Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN
Penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Joyfull Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 meneliti mengenai pengaruh dari model Joyfull
Learning yang diterapkan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta terhadap hasil belajar Biologi yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Penelitian ini termasuk penelitian Quasy Experiment
dengan menggunakan dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas control dan XI IPA 4 sebagai kelas
eksperimen. Rumusan masalah yang diajukan yaitu apakah penerapan model Joyfull Learning berpengaruh
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013? Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
model Joyfull Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran
2012/2013.
Analisis pada pada bagian latar belakang masalah mengapa mengangkat judul Pengaruh Penerapan Model
Joyfull Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013 peneliti mengawalinya dengan masalah pendidikan yang merupakan kebutuhan primer bagi
suatu negara, oleh karena itu perlu adanya pemajuan dan perbaikan pendidikan, khususnya pendidikan di
Indonesia. Kemudian pararaf selanjutnya membahas mengenai factor penunjang keberhasilan suatu
pembelajaran, salah satunya perubahan kurikulum. Pada paragraf selanjutnya, peneliti membahas mengenai
perubahan kurikulum yang berdampak pada tuntutan terhadap penguasaan materi dari pendidik. Dilanjutkan
paragraf selanjutnya yang membahas mengenai inovasi strategi dan model pembelajaran dalam dunia
pendidikan. Paragraf selanjutnya membahas mengenai pengertian pembelajaran, dilanjutkan paragraf
selanjutnya yang membahas mengenai hasil belajar. Paragraf selanjutnya membahas mengenai pembelajaran
biologi, kemudian penerapan model pembelajaran yang mampu mengubah minat siswa terhadap pembelajaran
biologi ditinjau dari karakteristik pembelajaran biologi yang abstrak dan teoritis yaitu dengan mdel Joyfull
Learning. Berikutnya membahas mengenai model Joyfull Learning (pengertian, kelebihan).
pendidikan factor penunjang keberhasilan pembelajaran (salah satunya kurikulum) perubahan kurikulum
menuntut penguasaan materi pendidik inovasi dalam pendidikan pengertian pembelajaran pengertian
hasil belajar pembelajaran biologi penerapan model Joyfull Learning model Joyfull Learning
(pengertian dan kelebihan)
Penyusunan dan penataan latar belakang masalah terlalu bertele-tele dan kurang nyambung antar
paragraph (pendidikan factor keberhasilan pembelajaran inovasi dalam pendidikan pembelajaran
hasil belajar pembelajaran biologi model Joyfull Learning). Menurut saya pembahasannya kurang

runtut, jika hendak membahas pendidikan sebaiknya diselesaikan dulu membahas pendidikan, kemudian
baru masuk ke masalah pembelajaran. Akan lebih menarik lagi jika langsung masuk ke pembelajaran
biologi, karena pengangkatan masalah didasarkan pada bahasan mengenai pembelajaran biologi yang
sebagian pembelajaran hanya berisi konsep-konsep teoritis, hafalan, membuat siswa tidak tertarik,
membosankan, guru monoton, berdampak pada pencapaian hasil belajar biologi, sehingga salah satu
alternatifnya adalah model Joyfull Learning. Kemudian dibahas lebih luas apa itu model Joyfull
Learning (alasan untuk menunjang mengapa bisa menjadi alternative dari masalah yang ada dalam
pembelajaran biologi).
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kajian Teori
a. Belajar (pengertian; empat pilar belajar learning to know, learning to do, learning to live
together, learning to be; keterlibatan siswa dalam belajar)
b. Pembelajaran (pengertian)
c. Hasil Belajar (pengertian, psikomotor; penilaian hasil belajar)
d. Ranah dalam Hasil Belajar
1. Ranah Kognitif (Taksonomi Bloom, perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru)
2. Ranah Afektif (Taksonomi Krathwohl)
3. Ranah Psikomotor (Tingkatan Ranah Psikomotor menurut derajat koordinasi Anita Harrow)
e. Model Pembelajaran Joyfull Learning
1. Pengertian
2. Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran Menyenangkan (Joyfull Learning)
3. Ciri-ciri Pembelajaran Menyenangkan (Joyfull Learning)
4. Metode Pembelajaran Pendukung Joyfull Learning
5. Faktor Pendukung Keberhasilan Joyfull Learning
2. Hasil Penelitian Relevan
1. Kurniasih (2009) Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Joyful Learning disertai
Permainan Kimia terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 8 Surakarta Tahun Ajaran
2007/2008 pada Materi Pokok Reaksi Kimia
2. Riana (2009) Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Joyful Learning disertai
Permainan Kimia terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 12 Surakarta Tahun Ajaran
2008/2009
3. Wei et al (2011) A Board Game Space and Solar System for Primary School Students
4. Jadal (2012) Increasing the Achievement of Students by Using the Activity Based Joyful Learning
Approach
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini ditarik satu hipotesis yaitu penerapan model Joyfull Learning berpengaruh terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan/ Desain Penelitian


Post-Test Only with Nonequivalent Control Group Design : Kelas pertama sebagai kelas kontrol (XI
IPA 1), sedangkan kelas kedua sebagai kelas eksperimen (XI IPA 4). Kelas eskperimen diberi
treatment/ perlakuan baru berupa penerapan model Joyfull Learning, sedangkan untuk kelas kontrol

menggunakan pendekatan konvensional. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberi post test.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampling Cluster : berdasarkan kelompok unit observasi
atau tidak hasilnya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang nyata Pengambilan sampel terlebih
dahulu dilakukan pengujian terhadap dokumen hasil belajar biologi semester ganjil siswa kelas XI IPA
SMA N 2 Surakarta dengan uji normalitas dan uji homogenitas
1. Uji Normalitas dengan uji Lilliefors ( = 0.050) menggunakan SPSS 16 hasilnya distribusi nilai
normal
2. Uji homogenitas dengan uji Levenes ( = 0.050) menggunakan SPSS 16 hasilnya varians tidak
berbeda nyata (homogen)
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis (uji t) untuk mengetahui bahwa kedua sampel ada perbedaan yang
signifikan
Dengan dilakukuan 3 uji tersebut, maka kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 bisa digunakan sebagai kelas
sampel pada penelitian tersebut.

Metode Pengumpulan Data


a. Metode Tes tes objetif bentuk pilihan ganda berjumlah 50 soal
*Seharusnya bentuk soalnya tidak hanya pilihan ganda saja, tetapi bisa ditambahkan soal isian
singkat dan essay (penilaiannya bisa lebih menyeluruh)
b. Metode Non-Tes
1. Metode Dokumentasi data sekunder berupa nilai ujian semester ganjil siswa kelas XI IPA

SMA N 2 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013


2. Metode Observasi (pengamatan) Checklist dengan Rating Scale
3. Metode Angket Checklist dengan skala Likert
Teknik Penyusunan Instrumen
a. Pengukuran Ranah Kognitif
Pemilihan materi sesuai K.D penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif
pembuatan alat ukur sesuai indikator kisi-kisi soal (C1-C6), tetapi karena soal pilihan ganda,
hanya mampu mengakomodasi soal C1-C5 menyusun item soal uji validitas dan uji coba tes
perbaikan soal retest/ tes ulang pos test
b. Pengukuran Ranah Afektif
Dilakukan oleh siswa dengan memberikan tanda checklist () pada angket.
Pemilihan materi sesuai K.D penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif
pembuatan alat ukur sesuai indikator kisi-kisi soal berupa angket dengan skala Likert mencakup
lima jenjang kemampuan afektif (A1-A5) menyusun item soal uji validitas dan uji coba tes
perbaikan soal retest/ tes ulang pos test
c. Pengukuran Ranah Psikomotor

Menggunakan lembar observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keterampilan


siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer, guru, dan peneliti
dengan memberikan tanda checklist () pada lembar observasi
Pemilihan materi sesuai K.D penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah psikomotor
pembuatan alat ukur sesuai indikator kisi-kisi soal berupa lembar observasi dengan Rating Scale
mencakup lima jenjang kemampuan psikomotor (P1-P5) menyusun item soal uji validitas
-

penilaian hasil belajar psikomotor


Analisis Data
a. Uji Normalitas
Nilai sig. > 0.050 data terdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Nilai sig. > 0.050 data homogen
c. Uji Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan antara penerapan dengan pendekatan konvensional menggunakan metode
ceramah bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun
pelajaran 2012/2013
H1 : ada perbedaan antara penerapan dengan pendekatan konvensional menggunakan metode
ceramah bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun
pelajaran 2012/2013

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Disajikan tabel distribusi hasil belajar biologi ranah kognitif yang mencakup frekuensi nilai kelas
kontrol dan kelas eksperimen, rata-rata, standar deviasi, variansi, nilai maksimum, nilai minimum, dan
median.
Hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar biologi ranah kognitif kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol, ditunjukkan dari pencapaian batas KKM 75 (94% kelas kontrol dan 56%
kelas eskperimen tidak mencapai nilai ketuntasan 75), nilai maksimum dan nilai minimum kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol
2. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor
Disajikan tabel distribusi hasil belajar biologi ranah psikomotor yang mencakup frekuensi nilai kelas
kontrol dan kelas eksperimen, rata-rata, standar deviasi, variansi, nilai maksimum, nilai minimum, dan
median.
Hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar biologi ranah psikomotor kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol, ditunjukkan dari pencapaian batas KKM 75 (62,5% kelas kontrol dan
37,5% kelas eskperimen tidak mencapai nilai ketuntasan 75), nilai maksimum dan nilai minimum kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol
3. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Disajikan tabel distribusi hasil belajar biologi ranah afektif yang mencakup frekuensi nilai kelas kontrol
dan kelas eksperimen, rata-rata, standar deviasi, variansi, nilai maksimum, nilai minimum, dan median.
Hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar biologi ranah afektif kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol, ditunjukkan dari pencapaian batas KKM 75 (71,88% kelas kontrol dan
43,7% kelas eskperimen tidak mencapai nilai ketuntasan 75), rata-rata nilai afektif kelas eksperimen
yang lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Selain dalam bentuk tabel, juga disajikan diagram perbandingan hasil belajar biologi yang meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor kelas kontrol dan kelas eksperimen.
-

Pengujian Prasyarat Analisis


1. Uji Normalitas
Uji Liliefors dengan = 0.050, menunjukkan nilai L Liliefors < Ltabel

(0.05,32)

dan Sign > 0.050 pada

kelompok kontrol maupun eksperimen H0 diterima, nilai hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor terdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Uji Levenes = 0.050, menunjukkan nilai FLevenes < Ftabel (0.05,df1,df2) H0 diterima, nilai hasil belajar
pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki variansi yang sama atau tidak berbeda nyata baik
pada ranah kognitif, psikomotor, maupun afektif, sehingga nilai hasil belajar dapat dinyatakan
bersifat homogen.

Pengujian Hipotesis
1. Hasil Belajar Kognitif
Hasil : thitung(6.220) > ttabel(1.999) dan sign(0.000) < 0.050 H0 ditolak, terdapat perbedaan nyata pada hasil
belajar ranah kognitif antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kelas eksperimen
hasilnya lebih tinggi daripada kelas kontrol
2. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil : thitung(2.952) > ttabel(1.999) dan sign(0.004) < 0.050 H0 ditolak, terdapat perbedaan nyata pada hasil
belajar ranah psikomotor antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kelas eksperimen
hasilnya lebih tinggi daripada kelas kontrol
3. Hasil Belajar Afektif
Hasil : thitung(2.171) > ttabel(1.999) dan sign(0.034) < 0.050 H0 ditolak, terdapat perbedaan nyata pada hasil
belajar ranah afektif antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kelas eksperimen

hasilnya lebih tinggi daripada kelas kontrol


Model Joyfull Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2012/2013


Model Joyfull Learning (MATERI : Sist. Pencernaan)
Sintaks pertama (pengalaman) eskperimen dan pengamatan secara langsung (praktikum uji

makanan), diskusi, penggunaan musik pada saat diskusi


Sintaks kedua (komunikasi) presentasi dengan materi pembahasan yang berbeda tiap kelompok,

laporan tertulis, metode role-playing (ilustrasi peran oleh siswa)


Sintaks ketiga (interaksi) tanya jawab, umpan balik
Sintaks keempat (refleksi) game, evaluasi tertulis

DAFTAR PUSTAKA / REFERENSI : 21 jurnal yang dipakai (dari min 15 jurnal yang harus dipakai)
LAMPIRAN
Lampiran 1 (Instrumen Penelitian) RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, Kisi-kisi (Kognitif,
afektif, psikomotor), angket, LO, Rubrik penilaian, LKS (4), Lembar praktikum uji makanan, soal tes kognitif
pilihan ganda, LO keterlaksaan pembelajaran
Lampiran 2 (Analisis Instrumen) Rangkuman hasil Try Out soal kognitif dan angket, uji validitas data dan uji
reliabilitas data (kognitif, afektf, psikomotor)
Lampiran 3 (Data Hasil Penelitian) Data hasil belajar (Nilai kognitif, afektif, psikomotor), nilai ulangan
akhir semester gasal, perbandingan nilai hasil belajar biologi siswa (kognitif, afektif, psikomotor), angket
respon siswa, LO keterlaksanaan pembelajaran
Lampiran 4 (Analisis Data) Uji homogenitas, uji normalitas, uji t, uji beda dua kelas sampel
Lampiran 5 (Perijinan) permohonan perijinan, surat keterangan, surat keterangan validasi instrumen, surat
ijin penyusunan skripsi, surat keputusan Dekan
Lampiran 6 (Dokumentasi) dokumentasi kelas kontrol, dokumentasi kelas eksperimen
Lampiran 7 (Lain-lain) tabel F, tabel Liliefors, Copy-an lembar jawaban ulangan harian siswa, copy-an
angket siswa

Anda mungkin juga menyukai