Anda di halaman 1dari 39

Filsafat ilmu

Pemikiran Filsuf Berkaitan dengan


Keindahan, Ruang,Tempat dan
Proporsi

Niniek Pratiwi
P320021400
4

keindahan
Socrates (470 SM 399 SM), seorang
filsuf terkenal dari Athena, mengatakan
bahwa seseorang akan merasakan
kenikmatan dari benda-benda yang
indah secara intrinsik.
Aristoteles (384-322 SM) merumuskan
bahwa keindahan adalah sesuatu yang
baik dan menyenangkan. Ia juga
percaya bahwa tidak ada keindahan
yang mutlak. Keindahan yang ada
sebenarnya didasarkan pada persepsi
masing-masing individu.
Thomas Aquinas (1225-1274)
Rumusan Thomas yang paling terkenal
ialah "Keindahan berkaitan dengan
pengetahuan; sesuatu dinyatakan indah
jika sesuatu itu menyenangkan mata

keindahan
Charles J. Bushnell (1701):
keindahan adalah kualitas yang
mendatangkan penghargaan yang
mendalam tentang berbagai nilai
atau ideal yang membangkitkan
semangat.
Friedrich Hegel (filosof Jerman)
(1770-1831) : keindahan adalah
idea yang terwujud di dalam
indera.
Samuel Coleridge (1772-1834) :
keindahan adalah perpaduan
dari sesuatu yang baik
bentuknya dengan yang
bertenaga hidup.

keindahan
Benedetto Croce (filosof Italia)
(1866-1952) : keindahan adalah
pengungkapan yang berhasil
dari suatu institusi.
Mortimer Adler (1902-2001) :
keindahan adalah sifat dari
sesuatu benda yang memberi
kita kesenangan yang tidak
berkepentingan, yang kita bisa
memperolehnya semata-mata
dari memikirkan atau melihat
benda individual itu
sebagaimana adanya.

Ruang (Space)
Menurut Lao Tzu

Lao Tzu memulai pemikiran ruang ini sejak 550


SM bertitik tolak dari dasar filsafat TAO (The way of
becoming) menekankan. ini diklasifikasikan
sebagai dasar falsafah Timur, yakni yang tiada
itu, adalah yang utama dalam membuat
sesuatu bentuk nyata.
Konsep filosofinya, ialah yang tidak ada adalah
yang utama/pokok yang dijadikan bisa diraba
dalam bentuk wadah.
Ada tiga tingkatan klasifikasi ruang menurut Lao
Tzu, yakni
1. Ruang yang dihasilkan dari penggabungan
tectonic (ruang yang diakibatkan oleh struktur
yang terdiri dari berbagai unsur-unsur kecil,
balok, usuk, kolom, dan sebagainya
2. Ruang yang dihasilkan dari bentuk stereotomic

Ruang (Space)
Menurut Plato

Plato kemudian muncul 200 tahun sesudah Lao


Tzu. Pola pemikirannya sangat berpengaruh di
Barat. Konsep filosofinya, ialah barang nyata itu
bisa dilihat, diraba dan yang ada.
Falsafah Plato banyak dilakukan melalui ungkapan
fisik dari arsitektur dikenal dengan adanya
proporsi, yang diambil dari dasar falsafah cosmis
yang telah diterjemahkan dalam doktrin proporsi
bangunan.
Pengikut Plato banyak ahli-ahli yang bukan hanya
arsitek. Seorang pengikut yang menonjol adalah
Johan Kepler (1571~1830).
Johan Kepler mencoba memberi batasan pada
beberapa unsur yang ada di dunia. Api ---piramida (4 bidang), Udara ---- octahedron (8
bidang), Bumi ---- Kubus (6 bidang), Cosmos ----

Ruang (Space)

Setelah ada simbol-simbol tersebut di atas orang baru


dapat membuat proporsi.

Ruang (Space)
MENURUT ARISTOTELES
Generasi kedua setelah Plato adalah Aristoteles.
Aristoteles mencoba mengemukakan mengenai ruang
(topos), dengan memberikan lima karakteristik ruang di
antaranya:
1) Suatu tempat adalah yang di kelilingi;
2) Tempat itu bukan bagian dari yang mengelilingi;
3) Tempat dari benda tak lebih kecil atau besar dari
bendanya itu sendiri;
4) Tempat itu dapat dipisahkan atau ditinggalkan oleh
benda itu; dan
5) Apakah tempat itu yang bergerak akhirnya akan
berhenti pada suatu tempat, di mana ia berada.
) Teori di atas dalam perkembangannya mendapat
tantangan besar setelah PD II. Teori tersebut
direhabilitir. Salah satu tokoh yang memperkuat teori
Aristoteles, adalah Kenzo Tange dari Jepang.
) Kenzo Tange mengakui pentingnya aspek yang abadi
dari batas arsitektur meskipun persyaratan-persyaratan

Tempat (place)

Ada dua kata Yunani yang menandai place, yaitu


polis dan ethea yang artinya pemerintahan kota
dan habitat; menunjukkan bahwa place (tempat)
merupakan tempat hidup yang sarat dengan makna
politis ( Sumber : Edward S. Casey,1998)
Schulz (1979) bahwa sebuah place adalah sebuah
space yang memiliki suatu ciri khas tersendiri.
Menurut Spreiregen (1965), urban space
merupakan pusat kegiatan formal suatu kota,
dibentuk oleh faade bangunan (sebagai enclosure)
dan lantaikota.
Trancik (1986) menjelaskan bahwa sebuah ruang
(space) akan ada jika dibatasi dengan sebuah void
dan sebuah space menjadi sebuah tempat (place)
kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal
dari budaya daerahnya

Tempat (place)

Madanipour (1996) memberikan penjelasan bahwa


dalam memahami tempat (place) dan ruang (space)
menyebut 2 aspek yang berkaitan:
1. kumpulan dari bangunan dan artefak (a collection
of building and artifacts).
2. tempat untuk berhubungan sosial (a site for social
relationship).
Zahnd (1999) sebuah place dibentuk sebagai sebuah
space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu
yang berarti bagi lingkungannya.
Zahnd menambahkan suasana itu tampak dari benda
konkret (bahan, rupa, tekstur, warna) maupun benda
yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang
dilakukan oleh manusia di tempatnya.
Sebuah tempat (place) akan terbentuk bila dibatasi
dengan sebuah void, serta memiliki ciri khas tersendiri
yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Tempat (place)

Bidang vertikal yang membentuk


ruang (space)

Sekumpulan pepohonan yang


membentuk tempat (place)

Trancik (1986)
menjelaskan bahwa
sebuah ruang (space)
akan ada jika dibatasi
dengan sebuah void
dan sebuah space
menjadi sebuah
tempat (place) kalau
mempunyai arti dari
lingkungan yang
berasal dari budaya
daerahnya.

proporsi
APA ITU PROPORSI ?

Menurut Vitruvius (1486), proporsi adalah


sesuatu yang berhubungan dengan ukuran
dengan ukuran dari seluruh aspek pekerjaan
dan bagian tertentu yang dijadikan standar.
Menurut Alberti, proporsi berasal dari
kataconcinnities, yang artinya suatu
keberhasilan kombinasi dari angka dan
ukuran.
Proporsi adalah masalah yang selalu
dipersoalkan dalam perencanaan arsitektur
sebagai prinsip keselarasan dan
estetika.Proporsi dan keselarasan (harmoni)
bersama-sama dapat menentukan bentuk
arsitektur.Oleh karena itu, semua buku

ANGKA FIBONACCI

proporsi

Proporsi GOLDEN
SECTION

Bilangan Fibonacci pertama kali dikemukakan oleh


Leonardo da Pisayang juga dikenal
sebagaiFibonacci(sekitar 1200)dalam bukunya
Liber Abaci, ketika membahas pertumbuhan ideal
dari populasi kelinci.
Dalammatematika,bilangan
Fibonacciadalahbarisanyang didefinisikan
secararekursifsebagai berikut:

Penjelasan: barisan ini berawal dari 0 dan 1, kemudian


angka berikutnya didapat dengan cara menambahkan
kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan
aturan ini, maka barisan bilangan Fibonaccci yang
pertama adalah:
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377,
610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765,10946...

proporsi

Proporsi GOLDEN
SECTION

Dalam barisan bilangan Fibonacci, perbandingan


antara Fn+1dengan Fnhampir selalu sama untuk
sebarang nilai n dan mulai nilai n tertentu,
perbandingan ini nilainya tetap.
Perbandingan itu disebutrasio emas (golden
ratio)yang nilainya mendekati 1,618. Semakin
besar barisan bilangan fibonacci yang
Penggunaan
golden
banyak
dibandingkan,
maka ratio
nilainya
akanditemukan
semakin
dalam
berbagai
arsitektur,
ukuran
mendekati
nilai golden
ratiotermasuk
ini.
tubuh kita. Misalnya nilai golden ratio ini
didapatkan pada perbandingan tinggi badan
dengan dari ujung kepala sampai kaki dengan
ukuran tinggi dari pusar sampai kaki.
Perbandingan ukuran bahu sampai ujung jari
dengan panjang siku sampai ujung jari juga
mendapatkan hasil yang sama.

proporsi

Lukisan legendaris Monalisa


karya dari seniman Leonardo Da
Vinci juga menggunakan
perbandingan emas ini. Bahkan
dalam setiap karyanya, Da Vinci
selalu menggunakan golden
ratio sehingga golden ratio ini
sering disebut sebagai Da Vinci
Code.

Proporsi GOLDEN
SECTION

proporsi

Proporsi GOLDEN
SECTION
Gedung Parthenon
yang sangat terkenal
juga memakai
perbandingan emas ini
dalam pembuatannya.

Bahkan menariknya, dalam mengerjakan soal-soal Fisika


nilai golden ratio ini juga dapat kita aplikasikan. Salah
satunya adalah pada penyelesaian resistor tak hingga yaitu
resistor dengan susunan sebagai berikut:

proporsi

Proporsi le modulor

Proporsi
Menurut
Le Corbusier

Seorang tokoh arsitektur yang terkenal dan


memanfaatkan temuan Fibonacci adalah Le
Corbusier (1887-1965). Namun Le Corbusier dalam
pertentangan dengan Fibonacci tidak mulai pada
angka 1, melainkan dengan ukuran manusia 183
cm ( deretan merah) atau 226 cm (deretan biru)
yang dapat dibandingkan dengan ukuran
tradisional Jawa.

proporsi

Proporsi le modulor
Ilustrasi dalam buku Le Modulor karya Le
Corbusier

proporsi

Proporsi le modulor

Le Corbusier juga menentukan :


Musik adalah waktu dan ruang
seperti arsitektur. Musik dan
arsitektur tergantung pada
ukurannya. Hal ini sudah
ditemui oleh Pythagoras (580496 SM) sebagai penentuan jarak
antarnada Pythagoras dengan
proporsi sebagai berikut :

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Istilah harmonikal berasal dari karya Johannes


Kepler (1571-1630). Sebagai ahli astronomi,ia
meneliti hukum pergerakan planet-planet dan
struktur kosmos yang harmonikal.
Merupakan salah satu yang ingin lepas dari
proporsi, tetapi masih terpesona dengan
bilangan. Dikatakannya pula, bahwa angka,
harmoni, dan proporsi memang ada di dalam
moral kita, sehingga karakter, sifat, dan
affection dari kehidupan manusia banyak
ditentukan oleh ketiga hal tersebut.
Walaupun ilmu mekanikal yang ditemukan oleh
Isaac Newton tidak membenarkan spekulasinya,
penelitian baru tentang dinamika dalam
persoalan tiga benda membuktikan bahwa teori
angka dari Johannes Kepler rupanya tidak salah.

proporsi
Hal ini memberikan suatu
kemungkinan bahwa kita
dapat menggunakan
proporsi berbeda dari
bagian yang satu dengan
bagian yang lain. Dari ruang
pun bisa kita lihat, di
antaranya:
1) panjang, lebar, dan
tinggi;
2) lobang terhadap dinding;
dan
3) massif dan transparan.
Ini merupakan suatu
ancang-ancang bahwa
proporsi itu tidak perlu
absolute, proporsi itu
seyogyanya relative.
Sebagai patokan untuk

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Proporsi sendiri dikembangkan oleh Fransesco Giorgi


(1925), yang dasarnya mengikuti ratio
mathematic/ratio harmonic (harmonic proportion
ratio). Fransesco Giorgi selalu menghubungkan
proporsi dengan musik.
Keseimbangan antara angka dan persepsi jarak
antarnada seperti terbukti pada penelitian yang
paling kuno adalah monochord. Namun jarak
antarnada tidak dapat diukur semudah dimensi
ruang karena ukuran tersebut mengandung nilai
kualitas.
Dengan deikian, ilmu harmonik dapat didefenisikan
sebagai pendekatan holistik sebagai bunyi yang
masing-masing merupakan kelipatan bulat dari
frekuensi dasar di bidang musik, persepsi kualitas
angka-angka di bidang fisika/ matematika,dan
sebagai ilmu proposi di bidang arsitektur

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Dengan dasar ini menyarankan


bahwa perbandingan lebar panjang
dari ruang atau bidang seyogyanya
9:27, karena kalau dikatakan 1:3
tidak harmonis.
Mengapa 9:27?
Karena Fransesco Giorgi melihat
perkembangan pada waktu itu dari
alat-alat musik adalah diaposan
(diaposan=1 oktaf) dan diapante.

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Palladio juga mengembangkan patokan umum dari


proporsi arsitektural. Proporsi akan mencakup: lebar,
tinggi, dan panjang. Perbandingan panjang dan lebar
mempunyai dasar yang kuat untuk menentukan tinggi.
Ada tujuh macam bentuk ruang di dalam harmonic
proportion, adalah:
1. Bentuk bulat;
2. Segi empat (berarti ada perbandingan yang sama
antara lebar dan panjang);
3. Diagonal 1:V2
4. 3:4;
5. 2:3;
6. 3:5;
7. 1:2.
. Sebenarnya dasar perbandingan lebar dan panjang ini
mempunyai dasar yang sangat kuat, kalau menentukan
tinggi. Sebagai contoh misal: 1) Ruang lebar 6m,
panjang 12m, maka tinggi seharusnya 9m; dan 2)
kalau lebar 4m, panjang 9m, maka tinggi seharusnya

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Pythagoras, menggariskan angka pertama karena


angka 3 itu mempunyai satu bilangan di depan, satu
bilangan di tengah dan satu bilangan di belakang.
Kalau kita tidak bisa bandingkan itu, maka kita tidak
bisa mencapai keharmonisan. Hukum tradisional
Pythagoras adalah:

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Rumus-rumus ini adalah rumus harmonic


proportion. Ada satu rumus proporsi yang disebut
rumus-rumus proporsi, ialah:

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Harmonic proportion banyak yang menggunakan


pada waktu itu. Ketiga rumus itu sangat dogmatis
diikuti oleh semua seniman, baik seni lukis
maupun arsitektur semua menggunakan rumus
di atas. Sebagai contoh visual, perimbangan yang
menyenangkan untuk dilihat dan disebut indah
oleh bangsa Yunani dahulu, ialah bentuk empatpersegi dan elipse. Masing-masing mempunyai
proporsi 1:1,6 atau kalau dijadikan angka bulat
3:5, perimbangan ini terkenal dengan nama
Golden Ratio (perbandingan keemasan).

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

Kalau kita lihat patokan lain selain proporsi adalah


simetri (patokan untuk keindahan). Keduanya
mempunyai kekuatan sendiri-sendiri untuk keindahan
atau masing-masing mempunyai keindahan sendirisendiri.
Dengan kata symmetry is the beauty of order
Eurythmia ( a symmetry) is the beauty of this position.
Dan tidak simetri itu sangat ditentukan oleh proporsi.
Simetri jelas kanan dan kiri sama dapat dikatakan
seimbang, tidak simetri kanan dan kiri tidak sma
dapat dikatakan tidak seimbang.
Palladio mengatakan bahwa sebetulnya proporsi
memegang rahasia dari seni apapun, jadi kalau kita
tidak tahu proporsi tidak tahu akan seni.

proporsi

Proporsi ARSITEKTUR
HARMONIKAL

proporsi

Proporsi ken

Sebagai proporsi jarak antar bangunan


dengan gaya tradisional. Kata ini ketika
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
yang berarti "bay". Bangunan
tradisional ini biasanya diukur dengan
jumlah angka yang aneh, contohnya 3x3
atau 5x5. Sebuah tipe dari pintu kuil
disebut rmon yang memiliki dimensi
dari 5x2 sampai umumnya 3x2 bahkan
dapat sampi pada 1x1. Zen butsuden
mengilustrasikan ukuran 5x5 ken
melalui dari luar karena pusat
Ken(mova) yang dikelilingi oleh 1 lorong
ken yang disebut hisashi.
Sebagai ukuran,bagian Shakkan-h
mengukur menggunakan sistem
tradisional yang mana memiliki nilai
sejarah yang berbeda tetapi selalu
dikelilingi di bawah 2m (6.6

proporsi

Proporsi ken

Tipe-tipe konstruksi dan teknik dasar yang


digunakan semenjak periode Nara (646~793),
dilanjutkan pada periode Heian (794~1185), dan
akhirnya sampai pada periode medieval. Skala dari
sebuah bangunan dinyatakan dalam ken, atau
jumlah bay (trave), dan men atau jumlah hishashi.
(Parent, 1985:11) Istilah bay atau trave
menandakan jarak antara dua kolom (hashira)
yang teratur dari tengah kolom ke kolom
berikutnya. (Suzuki, 1980:22)
Walaupun sebagian besar digantikan dengan
ukuran meter, unit ini masih digunakan oleh
tukang kayu dan lainnya.
Contohnya papan jerami yang kita sebut tatami
yang menutupi lantai dari sebagian besar rumah
Jepang yang memiliki panjang 1-ken dan lebarnya
setengah ken, dan permukaan lantainya sebagian

proporsi

Sebagai contoh, denah


bangunan 3 trave panjang dan
2 trave lebar dapat dituliskan
dengan 3 x 2, arah
panjangnya selalu diberikan di
pertama. Selain itu, lebar dari
trave mungkin berubah dari
bangunan ke bangunan atau
pun juga dengan bangunan
yang sama.
Kembali mengambil contoh
struktur bangunan 3 x 2, jika
deretan kolom ditambah satu,
dua, tiga atau pada kesemua
sisinya, maka bangunan
tersebut dapat bertambah
satu trave.

Proporsi ken

proporsi

Proporsi kosala kosali

Dalam arsitektur tradisional Bali, ada acuan yang


disebut Asta Kosala Kosali. Asta Kosala Kosali adalah
aturan tentang bentuk-bentuk niyasa, rumah atau
pelinggih. Bentuk-bentuk tersebut meliputi ukuran
panjang, lebar, tinggi, pepalihan atau tingkatan dan
juga hiasan. Selain itu, juga dalam asta kosala
kosali
Tata letak
di Bali mengikuti
konsep
perlubangunan
juga memperhatikan
luas halaman.
Nawa Sanga (9 arah mata angin). Setiap
bangunan itu memiliki tempat sendiri, seperti
misalnya:
1. Dapur, karena berhubungan dengan Api maka
Dapur ditempatkan di Selatan,
2. Tempat Sembahyang karena berhubungan
dengan menyembah akan di tempatkan di Timur
tempat matahari Terbit.
3. Karena Sumur menjadi sumber Air maka
ditempatkan di Utara dimana Gunung berada

proporsi

Proporsi kosala kosali

Hubungan Bhuwana Alit dengan Bhuwana Agung.


Pembangunan perumahan adalah berlandaskan filosofis
bhuwana alit bhuwana agung.
Bhuwana Alit yang berasal dari Panca Maha Bhuta adalah
badan manusia itu sendiri dihidupkan oleh jiwatman.
Segala sesuatu dalam Bhuwana Alit ada kesamaan dengan
Bhuwana Agung yang dijiwai oleh Hyang Widhi.
Kemanunggalan antara Bhuwana Agung dengan Bhuwana
Alit merupakan landasan filosofis pembangunan
perumahan umat Hindu yang sekaligus juga menjadi
tujuan hidup manusia di dunia ini.

proporsi

Proporsi petungan

Petungan merupakan tradisi dari masyarakat


Jawa.
Petungan adalah prinsip-prinsip yang mengatur
beragam
dari kesehatan
Petungan aspek
terkaitkehidupan
arsitektur mulai
bergantung
pada
hingga
arsitektur.
pengukuran
detail, yang menggunakan panjang
asta pemiliknya diukur dari ujung jari tengah
hingga ke siku sebagai unit hitungan dasar, yang
akan memberikan panduan mulai dari pemilihan
bidang tanah terbaik hingga bagaimana
menyusun atapnya. Namun yang tidak ditentukan
di dalamnya, adalah tampilan dari bangunan,
membuat panduan ini sepenuhnya bisa dipadukan
dengan selera modern.

proporsi

Proporsi Sulappa Appa

Sulappa Appa merupakan


konsep rumah tradisional
Bugis-Sulawesi Selatan
Pelras (2006: 265) mengatakan
bahwa rumah tradisional Bugis
merupakan contoh model
rumah Asia Tenggara, yaitu
rumah panggung dari kayu,
yang atapnya berlereng dua,
dan kerangkanya berbentuk
huru H terdiri dari tiang dan
balok yang dirakit tanpa pasak
atau paku; tianglah yang
menopang lantai dan atap
sedangkan dinding hanya
diikat pada tiang luar.

proporsi

Proporsi Sulappa Appa

Rumah Bugis memiliki struktur dasar yang terdiri


dari tiga kali tiang (tiga barisan tiang memanjang
dan tiga baris melebar) berbentuk persegi panjang
dengan satu tiang di tiap sudutnya, dan pada
setiap sisi terdapat satu tiang tengah, serta tepat
di tengah persilangan panjagn dan lebar terdapat
tiang yang disebut pusat rumah (posi bola).
Umumnya, rumah orang biasa terdiri atas empat
tiang untuk panjang dan empat tiang untuk lebar
rumah. Pada sisi panjang (bagian samping badan
rumah) biasanya ditambahkan tamping, yakni
semacam serambi memanjang yang lantainya
sedikit lebih rendah, dengan atap tersendiri; pintu
masuk bagian depan berada di ujung depan
tamping danjika ruang dapur tidak terpisah
dapurnya berada di ujung belakang tamping.

proporsi

Proporsi Sulappa Appa

Rumah orang Bugis terdiri dari tiga


bagian. Ketiga bagian itu adalah
Awa Bola, Ale Bola, dan Rakkeang.
Secara secara struktural fungsional
Pandangan kosmologis suku Bugis
mengganggap bahwa
makrokosmos (alam raya) ini
bersusun tiga tingkat yaitu: Boting
langi (dunia atas), Ale Kawa (dunia
tengah), dan Uri liyu (dunia
bawah), dan segala pusat dari
ketiga bagian alam ini adalah
Boting langi (langit tertinggi)
Dewata SeuwaE
tempat
Dalam kosmogonis
suku (Tuhan
Bugis, lino
Yang
Mahasemesta
Kuasa) bersemayam,
atau alam
digambarkan
dalam bentuk sulapa eppa (segi
empat belah ketupat).

DAFTAR PUSTAKA
en.wikipedia.org/wiki/Ken_(architecture
Frick,2007, Dasar-Dasar Arsitektur Ekologi: Kanisius dan
ITB,Yogyakarta
https://
Architecture Articles Arsitektur dan Dimensi
Ruang.htm
https:// Bilangan Fibonacci dan Golden Ratio ~ Fahrizal
Fisika.htm
http://www.omasae.com/2012/10/prinsip-perancanganproporsi.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Mo
dulor
https://prezi.com/2zsdsd5-psqv/modular-system/
https://SATUKATA Le Modulor, Buku Arsitektur Yang Penting
Namun Sangat Langka.htm
https:// Made Anggra Wahyuni Pembangunan Rumah
Menurut Pandangan Hindu.htm
https:// 3 Prinsip Arsitektur Ala Timur yang Selaras dengan
Alam.htm
http://rsemmawi.blogspot.com/2010/01/simbolisme-dalamarsitektur-rumah-bugis.html
http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/30/rumah-adattradisi-menre-bola-dan-dapur-orang-bugis-makassar352624.html

Anda mungkin juga menyukai