Anda di halaman 1dari 4

.

Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan, padahal Tn. B sudah menggunakan
kaca mata plus 1dan minus 2,5 pada obita dextra dan sinistra. Pemeriksaan fisik dengan
Opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih. Sudah 2 tahun ini Tn. B dinyatakan
menderita diabetes mellitus, dan menjalankan pengobatan secara teratur. Oleh dokter spesialis
mata Tn. B dinyatakan katarak. Tn. B dipersiapkan untuk dilakukan operasi katarak 2 hari
lagi jika kadar gula darahnya sudah normal. TTV saat ini
a. TD : 140/90 mmhg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 37,40 C
d. RR : 24x/menit
DATA FOKUS

Data Subjektif
Klien mengatakan penglihatan
kabur seperti berawan,
padahal sudah menggunakan kaca
mata plus 1 dan minus 2.5 pada
orbita dextra dan sinistra.
Klien mengatakan sudah 2 tahun
ini mempunyai Diabetes Melitus,
dan menjalankan pengobatan
secara teratur
Kemungkinan klien mengatakan
kesulitan untuk beraktivitas

Data Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dengan
opthalmoscope bagian kornea ada selaput
putih\
Vital sign : TD : 140/90 mmHg,
N: 84x/menit, T
:37,4 0c, RR: 24x/menit\
Kemungkinan klien terlihat sulit untuk
beraktivitas

ANALISA DATA
N
Data Fokus
Masalah
Etiologi
o.
Keperawatan
1 Data subjektif:
Gangguan
Gangguan
penerimaan
sensori/status
organ
Klien mengatakan penglihatan kabur persepsi
inderaditandai
seperti berawan, padahal Tn.B sudah sensoridenganmenurunnya
menggunakan kaca mata plus 1 dan perseptual
penglihatan.
ketajaman penglihatan.
minus 2.5 pada orbita dextra dan
sinistra
Data objektif:
Hasil pemeriksaan fisik dengan
opthalmoscope bagian kornea ada
selaput putih
2. Data subjektif:
Resiko tinggi Keterbatasan penglihatan.
- Klien mengatakan penglihatan kabur terhadap cidera.
seperti berawan, padahal sudah
menggunakan kaca mata plus 1 dan
minus 2.5 pada orbita dextra dan
sinistra
- Kemungkinan
klien
mengatakan
kesulitan untuk beraktivitas

- Kemungkinan
klien
mengatakan
penglihatannya tidak jelas
- Kemungkinan klien mengatakan jika
melihat
sesuatu
berbayangbayang/menjadi dua bayangan
3. data subjektif:
Risiko infeksi.
emungkinan
klien
mengatakan
badannya panas sehabis operasi
beberapa hari kemudian
Data objektif:
Vital sign :
a) TD : 140/90 mmHg, N:84x/menit
c) T :37,4 0c, RR: 24x/menit

Prosedur invasif (operasi


katarak).

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.dGangguan penerimaan
sensori/status organ indera ditandai denganmenurunnya ketajaman.
2. Resiko tinggi terhadap cidera b.dKeterbatasan penglihatan
3. Risiko infeksi b.d Prosedur invansif ( operasi katarak )
No
.
1.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa
Tujuan
Kriteria
Intervensi
Keperawatan
hasil
Gangguan
Setelah
Mengenal 1. Kaji ketajaman
persepsi
dilakukan
penglihatan,
gangguan
sensoritindakan
catat apakah satu
sensori
perseptual
keperawatan danber
atau dua mata
penglihatan b.d selama 3x24 kompensasi
terlibat.
Gangguan
jam
2.
Orientasikan
terhadap
penerimaan
diharapkan
klien
perubahan.
sensori/status
masalah
tehadaplingkung

Mengidentif
organ
presepsi
an.
ikasi/memp 3. Observasi tandainderaditandai sensori
erbaiki
denganmenuru penglihatan
tandadisorientasi
potensial
nnya
teratasi
4. Pendekatan dari
bahaya
ketajaman
sisi
yangtak
dalam
penglihatan.
dioperasi,
lingkungan.
bicaradengan
menyentuh.
5. Ingatkan
klien
menggunakan
kacamata katarak
yang tujuannya
memperbesar
kurang
lebih
25%, penglihatan
perifer hilang.
6. Letakkan barang

Rasional
1. 1Kebutuhan
tiap
individu dan pilihan
intervensi bervariasi
sebab
kehilanganpenglihat
an terjadi lambatdan
progresif.
2. Memberikan
peningkatankenyam
anan
dan
kekeluargaan,
menurunkan cemas
dan
disorientasipasca
operasi.
3. Terbangun dalam
lingkungan
yang
tidak dikenal dan
mengalami
keterbatasan
penglihatandapat
mengakibatkan
kebingungan
terhadap orang tua.
4. Memberikan

yang
dibutuhkan/posis
i bel pemanggil
dalam
jangkauan/posisi
yang sehat.
5.

5.

rangsangsensori
tepat
terhadap
isolasi
dan
menurunkan
bingung.
Perubahan
ketajaman
dan
kedalaman persepsi
dapat menyebabkan
bingung
penglihatan
dan
meningkatkan
resiko
cedera
sampai
pasien
belajar
untuk
mengkompensasi.
6. Memungkinkan
pasienmelihat objek
lebih mudah dan
memudahkan
panggilan
untuk
pertolongan
biladiperlukan.
Resiko tinggi Setelah
apa1. Membantu
Menyatakan 1.Diskusikan
terhadap cidera dilakukan
yang terjadi pada mengurangi rasa takut
pemahaman
b.d
tindakan
pascaoperasi
dan
meningkatkan
factor yang
Keterbatasan
keperawatan terlibat
tentang
nyeri, kerja sama dalam
penglihatan.
selama 3x24 dalam
pembatasan
pembatasan
yang
jam
aktivitas,
diperlukan.
kemungkina
diharapkan
penampilan,
2. Istirahat
hanya
ncedera
:cedera dapat
balutan mata.
beberapa menit sampai
Mengubah 2.Beri pasien posisi beberapa jam pada
dicegah
lingkungan
bersandar, kepala bedah rawat jalan atau
sesuai
tinggi atau miring menginap
semalam
indikasi
ke sisi yang tak bila
terjadi
untuk
sakit
sesuai komplikasi.
meningkatk
keinginan.
Menurunkan tekanan
an
3.Batasi
aktivitas pada mata yang sakit,
keamanan
seperti
meminimalkan risiko
menggerakkan
perdarahan atau stres
kepala tiba-tiba, pada
jahitan/jahitan
menggaruk mata, terbuka.
membongkok.
3. Menurunkan
stres
4.Ambulasi dengan pada
area
bantuan; berikan operasi/menurunkan
kamar
mandi TIO.
khusus
bila4. Memerlukan sedikit
sembuh
dari regangan
daripada
anastesi.
penggunaan
pispot,
yang
dapat

6.

Risiko infeksi
b.d
efek
samping
prosedur
invasive.

Setelah
Tidak ada 1. Diskusikan
dilakukan
pentingnya
tanda-tanda
tindakan
mencuci tangan
infeksi
keperawatan seperti
sebelum
selama 3x24 kemerahan
menyentuh
/
jam
mengobati mata.
dan iritasi.
diharapkan
2. Gunakan
/
:tidak terjadi
tunjukkan
infeksi.
tekhnik
yang
tepat
untuk
membersihkan
bola mata.
3. Tekankan
pentingnya tidak
menyentuh
/
menggaruk mata
yang dioperasi.
4. Berikan
obat
sesuai indikasi.
Kolaborasi :
5. Berikan obat sesuai
indikasi.

meningkatkan TIO.
1. Menurunkan jumlah
bakteri pada tangan,
mencegah
kontaminasi
area
operasi.
2. Tekhnik
aseptik
menurunkan resiko
penyebaran bakteri
dan
kontaminasi
silang.
3. Mencegah
kontaminasi
dan
kerusakan
sisi
operasi.
4. Digunakan
untuk
menurunkan
inflamasi.
5. Sediaan
topikal
digunakan
secara
profilaksis, dimana
terapi
lebih
diperlukan
bila
terjadi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai