Vol. 1,
No. 2
Abstract
The study was designed to reveal the ability and the growth of Bacillus sp. and Escherichia
coli in degrading alkyl benzene sulphonate an active substance of detergent. The bacteria were isolated
from water contaminated by detergent in environment. Both pure and mixed inoculum of the bacteria
were examined. Parameters were measured every 5 day for 20 days by culturing the bacteria in
nutrient broth and alkyl benzene sulphonate 100 ppm medium in distilled water at 37oC. Results
indicate that reduction of the compound was occurred after 5, 10 and 20 days respectively. E. coli as
pure culture and mixed with Bacillus sp. have potential in degrading alkyl benzene sulphonate. After
20 days incubation the compound was degraded 72.09 % (27.91 ppm) by mixed culture. The number
of colonies both E. coli and Bacillus sp. on nutrient broth medium is higher than that of alkyl benzene
sulphonate 100 ppm. Eventhough, pure culture in the later medium the colonies of E. coli and mixed
with Bacillus sp. are higher and significantly different than pure culture Bacillus sp.
Keywords: alkyl benzene sulphonate, detergent, Escherichia coli, Bacillus sp.
PENDAHULUAN
Alkil benzene sulfonat (ABS) merupakan
bahan aktif detergen yang paling banyak
digunakan saat ini. Senyawa ini disintesis dari
reaksi alkil benzena yang berasal dari petroleum
dengan asam sulfat atau sulfurtrioksida, hasil reaksi
kemudian dinetralisasi dengan menggunakan
natrium hidroksida untuk menghasilkan garam
natrium (Pandia, 1993). Meskipun komposisi ABS
dalam suatu detergen tidak dominan tetapi karena
mempunyai banyak percabangan pada rantai alkil
maka ABS sulit mengalami biodegradasi sehingga
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pemakaian ABS sebagai detergen telah
mengakibatkan peningkatan konsentrasi limbah
tersebut terutama di perairan yang menyebabkan
pencemaran. Ketika pemakaian detergen semakin
meningkat baik sebagai bahan pencuci di rumah
tangga maupun industri maka limbahnya juga
meningkat. Terdapatnya detergen di perairan dalam
jumlah yang melebihi ambang batas dapat
mengganggu pemanfaatan sumber air minum,
perikanan, pertanian, maupun industri.
Di dalam perairan hanya mikroorganisme
yang mampu mendegradasi senyawa organik
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Di antara
mikroorganisme pengurai zat organik perairan
adalah Zooglea ramigera, Bacillus sp., dan
Vol. 1, 2006
J. Biologi 36
Sumatera
Pertumbuhan
(Jumlah
Koloni)
Bacillus sp. dan E. coli. Jumlah koloni pada
perlakuan kontrol (media NB) umumnya lebih
tinggi dan berbeda signifikan dengan perlakuan
dengan ABS. Biakkan tunggal E. coli dan
biakkan campuran Bacillus sp. dan E. coli pada
media ABS memiliki jumlah koloni lebih tinggi
dan berbeda signifikan dari pada biakan tunggal
Bacillus sp. Hasil pengamatan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Perbandingan jumlah koloni Bacillus
sp., E. coli, dan campuran Bacillus sp.
37
PRIYANI ET AL.
J. Biologi Sumatera
Jumlah Koloni
Media NB
ABS 100
ppm
8,46 b
8,43 b
8,50 b
8,46 c
8,53 a
8,47 c
Bacillus sp.
Escherichia coli
Bacillus sp. dan
Escherichia coli
Rataan
8,50 a
8,45 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang
berbeda pada kolom yang sama berbeda
nyata pada taraf 5%.