Anda di halaman 1dari 34

DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI

MODUL 1 PENGOPERASIAN
(TEORI LISTRIK)

PT PLN ( Persero )
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
2008

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

DAFTAR ISI
Hal
1. Magnet ................................................................................................................... 1
1.1. Sifat sifat Magnet ....................................................................................... 2
1.2. Jenis dan Bentuk Magnet ............................................................................. 2
1.3. Besaran dan Satuan Dalam Kemagnetan..................................................... 2

2. Prinsip Pembangkitan Listrik .................................................................................. 3


2.1. Induksi........................................................................................................... 3
2.2. Kimia ............................................................................................................. 4
2.3. Panas ............................................................................................................ 5

3. Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Tegangan.................................................. 6

4. Perbedaan Arus Searah Dan Arus Bolak Balik ...................................................... 6


4.1. Arus Searah .................................................................................................. 6
4.2. Arus Bolak Balik ............................................................................................ 7

5. Besaran Dan Satuan ............................................................................................. 9


5.1. Konduktor...................................................................................................... 9
5.2. Tahanan........................................................................................................ 10
5.3. Tegangan...................................................................................................... 10
5.4. Arus............................................................................................................... 10

6. Hubungan Antara Tahanan, Tegangan Dan Arus Listrik........................................ 11


6.1. Hukum Ohm .................................................................................................. 12
6.2. Daya & Energi . ............................................................................................ 14

7. Sistem Satu Phasa Dan Tiga Phasa ...................................................................... 18


7.1. Pendahuluan................................................................................................. 18
7.2. Generator Satu Phasa .................................................................................. 18
7.3. Generator Tiga Phasa................................................................................... 20

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

8. Diagram Rangkain Listrik ....................................................................................... 22


8.1. Simbol Dan Lambang ................................................................................... 22

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

1. MAGNET
Magnet adalah suatu logam yang mempunyai unsur unsur yang dapat menarik besi yang
belum dimagnitasikan. Ditinjau dari mana asalnya, magnet dibagi atas dua macam yaitu :
- Magnet alam , adalah magnet tetap ( magnet permanen )
- Magnet buatan, adalah dapat diproses menjadi magnet tetap atau magnet sementara.
Fenomena medan magnet dan garis garis gaya magnet dapat dipertunjukkan dengan
serbuk besi diatas kaca, lihat gambar 1. Pada suatu ruang dimana dapat dipertunjukkan
pengaruh satu magnet tersebut medan magnet . Medan magnet ini ditunjukkan / dibentuk
oleh garis garis gaya yang setiap titik pada garis garis ini menunjukkan arah garis
garis gaya magnet tersebut. Dengan perjanjian, arah garis gaya magnet telah ditentukan,
yaitu dari katup utara ke selatan diluar batang magnet dan dari selatan ke utara didalam
batang magnet.

Gambar 1A.

Gambar 1B.

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

1.1. Sifat sifat Magnet


Bila dua magnet didekatkan dengan kutub kutub yang berhadapan sejenis, maka
kedua magnet tersebut akan saling menolak. Dan bila kutub kutub yang
berhadapan berlainan jenis, maka kedua magnet tersebut akan saling menarik.
1.2. Jenis dan Bentuk Magnet
Menurut jenis dan bentuknya, magnet dapat dibagi atas tiga macam, yaitu :
- Magnet batang ( gambar 2a )
- Magnet tapal kuda ( gambar 2b )
- Magnet jarum ( gambar 2c )

Gambar 2.
1.3. Besaran dan Satuan Dalam Kemagnetan
Bila magnet batang didekatkan pada serbuk besi, maka serbuk besi akan melekat /
tertarik lebih banyak dan lebih kuat pada ujung ujung magnet tersebut ( gambar 3 ).
Pada bagian yang tarikannya lebih kuat ini, dinamakan kutub kutub magnet. Garis
garis gaya magnet disebut juga fluks magnet dengan simbol dan satuan weber.

Gambar 3.

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

2. PRINSIP PEMBANGKITAN LISTRIK


2.1. Induksi
Pengaruh medan magnet pada kumparan dalam sirkuit tertutup akan membangkitkan
arus listrik dalam kumparan tersebut. Arus yang dibangkitkan ini disebut arus induksi.
Membuat pengaruh medan magnet terhadap kumparan, dapat dilakukan dengan
banyak cara antara lain :
2.1.1. Menggerakkan Magnet Batang Terhadap Kumparan
Pengaruh medan magnet atau perubahan garis gaya terhadap kumparan
dapat dilakukan dengan menggerakkan magnet batang terhadap kumparan,
gambar 4.
Pada gerak maju, jarum penunjuk menyimpang ke suatu arah, kemudian
kembali ke 0 dan pada gerak mundur, jarum menyimpang kearah lain dan
kembali ke 0. Bila kutub dirubah arah, jarum akan berubah pula. Jadi arah
yang megalir ditentukan oleh bentuk perubahan fluks dan jenis katub yang
mempengaruhi.

Gambar 4.

2.1.2. Memutar Kumparan Terhadap Medan Magnet


Pengaruh medan magnet atau perubahan garis gaya terhadap kumparan
dapat juga dengan memutar kumparan ditengah medan magnet, gambar 5.
Bila kumparan diputar satu putaran, maka jarum penunjuk akan menyimpang
kesatu arah, kembali ke 0, menyimpang kearah yang lain dan kemudian
kembali ke 0 lagi. Gerakan yang ditunjukkan jarum penunjuk, menunjukkan
bentuk dan arah arus yang dibangkitkan. Arus ini disebut arus bolak balik.

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 5.
Kesimpulan
Bahwa untuk membangkitkan listrik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
menggerakkan relatif magnet pada kumparan yang tetap atau dengan menggerakkan
relatif kumparan didalam medan magnet yang tetap.
2.2. Kimia
Baterai atau akumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan
mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia ( elektrolisa ), energi listrik yang
dapat disimpan dalam baterai adalah arus searah. Keistimewaan dari baterai adalah
bila energi listriknya sudah habis atau kosong dapat diisi kembali. Baterai dapat terdiri
dari satu sel atau merupakan susunan dari beberapa sel.

Gambar 6. Konstruksi Baterai ( Akumulator )


TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Tegangan dari suatu baterai tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya plat dari
baterai, tetapi ditentukan oleh material plat negatif dan positif, cairan elektrolit dan
sistem elektrokimia yang digunakan. Dibawah ini diperlihatkan besar tegangan normal
sel baterai berdasarkan jenisnya :
JENIS BATERAI

TEGANGAN SEL

Timah hitam :
- Lead Antimony
- Lead calcium

2,0 Volt
2,0 Volt

Alkali :
- Nikel Cadmium
- Nikel Iron

1,2 Volt
1,2 Volt

Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besar arus listrik ( ampere ) baterai yang
dapat dialirkan ke suatu rangkaian luar ( beban ), dalam jangka waktu tertentu ( jam )
untuk memberikan tegangan tertentu pula. Kapasitas baterai ( Ah ) dapat dinyatakan
sebagai berikut :
C = I x t
C = Kapasitas baterai ( Ah )
I = Besar arus yang mengalir ( A )
T = Waktu ( jam )
Kapasitas baterai ini ditentukan oleh bahan, banyaknya material aktif dan elektrolit
yang digunakan.
2.3. Panas
Pada tahun 1821, seorang ilmuwan bernama Seebeck menemukan bahwa, bila dua
logam yang berbeda, logam campuran digabungkan dalam suatu sirkuit tertutup dan
salah satu tempat sambungan dipanaskan melebihi temperatur sambungan yang
lainnya, maka akan timbul emf / ggl ( gaya gerak listrik ) yang berarti adanya
tegangan.
Pada pusat pembangkitan peralatan ini dikenal dengan nama Termokopel dan dibuat
dalam dua cara yaitu :
-

Cara pertama mempunyai dua kawat dari bahan termokopel yang dibelit bersama
dan disolder

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Cara kedua dalam bentuk suatu pasangan konduktor yang berbeda yang
dibungkus dengan bahan isolasi ( isolator )

Jenis yang paling banyak dipakai pada pusat pembangkit listrik adalah jenis chromel
( Alume ) dan iron / constanta.

Gambar 7.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA TEGANGAN


Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung besarnya perbedaan muatan listrik diantara
dua ujung ( terminal ) kumparan. Perbedaan muatan listrik inilah yang dikatakan perbedaan
potensial atau perbedaan tegangan dengan simbol U dan satuan volt.
Perbedaan muatan ini terjadi karena berpindahnya sejumlah elektron dari ujung yang satu
keujung yang lain, sehingga ujung yang pertama akan bermuatan positif ( kekurangan
elektron ). Dan ujung lainnya akan bermuatan negatif ( kelebihan elektron ).
Untuk membuat perpindahan sejumlah elektron dari ujung satu keujung yang lain dari suatu
kumparan, diperlukan gaya dorong yang disebut gaya gerak listrik ( GGL ) dengan simbol E
dan satuan volt. Melakukan pengaruh medan magnet atau perubahan fluks terhadap
kumparan adalah untuk membangkitkan GGL. Besarnya GGL yang dibangkitkan tergantung
pada :
- Besarnya perubahan garis gaya ( ) dalam Webber.
- Kecepatan pemotongan / perubahan waktu ( t ) dalam detik.
- Jumlah lilitan dari kumparan ( N ) dalam lilitan.
4. PERBEDAAN ARUS SEARAH DAN ARUS BOLAK BALIK
4.1. Arus Searah ( DC )
Pada peralatan tertentu arus bolak balik tidak diijinkan, tetapi harus untuk
menggunakan arus searah. Untuk mendapatkan arus searah dari generator, cukup
TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

mengganti slip ring dengan komutator. Walaupun arus yang dibangkitkan didalam
kumparan bolak balik, tapi yang keluar melalui sikat sikatnya adalah arus searah.
Pada gambar 8, arus A B C D menjadi kumpulan arus searah yang bervariasi antara
nol dan maximum dan bentuk arus ini kurang baik untuk digunakan pada tujuan
tertentu. Dengan menambah jumlah kumparan dan juga menaikkan jumlah segmen
pada komutator, dapat menghasilkan arus yang lebih konstant.

Gambar 8.

4.2. Arus Bolak balik ( AC )


Generator AC sederhana dapat dibuat dengan menerapkan prinsip tersebut diatas
yaitu dengan menggunakan kumparan dan magnet.
Prinsip generator AC 1 fasa sederhana dapat dilihat pada gambar 9. Apabila
kumparan diputar maka akan timbul GGL. Untuk menyalurkan GGL dari generator ke
beban dipakai slip ring dan sikat arang. Meskipun kumparan diputar, ternyata pada
posisi seperti gambar 9a, lampu padam. Berarti pada posisi ini GGL adalah nol.
Sedangkan pada posisi seperti gambar 9b, lampu menyala terang. Berarti pada posisi
ini GGL yang dibangkitkan maksimum, hal ini berarti GGL yang dibangkitkan
generator tidak konstant dan selalu berubah ubah. Bentuk GGL yang dibangkitkan
dapat dilihat pada gambar 9c.

TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 9a

Gambar 9b

Gambar 9c
Disini terlihat bahwa besarnya GGL bervariasi dari nol pada kumparan posisi B
( gambar 9c ) maksimum negatif untuk posisi C dan maksimum positif pada posisi E
dan kembali ke nol pada posisi F. Grafik gambar 9c, mulai dari B hinga F merupakan
suatu perubahan lengkap nilai E untuk satu putaran kumparan memotong garis gaya
magnet.
GGL yang dihasilkan dengan perantara slip ring dan sikat arang dihubungkan ke
beban luar, misalnya lampu. Arus listrik akan mengalir dan alirannya akan mengikuti
grafik yang sama dengan GGL yang dibangkitkan. Bentuk geombang seperti ini
8
TOTO/UNJ/ ade//06

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

TEORI KELISTRIKAN
dikenal sebagai gelombang sinusoida. Bentuk arus dari B sampai F dikenal sebagai
satu cycle dan jumlah cycle setiap detik ( Hz ) disebut frekuensi. Untuk frekuensi 50Hz
memerlukan kecepatan 3000 rpm.
5. BESARAN DAN SATUAN DALAM LISTRIK
5.1. Konduktor
Apabila suatu bahan tersebut ikatan muatan elektronnya terhadap inti atom sangat
lemah atau dikatakan mempunyai banyak muatan elektron bebasnya, maka bahan
tersebut dikatakan konduktor , atau diartikan lain bahan yang mudah mengalirkan
arus listrik, sehingga dengan energi yang kecil saja muatan muatan elektronnya
mudah terlepas ( gambar 10 )

Gambar 10.
Suatu bahan dimana ikatan elektron elektron terhadap inti atomnya kuat sekali dan
elektron elektron tersebut, apabila diberi energi dari luar sulit untuk melepaskan
ikatannya, maka bahan tersebut dikatakan isolator , atau dapat dikatakan suatu
bahan yang sulit untuk mengalirkan arus listrik. Gambar 11.

Gambar 11.
TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

5.2. Tahanan
Sudah dinyatakan bahwa suatu konduktor mempunyai sejumlah elektron bebas.
Logam logam biasanya merupakan konduktor yang baik karena mempunyai
elektron bebas. Tembaga dan alumunium adalah logam yang banyak digunakan
sebagai konduktor. Jika kita menginginkan aliran listrik kita gunakan konduktor dan
sebaliknya jika kita tidak menginginkan aliran listrik kita gunakan isolator. Isolator
dapat dikatakan menghambat atau menahan aliran listrik. Hambatan atau perlawanan
bahan pengantar terhadap aliran listrik ini disebut tahanan listrik dengan simbol R
dan dalam satuan OHM ( ).
Tembaga dan alumunium adalah konduktor ( penghantar ) yang baik, dikatakan
mempunyai tahanan listrik yang lebih kecil, sebaliknya kaca dan karet sebagai
isolator, dikatakan mempunyai tahanan yang lebih besar. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi harga tahanan listrik suatu bahan konduktor, yaitu :
-

Panjang Konduktor
Semakin panjang konduktor semakin besar tahanan listriknya

Luas Penampang Konduktor


Semakin kecil luas penampang konduktor semakin besar tahanan listriknya

Temperatur
Umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan bertambah bila temperatur
konduktor naik.

Konduktor yang pendek, tebal dan dingin tahan listriknya lebih kecil dari pada
konduktor yang panjang, tipis dan panas.
5.3. Tegangan
Untuk mendapatkan aliran arus listrik harus ada perbedaan potensial antara dua titik /
terminal. Beda potensial antara dua titik ini disebut perbedaan tegangan atau
tegangan saja dengan simbol U dan dalam satuan Volt ( V ), dengan kata lain
tegangan itu adalah gaya yang mendorong elektron elektron untuk berpindah /
bergerak disepanjang penghantar, sehingga disebut juga gaya gerak listrik ( GGL ).
Bila beda potensial antara dua terminal konduktor dinaikkan, maka jumlah elektron
yang mengalir akan bertambah banyak, sehingga arus pun bertambah besar pula.
5.4. Arus
Jumlah elektron yang mengalir melalui titik tiap detik dapat mencapai jutaan elektron.
Banyaknya elektron melalui suatu titik setiap detik ini disebut kuat Arus Listrik dengan
simbol I dan dalam satuan ampere ( A ).

TOTO/UNJ/ ade//06

10

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

6. HUBUNGAN ANTARA TAHANAN, TEGANGAN DAN ARUS


Bila kita bandingkan 2 tangki air yang sama dengan permukaan air yang berbeda
( gambar 12 ), aliran / arus pada gambar A akan lebih besar dari pada aliran / arus air pada
gambar B. Ini disebabkan karena gaya untuk mendorong air keluar dari tangki A lebih besar
dari gaya untuk mendorong air keluar dari tangki B. Besar kecilnya gaya disebabkan oleh
besar kecilnya perbedaan permukaan air.

Gambar 12.
Untuk permukaan yang sama tapi dengan saluran yang berbeda maka pada saluran yang
panjang aliran air lebih kecil dari pada saluran yang pendek ( gambar 13b ). Hal ini
disebabkan karena gesekan atau hambatan dari saluran yang panjang lebih besar dari
pada gesekan atau hambatan dari yang pendek. Prinsip ini analog dengan aliran arus listrik.
Besarnya arus dalam suatu rangkaian tergantung pada 2 faktor, yaitu :
-

Gaya / tegangan dalam volt yang mendorong arus agar dapat mengalir didalam
rangkaian, dimana makin besar tegangan yang diberikan semakin besar arus yang
mengalir.
Tahanan listrik yang cenderung menahan aliran arus didalam rangkaian, dimana makin
besar tahanan semakin kecil arus yang mengalir dalam rangkaian.

Jadi besarnya arus mengalir dalam suatu rangkaian tergantung tegangan dan tahanan
listriknya, yaitu sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan listrik.

TOTO/UNJ/ ade//06

11

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 13.
6.1. Hukum Ohm
Hubungan antara besaran tahanan ( R ) dalam Ohm, tegangan ( V ) dalam volt dan
arus listrik ( I ) dalam ampere, dapat dinyatakan dalam bentuk rumus yang dikenal
dengan hukum Ohm, yaitu :
-

I = V / R....................Ampere
V = I x R...................Watt
R = V / I.....................Ohm

Contoh Soal :
1. Tentukan arus listrik yang mengalir seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 14.

Jawab : V = 12 V
R = 6
I = V / R = 12 / 6 = 2 A
TOTO/UNJ/ ade//06

12

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

2. Tentukan total tahanan ( RT ), total arus ( IT ) dan tegangan pada masing masing
beban ( E1, E2, E3 ), seperti pada gambar dibawah :
Gambar 15.

Jawab :
RT = R1 + R2 + R3
RT = 2 + 3 + 7
RT = 12
IT =
IT =
E1 =
E2 =
E3 =

I1 = I2 = I3
ET / RT = 240 / 12 = 20 Ampere
IT . R1 = 20 . 2 = 40 V
IT . R2 = 20 . 3 = 60 V
IT . R3 = 20 . 7 = 140 V

3. Tentukan arus total dan arus listrik pada beban R2, seperti pada gambar dibawah
ini :

Jawab :
RT
IT
ET
12

=
=
=
=

( R1 . R2 ) / ( R1 + R2 ) = ( 6 . 4 ) / ( 6 + 4 ) = 24 / 10 = 2,4
ET / RT 24 / 2,4 = 10 Ampere
E1 = E2
E2 / R2 = 24 / 4 = 6 Ampere

TOTO/UNJ/ ade//06

13

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

6.2. Daya dan Energi


6.2.1. Daya Listrik
Jika suatu alat pemanas disambungkan pada suatu sumber tegangan, maka
arus akan mengalir pada elemen ( tahanan ) dari alat pemanas tersebut.
Proses ini adalah sebagai aplikasi dari perubahan energi listrik menjadi energi
panas. Jika alat pemanas yang digunakan dirumah rumah, yang pada
labelnya mungkin tertulis 1 kilowatt, 2 kilowatt, 4 kilowatt dan sebagainya. Ini
menunjukkan bahwa alat pemanas 4 kilowatt menyerap daya lebih besar dari
alat pemanas 1 kilowatt. Besarnya daya listrik dapat diperhitungkan dari hasil
perkalian antara tegangan dan arus, dapat dirumuskan sebagai berikut :
P = U x I
Dimana :
P = Besarnya daya listrik ( watt )
U = Besarnya tegangan ( Volt )
I = Besarnya arus ( ampere )
Atau besarnya daya listrik dapat dirumuskan lain :
-

P = I2 x R, karena U = I x R, maka P = I x I x R atau


P = U2 x R, karena I = U / R, maka P = U x U / R

a. Daya Pada Rangkaian Beban Tahanan ( R )


Bila pada rangkaian listrik terdapat beban tahanan ( R ), maka daya P
yang ditunjukkan oleh watt meter sama dengan hasil perkalian U dan I.
P = U x I

Gambar 16.
TOTO/UNJ/ ade//06

14

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Daya yang ditunjukkan oleh watt meter dapat pula diperhitungkan


terhadap I dan R, yaitu P = I2 x R.
b. Daya pada Rangkaian Dengan Beban Kombinasi R dan X1
Bila rangkaian terdiri dari kombinasi R dan X1, maka daya P yang
ditunjukkan oleh watt meter tidak sama dengan perkalian U dan I.

Gambar 17.
Daya ( P ) yang ditunjukkan oleh watt meter disebut daya aktif dengan
simbol P dengan satuan watt yaitu daya diperhitungkan terhadap unsur R.
P = I2 x R atau P = UR x I
c. Hasil kali U dan I disebut :
Daya semu dengan simbol S dan satuan VA
S = V x I
d. Daya semu dapat pula diperhitungkan terhadap I dan Z, yaitu :
S = I2 x Z
e. Unsur reaktansi induktif XL menghasilkan daya jenis ke 3 yang disebut :
Daya reaktif dengan simbol Q dan satuan VAR
Q = I2 x XL atau Q = UXL x I
f.

TOTO/UNJ/ ade//06

Hubungan antara daya semu, aktif dan reaktif


Bila pada diagram vektor tegangan ( gambar 18 ), masing masing vektor
dikalikan dengan I, maka didapat segitiga daya.

15

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 18
Dari segitiga ini kita dapatkan :
Cos = P / S............................
P S . Cos
Karena, S = U . I, maka : P = P . I . Cos , atau S2 = P2 + Q2 dimana :
Cos disebut juga faktor daya.
g. Daya pada rangkaian listrik dengan beban kondensator ( C )

Gambar 19.
Seperti pada gambar 19, suatu rangkaian listrik dengan beban
kondensator, alat ukur watt meter menunjuk nol. Kondensator tidak
menyerap daya aktif, kita telah mengetahui bahwa :
Daya aktif ( P ) = U x I x Cos , karena ; I dan U berbeda phasa 900,
sehingga Cos = 0, maka ; P = 0.
TOTO/UNJ/ ade//06

16

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

S2 = P2 + Q2, karena P = 0, maka S2 = Q2.........


S = Q, maka
Q = U x I, karena U = I . Xc, dimana Xc = 1 / c . I, jadi :
Q = I2 / c
Dimana :
c = 2fc

= 3,14
f
= Frekuensi arus bolak balik ( Hz )
c
= Kapasitas dari kondensator ( Farad )
Contoh :
Seperti pada gambar 20, dimana lampu dengan sumber tegangan 200 volt
mengalirkan arus 1 Ampere, maka :
P = U x I = 200 x 1 = 200 watt

Gambar 20.

6.2.2. Energi Listrik


Bahwa energi identik sama dengan listrik, yang didefinisikan besarnya daya
listrik yang dilakukan persatuan waktu , yang dihitung dalam satuan joule.
Tetapi didalam pemakaian sehari hari bahwa satuan joule itu terlalu kecil,
sehingga satuan energi listik biasa dinyatakan dalam Wh ( watt hour ) atau
Kwh ( kilo watt hour ), karena 1 Wh = 3600 joule atau 1 joule = 1 watt detik.
Adapun alat ukur khusus yang dipakai untuk mengukur energi listik adalah
Kwh meter.

TOTO/UNJ/ ade//06

17

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Contoh :
Suatu alat pemakai ( setrika ) menyerap daya sebesar 500 watt, dipakai dalam
waktu 1 jam, maka besarnya energi listrik yang terpakai adalah : 500 watt x 1
jam = 500 Wh.
Mengukur energi listrik dengan watt meter dan pencatat waktu.
P = .W

t = ..h

Gambar 21.

7. SISTEM SATU PHASA DAN TIGA PHASA


7.1. Pendahuluan
Seperti diketahui mesin pembangkit tenaga listrik untuk menyediakan tenaga listrik ke
pemakai / konsumen dapat dibuat pula skala kecil dan skala besar yang dikenal
dengan sistem satu phasa dan tiga phasa.
Pada mesin pembangkit / sistem satu phasa keuntungannya harganya murah, mudah
perawatannya tetapi hanya dapat digunakan untuk menyediakan beban beban yang
relatif kecil, sedangkan mesin pembangkit tiga phasa keuntungannya dapat mensuplai
tenaga listrik kepada konsumen untuk skala besar, dimana skala besar umumnya
pabrik pabrik yang mempunyai peralatan tiga phasa. Keuntungan lainnya pada
mesin pembangkit tiga phasa dapat mensuplai beban satu phasa dengan cara
pengambilan sumber / titik hubung netral dengan phasa. Kerugian harganya mahal
dan membutuhkan perawatan yang rumit.
7.2. Generator satu phasa
Generator arus bolak balik 1 phasa dapat digambarkan sebagai komponen yang
terdiri dari magnet permanen sebagai induktor dan kumparan diputar ditengah medan
magnet, maka akan timbul GGL yang menyebabkan perbedaan potensial diantara 2
terminal kumparan. Dengan bantuan cincin geser ( slip ring ) dan sikat sikat dan
terminal dapat disambungkan pada suatu rangkaian ( alat pemakai ).
Untuk 1 putaran penuh dari kumparan ( dari posisi A s/d E ), akan menghasilkan 1
periode tegangan sinusoide ( gambar 22 b ). Bila 1 periode terjadi dalam 1 detik,
18
TOTO/UNJ/ ade//06

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

maka dikatakan frekuensi arus 1 periode / detik atau 1 Hz dan bila dalam 1 detik ada
50 periode, maka frekuensi arus adalah 50 periode / detik, diperlukan putaran
kumparan 50 putaran / detik atau 3000 putaran / menit ( RPM ).
Dengan menggunakan 2 pasang kutub induktor, maka untuk mendapatkan 1 periode /
detik hanya diperlukan put / detik. Jadi untuk membuat frekuensi arus 50 putaran /
detik atau 50 Hz hanya memerlukan 25 putaran / detik atau 1500 put / menit ( RPM ).
Hubungan frekuensi, putaran dan pasang kutub dapat dinyatakan dalam bentuk
rumus, yaitu :
n x p
f =
60
Dimana :
f = Frekuensi dalam Hz
n = Putaran dalam RPM
p = Jumlah pasang kutub

Gambar 22a.

TOTO/UNJ/ ade//06

19

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 22b.
7.3. Generator 3 Phasa
Kalau pada generator bolak balik 1 phasa dengan sepasang kutub, satu putaran
rotor menimbulkan 1 tegangan sinusoida, maka untuk generator dengan kapasitas
besar cara ini adalah kurang / tidak efisien dan karena itu diperkenalkan generator 3
phasa. Generator 3 phasa terdiri dari 3 buah kumparan stator yang sama, berbeda
letak 1200 dalam penempatan satu sama lain, gambar 23a.
Bila kumparan induktor dengan sepasang kutub berputar 1 putaran yang besarnya
sama, frekuensinya sama tetapi berbeda phasa 1 / 3 periode ( 1200 ) satu sama
lainnya, gambar 23b.

Gambar 23a.
TOTO/UNJ/ ade//06

20

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 23b.

TOTO/UNJ/ ade//06

21

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

8. DIAGRAM RANGKAIAN LISTRIK


8.1. Simbol dan Lambang

TOTO/UNJ/ ade//06

22

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

TOTO/UNJ/ ade//06

23

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

TOTO/UNJ/ ade//06

24

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Catatan :
L = Rendah = 0
H = Tinggi = 1

SW
FL
M

: Switch
: Fuse Line
: Motor

COS
LB
SC

: Change Over Switch


: Local Board
: Selector Switch

FFRB
PB
PS
42
49
RL
GL

:
:
:
:
:
:
:

TOTO/UNJ/ ade//06

Fire Fighting Relay Board


Push Button
Pressure Switch
Relay
Over Load
Red Lamp
Green Lamp

25

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

A. Tahanan Start Stator


Untuk start motor asynchron, momen start awal > momen beban

Gambar 24.
Untuk membesar momen start awal dengan menambah tahanan diseri dengan
kumparan stator sehingga menaikkan momen start awal juga mengurangi arus
start.
B. Start Tahanan Rotor
Dengan mengatur pada rangkaian rotor maka karena pengaruh induktansi dari
stator ke rotor, arus start bisa dikurangi.

Gambar 25.
TOTO/UNJ/ ade//06

26

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

TEORI KELISTRIKAN
C. Start Dengan Auto Transformator
Dengan pengaturan tegangan yang masuk ke motor, maka arus start motor bisa
dikurangi. Pertama tama tegangan masuk ke motor kecil dan sementara motor
mulai berputar. Tegangan supply dinaikkan dan motor jalan agak cepat dan pada
akhir supply nominal putaran motor normal.

Gambar 26.

TOTO/UNJ/ ade//06

27

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 27.

Lokal

TOTO/UNJ/ ade//06

Change over switch COS 42 diposisikan lokal. Pada


posisi demikian COS 42 lokal close dan COS 42
remote open. Apabila push button start ditekan, maka
arus akan mengalir dari COS 42 lokal PB stop PB
start dan relay 42, 42x energize 0,2 second kemudian
kontak 42x akan close sebagai interlock terhadap push
buttom start. Dan apabila akan mematikan pompa,
dengan menekan push bottom 42 stop sehingga relay
42 dan timer relay 42x de energize pompa akan stop.
Kontak normal close 49x berfungsi sebagai pengaman
dan bekerja apabila terjadi over load.

28

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Remote

TOTO/UNJ/ ade//06

Change over switch COS 42 diposisikan remote. Pada


kondisi demikian COS 42 remote close dan COS 42
lokal open. Pada kondisi remote pompa dapat operasi
secara automatik atau dengan push buttom 42 satart.
Apabila tekanan header turun < 10 kg / cm2, maka
kontak 63 QHX akan close dan dengan menekan PB
42 start arus akan mengalir dari PB 42 stop 63 QHX
COS remote PB 42 Start, selanjutnya relay 42 dan
timer relay 42x energize 0,2 second kemudian kontak
42x close sebagai interlock terhadap push buttom start.
Selain dari itu pompa akan operasi secara automatik
berdasarkan tekanan header 63 QHX dsan 63 QLX.
Apabila tekanan turun 8 kg / cm2, maka kontak relay 63
QLX akan close dan relay 42 energize, tmer relay 42x
energize pompa operasi. Dan apabila tekanan naik
mencapai 10 kg / cm2 maka kontak relay 63 QHX akan
open dan relay 42 De energize, timer relay 42x
energize dan motor / pompa akan stop. Demikian
secara terus menerus bila tekanan turun pompa akan
operasi dan bila tekanan naik pompa akan stop secara
automatik.

29

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 28.

TOTO/UNJ/ ade//06

30

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU


MODUL 1/OP
TEORI KELISTRIKAN

Gambar 29.

TOTO/UNJ/ ade//06

31

Anda mungkin juga menyukai

  • Contoh Skripsi Dengan VDI 2221
    Contoh Skripsi Dengan VDI 2221
    Dokumen11 halaman
    Contoh Skripsi Dengan VDI 2221
    Kenieta
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen28 halaman
    Bab Vi
    Ramdani Dans
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Fase-Fase Perancangan
    Bab 2 Fase-Fase Perancangan
    Dokumen26 halaman
    Bab 2 Fase-Fase Perancangan
    Ramdani Dans
    Belum ada peringkat
  • 1 Metfis
    1 Metfis
    Dokumen46 halaman
    1 Metfis
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Dasar Perancangan
    Dasar Perancangan
    Dokumen18 halaman
    Dasar Perancangan
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Hidrolik
    Hidrolik
    Dokumen20 halaman
    Hidrolik
    Frendi Wardhana
    Belum ada peringkat
  • Bab 6 Rantai Rol
    Bab 6 Rantai Rol
    Dokumen9 halaman
    Bab 6 Rantai Rol
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen21 halaman
    Bab 3
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen25 halaman
    Bab V
    Ramdani Dans
    Belum ada peringkat
  • Laporan Siswa PKL 2014
    Laporan Siswa PKL 2014
    Dokumen7 halaman
    Laporan Siswa PKL 2014
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen8 halaman
    Bab 4
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • 07 - Teori Kelistrikan
    07 - Teori Kelistrikan
    Dokumen34 halaman
    07 - Teori Kelistrikan
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • 04 Pengolahan Air
    04 Pengolahan Air
    Dokumen17 halaman
    04 Pengolahan Air
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • HPH Out of Service
    HPH Out of Service
    Dokumen11 halaman
    HPH Out of Service
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen1 halaman
    Daftar Riwayat Hidup
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Analisa Roda Gigi
    Analisa Roda Gigi
    Dokumen4 halaman
    Analisa Roda Gigi
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Analisa Roda Gigibb
    Analisa Roda Gigibb
    Dokumen4 halaman
    Analisa Roda Gigibb
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • 01 Energi
    01 Energi
    Dokumen0 halaman
    01 Energi
    Gama Ajiyantono
    Belum ada peringkat
  • Software Inno Setup Compiler 5
    Software Inno Setup Compiler 5
    Dokumen4 halaman
    Software Inno Setup Compiler 5
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Wing Let
    Wing Let
    Dokumen1 halaman
    Wing Let
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Dani
    Dani
    Dokumen28 halaman
    Dani
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Mata Kuliah: Fisika Dasar
    Mata Kuliah: Fisika Dasar
    Dokumen13 halaman
    Mata Kuliah: Fisika Dasar
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen14 halaman
    Bab I
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Proposalsa
    Proposalsa
    Dokumen4 halaman
    Proposalsa
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat
  • Mata Kuliah: Fisika Dasar
    Mata Kuliah: Fisika Dasar
    Dokumen13 halaman
    Mata Kuliah: Fisika Dasar
    Mochamad Fajar Ramdani
    Belum ada peringkat