
pemahaman lebih jauh tentang kepenyairan B. Irawan Massie
serta menarik perhatian karena sarat dengan citraan yang
mampu memberikan keindahan dalam nilai rasa yang tinggi
sehingga pemahaman persoalan hidup yang diungkapkan
penyair menjadi tajam dan terang. Hal tersebut didukung
dengan penggunaan bahasa yang menggugah dan mengajak
pembaca menghayati rahasia kehidupan. Puisi-puisi yang ditulis
B. Irawan Massie merupakan kisah rekaman kehidupan,
permasalahan yang dirasakan penyair dalam hidupnya, tidak
salah puisi-puisi karya B. Irawan Massie perlu ditelusuri
kreativitas dan imajinatifnya.

B. Irawan Massie lahir di Yogyakarta pada 24 oktober 1947


dari perpaduan keluarga Jawa dan Manado. Dibesarkan dalam
nuansa Islami yang cukup kental dari neneknya di Solo, tempat
Irawan melalui masa kecil hingga kelas 2 SMP, nampaknya
memberi warna yang kuat pada kepribadian dan prinsip-prinsip
yang diteguhinya..
Karya-karyanya yang berupa puisi dan cerita pendek
sebagian terpublikasi pada berbagai majalah dan surat kabar
mingguan terbitan Jakarta. Sebagian lagi disimpannya dalam
ranah pribadi, yang kemudian akhirnya diterbitkan dalam 2 buah
buku kumpulan puisi yakni Musim Semi yang Panjang dan
Rumah Kecil di Bawah Matahari.
Hal-hal yang menonjol dari karya-karya yang dihasilkan
oleh B. Irawan Massie adalah segi tipografi yang merupakan
bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri tanda titik. Hal
tersebut sangat menentukan citraan terhadap puisi dan segi diksi
yang merupakan pemilihan kata- kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Dari segi tipografis dan diksi, secara
keseluruhan puisi yang ditulis Irawan Massie tergolong puisi
modern dan religi. Kemoderenan puisi Irawan Massie dapat
dilihat dari penggunaan bahasa asing dan bahkan

keseluruhannya menggunakan bahasa asing seperti September


(tears of the moon), lonceng angin (wind chime), dari library,
kutengok keluar dan the blues poem & puisi terbiru. Dilihat dari
segi zaman penulisan puisinya memperlihatkan kemajuan.
Penyusunan baris dan bait tidak mengikuti pola pantun. Dari segi
diksi, puisi-puisi yang ditulis oleh B. Irawan Massie
memperlihatkan kemantapan bahasa yang sempurna. Dalam hal
diksi ini, didapati penggunaan kata semoga, anakku, yang
memberikan kesan pengharapan dan mengajak pembaca untuk
memahami sesuatu dan menjalankannya.
Dengan menggunakan citraan yang beraneka ragam dan
menarik, kumpulan puisi enam puluh empat puisi Selembar
Catatan Lawas karya B. Irawan Massie lebih bernilai rasa tinggi
dan penuh keindahan. Untuk itu penulis ingin lebih lanjut untuk
meneliti penggunaan citraan yang terdapat dalam kumpulan
puisi enam puluh empat puisi pilihan Selembar Catatan Lawas
karya B. Irawan Massie dengan judul penelitian, Citraan dalam
Kumpulan Puisi Enam Puluh Empat Puisi Selembar
Catatan Lawas Karya B. Irawan Massie.
B. Fokus Masalah
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah citraan yang
terdapat di dalam kumpulan puisi enam puluh empat puisi
Selembar Catatan Lawas karya B. Irawan Massie, yaitu

gambaran-gambaran atau citraan yang dapat dikonkritkan


makna dalam puisi.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah citraan
yang terdapat dalam kumpulan puisi enam puluh empat puisi
Selembar Catatan Lawas karya B. Irawan Massie?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan citraan puisi yang terdapat dalam
kumpulan puisi enam puluh empat puisi pilihan Selembar
Catatan Lawas karya B. Irawan Massie.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada:
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan citraan dalam
puisi sebagai pengapresiasian ilmu yang telah didapat di
Perguruan Tinggi.
2. Dapat dijadikan bahan masukan dalam pengajaran sastra
khususnya puisi terutama bagi guru dan calon guru.
3. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti lain dalam
melakukan penelitian sastra yang sejenis dengan objek yang
berbeda.
F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadinya kesalahpahaman dalam pelaksanaan


penelitian, maka penulis menggunakan defenisi operasional
dalam penelitian ini yang meliputi sebagai berikut ini.
1. Citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan,
pendengaran dan perasaan dalam sebuah karya sastra yaitu
Puisi.
2. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan
ilusi dan imajinasi

Anda mungkin juga menyukai