Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN V

PEMBUATAN SILIKA GEL DARI LIMBAH KAOLIN


Kamis, 8 Mei 2014.
MOCH. FAJAR RIZKI
1112096000031
I.

Dasar Teori
Gel silika adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori,
silika dibuat secara sintetis dari natrium silikat. Walaupun namanya, gel
silika padat. Gel silika adalah mineral alami yang dimurnikan dan diolah menjadi
salah satu bentuk butiran atau manik-manik. Sebagai pengering, ia memiliki
ukuran pori rata-rata 2,4 nanometer dan memiliki afinitas yang kuat untuk
molekul air.
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis. Garam garam kobalt dapat diabsorpsi
oleh gel ini.
Silika ditemukan didalam berbagai bentuk kristal (contoh : quarsa, trimidit dan
kristobalit) selain itu juga sebagai silika amorf. Silika amorf tersebut mempunyai
daya adsorpsi yang besar. Silika amorf dapat dipreparasi dengan cara
mengendapkan larutan natrium silikat dengan menambahkan asam misalnya HCl,
sehingga terbentuk silika hidrat. Jika silika hidrat tersebut dipanskan sehingga
terbentuk anhidratnya, maka anhidrat tersebut akan berpotensi sekali sebagai zat
pengering.
Kaolin atau Kaolinite termasuk jenis mineral clay dengan formula
Al2O3.2SiO2.2H2O. Nama kaolin berasal dari bahasa Cina Kau-Ling yaitu
suatu daerah di Cina yang banyak mengandung mineral ini. Kaolin mengandung
SiO2 sekitar 50 %, oleh karena itu kaolin dapat digunakan sebagai sumber SiO2

untuk pembuatan silika gel. Silika gel berupa padatan amorf dan berpori yang
terbentuk dari proses polimerisasi asam silikat dan mempunyai sifat inert, netral,
luas permukaannya besar, dan memiliki daya adsorpsi besar. Oleh karena itu silika
gel banyak digunakan sebagai adsorben anorganik, penyerap air, dan sebagai fasa
diam

pada

kromatografi

lapisan

tipis

dan

kromatografi

gas

[1-4].

Pada umumnya hampir semua logam transisi dapat digunakan untuk katalis,
karena logam transisi kaya akan elektron, telah mengisi orbital 3d dan memiliki
elektron tidak berpasangan sehingga mudah berikatan dengan atom lain. Salah
satunya adalah logam Ni yang mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d84s2 yang
banyak digunakan sebagai katalis hidrogenasi alkena [5-9]. Katalis logam nikel
mempunyai aktivitas dan selektivitas yang baik dalam suatu reaksi, namun fasa
aktif katalis nikel sendiri tidak memiliki permukaan yang luas, sehingga reaksi
menjadi tidak efektif dan efisien karena tidak seluruh pusat aktifnya dapat
mengadakan kontak dengan reaktan. Oleh karena itu logam nikel perlu
didistribusikan pada suatu permukaan padatan penyangga yang memiliki luas
permukaan besar, dan pada penelitian ini telah berhasil dibuat katalis Ni/SiO2,
dengan cara impregnasi logam Ni pada matriks silika gel yang disintesa dari
kaolin [1-2, 6-12]. Katalis Ni/SiO2 yang dihasilkan juga telah dikarakterisasi
dengan XRD, IR, dan BET.
II.

Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari cara pembuatan silika gel dari limbah kaolin.

III.

Metodelogi
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia 250 ml, corong
buschner, erlenmeyer, pengaduk gelas, dan gelas arloji.
Bahan yang digunakan adalah kaolin yang sudah dikalsinasi, larutan asam
sulfat 1M, larutan natrium hidroksida 5M, larutan HCl 1:1 dan larutan KSCN 1 M.
Cara Kerja
Kaolin hasil kalsinasi sebanyak 2 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia 250 ml dan ditambahkan dengan 50 ml asam sulfat 1M. Kemudian, diaduk
selama 15 menit. Setelah itu, endapannya disaring dan dicuci menggunakan
aquadest. Padatan tersebut dipindahkan ke gelas kimia plastik lalu ditambahkan
larutan natrium hidroksida sedikit demi sedikit sampai terbentuk endapan.
Diteruskan penambahan sampai larut. Kemudian. Disaring dengan saringan

Buchner, dicuci samapai netral kemudian tes cuciannya dengan kertas lakmus
biru. Setelah itu dikeringkan padatan tersebut dalam oven pada temperatur 100 0C.
Setelah dingin ditimbang padatan yang diperoleh. Lakukan uji impuritis dengan
cara mengambil sedikit demi sedikit padatan hasil sintesis dengan ditetesi dengan
larutan KSCN.
IV.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Berat kertas saring
= 0,35 gram
Berat endapan
= 0,21 gram
NaOH yang digunakan =
Pembahasan
Percobaan kali ini adalah tentang pembuatan silika gel dari limbah kaolin.
Tahap pertama yang dilakukan adalah pengkalsinasian kaolin, tujuan kalsinasi
adalah kalsinasi merupakan salah satu proses pra-olahan dengan tujuan
untukmenghilangkan air kristal (hidrat) yang terkandung dalam bijih,dengan
melakukan pemanasan pada temperatur yang tidak melebihi temperatur lelehnya.
Adapun reaksi yang terjadi:
Al2O3.2SiO2.2H2O Al2O3.2SiO2 + H2O
Tahap selanjutnya adalah penambahan NaOH yang bertujuan untuk membuat
natrium silikat. Penambahannya tetes demi tetes agar tidak ada lagi endapan yang
terbentuk, penambahannya sebanyak 700 tetes atau sama dengan 35 ml. Adapun
reaksi yang terbentuk sebagai berikut :
Al2O3.2SiO2 + NaOH NaAl2O3.2SiO2 + OH-

Gambar 1. Pembuatan Natrium silikat.

Gambar 2. Penyaringan endapan pada larutan natrium silikat


Tahap yang terakhir adalah sintesis silika gel, yaitu dengan menambahkan HCl
pekat. Pada penambahan ini diharapkan ikatan Si-O-Al melemah sehingga Si
dapat lepas atau terpisah dari Al. Penambahan HCl pun harus dilakukan sampai
dipastikan tidak ada lagi endapan yang dapat terbentuk. Hal ini menunjukkan
semua amorf dari larutan natrium silika telah bereaksi dengan HCl membentuk
amorf silikagel pada jumlah maksimum. Penambahan HCl pada praktikum ini
sebanyak 160 tetes atau setara dengan 8 ml. Adapun persamaan reaksi yang
terjadi adalah:
NaAl2O3.2SiO2 + HCl 2SiO2 + NaCl + Al2O3 + H+
Setelah endapan amorf silikagel berhasil diperoleh, dinetralkan dengan cara
mencuci amorf tersebut dengan aquades dan pengecekannya menggunakan
lakmus warna kuning, dimana pH netral atau 7 ditandai dengan perubahan warna
kuning menjadi biru. Digunakan lakmus kuning karena amorf silikagel bersifat
basa, dapat diketahui dari perbandingan penambahan natrium hidroksida dengan
asam klorida dimana natrium hidroksida jumlahnya lebih banyak dibanding HCl
sehingga memungkinkan amorf ini bersifat basa. Pada saat dilakukan pencucian
dengan aquades amorf silikagel pun mengikat molekul air yang kemudian menjadi
hidratnya. Reaksinya :
2SiO2 + H20 2SiO2.XH2O
Seharusnya dilakukan uji impuritis tetapi dikarenakan endapannya hanya
V.
VI.

sedikit dan menempel dikertas saring, jadi uji tidak dilakukan oleh pratikan.
Kesimpulan
1. Silika gel dapat dibuat dengan kaolin.
2. Silika gel hasil percobaan sebesar 0,21 gram.
Daftar Pustaka

Buckley, A.M. and Greenblatt, M. 1994. The sol Gel Preparation of Silica Gels. J.
Chem. Ed. 7,71 : 599-602
Scott,R.P.W. 1993. Silica Gel and Bhonded Phases. John Wiley & Sons Ltd : New
York.
Simanjuntak, H. Dkk. 1994. Penelitian Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai
Kebutuhan Rumah Tangga. Balai Penelitian dan Pengolahan Industri : Manado

Anda mungkin juga menyukai