Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI BAGI

MAHASISWA FKIP BIOLOGI

Disusun oleh :
Vita Yuliana S / K4312068

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2012/2013
1

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar Isi

Pendahuluan
A. Latar Belakang ...
B. Isi
C. Pembahasan.

3
5
5

Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran ..
Daftar Pustaka

PENDAHULUAN

13
14

A. Latar Belakang
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia. Dengan memperhatikan
perkembangan dunia yang begitu pesat, maka pembentukan masyarakat Indonesia
yang modern menjadi tujuan utama dari pembangunan nasional Indonesia.
Pembangunan masyarakat modern ini akan menyangkut perubahan-perubahan nilainilai Pancasila. Manusia modern tersebut mempunyai ciri-ciri antara lain: lebih
mudah menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan, lebih ahli
dalam menyatakan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab, lebih berorientasi
ke masa depan, lebih mempunyai kesadaran mengenai waktu, organisasi, teknologi,
dan ilmu pengetahuan.
Dalam kaitan pembentukan manusia modern itulah kita melihat betapa
pentingnya peranan Perguruan Tinggi sebagai jenjang tertinggi dalam sistem
pendidikan formal di negara kita yang hendaknya dapat menghasilkan tenaga-tenaga
ahli dan dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan kategori formal yang diminati
oleh ratusan ribu peserta didik di negeri ini. Dengan segala program studi yang
ditawarkan, lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang memiliki minat tinggi
pada ilmu pengetahuan ataupun dengan tujuan yang lebih materialis di masa depan,
berusaha memasukinya dengan berbagai cara. Input mahasiswa baru yang diterima
oleh Universitas lantas menjadi tanggung jawab pihak penyelenggara pendidikan di
Universitas tersebut. Metode dan sistem pun dirancang sedemikian rupa untuk
melatih serta menciptakan suasana belajar dan tingkat pemahaman yang optimal
bagi mahasiswa. Tidak hanya sebatas pemahaman, tetapi mahasiswa juga dituntut
oleh perkembangan zaman untuk memiliki kemampuan psikomotor dan afektif yang
baik. Kenyataan ini telah diterima oleh pihak Perguruan Tinggi untuk dijadikan

sebagai dasar pengembangan sistem yang ditetapkan. Oleh karena itu, para
mahasiswa baru akan memulai game yang sama sekali baru dan berbeda dari Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, maupun Sekolah Menengah.
Di dalam Perguruan Tinggi, sebagai mahasiswa kita seharusnya tidak hanya
menimba ilmu untuk menggapai cita-cita di masa mendatang, akan tetapi
experience is the best teacher setidaknya itu kata pepatah. Sebagai mahasiswa
yang benar-benar berjiwa mahasiswa seharusnya mereka mengerti apa itu Tri Dharma
Perguruan Tinggi, karena hal ini bisa dijadikan prinsip untuk melangkah sebagai
mahasiswa yang sejati.
Di zaman sekarang ini banyak sekali mahasiswa yang tidak mengerti apa itu arti
dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, bahkan sebagian besar mungkin tidak tahu hal itu,
oleh karena itu mari kita sedikit berbicara apa itu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu pondasi dan dasar tanggung
jawab yang dipanggul oleh mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan
bersama-sama, serta harus disadari oleh semua mahasiswa agar dapat tercipta
mahasiswa yang sadar akan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tri Dharma Perguruan Tinggi sendiri seperti yang diamatkan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 Tahun 2003, merupakan syarat wajib yang
harus dipenuhi atau dijalankan oleh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia. Di mana pada
pasal 20 ayat 2 dikatakan : Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat Pada pada prakteknya,
apakah tiga hal ini sudah dijalankan dengan baik atau tidak semua tentunya kembali pada
bagaimana kita melihatnya. Jika kita lihat dari sisi kuantitatif maka dapat dipastikan semua
Perguruan Tinggi menjalankannya. Namun jika kita lihat secara kualitatif, maka fakta lain
bisa kita temukan untuk kemudian memunculkan kembali pertanyaan : apakah Perguruan
Tinggi yang ada di Indonesia sudah menjalankan Tri Dharma Perguruan Tingginya dengan
cukup baik?

B. Isi

Misi suatu Perguruan Tinggi tercermin dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan
Tingginya,
sesuai dengan falsafah yang diamanatkan oleh pemerintah bagi institusi ini yaitu:
1. Kegiatan dalam bidang Pendidikan
2. Kegiatan dalam bidang Penelitian
3. Kegiatan dalam bidang Pengabdian Masyarakat
Penilaian atas tingkat performansi suatu Perguruan Tinggi dapat diukur dari tingkat
keberhasilannya dalam mewujudkan tujuan yang terlebih dahulu telah ditetapkan, dari
ketiga
bentuk kegiatan tersebut. Pada awal masa kegiatannya dengan demikian masing-masing
bidang kegiatan tersebut hendaknya telah memiliki misi tujuan tertentu yang sejalan dengan
misi Perguruan Tinggi.
Pada setiap permasalahan yang ada, metode penyelesaian termasuk urutan kerja,
prioritas,
toleransi dan sebagainya akan berpedoman pada pernyataan misi dan tujuan tersebut.
Dari pembicaraan awal ini maka segera dapat dilihat akan adanya kebutuhan penerapan
sistem mutu dalam manajemen pengelolaan ketiga kegiatan tersebut, mulai dari penentuan
misi tujuan atau sasaran kegiatan, tindakan koreksi dan perbaikan pada tiap elemen kerja
kegiatan hingga evaluasi keberhasilan misi Perguruan Tinggi tersebut secara utuh.

C. Pembahasan
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi
kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena mahasiswa
adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 menegaskan bahwa Pendidikan Tinggi
harus mampu melahirkan manusia yang berjiwa penuh pengabdian, dan memiliki rasa
tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara.
Urgensi Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak dapat kita abaikan begitu saja dalam
menjaga eksistensi Perguruan Tinggi itu sendiri karena tiga poin itu adalah misi Perguruan

Tinggi yang sangat fundamental selain menjadi jembatan untuk mahasiswa-mahasiswi


untuk mengingat perjuangan para pemuda-pemudi yang telah mendahului kita.
Ketiga fungsi tersebut lebih dikenal sebagai TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama.
Secara sederhana uraian Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni penelitian harus
menjunjung tinggi kedua dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan
adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan
yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan
melalui pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan
menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Dengan memperhatikan uraian di atas, semakin jelaslah hubungan antara Tri Dharma
tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sebenarnya menerapkan fungi Perguruan Tinggi
yang universal. Artinya bukan hanya di Indonesia saja. Tri Dharma Perguruan Tinggi juga
terdapat di negara maju lainnya. Hanya saja dalm hal ini di Indonesia dinyatakan secara
eksplisit, sehingga setiap warga negara khususnya mahasiswa Perguruan Tinggi akan
senantiasa sadar akan tugasnya. Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya tidak
menyimpang dari tugas yang telah ditetapkan.
Lantas, bagaimana aplikasi peran Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Biologi di
Universitas Sebelas Maret?

Pendidikan

Pendidikan yang diberikan oleh Perguruan Tinggi merupakan sarana


pencerdasan bagi mahasiswa sebagai modal pertama untuk terjun ke masyarakat di
hari kemudian. Dalam realisasi pelaksanaan dharma pendidikan tinggi perlu
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: materinya mempunyai cakupan dan
batas-batas yang jelas (wilayah epistemologi), relevan dengan kebutuhan
masyarakat, dan dinamis sesuai dengan dinamika kemajuan ilmu pengetahuan
dalam bidang yang bersangkutan. Dengan kata lain, ilmu yang diberikan oleh
pengajar bukan lagi sebatas ilmu yang teoritis, namun harus disertai studi terhadap
kasus yang kompleks dan berpotensi berkembang di masyarakat masa kini maupun
masa depan.
Perguruan Tinggi masa kini mulai meninggalkan budaya dosen satu-satunya
sumber ilmu. Pendidikan Perguruan Tinggi mulai beralih di mana dosen dan
mahasiswa adalah sama-sama sebagai subjek yang mengkaji dan ilmu sebagai
produk. Transfer ilmu tidak lagi bersifat satu arah karena mahasiswa dapat secara
bebas menganalisa dan menyampaikan pemahaman yang ia miliki. Bahkan bila kita
melihat dari sisi kualitatif, proses pembelajaran di Perguruan Tinggi memiliki empat
sisi yang independen, yakni dosen, mahasiswa, ilmu, dan kenyataan yang ada di
dunia luar. Bagaimana cara berkomunikasi secara efektif pun turut menjadi
prasyarat krusial untuk menjalani sistem yang baru ini. Sehingga secara tidak
langsung, soft skills mahasiswa turut dikembangkan. Mereka pun terdidik untuk
menjadi peka dan kritis juga diasah untuk memiliki daya nalar dan kreativitas yang
tinggi.
Perguruan Tinggi memiliki jenjang pendidikan tertentu seperti Diploma,
Sarjana, Magister, dan Doktoral. Untuk setiap jenjang, pola penanaman ilmu
mungkin akan memiliki garis yang sama, namun dengan teknis yang sedikit
beragam karena tingkat kefokusan ilmu yang cukup berbeda untuk setiap jenjang.

Perguruan Tinggi harus mempunyai sistem pendidikan dan pengajaran yang


up to date. Maksud dari up to date adalah, pendidikan di Perguruan Tinggi baik dari
kurikulum, mata kuliah hingga cara belajar harus menyesuaikan dengan kondisi riil
yang sedang berkembang di masyarakat. Adapun terkait dengan realitas atau kita
pahami sebagai kondisi riil yang ada, ilmu yang diajarkan mesti dikonfirmasikan
dengan situasi yang berkembang di masyarakat, dengan begitu mahasiswa tidak
menerima transfer ilmu secara mentah dari dosennya, tapi juga mendapatkan
pemahaman karena dibenturkan langsung dengan kondisi dan situasi yang sedang
berkembang. Efeknya nanti, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang
didapatnya dengan mudah di luar kampus.
Pengertian

pendidikan

dan

pengajaran

disini

adalah

dalam

rangka

menerusakan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of


knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melaui penelitian oleh
mahasiswa yang dilakukan di Perguruan Tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara
kita dikenal dengan istialah strata, mulai dari strata satu (S-1) yaitu merupakan
pendidikan program sarjana, strata dua (S-2) merupakan program magister dan
strata tiga (S-3) yaitu pendidikan doktor dalam sutau disiplin ilmu, serta pendidikan
jalur vokasional / non gelar (Diploma).
Penelitian
Penelitian adalah salah satu metode dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
di segala macam bidang. Dengan adanya penelitian, mahasiswa bisa menemukan
wadah untuk menuangkan ide-ide kreatif dan inovasi potensial yang mereka miliki.
Imbas positif dari adanya penelitian yang kian banyak dilakukan adalah terciptanya
karya-karya baru yang membanggakan dan bermanfaat dalam menjawab dan
mengatasi problematika yang melanda umat secara ilmiah. Hasil penelitian dapat
diabadikan dan dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah yang nantinya dapat

dijadikan sebagai sumber belajar dan dokumen sejarah bagi generasi yang akan
datang. Sekali penelitian dilakukan, maka akan terjadi efek berantai. Dengan kata
lain, ilmu yang kian meluas sebagai produk dari penelitian pertama akan membuat
mahasiswa semakin tertantang untuk terus giat meneliti dan bereksperimen lebih
dalam lagi.
Di era globalisasi ini, mahasiswa dituntut untuk menguasai berbagai macam
bidang. Bahkan penelitian yang dicari oleh lembaga keilmuan sekarang ini adalah
penelitian-penelitian yang multidisipliner. Hal ini memberikan tantangan tersendiri
bagai mahasiswa untuk berfikir terbuka dan berusaha merangkul bidang-bidang di
luar keahliannya demi menunjang bidang yang ia minati dan kuasai. Tentunya
dalam proses ini, para dosen diharapkan turut membantu dalam kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh para mahasiswa karena pada hakikatnya profesi dosen diisi
oleh orang-orang yang berpengalaman dan berkompeten dengan segala ilmu yang
dimilikinya.
Ilmu yang mereka kuasai melalaui proses pendidikan di Perguruan Tinggi
harus diimplementasikan dan diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah,
seperti melalui penelitian. Penelitian mahasiswa bukan hanya akan mengembangkan
diri mahasiswa itu sendiri, namun juga memberikan manfaat bagi kemajuan
peradaban dan kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa. Selain
pengembangan diri secara ilmiah dan akademis. Mahasiswa pun harus senantiasa
mengembangkan kemampuan dirinya dalam hal soft skill dan kedewasaan diri
dalam menyelesaikan segala masalah yang ada. Mahasiswa harus mengembangkan
pola pikir yang kritis terhadap segala fenomena yang ada dan mengkajinya secara
keilmuan.
Kegiatan penelitian mempunyai sasaran yang sangat penting dalam rangka
mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Penelitian tidak berdiri sendiri akan

tetapi dilihat kaitannya dengan pembangunan dalam arti luas. Artinya penelitian ini
tidak

semata-mata

untuk

hal

yang

langsung

digunakan,

tetapi

harus

dipertimbangkan jangkauannya untuk masa yang akan datang. Dengan kata lain
penelitian di Perguruan Tinggi tidak hanya diharapkan untuk penelitian terapan saja,
tetapi sekaligus untuk melaksanakan ilmu-ilmu dasar yang baru dan terasa penting
artinya di masa yang akan datang.
Perguruan Tinggi idaman harus memiliki database hasil penelitian dosen dan
mahasiswa dalam jumlah yang banyak, minimal 50 % dari jumlah penghuni
kampus. Dengan asumsi, per dua orang melakukan satu penelitian. Namun,
ukurannya kemudian tidak hanya dari kuantitas atau jumlah penelitian semata, tapi
juga dari kualitas penelitiannya. Kualitas ini, diukur dari sejauh mana proses dan
hasil penelitian yang bersangkutan berguna bagi masyarakat dan lingkungan.
Di sinilah kegunaan penelitian menjadi penting sebagai orientasi sebuah
penelitian. Artinya kemudian, penelitian bukan hanya dilakukan untuk mengejar
nilai (IPK) ataupun untuk kepentingan jabatan dan gaji untuk dosen. Khusus
penelitian dari mahasiswa, penelitian tidak hanya dilakukan pada skripsi atau tugas
akhir semata. Namun, dari semester satu hingga semester akhir, mahasiswa diberi
tugas untuk melakukan penelitian baik itu penelitian skala kecil maupun skala besar.
Penelitian disini pada hakekatnya harus dipahami sebagai sebuah upaya untuk
menghasilkan solusi atas berbagai permasalahan yang ada, baik di lingkungan
pendidikan maupun di luar kampus. Karena Perguruan Tinggi adalah center of
knowledge atau pusat pengetahuan. Segala persoalan yang ada misalnya di negeri
dan bangsa ini, harus bisa diselesaikan secara keilmuan oleh Perguruan Tinggi.
Peguruan Tinggi harus benar-benar menjadi center of knowledge.

10

Pengabdian Kepada Masyarakat


Sistem pembelajaran yang aplikatif dan kompleks serta kondisi lingkungan
sivitas Perguruan Tinggi yang kontemporer, secara tidak langsung didesain untuk
menstimulasi kemauan dan kesadaran para mahasiswa terhadap perannya sebagai
komunitas yang berkewajiban memberi kontribusi dalam bentuk pemikiran, tenaga,
dan amal nyata dalam menjunjung tinggi nilai kemaslahatan umat. Semua ilmu yang
didapat di kelas akan sia-sia bila tidak mampu diimplementasikan menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan
dengan berbagai upaya yang tentunya harus dilandasi dengan niat ikhlas dan tekad
yang luhur.
Perguruan Tinggi harus mampu memberikan kontribusi positif untuk
masyarakat. Pengabdian disini kemudian harus dilihat bukan hanya dari seberapa
banyak Perguruan Tinggi yang bersangkutan melakukan bakti sosial, donor darah
dan bantuan materi lainnya, tapi dari hal-hal yang lebih penting dan menjadi
spesialisasinya.
Seperti yang diulas sebelumnya, pengabdian kepada masyarakat yang lebih
penting adalah ikut menyelesaikan persoalan pelik yang ada di masyarakat dari
mulai masalah ekonomi, sosial, penegakan hukum dan sebagainya. Perguruan
Tinggi selain menjadi center of knowledge juga harus bisa menempatkan diri
sebagai center of social problems solutions.
Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan
sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa adalah yang paling
dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut. Kewajiban
sebagai mahasiswa menjadi front line dalam masyarakat dalam mengkritisi berbagai
kebijakan pemerintah terhadap rakyat karena sebagaian besar keputusan pemerintah di masa
11

ini sudah terkontaminasi oleh berbagai kepentingan politik tertentu dan kita sebagai
mahasiswa yang memiliki mata yang masih bening tanpa ternodai kepentingan-kepentingan
serupa mampu melihat secara jernih, melihat yang terdalam dari yang terdalam terhadap
intrik politik yang tidak jarang mengeksploitasi kepentingan rakyat. Disini mahasiswa
berperan untuk membela kepentingan masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan dan
aksi chaotic, namun menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan, kaji terlebih dahulu,
pahami, dan sosialisasikan pada rakyat, mahasiswa memiliki ilmu tentang permasalahan yang
ada, mahasiswa juga yang dapat membuka mata rakyat sebagai salah satu bentuk pengabdian
terhadap rakyat.

12

PENUTUP

A. Kesimpulan
Implementasi dan aplikasi Tri Dharma yang telah dibahas menjadi alat ukur
untuk menentukan Perguruan Tinggi layak disebut idaman atau tidak, bisa masuk
kategori Perguruan Tinggi terbaik atau tidak. Karena alat ukur bernama Tri Dharma
ini sangat layak dikedepankan dibanding faktor fasilitas atau hal-hal bersifat teknis
dan materi lainnya. Selain karena Tri Dharma ini merupakan amanat UndangUndang, juga karena fungsinya yang bisa mencetak lulusan Perguruan Tinggi yang
berkualitas.
Ketika fungsi Tri Dharma itu dijalankan maka kualitas lulusan dari Perguruan
Tinggi dipastikan akan lebih menjanjikan dibanding yang menjalankan Tri Dharma
dengan ala kadarnya. Lulusan dari Perguruan Tinggi idaman (yang secara tepat
mengimplementasikan Tri Dharma), akan memiliki kualitas keilmuan yang
mengakar pada realitas dan juga aplikatif. Lulusan dengan kemampuan (skill) yang
bisa bersaing, inovatif dan memiliki mental serta kepekaan sosial yang baik dan
tinggi.
Ketiga faktor dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat erat hubungannya,
karena penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lain. Penelitian
diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk
dapat melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan
melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil
pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan melalui Pengabdian pada
masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
B. Saran
13

Dengan penerapan mutu, performansi kerja Perguruan Tinggi akan dapat ditingkatkan.
Penerapan mutu yang ada di Perguruan Tinggi dilakukan melalui Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang telah ada di Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Sebagai tindakan awal,
Perguruan Tinggi harus terlebih dahulu menetapkan misi tujuannya dan disusul oleh sub-sub
kegiatan yang ada di bawahnya. Selain itu perlu juga terlebih dahulu dibinakan penghayatan
akan sistem penerapan mutu, apa guna dan manfaatnya, serta bagaimana tingkat urgensinya
pada tahap-tahap akhir menghadapi era globalisasi.
Dengan adanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa, khususnya mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Biologi Universitas Sebelas Maret,
diharapkan dapat mengimplementasikan dan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan baik dan dengan optimal.

14

DAFTAR PUSTAKA

http://www.alchemyst.co.cc/2011/06/definisi-tri-dharma-perguruantinggi.html#ixzz1sXjzKQBS
http://TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI ~ My Leaks, my everything....htm
http://Tri Dharma Perguruan Tinggi Another String to My Bow.htm

15

Anda mungkin juga menyukai