Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah empati.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Diri dan
Profesi.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisanya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, kami menerima masukan, saran, dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
Makalah Empati
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
sakit
kecil,
padahal
tindakan
yang
dilakukan
adalah
adalah
Sujianto
yang
diamputasi
tanpa
persetujuan
keluarganya. Padahal jika pasien tak setuju, pihak rumah sakit wajib
tidak melakukan tindakan atau kalau tidak mampu bisa merujuknya
ke rumah sakit yang mempunyai peralatan yang lebih memadai.
Kejanggalan ketiga adalah Sujianto dipulangkan sehari setelah
diamputasi. Padahal pasien dengan tindakan tersebut seharusnya
masih harus beristirahat di rumah sakit. Kejanggalan berikutnya
Fakultas Kedokteran Universitas MataramPage 2
Makalah Empati
adalah tidak diberinya obat saat Sujianto meninggalkan rumah
sakit. Dan kejanggalan terakhir adalah tidak ada nama dokter yang
mengoperasi Sujianto di daftar nama dokter yang ada di ruang
tunggu ."Dokter yang mengoperasi ada 3 yakni Jimmy sebagi dokter
ortopedi, Arif Basuki sebagai dokter anestesi dan David yang kami
tidak tahu dia dokter apa. Dokter itu dibantu oleh Nur Ali yang turut
terlibat dalam operasi," jelas Yahya.
B. Tujuan
Secara
umum
makalah
empati
ini
bertujuan
untuk
BAB II
Fakultas Kedokteran Universitas MataramPage 3
Makalah Empati
ISI
Dalam kasus yang telah diterangkan di atas, masalah yang paling utama adalah tidak
adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien sehingga penangkapan dan maksud
dokter berbeda dengan yang dimengerti oleh keluarga pasien. Selain itu empati tentang
kondisi pasien juga menjadi faktor dalam kasus kali ini.
Pengertian komunikasi efektif sendiri yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses
komunikasi.
Tujuan dari komunikasi efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa
yang digunakan oleh pemberi informasi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. Tujuan lain dari komunikasi
efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang
sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan
bahasa nonverbal secara baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif
dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya
antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif
terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap, dan
bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang dilakukan memenuhi :
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan
ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan
untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
Untuk dapat terciptanya komunikasi efektif ada hal yang perlu
diperhatikan yaitu CARE.
Comfort (Nyaman)
Dokter harus dapat membuat pasien nyaman sehingga pasien tidak
sungkan untuk menceritakan keluhannya.
Acceptance (Penerimaan)
Makalah Empati
Kesediaan dokter untuk menghargai dan menerima apa adanya
sikap dan sifat pasien. Hal ini sangat penting untuk membangun
terhadap pasien.
Empathy (Empati)
Kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain.
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Komunikasi efektif
Keterampilan Klinis
Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Pengelolaan Kesehatan Masyarakat
Pengelolaan Informasi
Mawas diri dan pengembangan diri
Etika, moral, dan medikolegal dan profesionalisme serta
keselamatan pasien
Selain hal di atas yang perlu diperhatikan untuk menceggah terjadi kasus
di atas adalah mengerti tentang hak dan kewajiban dokter pasien.
Pasien
Hak atas informasi mengenai dirinya
Dokter
Hak untuk mendapat informasi yang
benar
Hak untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan
Hak untuk memperoleh pendapat
kesehatan
Hak untuk merawat dan melakukan
kedua
Hak untuk menghentikan
rehabilitasi
Hak untuk mendapatkan honor
Makalah Empati
pengobatan dan tindak medik
Kewajiban pasien dan dokter :
Pasien
Memberikan informasi yang jujur
Memberi kesempatan pada dokter
Dokter
Menghormati hak pasien
Memberikan informasi yang berkaitan
fisik
Mematuhi nasihat dokter
Mematuhi cara cara pengobatan
akan dilakukan
Menjaga rahasia pasien
Meminta persetujuan pasien untuk
dokter
memberikan
harus,
dalam
setiap
praktik
medisnya,
pelayanan
medis
yang
kompeten
dengan
(compassion)
dan
penghormatan
atas
martabat
manusia.
KODEKI pasal 7c tentang Kewajiban Umum Dokter disebutkan
bahwa :
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak
sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien.
Makalah Empati
Selain itu dokter juga memiliki sumpah yang harus dia pegang selama
masih berprofesi sebagai dokter. Yang isinya sebagai berikut:
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima
kasih yang selayaknya
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi,
sesuai dengan martabat pekerjaan saya
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan
karena keilmuan saya sebagai dokter
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan
kedokteran
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin
diperlakukan
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa setiap pasien dan
dokter memiliki hak dan kewajibannya masing-masing, serta terdapat
Fakultas Kedokteran Universitas MataramPage 7
Makalah Empati
peraturan dan sanksi apabila melanggar salah satu dari peraturan
tersebut. Dalam kasus ini dokter serta instansi kesehatan melanggar
peraturan pada pasal 7a dan 7c. Pada pasal 7a telah dijelaskan bahwa
seorang dokter harus memberikan pelayanan medis yang kompeten
disertai rasa kasih sayang dan penghormatan, akan tetapi dalam kejadian
pasien yang masih harus mendapatkan perawatan diminta untuk pulang
hal ini tentunya bertentangan dengan pasal 7a. Selain itu dokter dan
instansi tidak memberikan hak rekam medic terhadap pasien, hal ini
tentunya melanggar pasal 7c tentang melindungi hak-hak pasien.
Tidak hanya itu dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa
dokter dalam kasus di atas juga telah melanggar beberapa aturan dalam
7 area kompetensi dokter yang diatur dalam SKDI, yaitu komunikasi
efektif dan etika, moral, medikolegal, profesionalisme, dan keselamatan
pasien. Dokter tersebut sama sekali tidak menunjukkan rasa empati,
dokter dan instansi kesehatan tersebut tersebut tidak memikirkan
keadaan dan perasaan pasien yang menyuruh pasien pulang sebelum
waktunya. Sedangkan dokter itu juga telah melanggar sumpahnya
sebagai seorang dokter yang akan melindungi pasien. Untuk itu pasien
dapat menuntut baik dokter maupun instansi kesehatan terkait sesuai
dengan pasal-pasal yang telah disebutkan di atas.
Makalah Empati
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Komunikasi efektif dan berempati yang baik mampu meghindarkan
kesalahpahaman antara dokter, pasien maupun instansi kesehatan yang
menimbulkan dugaan malpraktek. Adanya undang-undang dan sumpah
dokter diharapkan dokter tidak semena-mena terhadap pasien dan
mampu
mempertanggungjawabkan
segala
terhadap pasiennya.
tindakan
yang
dilakukan
Makalah Empati
Daftar Pustaka
Amin, Ahmad. (1983). Ethics (Moral Sciences). Jakarta: NV Crescent and
Star
H, Ivander Benedict. 2011. Komunikasi dan Empati. Jakarta: Universitas
Kristen Krida Wacana.
Hanafiah J, Amir A. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Ed. 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007:3.
Joseph Ilmoe. (1997). Difference Empathy Judging from Sex and Students
Study Program FIP. London: Research Repor
Kejanggalan Kasus Amputasi.
available
http://surabaya.detik.com/read/2012/09/10/195651/2014116/466/.
26 Oktober 2012.
on
Akses