Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan fenomena alam yang
berkaitan

dengan

karakteristik

cahaya.

Cahaya

merupakan

gelombang

elektromagnetik yang dapat merambat dalam medium ataupun tanpa medium.


Gelombang elektromagnetik merupakan gejala gelombang yang dihasilkan oleh
interaksi perubahan medan listrik dan perubahan medan magnet yang terjadi secara
bersamaan. Pengetahuan mengenai karakteristik cahaya sangat membantu kita untuk
memahami bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang dan lebih tepatnya lagi
cahaya sebagai gelombang transversal yang berarti bahwa cahaya merambat tegak
lurus terhadap arah osilasinya.
Salah satu gejala gelombang yang dapat menunjukkan bahwa cahaya
merupakan gelombang transversal adalah peristiwa polarisasi cahaya. Polarisasi
cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yakni jika cahaya itu
bergerak berosillasi dengan arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan
oleh arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah vektor bidang
medan magnetnya. Polarisasi dapat terjadi karena absorpsi (penyerapan), pemantulan,
hamburan, dan pembiasan ganda.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya sering menjumpai gejala-gejala
polarisasi. Seperti contohnya adalah warna biru langit akibat fenomena karena
hamburan. Karena sebelum sampai di bumi, cahaya matahari telah mmelalui partikelpartikel udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat Polarisasi sebagai materi
yang dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
2.1.1. Bagaimana pengertian polarisasi gelombang?

~1~

2.1.2. Bagaimana jenis-jenis polarisasi gelombang?


2.1.3. Bagaimana sumber-sumber polarisasi gelombang?
2.1.4. Bagaimana penerapan polarisasi?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan masalah makalah ini
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian polarisasi gelombang.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis polarisasi gelombang.
1.3.3 Untuk mengetahui sumber-sumber polarisasi gelombang.
1.3.4 Untuk mengetahui penerapan polarisasi.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Penulis
Adapun manfaat yang didapat oleh penulis adalah penulis dapat lebih
melatih kemampuan dalam pembuatan makalah serta penulis dapat menambah
kemampuan dengan menganalisis rumusan masalah yang telah dirusmuskan
dengan mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber.
1.4.2 Bagi Pembaca
Adapun manfaat yang diperoleh oleh pembaca makalah ini adalah dapat
menambah pengetahuan berkaitan dengan polarisasi gelombang.

~2~

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Polarisasi
Cahaya merupakan gelombang transversal, dimana medan E dan medan B saling

tegak lurus.
E

B
Gambar 1. Hubungan E dan B dalam Gelombang Elektromagnet
Cahaya dapat mengalami peristiwa polarisasi. Polarisasi cahaya atau polarisasi
optik adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Polarisasi merupakan salah satu
sifat cahaya, yakni jika cahaya itu bergerak berosilasi dengan arah tertentu. Suatu
cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat mengutamakan
arah tertentu. Arah polarisasi pada bidang terpolarisasi gelombang elektromagnetik
diambil sebagai arah vektor medan listrik.

Gambar 2. Bidang Osilasi Gelombang EM Terpolarisasi


Dalam pembahasan tentang persamaan gelombang elektromagnet sebelumnya
diperoleh persamaan E = Eo ei(k.z - .t) dan B = Bo ei(k.z - .t)
~3~

untuk

kasus

untuk

medium yang tidak bersifat penghantar (non konduktif ) yaitu medium dielektrik =
0 dan dalam medium tidak ada muan dari luar, dengan kata lain bahwa medium tidak
dimuati listrik dan persamaan E = Eo e-.z ei(.z - .t) dan B =

e-.z ei(.z - .t +

untuk untuk gelombang elektromagnet di udara atau di ruang hampa (n = 1)

diperoleh hubungan E = cB. Dari pembahasan sebelumnya, amplitudo gelombang


elektromagnet Eo dan Bo dianggap konstan, kedua medan ini berhubungan dalam
bentuk persamaan Bo = (k/)

x Eo dan kedua medan berada pada bidang yang

tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang, sedangkan sifat-sifat dari gelombang
bergantung pada amplitudo dalam bidang yang dilaluinya.
Karena vektor-vektor dari medan listrik dan medan magnet dari gelombang
elektromagnet selalu tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang, maka akan
terdapat derajat kebebasan gerak dari vektor-vektor medan gelombang elektromagnet.
Polarisasi dari gelombang elektromagnet merupakan manifestasi dari adanya derajat
kebebasan gerak dari vektor-vektor medan gelombang elektromagnet. Dalam kasus
lain, diasumsikan bahwa gelombang elektromagnet menjalar ke arah z positif, dengan
demikian bidang tranversal dari gelombang adalah bidang xy. Pernyataan ini tidak
mutlak menyatakan bahwa amplitudo gelombang dalam arah sumbu x dan y,
amplitudo gelombang berada pada bidang xy. Karena Eo terletak pada bidang xy,
maka medan listrik dapat diuraikan atas komponen x dan y yaitu;
........................................................................(1)
karena Eox dan Eoy keduanya merupakan bilangan kompleks maka kedua besaran
medan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk:
...............................................................................(2a)

~4~

.............................................................................(2b)

dengan demikian E yang dinyatakan oleh persamaan E = Eo e-.z ei(.z

- .t)

dapat

dinyatakan menjadi:
..........................................................(3)
Untuk menyederhanakan persamaan tersebut, bisa diasumsikan bahwa k adalah riil,
kemudian dengan mengambil bagian riil diperoleh komponen-komponen dari medan
listrik dari gelombang elektromagnet adalah:
)..........................................................(4a)
).........................................................(4b)
dengan demikian pernyataan dari medan listrik bergantung pada harga relatif
). Bila -E1 Ex E1 dan - E2 Ey E2 , maka

amplitudo (E1,E2) dan fase (

menurut persamaan 4 kuat medan listrik E berada di dalam daerah batas maksimum
seperti dilukiskan seperti Gambar 3. Dari gambar tersebut dilukiskan bahwa kuat
medan listrik sebagai sebuah besaran fisis gelombang bukan merupakan besaran
kompleks. Arah penjalaran gelombang adalah tegak lurus keluar bidang xy.
y
E2
E

Ey
-E1

Ex

-E2

~5~

E1
x

Gambar 3. Komponen Medan Listrik pada Bidang Transversal


Untuk selang waktu tertentu sesuai persamaan (4), komponen-komponen vektor
medan listrik akan berubah, dengan demikian E juga akan berubah sesuai dengan
perubahan vektor komponennya. Lukisan vektor E akan membentuk suatu lintasan
vektor di dalam bidang xy yang dibatasi oleh harga-harga E1 dan E2. Lintasan medan
listrik tersebut dapat diperoleh dengan mengeleminasi (k.z - .t) dari persamaan (4).
.........................(5a)

.......................(5b)

Selanjutnya dengan mengurangkan kedua persamaan di atas maka diproleh:


...................(6a)

................(6b)

dengan mengkwadratkan masing-masing dari persamaan (6a) dan (6b) dan


menjumlahkannya, maka diperoleh:
. .(7)

persamaan (7) adalah merupakan persamaan umum dari sebuah ellip. Dengan
demikian, maka medan listrik dikatakan dalam keadaan terpolarisasi secara ellip.
y E2 dilukiskan seperti gambar 4.
Lintasan medanElistrik
E

-E1

E1x

Ex

~6~

Gambar 4. Medan Listrik Terpolarisasi secara Ellip


Walaupun polarisasi di atas diturunkan untuk medan listrik, medan magnet juga
akan mengalami polarisasi demikian. Medan magnet dari gelombang elektromagnet
juga akan terpolarisasi secara ellip pada bidang xy karena medan magnet selalu tegak
lurus medan listrik. Sehingga persamaan yang diturunkan untuk medan listrik juga
berlaku untuk medan magnet.

Gambar 5. Proses Polarisasi dengan Menggunakan Polarisator


Gambar 5 memperlihatkan cahaya yang tak terpolarisasi yang jatuh pada
sebuah plat polarisator yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari
cahaya yang tak terpolarisasi. Di dalam plat tersebut terdapat sebuah arah
pemolarisasi karakteristik tertentu yang diperlihatkan oleh garis-garis sejajar. Plat
tersebut hanya akan mentransmisikan komponen-komponen rentetan gelombang yang
vektor-vektor listriknya bergetar sejajar kepada arah ini dan akan menyerap

~7~

komponen-komponen rentetan gelombang yang vektor-vektor listriknya bergetar


tegak lurus kepada arah ini. Cahaya yang keluar akan merupakan cahaya yang
terpolarisasi bidang. Arah pemolarisasi ini dihasilkan selama proses pembuatan plat
tersebut dengan menanamkan molekul-molekul berantai panjang tertentu di dalam
sebuah plat plastik yang fleksibel dan kemudian merentangkan plat tersebut sehingga
molekul-molekul tersebut dijajarkan sejajar satu sama lain.
y
E

Ey
E

x
Ex

Gambar 6. Sebuah Rentetan Gelombang E adalah Ekivalen dengan Dua Rentetan


Gelombang Komponen Ey dan Ex (Riyanto, 2006)
Di dalam gambar 6 plat pemolarisasi terletak di dalam bidang halaman gambar
dan arah penjalaran adalah menuju ke dalam halaman gambar. Panah E
memperlihatkan bidang getaran dari sebuah rentetan gelombang yang dipilih secara
sebarang yang jatuh pada plat tersebut, dua komponen vektor, E x (yang besarnya E
Cos

) dan Ey (yang besarnya E Sin

) dapat menggantikan E yang satu

sejajar kepada arah pemolarisasi dan yang satu lagi tegak lurus kepada arah
pemolarisasi.

~8~

Gambar 7. Cahaya yang tak Terpolarisasi tidak Ditransmisikan oleh Plat-Plat


Pemolarisasi yang Bersilangan
Sebuah plat pemolarisasi kedua (Analisator yang berfungsi untuk mengurangi
intensitas cahaya terpolarisasi) ditempatkan seperti pada gambar 7. Jika plat kedua
dirotasikan terhadap arah penjalaran, maka ada dua kedudukan, yang terpisah sebesar
1800, dimana intensitas cahaya yang ditransmisikan hampir sama dengan nol.
Kedudukan-kedudukan inilah yang merupakan kedudukan dimana arah pemolarisasi
dari plat I dan II adalah tegak lurus satu sama lain.
Jika amplitudo dari gelombang terpolarisasi bidang yang jatuh pada plat II
adalah Em, maka amplitudo cahaya yang keluar adalah E m Cos

, di mana

adalah sudut di antara arah-arah pemolarisasi dari plat I dan II. Dengan mengingat
kembali bahwa intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat dari amplitudo, maka
dapat dilihat bahwa intensitas yang ditransmisikan I berubah dengan

menurut

persamaan:
...........................................................................(8)
Dimana Im adalah nilai maksimum dari intensitas yang ditransmisikan. Nilai
maksimum tersebut terjadi bila arah-arah pemolarisasi dari plat I dan II adalah sejajar
yakni bila

= 0 atau 1800.

2.2. Jenis-Jenis Polarisasi

~9~

Harga dari sumbu utama ellip dan arah orientasinya terhadap sumbu-sumbu
ellip bergantung pada amplitudo E1 dan E2 dan fase relatif dari kedua komponen.
Karena persamaan (7) hanya bergantung pada nilai absolut dari beda fase

maka dengan meninjau amplitudo dan beda fase persamaan (7) tersebut dapat
ditentukan beberapa bentuk dari kasus polarisasi.
1. Kasus 1 2 =0
Berdasarkan kasus ini persamaan 7 akan menjadi sebagai berikut.

Ex

E1

E
2 x
E1

Ex

E1

E
x

E1

Ex

E
1

Ey

E2

E
2 x
E1

E
y

E2
Ey

E
2

E
cos(0) y

E2

Ey

E2

E
y
E2

sin 2 (0)

0
............................................(9)

yang menyatakan sebuah persamaan garis lurus yang terletak sepanjang diagonal
bidang batas xy, seperti gambar berikut.
y

(a)

(b)

Gambar 8. Lintasan vektor medan listrik dari gelombang terolarisasi


a. Beda fase sama dengan nol
b. Beda fase sama dengan
2.

Kasus 1 2 =

~ 10 ~

Untuk kasus polarisasi dengan beda fase 1 2 = , maka persamaan 7 akan


menjadi:

Ex

E1

Ex

E
1

E
x

E
1

E
2 x
E1

Ey
E

cos( ) y
E2
E2

E
2 x
E1

Ey

E2

E
y

E2

Ex

E
1

Ey

E
2

sin 2 ( )

E
y
E2

(10)

yaitu sebuah lintasan berupa garis lurus. Dalam kasus ini sama seperti pada kasus
pertama, gelombang elektromagnet dikatakan terpolarisasi linier, tetapi antara E x
dengan Ey selalu memiliki tanda yang berlawanan. Lintasan vektor medan E
ditunjukkan seperti gambar 8b.

3. Kasus 1 2 = 2

Untuk kasus polarisasi dengan 1 2 = 2 , maka persamaan 7 akan


menjadi:

Ex

E
1
Ex

E1

E
2 x
E1

Ey
E

cos( ) y
2 E2
E2

Ey

E
2

sin 2 ( )
2

1
.........................................................................(11)

yang menyatakan sebuah persamaan ellip dengan sumbu mayor dan sumbu minor
dilukiskan seperti gambar 9.
y

~ 11 ~

Polarisasi ellip dengan beda fase


Gambar 9.

Pada peristiwa polarisasi ellip seperti di atas bisa muncul kasus khusus yaitu
pada mana

E1 = E2 = E0, maka persamaan (11) di atas akan menjadi sebuah

persamaan lingkaran dengan jari-jari lintasan E0.


.................................................................(12)
dan polarisasi yang terjadi disebut polarisasi melingkar. Dalam keadaan demikian
vektor medan listrik dari gelombang elektromagnet membentuk sebuah lintasan
melingkar.
Dari uraian di atas tampaknya bahwa bentuk dari ellip tidak bergantung pada
tanda dari beda fase

, akan tetapi arah lintasan dari ellip yang terjadi

bergantung pada tanda dari beda fase tersebut.


2.3. Sumber-Sumber Polarisasi
Sebagai akhir dari pembahasan tentang polarisasi, akan dibahas beberapa
peristiwa optik yang merupakan sumber-sumber yang menghasilkan polarisasi,
seperti yang telah dikenalkan pada Fisika dasar. Metode yang digunakan untuk
menhasilkan polarisasi pada umumnya menghasilkan polarisasi linier. Peristiwa optik
yang yang menghasilkan polarisasi diantaranya; pancaran gas laser, efek Zeeman,
radiasi synchrotron, peristiwa refleksi dan transmisi, hamburan, dichroisme dan
pembiasan ganda.
Gas laser memancarkan cahaya monokromatik yang sangat tajam, karena sudut
datang memenuhi syarat sebagai sudut Brewster maka memungkinkan terjadi
polarisasi. Sumber polarisasi yang lain dapat terjadi bila spektrum garis yang sangat

~ 12 ~

tajam diletakkan dalam medan magnet maka terjadi pecahan garis yang dikenal
dengan efek Zeeman, masing-masing komponen garis spektrum tersebut akan
terpolarisasi linier atau melingkar. Disamping itu ada sumber polarisasi yang bisa
dihasilkan dari radiasi synchrotron, yaitu elektron dengan kecepatan tinggi masuk ke
dalam medan magnet, mengakibatkan terbentuk lintasan melingkar. Percepatan yang
dialami elektrom menghasilkan pancaran cahaya menyinggung lintasan elektron.
Radiasi pancaran cahaya ini merupakan cahaya terpolarisasi .
Polarisasi oleh peristiwa refleksi dan transmisi, cahaya yang dipantulkan oleh
permukaaan halus akan menjadi terpolarisasi sebagian jika sudut datang tidak nol.
Peristiwa ini umumnya sangat kuat terjadi pada sebuah permukaan batas dielektrik
bila sudut datang sama atau mendekatai yang namanya sudut Brewster, yang telah
dibahas pada topik pemantulan dan pembiasan di Fisika Dasar.
Gambar 12 menunjukkan peristiwa polarisasi oleh pemantulan dan transmisi
cahaya pada bidang batas y. Bila sinar pantul dan sinar transmisi membentuk sudut
90o adalah tidak mungkin cahaya terrefleksi jika medan listriknya terletak pada
bidang datang (polarisasi ),akan tetapi cahaya ini akan ditransmisikan. Cahaya
dengan medan listrik berosilasi tegak lurus pada bidang datang (polarisasi ) dapat
dipantulkan. Dengan demikian sudut Brewster dapat ditentukan sebagai berikut;
....................................................................................(16)

Gambar 12. Polarisasi oleh refleksi dan transmisi

~ 13 ~

Dari hukum Snell diperoleh

......................................................................................(17)
karena

dan

maka dari persamaan (16) dan (17)

diperoleh;

......................................................................................(18)
dengan

disebut sudut Brewster. Jika cahaya datang tidak terpolarisasi, maka pada

sudut Brewster cahaya pantul akan mengalami polarisasi , sedangakan cahaya


transmisi hanya sebagaian kecil saja mengalami poalrisasi , sebagian besar
mengalami polarisasi .
Polarisasi oleh hamburan, hamburan cahaya dapat terjadi bila pada suatu ruang
terjadi distribusi partikel-partikel pusat pengahmabur yang tidak teratur. Sebagai
contoh; partikel-partikel debu dalam udara, yang ukurannya jauh lebih kecil dari
panjang gelombang cahaya, partikel dalam suspensi kolloid, atau partikel-parikel
molekul gas dalam udara. Mekanisme dasar terjadinya polarisasi cahaya darai cahaya
datang tak terpolarisasi oleh partikel-partikel penghambur adalah sama dengan yang
telah dijelaskan pada polarisasi oleh pemantulan dan transmisi cahaya.

Gambar 13. Peristiwa polarisasi cahaya oleh hamburan partikel


Gambar 13 menunjukkan bahwa cahaya yang terhambur 90o terhadap arah
datang akan mengalami polarisasi linier dengan medan listrik dalam arah tegak lurus
~ 14 ~

terhadap bidang hamburan, yaitu bidang yang dibentuk oleh arah cahaya datang
dengan arah cahaya terhambur. Perisitiwa hamburan ini terjadi pada atmosfere bumi.
Warna biri dari langit disebabkan oleh terjadinya hamburan panjang gelombang
pendek dari cahaya biru yang jauh lebih besar dari hamburan cahaya warna merah.
Cahaya biru dari langit adalah cahaya yang terpolarisasi sebagaian dengan vektor
medan listrik berosilasi arah sudut kanan bidang yang mengandung cahaya datang
dan cahaya terhambur. Pada sudut pandang 90o seperti gambar 13 tampak polarisasi
yang lengkap.
2.4. Penerapan Polarisasi
LCD (Liquid Crystal Displays)
Liquid crystal dapat diterjemahkan sebagai kristal cair. Nama ini digunakan
karena zat padat dan cair merupakan dua sifat benda yang berbeda. Molekul-molekul
zat padat tersebar secara teratur dan posisinya tetap, sedangkan molekul-molekul zat
cair letak atau posisinya tidak teratur sehingga dapat bergerak bebas ke segala arah.
Fase kristal cair ini berada lebih dekat dengan fase cair karena dengan sedikit
penambahan temperatur (pemanasan) fasenya langsung berubah menjadi cair. Sifat
ini menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap temperature. Jadi, kristal cair
sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Sifat inilah yang menjadi dasar pemanfaatan
teknologi kristal cair. Selain temperatur, kristal cair juga sangat sensitive terhadap
arus listrik (beda potensial). Prinsip semacam inilah yang digunakan dalam teknologi
LCD. Ini sebabnya layar laptop terkadang terlihat berbeda di musim dingin atau saat
digunakan di cuaca sangat panas.

Gambar 14. Perbedaan karakteristik molekul


Jenis kristal cair yang digunakan dalam pengembangan teknologi LCD adalah
tipe nematic (molekul-molekulnya mempunyai pola tertentu dengan arah tertentu).
Tipe yang paling sederhana adalah Twisted Nematic (TN) yang memiliki struktur

~ 15 ~

molekul terpilih secara alamiah sebesar 90 o. Struktur TN ini dapat dilepas pilinannya
(untwist) dengan menggunakan arus listrik.

Gambar 15. Fase nematic

Gambar 16. Ilustrasi Twisted Nematic (TN)

Gambar 17 menunjukkan kristal cair TN (D) yang diletakkan di antara dua


electrode (C dan E) dan masih dibungkus lagi dengan dua panel gelas (B dan F) yang
sisi luarnya diberi lapisan tipis polarizing film. Lapisan A merupakan film yang dapat
memantulkan cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan pembungkus LCD.
Electrode C dan E dihubungkan dengan tegangan sebagai sumber arus. Panel B
memiliki polarisasi yang berbeda 90o dengan panel F.
Konsep dasar bagaimana LCD bekerja adalah fisika gelombang dan optik
terutama tentang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, cahaya berhubungan
dengan warna dan pengelihatan, dan polarisasi cahaya sebagai gelombang. LCD
bekerja dengan menggunakan Liquid Crystal yang telah dijelaskan di awal. LCD
tidak menghasilkan cahaya, akan tetapi hanya memodifikasi cahaya dari suatu
sumber. Hal inilah yang menjadikan LCD hemat energi. Modifikasi cahaya yang
dilakukan LCD adalah proses polarisasi cahaya sebagai gelombang elektromagnetik
(Murnidian,2008).

~ 16 ~

Gambar 17. Diagram susunan layar LCD (Ruwanto, 2005)


L C D bisa dilihat pada peralatan yang kita gunakan sehari-hari seperti di
Layar computer (layar datar), Kalkulator, Jam tangan digital.

Layar computer

kalkulator

arloji digital

Gambar 18. Beberapa peralatan yang memanfaatkan LCD (Ruwanto, 2005)


LED
LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen
elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu
mengeluarkan cahaya. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi pada LED electron
menerjang sambungan P-N (Positif-Negatif). Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semi konduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
LED memiliki dua kaki yang terbuat dari sejenis kawat. Kawat yang panjang
adalah

anoda,

sedangkan

kawat

yang

pendek

adalah

katoda.

Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lainnya pada
selelektrokimia yang terpolarisasi jika arus mengalir kedalamnya. Arus listrik

~ 17 ~

mengalir berlawanan dengan arah pergerakan electron. .Katoda adalah elektroda


dalam selelektrokimia yang terpolarisasi jikaarus listrik mengalir keluar darinya.
LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda ke katoda.
Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka
LED tersebut tidak akan menyala.
Contoh penggunaan LED bisa dilihat pada lampu belajar.

Kacamata Polarisasi
Ketika kacamata digunakan, bayangan merah terlihat oleh lensa biru dan
bayangan biru terlihat oleh lensa merah. Jadi, masing-masing mata melihat dengan
cara yang berbeda. Kedua warna ini yaitu merah dan biru dipilih karena berhubungan
dengan panjang gelombang cahaya. Dalam

tayangan 3D, warna merah akan

membuat benda kelihatan ada di belakang. Dimensi kedalaman diperoleh dengan


memainkan kedua warna ini pada proses pembuatan film (Ruwanto, 2005).

Gambar 19. (a) Kacamata lensa merah dan biru

(b) Kacamata polarisasi

Melihat tayangan 3D dengan kacamata dua warna ternyata warna gambarnya


menjadi kurang menarik. Hal ini dikarenakan cahaya bergetar ke segala arah.
Polarisasi akan menyebabkan cahaya hanya bergetar ke salah satu arah saja. Agar
terpolarisasi, cahaya itu dilewatkan melalui polarisator cahaya. Polarisator/filter ini
dipasang pada lensa kacamata. Supaya mata kiri dan mata kanan melihat benda yang
agak berbeda, lensa mata kanan dipasang filter yang akan menyerap (menahan)
gelombang cahaya vertical, sedangkan lensa mata kiri dipasangi filter yang akan
menahan gelombang cahaya horizontal. Dengan menggunakan kacamata ini, warna
gambar tayangan 3D menjadi indah.

~ 18 ~

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan paparan di atas, adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan
adalah sebagai berikut :
3.1.1. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah terserapnya sebagian arah getar
cahaya. Polarisasi merupakan salah satu sifat cahaya, yakni jika cahaya itu
bergerak berosilasi dengan arah tertentu.
3.1.2. Harga dari sumbu utama ellip dan arah orientasinya terhadap sumbu-sumbu
ellip bergantung pada amplitudo E1 dan E2 dan fase relatif dari kedua
komponen.
3.1.3. Sumber polarisasi yang bisa dihasilkan dari radiasi synchrotron, yaitu elektron
dengan kecepatan tinggi masuk ke dalam medan magnet, mengakibatkan
terbentuk lintasan melingkar.
3.1.4. Penerapan polarisasi dapat dilihat pada LCD atau kacamata polarisasi.

~ 19 ~

Anda mungkin juga menyukai