Anda di halaman 1dari 12

IKATAN VAN DER WAALS

I. Pendahuluan
Van Der Waals lahir di Leiden Belanda sebagai putera Jacobus Van Der Waals
dan Elisabert Van Den Burg. Ia menjadi guru sekolah dan kemudian diizinkan belajar
diuniversitas, karena kurangnya pendidikan dalam bahasa-bahasa klasik. Ia belajardari
1862 1865, mendapat gelar dalam matematika dan Fisika. Ia menikah denganAnna
magdalena Smit dan memiliki 3 putri dan 1 putra.
Pada awal abad ke-20, Johannes Van der Waals meneliti interaksi antar
molekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen.
Menurut Van der Waals, interaksi antarmolekul tersebut menghasilkan suatu gaya
antar molekul yang lemah. Gaya ini dikenal sebagai ikatan Van der Waals.
Pengertian Ikatan Van Der Waals
Ikatan van der Waals adalah ikatan antarmolekul karena adanya gaya tarik
menarik van der Waals. Ikatan ini lebih lemah dibandingkan ikatan hidrogen, mudah
sekali putus oleh perubahan suhu atau tekanan yang kecil saja.Contoh pada cairan
HBr dan HCl yang menguap. Begitu juga iodium padat, jika diletakkan didalam botol
bermulut lebar, akan mudah menyublim setelah tiutup botol dibuka.
Ikatan van der waals terdapat dalam 3 bentuk sebagai berikut:
a. Ikatan antar molekul yang memiliki dipol
Ikatan van der waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk
ikatan hydrogen seperti HBr dan HCl, atau senyawa nonpolar yang mengandung
sedikit perbedaan keelektronegatifan. Ikatan van der waals yang terjadi dari
dipol-dipol dapat tersusun secara teratur seperti pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Ikatan Van Der Waals Dengan Susunan Teratur


Zat yang memiliki ikatan van der waals dalam susunan yang teratur,
biasanya berwujud padat. Adapun zat yang memiliki ikatan van der waals dalam
susunan yang tidak teratur (random) biasanya berwujud cair.

Gambar 2. Ikatan Van Der Waals Dengan Susunan Tidak Teratur


Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih
elektronegatif

disbanding

hidrogen.

Kondisi

permanen

ini,

pada

saat

pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik menarik satu sama
lain lebih yang biasa dilakukan jika hanya menyandarkan pada gaya dispersi saja.

Gambar 3. Gaya Tarik Menarik Antar Molekul HCl


Ikatan hidrogen berpengaruh terhadap titik didih. Adapun ikatan var der
waals yang ikatan anatar molekulnya lebih lemah tidak menyebabkan terjadinya
lonjakan yang berarti pada titik didih. Gaya yang menyebabkan terbentuknya
ikatan dipol-dipol disebut gaya dipol-dipol atau orientasi.
b. Ikatan antara molekul yang memilik dipol dan molekul yang tidak memiliki dipol
Gaya tarik menarik anatara molekul yang memiliki dipol dan yang tidak
memilik dipol terjadi secara induksi.Ujung molekul dipol yang bermuatan positif
menginduksi awan electron molekul yang tidak memiliki dipol. Akibatnya,
molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol sesaat (dipol sementara).
Setelah terbentuk dipol sesaat, akan terjadi ikatan anatara molekul dipol dan
molekul dipol sesaat seperti gambar 7.4 berikut ini.

induksi

+
Molekul dipol

+
Molekul dipol

Molekul tidak memiliki dipol

Ikatan Van Der Waals

Molekul dipol sesaat

Gambar 4. Ikatan Antar Molekul Dipol dan Molekul Dipol Sesaat

c. Ikatan antar molekul tidak memiliki dipol


Antara senyawa yang tidak memilik dipol dapat membentuk ikatan,
karena pada kenyataannya molekul-molekul tersebut jika didinginkan dapat
berwujud cair dan ada juga molekul diatomik yang pada suhu kamar dapat
berwujud cair atau padatan.
Molekul molekul diatomic, seperti Nitrogen (N 2), Oksigen (O2), dan
Hidrogen

(H2)

tidak

memilik

dipol

karena

harga

perbedaan

keleeloktronegatifannya nol. Akan tetapi, jika gas-gas tersebut didinginkan dapat


berubah menjadi cair.
Begitu juga molekul bromin (Br2), dan molekul iodin (I2), yang tidak
memiliki dipol, tetapi pada suhu kamar molekul bromin berwujud cair dan
molekul iodin berwujud padat. Atom gas helium tidak memilik dipol, tetapi jika
didinginkan Helium dapat berubah wujud dari gas menjadi cair.
Suatu zat berada dalam wujud cair atau padat kareana adanya ikatan antar
atom atau antar molekul.Jadi, pada nitrogen cair, hydrogen cair, oksigen cair,
bromin cair, atau pada iodin padat pasti terdapat ikatan antar molekul.
Gaya tarik-menarik antar molekul yang tidak memiliki dipol ini pertama
kali dikemukakan oleh seorang ahli bernama F. London pada tahun 1932
sehingga gaya ini disebut gaya London. Gaya London terjadi karena inti atom
yang bermuatan positif dari salah satu molekul yang mengiduksi awan electron
molekul lain sehingga kedua molekul membentuk dipol sesaat. Setelah
membentuk dipol sesaat terjadi gaya tarik-menarik yang disebut gaya London
sperti terlihat pada gambar 7.5. Adanya gaya tarik menarik antardipol sesaat
menyebabkan terbentuknya ikatan van der waals. Kemudahan suatu molekul
untuk membentuk dipol sesaat untuk mengimbas dinamakan polarisabilitas.

Gambar 5. Gaya London


Dalam banyak kasus, gaya London atau gaya dispersi sebanding atau
bahkan lebih besar daripada dipol-dipol antara molekul-molekul polar. Sebagai
ilustrasi titik didih CH3F (-78,4oC) dan CCl4 (76,5oC). Walaupun CH3F memiliki
momen dipol sebesar 1,8 D, zat ini mendidih pada suhu yang lebih rendah
daripada CCl4 suatu molekul non polar. CCl4 mendidih pada suhu yang lebih
tinggi karena hanya mengandung lebih banyak electron. Sebagai hasilnya, gaya
disperse antara molekul CCl4 lebih kuat daripada gaya dispresi plus gaya dipoldipol antara molekul CH3F.
Kekuatan gaya London menyebabkan kekuatan ikatan antar molekul yang
dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu jumlah awan electron dan bentuk molekul.
a. Jumlah Awan Elektron
Semakin banyak awan electron, gaya tarik-menarik molekul dipol sesat
semakin besar sehingga ikatannya semakin kuat. Hal ini dapat dilihat dari data
pada table 7.1. titik didih terhadap jumlah electron senyawa.
Tabel 1. Jumlah Elektron dan Titik Didih Bebrapa Senyawa

Senyawa

Rumus molekul

Jumlah

Titik didih (oC)

elektron
Hydrogen

H2

-253

Nitrogen

N2

14

-196

Oksigen

O2

16

-183

Klorin

Cl2

34

-35

Jadi, kenaikan titik didih sesuai dengan kenaikan jumlah electron.


Kenaikan titik didih dalam data tersebut juga dipengaruhi oleh massa molekul
relative, karena semakin kebawah, massa molekul relative semakin besar.
Lemahnya gaya London terjadi pada saat inti atom menginduksi awan electron,
ada tolakan yang berasal dari inti atom.
b. Bentuk Molekul
Kekuatan gaya tarik London juga dipengaruhi oleh bentuk molekul. Bentuk molekul
panjang, lebih memudahkan inti atom mengindusi awan electron sehingga memilik gaya tarik
yang lebih besar, sedangkan, jika bercabang inti atom sukar mengiduksi awan electron
sehinga gaya London akan lebih lemah. Hubungan bentuk molekul dan titik didih tesaji
dalam table 7.2
Table 2. Hubungan Bentuk Molekul dan Titik Didih Senyawa

Senyawa

Massa molekul relatif

Bentuk molekul

Titik didih (oC)

n-pentana

72

panjang

36,1

neopentana

72

bercabang

9,5

Jadi, untuk massa molekul relative sama, bentuk molekul panjang akan
memiliki titik didih yang lebih besar bentuk molekul bercabang sehingga bentuk
molekul panjang memiliki gaya London yang lebih besar daripada bentuk molekul
bercabang.
2.2

Kristal Molekuler
Satuansatuan dalam Kristal molekuler dapat berupa atom seperti gas-gas mulia,

dapat juga berbentuk molekul sperti dalam klor, benzene, dan sebagainya. Untuk atom dan

molekul-molekul kecil, struktur kristalnya tersusun rapat atau close packed, karena gaya van
der waals tidak mempunyai arah dalam ruang. Struktur ini terdapat pada gas mulia, halogen,
H2, O2, CO2, HCl, HBr, CH4, C2H6, NH3, PH3, dan H2S.untuk molekul-molekul besar
strukturnya lebih sulit, walaupun pada dasarnya adalah tersusun rapat. Contoh contohnya
antara lain:

1. Gas mulia
Gas mulia terdiri atas molekul-molekul tunggal dalam kedaan gas. Dalam kedaan
padat, zat ini tersusun dengan struktur kubus tersusun rapat, tiap atom mempunyai bilangan
kordinasi 12. Gaya van der waals yang bekerja antara atom-atomnya sangat lemah, hal ini
ternyata dari erndahnya titik lebur dan titik didih.
Table 3. Hubungan Nomor Atom, Titik Didih, dan Titik Lebur Senyawa

He

Ne

Ar

Kr

Xe

Rn

No. atom

10

18

36

54

86

t.l. (oK)

24,6

83,9

116

161

202

t.d. (oK)

4,2

27,2

87,3

120

165

211

Titik lebur He = 0,9 oK pada tekanan 26 atm. Makin tinggi momor atom dalam table
diatas, makim tinggi pula titik lebur dan titik didihnya sehingga semaikn besar pula gaya van
der waals.
2. Halogen
Halogen terdiri dari molekul molekul diatomic, tetapi struktur kristalnya berbedabeda. Iodium mempunyai Kristal seperti gambar 7.

Gambar 7. struktur Kristal Iodium


Jarak I-I : 2,68 A, dalam gas jarak ini besarnya 2,66 A. makin besar nomor atom dari
halogen, semakin besar gaya van der waals sehingga titik lebur dan titik didihnya
tinggi.

Tabel 4. Hubungan Nomor Atom, Titik Didih dan Titik Lebur Senyawa

F2

Cl2

Br2

I2

t.l. (oK)

-218

-101

-7,3

114

t.d. (oK)

-188

-34,1

58,8

184

3. Grafit
Grafit tersusun dari Kristal molekuler atom karbon yang berbentuk heksagonal, terikat
dengan ikatan kovalen. Lapisan heksagonal ini terikat dengan lapisan lain dengan ikatan van
der waals terlihat pada gambar 8. Karena lemahnya ikatan ini, lapisan satu mudah bergerak
terhadap lapisan lain., hingga grafit bersifat lunak dan dapat dipakai sebagai pelumas padat.
Grafit menyerap K cair, membentuk aliage dengan susunan KC8, KC16, KC24 dan
KC40.Dalam hal ini K terdapat dalam lapisan-lapisan heksagon C.

Gambar 8. Struktur Kristal Grafit


Grafit beraksi dengan oksidator-oksidator kuat sperti HNO3 atau KClO3, membentuk
oksida dengan susunan C2, O9, sampai dengan C3, O5. Dengan flour membentuk (CF)n dengan
H2SO4 membentuk C24HSO4.2H2SO4. Boron nitrida BN, mempunyai struktur sepert grafit
dengan letak B dan N yang selang seling.
4. Kisi Lapisan Lain
Struktur lapisan grafit disebut kisi laipasan atau layer lattice, banyak senyawa di atau
tri klorida, bromide, dan atau iodide serta beberapa sulfide dan hidroksida membentuk
senyawa jenis ini.
Pada senyawa CdCl2, tiap-tiap Cd2+ dikelilingi oeh 6 ion Cl- membentuk struktur
octahedral. Dalam tiap-tiap lapisan tersusun satuan CdCl 6. Atom atom dari lapisan-lapisan

diikat oleh gaya gaya van der waals. Dalam hidroksida-hidroksida Zn, Be, Al dan Be,
lapisan-lapisan diikat oleh ikatan hydrogen.

Gambar 9. Lapisan Kisi Kristal CdCl


5. Benzena
Satuan satuan kristalnya berbentuk heksagonal planar, dengan satuan satuan CH.
Molekul-molekul benzene ini tersusun dalam Kristal sedemikian sehingga tiap-tiap atom
karbon dikelilingi oleh 12 atom terdekatnya., empat terletak sebidang, empat diatas dan
empat dibawah.

Gambar 10. Struktur Kristal Benzene

2.3

Sifat Sifat Gaya Van Der Waals


Gaya tarik van der waals, tersusun dari bebrapa gaya tarik antar molekul. Gaya gaya

tersebut ialah : gaya orientasi (kiesom, 1912), gaya induksi (Debey, 1920), dan gaya disperse
(London, 1930).
Bila molekul-molekul yang membentuk Kristal molekuler mempunyai momen dipol,
seperti molekul HCl, H2O dan NH3 maka akan terjadi gaya tarik dipol-dipol, apabila molekulmolekul mempunyai orientasi yang tepat. Gaya yang timbul disebut gaya orientasi.
Gaya tarik molekul atau atom nonpolar dengan atom polar cukup besar karena adanya
induksi kepada molekul atau atom yang nonpolar. Gaya tarik yang terjadi disebut gaya
induksi. Molekul-molekul nonpolar seperti I2 atau gas-gas mulia tidak memiliki dipol,
molekulnya simetris. Namun demikian adanya perpindahan sedikit dari kedudukan inti dan
electron dalam molekul, menyebabkan terjadinya dipol, walaupun sebentar. Hal ini
menyebabkan terjadinya dipol pada molekul lain akibat induksi, hingga terjadi gaya tarik
yang disebut gaya tarik disperse.
Gaya dispersi ini ternyata besar, walaupun pada molekul-molekul yang polar. Untuk
memecah Kristal NH3 diperlukan 7,1 kkal dan terdiri atas : 3,18 kkal karena gaya orientasi
0.37 kkal kerana gaya induksi, dan 5,32 kkal karena gaya disperse. Energy sebesar 7,1 kkal
ini merupakan ukuran bagi gaya tarik van der waaals. Gaya ini kecil bila dibandingkan
dengan gaya ikat pada ikatan kovalen, yang umumnya berkisar 100 kkal/mol.
2.4

Jari Jari Van Der Waals


Setiap atom yang sama dapat memiliki jari-jari yang berbeda bergantung dari atom

yang berapitan dengannya. Seperti terlihat pada gambar 11, kedua atom ini saling tarik
menarik satu sama lain sehingga jari-jarinya lebih pendek dibandingkan jika mereka hanya
bersentuhan. Hal ini kita dapatkan pada atom-atom logam dimana mereka membentuk
struktur logam atau atom-atom secara kovalen berikatan satu sama lain/ tipe dari jari-jari
atom sperti ini disebut jari-jari (radius) logam dan jari-jari kovalen, tergantung dari ikatannya.

Gambar 11. Jari Jari Van Der Waals


Kedua atom ini saling menarik satu sama lain sehingga jari-jarinya lebih pendek
dibandingkan jika mereka hanya bersentuhan. Hal ini kita dapatkan pada atom-atom logam
dimana mereka membentuk struktur logam atau atom-atom secara kovalen berikatan satu

sama lain/ tipe dari jari-jari atom sperti ini disebut jari-jari (radius) logam dan jari-jari
kovalen, tergantung dari ikatannya.
Gambar pada bagian kanan menunjukkan kedaan dimana kedua atom hanya
bersentuhan.Daya tarik antara keduanya sangat sedikit. Tipe dari jari-jari atom seperti ini
dinamakan jari-jari (radius) van der waals dimana terjadi daya tarik yang lemah diantara
kedua atom tersebut. Jari-jari van der waals hamper sama dengan jari-jari ion maun lebih
besar dari jari jari kovalen.

Anda mungkin juga menyukai