Anda di halaman 1dari 3

Hasil dan Pembahasan

Hasil
Tabel 4.1. Data Standar TEP (Tetraoksi Propana)
Absobansi
0.0000
0.1440
0.2495
0.4325
0.8060
1,5740
3,0350

Konsentrasi (ppm)
std 0
std 0.000025
std 0.00005
std 0.0001
std 0.0002
std 0.0004
std 0.0008

Absorbansi
3.5
3

f(x) = 3747.72x + 0.04


R = 1

2.5
2

Absorbansi

Axis Title 1.5

Linear (Absorbansi)

1
0.5
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Axis Title

Gambar 4.1. Kurva standar TEP

Tabel 4.2. Nilai absobansi dan kadar MDA sampel.


NO
.

Sampel

1
2
3

Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3

Perlakuan
Tanpa
pemanasan
(Abs)
0,017
0,296
0,131

Dengan
pemanasan (Abs)
0,391
3,446
2,756

Kadar MDA
Tanpa
Dengan
pemanasa pemanasa
n (L/mL) n (L/mL)
-7,3 x 10-6 9,2 x 10-5
6,7 x 10-5
9,1 x 10-4
2,3 x 10-5
7,2 x 10-4

4
5
6
7

Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7

0,135
0,757
0,331
0,294

0,280
0,524
0,983
0,466

2,4 x 10-5
1,9 x 10-4
7,6 x 10-5
6,6 x 10-5

6,2 x 10-5
1,2 x 10-4
2,5 x 10-4
1,1 x 10-4

Persamaan garis dari kurva standar ETP :


y = 3747,7x + 0,0445
kadar MDA sampel 2 tanpa pemanasan
absorbansi sample 2 = y = 0,296
y

= 3747,7x + 0,0445

0,296 = 3747,7x + 0,0445


0,296 - 0,0445 = 3747,7x
x=

0,2960,0445
3747,7

= 6,7 x 10-7 L/mL

Pembahasan
Analisis malonaldehida merupakan analisis radikal bebas secara tidak langsung dan
merupakan analisis yang memiliki kepekaan cukup tinggi dan mudah diaplikasikan dalam
menentukan jumlah radikal bebas yang terbentuk. Jumlah radikal bebas yang berlebih
mengakibatkan peningkatan proses peroksidasi lipid sehingga malondialdehid yang
dihasilkan juga meningkat. Kadar MDA yang tinggi dapat merusak sel-sel hati dan
mengganggu fungsi kerja hati. Analisis radikal bebas secara langsung sangat sulit dilakukan,
karena senyawa radikal sangat tidak stabil dan bersifat elektrofil dan reaksinya pun
berlangsung sangat cepat. Proses peroksidasi lipid yang diperantarai oleh radikal bebas
menghasilkan senyawa malonaldehida (MDA) (Cicerol & Derosa 2005).
Pada percobaan kali pengujian MDA dilakukan pada sampel minyak yang berbedabeda yaitu sampel 1 7. Pengukuran kadar MDA pada minyak dilakukan dengan metode
TBA. Dalam penentuan kadar MDA ini, digunakan 1,1,3,3-tetraetoksipropana (TEP) sebagai
standar. Senyawa ini menghasilkan malonaldehida melalui hidrolisis asam. Pada suasana
asam, TEP terhidrolisis dan menghasilkan hemiasetal dan etanol. Hemiasetal yang terbentuk
kemudian terdekomposisi menjadi etanol dan malonaldehida. Perlakuan pemanasan bertujuan

untuk menghidrolisis peroksida lipid sehingga semua MDA yang terikat dapat dibebaskan
dan bereaksi dengan TBA. Prinsip pengukuran MDA adalah 1 reaksi satu molekul MDA
dengan dua molekul asam tiobarbikturat (TBA) membentuk warna merah muda yang diukur
pada spektrofotometer panjang gelombang 523 nm. MDA akan melakukan reaksi
penambahan nukleofilik dengan asam tiobarbiturat (TBA) membentuk senyawa MDA-TBA.
Semakin pekat warna yang dihasilkan maka konsentrasi MDA juga semakin tinggi. Dalam
metode ini digunakan senyawa 1,1,3,3-tetraetoksipropana (TEP) dalam pembuatan kurva
standar karena TEP dapat dioksidasi dalamsuasana asam menjadi senyawa aldehid yang dapat
bereaksi dengan TBA (Arkhaesi 2008).
Sebelum pengukuran kadar malonaldehida pada sampel, dilakukan pembuatan
kurva standar yang akan digunakan untuk menghitung kadar malonaldehida pada
sampel. Dari hasil pengukuran diperoleh kurva standar y = 3747,7x + 0,0445 dengan R =
0,9996. Dari hasil pengukuran kadar MDA pada sampel tanpa pemanasan diperoleh kadar
MDA yang terkecil pada sampel 1 yaitu -7,3 x 10-6 L/mL dan yang terbesar adalah pada
sampel 5 yaitu 1,9 x 10-4 L/mL. Pada pengukuran kadar MDA dengan pemanasan sampel
yang terkecil MDAnya adalah pada sampel 4 yaitu 6,2 x 10-5 L/mL dan yang tebesar kadar
MDAnya adalah sampel 2 yaitu 9,1 x 10-4 L/mL.

Anda mungkin juga menyukai