MODUL 1 PENGOPERASIAN
(TEORI LISTRIK)
PT PLN ( Persero )
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
2008
DAFTAR ISI
Hal
1. Magnet ................................................................................................................... 1
1.1. Sifat sifat Magnet ....................................................................................... 2
1.2. Jenis dan Bentuk Magnet ............................................................................. 2
1.3. Besaran dan Satuan Dalam Kemagnetan..................................................... 2
TOTO/UNJ/ ade//06
TOTO/UNJ/ ade//06
1. MAGNET
Magnet adalah suatu logam yang mempunyai unsur unsur yang dapat menarik besi yang
belum dimagnitasikan. Ditinjau dari mana asalnya, magnet dibagi atas dua macam yaitu :
- Magnet alam , adalah magnet tetap ( magnet permanen )
- Magnet buatan, adalah dapat diproses menjadi magnet tetap atau magnet sementara.
Fenomena medan magnet dan garis garis gaya magnet dapat dipertunjukkan dengan
serbuk besi diatas kaca, lihat gambar 1. Pada suatu ruang dimana dapat dipertunjukkan
pengaruh satu magnet tersebut medan magnet . Medan magnet ini ditunjukkan / dibentuk
oleh garis garis gaya yang setiap titik pada garis garis ini menunjukkan arah garis
garis gaya magnet tersebut. Dengan perjanjian, arah garis gaya magnet telah ditentukan,
yaitu dari katup utara ke selatan diluar batang magnet dan dari selatan ke utara didalam
batang magnet.
Gambar 1A.
Gambar 1B.
TOTO/UNJ/ ade//06
Gambar 2.
1.3. Besaran dan Satuan Dalam Kemagnetan
Bila magnet batang didekatkan pada serbuk besi, maka serbuk besi akan melekat /
tertarik lebih banyak dan lebih kuat pada ujung ujung magnet tersebut ( gambar 3 ).
Pada bagian yang tarikannya lebih kuat ini, dinamakan kutub kutub magnet. Garis
garis gaya magnet disebut juga fluks magnet dengan simbol dan satuan weber.
Gambar 3.
TOTO/UNJ/ ade//06
Gambar 4.
TOTO/UNJ/ ade//06
Gambar 5.
Kesimpulan
Bahwa untuk membangkitkan listrik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
menggerakkan relatif magnet pada kumparan yang tetap atau dengan menggerakkan
relatif kumparan didalam medan magnet yang tetap.
2.2. Kimia
Baterai atau akumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan
mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia ( elektrolisa ), energi listrik yang
dapat disimpan dalam baterai adalah arus searah. Keistimewaan dari baterai adalah
bila energi listriknya sudah habis atau kosong dapat diisi kembali. Baterai dapat terdiri
dari satu sel atau merupakan susunan dari beberapa sel.
Tegangan dari suatu baterai tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya plat dari
baterai, tetapi ditentukan oleh material plat negatif dan positif, cairan elektrolit dan
sistem elektrokimia yang digunakan. Dibawah ini diperlihatkan besar tegangan normal
sel baterai berdasarkan jenisnya :
JENIS BATERAI
TEGANGAN SEL
Timah hitam :
- Lead Antimony
- Lead calcium
2,0 Volt
2,0 Volt
Alkali :
- Nikel Cadmium
- Nikel Iron
1,2 Volt
1,2 Volt
Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besar arus listrik ( ampere ) baterai yang
dapat dialirkan ke suatu rangkaian luar ( beban ), dalam jangka waktu tertentu ( jam )
untuk memberikan tegangan tertentu pula. Kapasitas baterai ( Ah ) dapat dinyatakan
sebagai berikut :
C = I x t
C = Kapasitas baterai ( Ah )
I = Besar arus yang mengalir ( A )
T = Waktu ( jam )
Kapasitas baterai ini ditentukan oleh bahan, banyaknya material aktif dan elektrolit
yang digunakan.
2.3. Panas
Pada tahun 1821, seorang ilmuwan bernama Seebeck menemukan bahwa, bila dua
logam yang berbeda, logam campuran digabungkan dalam suatu sirkuit tertutup dan
salah satu tempat sambungan dipanaskan melebihi temperatur sambungan yang
lainnya, maka akan timbul emf / ggl ( gaya gerak listrik ) yang berarti adanya
tegangan.
Pada pusat pembangkitan peralatan ini dikenal dengan nama Termokopel dan dibuat
dalam dua cara yaitu :
-
Cara pertama mempunyai dua kawat dari bahan termokopel yang dibelit bersama
dan disolder
TOTO/UNJ/ ade//06
Cara kedua dalam bentuk suatu pasangan konduktor yang berbeda yang
dibungkus dengan bahan isolasi ( isolator )
Jenis yang paling banyak dipakai pada pusat pembangkit listrik adalah jenis chromel
( Alume ) dan iron / constanta.
Gambar 7.
mengganti slip ring dengan komutator. Walaupun arus yang dibangkitkan didalam
kumparan bolak balik, tapi yang keluar melalui sikat sikatnya adalah arus searah.
Pada gambar 8, arus A B C D menjadi kumpulan arus searah yang bervariasi antara
nol dan maximum dan bentuk arus ini kurang baik untuk digunakan pada tujuan
tertentu. Dengan menambah jumlah kumparan dan juga menaikkan jumlah segmen
pada komutator, dapat menghasilkan arus yang lebih konstant.
Gambar 8.
TOTO/UNJ/ ade//06
Gambar 9a
Gambar 9b
Gambar 9c
Disini terlihat bahwa besarnya GGL bervariasi dari nol pada kumparan posisi B
( gambar 9c ) maksimum negatif untuk posisi C dan maksimum positif pada posisi E
dan kembali ke nol pada posisi F. Grafik gambar 9c, mulai dari B hinga F merupakan
suatu perubahan lengkap nilai E untuk satu putaran kumparan memotong garis gaya
magnet.
GGL yang dihasilkan dengan perantara slip ring dan sikat arang dihubungkan ke
beban luar, misalnya lampu. Arus listrik akan mengalir dan alirannya akan mengikuti
grafik yang sama dengan GGL yang dibangkitkan. Bentuk geombang seperti ini
8
TOTO/UNJ/ ade//06
TEORI KELISTRIKAN
dikenal sebagai gelombang sinusoida. Bentuk arus dari B sampai F dikenal sebagai
satu cycle dan jumlah cycle setiap detik ( Hz ) disebut frekuensi. Untuk frekuensi 50Hz
memerlukan kecepatan 3000 rpm.
5. BESARAN DAN SATUAN DALAM LISTRIK
5.1. Konduktor
Apabila suatu bahan tersebut ikatan muatan elektronnya terhadap inti atom sangat
lemah atau dikatakan mempunyai banyak muatan elektron bebasnya, maka bahan
tersebut dikatakan konduktor , atau diartikan lain bahan yang mudah mengalirkan
arus listrik, sehingga dengan energi yang kecil saja muatan muatan elektronnya
mudah terlepas ( gambar 10 )
Gambar 10.
Suatu bahan dimana ikatan elektron elektron terhadap inti atomnya kuat sekali dan
elektron elektron tersebut, apabila diberi energi dari luar sulit untuk melepaskan
ikatannya, maka bahan tersebut dikatakan isolator , atau dapat dikatakan suatu
bahan yang sulit untuk mengalirkan arus listrik. Gambar 11.
Gambar 11.
TOTO/UNJ/ ade//06
5.2. Tahanan
Sudah dinyatakan bahwa suatu konduktor mempunyai sejumlah elektron bebas.
Logam logam biasanya merupakan konduktor yang baik karena mempunyai
elektron bebas. Tembaga dan alumunium adalah logam yang banyak digunakan
sebagai konduktor. Jika kita menginginkan aliran listrik kita gunakan konduktor dan
sebaliknya jika kita tidak menginginkan aliran listrik kita gunakan isolator. Isolator
dapat dikatakan menghambat atau menahan aliran listrik. Hambatan atau perlawanan
bahan pengantar terhadap aliran listrik ini disebut tahanan listrik dengan simbol R
dan dalam satuan OHM ( ).
Tembaga dan alumunium adalah konduktor ( penghantar ) yang baik, dikatakan
mempunyai tahanan listrik yang lebih kecil, sebaliknya kaca dan karet sebagai
isolator, dikatakan mempunyai tahanan yang lebih besar. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi harga tahanan listrik suatu bahan konduktor, yaitu :
-
Panjang Konduktor
Semakin panjang konduktor semakin besar tahanan listriknya
Temperatur
Umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan bertambah bila temperatur
konduktor naik.
Konduktor yang pendek, tebal dan dingin tahan listriknya lebih kecil dari pada
konduktor yang panjang, tipis dan panas.
5.3. Tegangan
Untuk mendapatkan aliran arus listrik harus ada perbedaan potensial antara dua titik /
terminal. Beda potensial antara dua titik ini disebut perbedaan tegangan atau
tegangan saja dengan simbol U dan dalam satuan Volt ( V ), dengan kata lain
tegangan itu adalah gaya yang mendorong elektron elektron untuk berpindah /
bergerak disepanjang penghantar, sehingga disebut juga gaya gerak listrik ( GGL ).
Bila beda potensial antara dua terminal konduktor dinaikkan, maka jumlah elektron
yang mengalir akan bertambah banyak, sehingga arus pun bertambah besar pula.
5.4. Arus
Jumlah elektron yang mengalir melalui titik tiap detik dapat mencapai jutaan elektron.
Banyaknya elektron melalui suatu titik setiap detik ini disebut kuat Arus Listrik dengan
simbol I dan dalam satuan ampere ( A ).
TOTO/UNJ/ ade//06
10
Gambar 12.
Untuk permukaan yang sama tapi dengan saluran yang berbeda maka pada saluran yang
panjang aliran air lebih kecil dari pada saluran yang pendek ( gambar 13b ). Hal ini
disebabkan karena gesekan atau hambatan dari saluran yang panjang lebih besar dari
pada gesekan atau hambatan dari yang pendek. Prinsip ini analog dengan aliran arus listrik.
Besarnya arus dalam suatu rangkaian tergantung pada 2 faktor, yaitu :
-
Gaya / tegangan dalam volt yang mendorong arus agar dapat mengalir didalam
rangkaian, dimana makin besar tegangan yang diberikan semakin besar arus yang
mengalir.
Tahanan listrik yang cenderung menahan aliran arus didalam rangkaian, dimana makin
besar tahanan semakin kecil arus yang mengalir dalam rangkaian.
Jadi besarnya arus mengalir dalam suatu rangkaian tergantung tegangan dan tahanan
listriknya, yaitu sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan listrik.
TOTO/UNJ/ ade//06
11
Gambar 13.
6.1. Hukum Ohm
Hubungan antara besaran tahanan ( R ) dalam Ohm, tegangan ( V ) dalam volt dan
arus listrik ( I ) dalam ampere, dapat dinyatakan dalam bentuk rumus yang dikenal
dengan hukum Ohm, yaitu :
-
I = V / R....................Ampere
V = I x R...................Watt
R = V / I.....................Ohm
Contoh Soal :
1. Tentukan arus listrik yang mengalir seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 14.
Jawab : V = 12 V
R = 6
I = V / R = 12 / 6 = 2 A
TOTO/UNJ/ ade//06
12
2. Tentukan total tahanan ( RT ), total arus ( IT ) dan tegangan pada masing masing
beban ( E1, E2, E3 ), seperti pada gambar dibawah :
Gambar 15.
Jawab :
RT = R1 + R2 + R3
RT = 2 + 3 + 7
RT = 12
IT =
IT =
E1 =
E2 =
E3 =
I1 = I2 = I3
ET / RT = 240 / 12 = 20 Ampere
IT . R1 = 20 . 2 = 40 V
IT . R2 = 20 . 3 = 60 V
IT . R3 = 20 . 7 = 140 V
3. Tentukan arus total dan arus listrik pada beban R2, seperti pada gambar dibawah
ini :
Jawab :
RT
IT
ET
12
=
=
=
=
( R1 . R2 ) / ( R1 + R2 ) = ( 6 . 4 ) / ( 6 + 4 ) = 24 / 10 = 2,4
ET / RT 24 / 2,4 = 10 Ampere
E1 = E2
E2 / R2 = 24 / 4 = 6 Ampere
TOTO/UNJ/ ade//06
13
Gambar 16.
TOTO/UNJ/ ade//06
14
Gambar 17.
Daya ( P ) yang ditunjukkan oleh watt meter disebut daya aktif dengan
simbol P dengan satuan watt yaitu daya diperhitungkan terhadap unsur R.
P = I2 x R atau P = UR x I
c. Hasil kali U dan I disebut :
Daya semu dengan simbol S dan satuan VA
S = V x I
d. Daya semu dapat pula diperhitungkan terhadap I dan Z, yaitu :
S = I2 x Z
e. Unsur reaktansi induktif XL menghasilkan daya jenis ke 3 yang disebut :
Daya reaktif dengan simbol Q dan satuan VAR
Q = I2 x XL atau Q = UXL x I
f.
TOTO/UNJ/ ade//06
15
Gambar 18
Dari segitiga ini kita dapatkan :
Cos = P / S............................
P S . Cos
Karena, S = U . I, maka : P = P . I . Cos , atau S2 = P2 + Q2 dimana :
Cos disebut juga faktor daya.
g. Daya pada rangkaian listrik dengan beban kondensator ( C )
Gambar 19.
Seperti pada gambar 19, suatu rangkaian listrik dengan beban
kondensator, alat ukur watt meter menunjuk nol. Kondensator tidak
menyerap daya aktif, kita telah mengetahui bahwa :
Daya aktif ( P ) = U x I x Cos , karena ; I dan U berbeda phasa 900,
sehingga Cos = 0, maka ; P = 0.
TOTO/UNJ/ ade//06
16
= 3,14
f
= Frekuensi arus bolak balik ( Hz )
c
= Kapasitas dari kondensator ( Farad )
Contoh :
Seperti pada gambar 20, dimana lampu dengan sumber tegangan 200 volt
mengalirkan arus 1 Ampere, maka :
P = U x I = 200 x 1 = 200 watt
Gambar 20.
TOTO/UNJ/ ade//06
17
Contoh :
Suatu alat pemakai ( setrika ) menyerap daya sebesar 500 watt, dipakai dalam
waktu 1 jam, maka besarnya energi listrik yang terpakai adalah : 500 watt x 1
jam = 500 Wh.
Mengukur energi listrik dengan watt meter dan pencatat waktu.
P = .W
t = ..h
Gambar 21.
maka dikatakan frekuensi arus 1 periode / detik atau 1 Hz dan bila dalam 1 detik ada
50 periode, maka frekuensi arus adalah 50 periode / detik, diperlukan putaran
kumparan 50 putaran / detik atau 3000 putaran / menit ( RPM ).
Dengan menggunakan 2 pasang kutub induktor, maka untuk mendapatkan 1 periode /
detik hanya diperlukan put / detik. Jadi untuk membuat frekuensi arus 50 putaran /
detik atau 50 Hz hanya memerlukan 25 putaran / detik atau 1500 put / menit ( RPM ).
Hubungan frekuensi, putaran dan pasang kutub dapat dinyatakan dalam bentuk
rumus, yaitu :
n x p
f =
60
Dimana :
f = Frekuensi dalam Hz
n = Putaran dalam RPM
p = Jumlah pasang kutub
Gambar 22a.
TOTO/UNJ/ ade//06
19
Gambar 22b.
7.3. Generator 3 Phasa
Kalau pada generator bolak balik 1 phasa dengan sepasang kutub, satu putaran
rotor menimbulkan 1 tegangan sinusoida, maka untuk generator dengan kapasitas
besar cara ini adalah kurang / tidak efisien dan karena itu diperkenalkan generator 3
phasa. Generator 3 phasa terdiri dari 3 buah kumparan stator yang sama, berbeda
letak 1200 dalam penempatan satu sama lain, gambar 23a.
Bila kumparan induktor dengan sepasang kutub berputar 1 putaran yang besarnya
sama, frekuensinya sama tetapi berbeda phasa 1 / 3 periode ( 1200 ) satu sama
lainnya, gambar 23b.
Gambar 23a.
TOTO/UNJ/ ade//06
20
Gambar 23b.
TOTO/UNJ/ ade//06
21
TOTO/UNJ/ ade//06
22
TOTO/UNJ/ ade//06
23
TOTO/UNJ/ ade//06
24
Catatan :
L = Rendah = 0
H = Tinggi = 1
SW
FL
M
: Switch
: Fuse Line
: Motor
COS
LB
SC
FFRB
PB
PS
42
49
RL
GL
:
:
:
:
:
:
:
TOTO/UNJ/ ade//06
25
Gambar 24.
Untuk membesar momen start awal dengan menambah tahanan diseri dengan
kumparan stator sehingga menaikkan momen start awal juga mengurangi arus
start.
B. Start Tahanan Rotor
Dengan mengatur pada rangkaian rotor maka karena pengaruh induktansi dari
stator ke rotor, arus start bisa dikurangi.
Gambar 25.
TOTO/UNJ/ ade//06
26
TEORI KELISTRIKAN
C. Start Dengan Auto Transformator
Dengan pengaturan tegangan yang masuk ke motor, maka arus start motor bisa
dikurangi. Pertama tama tegangan masuk ke motor kecil dan sementara motor
mulai berputar. Tegangan supply dinaikkan dan motor jalan agak cepat dan pada
akhir supply nominal putaran motor normal.
Gambar 26.
TOTO/UNJ/ ade//06
27
Gambar 27.
Lokal
TOTO/UNJ/ ade//06
28
Remote
TOTO/UNJ/ ade//06
29
Gambar 28.
TOTO/UNJ/ ade//06
30
Gambar 29.
TOTO/UNJ/ ade//06
31