Anda di halaman 1dari 9

NILAI PREDIKTIF RADIOGRAFI MASDTOID DALAM MENDETEKSI

MASTOIDITIS PADA PASIEN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

PREDICTIVE VALUE OF MASTOID RADIOGRAPHY IN DETECTING


MASTOIDITIS ON CHRONIC SUPURATIVE OTITIS MEDIA PATIENTS

Ratna Oelan Sari1, Bachtiar Murtala1, , Muhammad Ilyas1, Frans Liyadi1


Eka Savitri2, Ilhamjaya Patellongi3,

Bagian Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar


Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan , Universitas Hasanuddin Makassar
3
Bagian Ilmu Fisiologi, Universitas Hasanuddin Makassar

Alamat Koresponden :

Ratna Oelan Sari


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP : 081355087688
Email : rowsmed@yahoo.com

ABSTRAK

Radiografi mastoid merupakan salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi mastoiditis pada daerah yang tidak
tersedia CT Scan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai prediktif radiografi mastoid dalam mendeteksi
mastoiditis pada pasien Otitis Media Supuratif Kronik(OMSK). Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RS.
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Metode penelitian merupakan uji diagnostik dilakukan dari bulan Juli
2012 sampai Januari 2013. Total sampel 61, dari 40 orang yang menderita OMSK suspek mastoiditis atau
kolesteatom pada salah satu atau kedua telinga, berumur antara 6-61 tahun. Nilai prediktif radiografi mastoid
untuk mengetahui apakah hasil pemeriksaan radiografi mastoid proyeksi Schuller dan Stenver ini benar-benar
positif mastoiditis dan kolesteatom. Hasil penelitian adalah radiografi mastoid proyeksi Schuller dan Stenver
cukup baik dalam menilai mastoiditis, tetapi pada kolesteatom yang tidak menyebabkan erosi tulang sulit untuk
dideteksi pada radiografi mastoid ini. Proyeksi Schuller masih lebih baik dibanding Stenver dalam menilai
kolesteatom. Nilai prediksi positif radiografi mastoid cukup tinggi baik pada proyeksi Schuller maupun Stenver
yaitu 98,2% dalam menilai mastoiditis, untuk menilai kolestetom 85,7% pada proyeksi Schuller dan 83,3%
untuk proyeksi Stenver.
Kata kunci : OMSK, mastoiditis, kolesteatom, proyeksi Schuller, proyeksi Stenver

ABSTRACT
Mastoid Radiography is one way to detecting mastoiditis in areas not available CT Scan. The aim of the
research is to acknowledge the predictive value of mastoid radiography in detecting mastoiditis on chronic
supurative media otitis patient. The research was conducted at radiology department of Dr. Wahidin
Sudirohusodo Hospital, Makassar. The method of research was a diagnostic test conducted from July 2012 to
January 2013.The samples total were 61, in which 41 persons suffered from mastoiditis or cholesteatom suspect
of OMSK in one or both of ears, aged between 6-61 years. Predictive value of mastoid radiography to
determine whether the results of radiographic projections mastoid Schuller and Stenver is really positive
cholesteatom and mastoiditis. The result are radiographic projections mastoid Schuller and Stenver good in
assesing mastoiditis, but that does not cholesteatom caused bone erosion is difficult to detect in this mastoid
radiography.Schuller projection is still better than Stenver in assessing cholesteatom. Positive predictive value
is high enough mastoid radiography both Schuller and Stenver projection is 98,2% in assessing mastoiditis, to
assess the cholesteatom 85,7% and 83,3% Schuller projection to projection Stenver.
Keywords: OMSK, mastoiditis, kolesteatom, Schuller projection, Stenver projection

PENDAHULUAN
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah. Banyak ahli
membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, masing-masing golongan mempunyai
bentuk akut(OMSA) dan kronis(OMSK). OMSK sendiri terdapat dua tipe aman (tipe
mukosa=tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya(tipe tulang=tipe maligna). (Soepardi dkk,
2007)
Otitis media(OM) khususnya yang kronik(otitis media supuratif kronik) adalah infeksi
telinga tengah yang ditandai oleh sekret telinga tengah aktif atau berulang di telinga tengah
yang keluar melalui perforasi membran timpani yang kronik. OMSK yang sukar di
sembuhkan dapat menyebabkan komplikasi luas. Umumnya penyebaran bakteri merusak
struktur sekitar telinga atau telinga tengah itu sendiri. Komplikasi ini bisa intratemporal yaitu
mastoiditis, labirintitis, petrositis, paralisis n.facialis; ekstratemporal terdiri dari komplikasi
ekstrakranial (subperiosteal abses, Bezolds abses) dan intrakranial (meningitis,

abses

otak,sinus trombosis). (Probs, 2006, Quin, 1998, Simon et al,2009)


Mastoiditis merupakan komplikasi intratemporal dari otitis media yang terbanyak
dijumpai. Hal ini dibenarkan pada penilitian Lin YS komplikasi terbanyak dari otitis media
supuratif kronik adalah mastoiditis (14%-74%). (Simon et al, 2009, Lin et al, 2009)
Kolesteatom merupakan kista yang mengandung jaringan epidermal pada telinga
tengah dan mastoid. Kista ini mengandung deskuamasi debris ( terutama keratin ) dari proses
keratinizasi lapisan epitel squamous. Pada foto roentgen mastoid tampak sebagai bayangan
lusen. Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang patogenesis kolesteatom salah
satunya adalah teori metaplasi yang menyatakan bahwa kolesteatom terjadi akibat metaplasi
mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi berulang.(Hildmann et al, 2006, Soepardi dkk,
2007)
Penegakan diagnosis otitis media ini didasarkan atas hasil pemeriksaan klinis
(anamnesis dan pemeriksaan otologik) serta untuk mengetahui ada tidaknya komplikasi
melalui pemeriksaan radiologik (foto polos, CT Scan dan MRI mastoid ). Imaging yang
terbaik untuk menilai penyakit kronik telinga tengah dan tulang temporal (mastoid) termasuk
kolesteatom adalah dengan CT Scan karena mampu memperlihatkan destruksi tulang. (Haiat,
2011, Adam, 1997).
Radiografi konvensional os temporal masih banyak digunakan diberbagai daerah
atau tempat dimana tidak terdapat CT scan dan MRI (Haiat, 2011). Radiografi konvensional
digunakan dalam skrinig tulang temporal dan menentukan status pneumatisasi dari mastoid
3

dan petrous piramid. Metode ini memungkinkan digunakan untuk lesi besar yang meluas ke
tulang temporal. Proyeksi standar os temporal meliputi proyeksi Schuller, Runstrom,
Stenvers, transorbital, submentovertikal, Law, Mayer, Towne, Chausse III. Semua proyeksi
tersebut dahulu masih digunakan, namun saat ini yang tebanyak digunakan kepentingan
klinik yaitu lateral atau Schuller dan obliq atau Stenvers. Pemeriksaan yang lain memiliki
sejarah yang bermakna namun tidak praktis diaplikasikan. ( Valvassori,e.al,2005 )
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui nilai prediktif
radiografi mastoid dalam mendeteksi mastoiditis pada pasien otitis media supuratif kronik.
Secara khusus bertujuan untuk menilai gambaran radiografi mastoid posisi Schuller pada
pasien otitis media supuratif kronik suspek mastoiditis dan atau kolesteatoma.Menilai
gambaran radiografi mastoid posisi Stenvers pada pasien otitis media supuratif kronik suspek
mastoiditis dan atau kolesteatom. Menilai gambaran CT Scan mastoid pada pasien otitis
media supuratif kronik suspek mastoiditis dan atau kolesteatom. Membandingkan hasil
radiografi mastoid posisi Schuller dan Stenvers dengan CT Scan mastoid dalam menilai
mastoiditis dan atau kolesteatom. Menentukan nilai prediksi positif foto polos mastoid
proyeksi Schuller dan Stenvers terhadap CT Scan mastoid.

BAHAN DAN METODE


Lokasi dan Rancangan penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Merupakan penelitian uji diagnostik, desain penelitiannya adalah cross sectional,
Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling, analisis data
menggunakan tabel 2 x 2.
Populasi dan sampel
Didapatkan sampel sebanyak 61, dari 40 orang yang menderita OMSK suspek
mastoiditis atau kolesteatom pada salah satu atau kedua telinga, berumur antara 6-61 tahun
yang memenuhi kriteria penelitian. Sampel penelitian diperoleh dengan cara consecutive
sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah Seluruh pasien otitis media supuratif kronik
suspek mastoiditis dan atau kolesteatom yang dikirim klinisi untuk menjalani pemeriksaan
radiologi mastoid (Schullers-Stenvers) dan CT Scan mastoid dan bersedia ikut dalam
penelitian. Pasien otitis media supuratif kronik jika disertai tumor-tumor pada telinga tengah
dan mastoid, pasien post operasi telinga tengah dan mastoid serta pasien menolak untuk
dijadikan sampel akan dieksklusi.

Pada setiap subjek dilakukan pemeriksaan radiografi mastoid proyeksi Schuller dan
Stenver kemudian dilakukan pemeriksaan CT Mastoid untuk menilai adanya mastoiditis dan
atau kolesteatom. Untuk menilai ketepatan diagnostik radiografi mastoid proyeksi Schuller
dan Stenvers dalam menilai mastoiditis dan kolesteatom maka ditentukan sensitifitas,
spesifitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan akurasi.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mengikutkan total

sampel : 61 sampel penderita OMSK dari 40

responden ( 21 laki-laki dan 19 perempuan) dengan usia dan jenis kelamin disesuaikan, dan
hasinya terbanyak pada umur 18 sampai 40 tahun yaitu 50% dn pada laki-laki 52,5% . Tabel
1 memperlihatkan karakteristik sampel untuk tiap kelompok.
Tabel 2 dan 3 merupakan tabel uji kemaknaan mastoiditis berdasarkan proyeksi
Schuller dan Stenver dibandingkan dengan CT Scan Mastoid sebagai gold standar. Dalam
menilai adanya mastoiditis didapatkan nilai prediksi positif yang cukup tinggi sekitar 98,2 %,
nilai prediksi negatif 50 %, sensitifitas 96,6%, spesifitas 66,7 % dan memiliki akurasi 95,1
%.
Tabel 4 merupakan tabel uji kemaknaan kolesteatom berdasarkan proyeksi Schuller
dibandingkan dengan CT Scan Mastoid sebagai gold standar. Dalam menilai adanya
kolesteatom didapatkan nilai prediksi positif 85,7 %, nilai prediksi negatif 79,6 %, sensitifitas
35,3 %, spesifitas 97,7 % dan memiliki akurasi 80,3 %.
Tabel 5 merupakan tabel uji kemaknaan kolesteatom berdasarkan proyeksi Stenver
dibandingkan dengan CT Scan Mastoid sebagai gold standar. Dalam menilai adanya
kolesteatom didapatkan nilai prediksi positif 83,3 %, nilai prediksi negatif 81,4 %, sensitifitas
33,3%, spesifitas 97,7% dan memiliki akurasi 80,3 %.

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana prediksi positif radiografi
mastoid proyeksi Schuller dan Stenver dibandingkan dengan CT Scan mastoid sebagai gold
standar untuk menilai mastoiditis dan kolesteatom.
Penelitian ini merupakan uji diagnostik namun karena pertimbangan jumlah sampel
kecil dan aspek praktisnya maka nilai prediksi positif/nilai duga positif (NDP) lebih
ditekankan. NDP untuk klinisi mempunyai arti yang lebih penting dari pada sensitivitas dan
spesifitas, karena pada saat hasil pemeriksaan tiba diklinisi, klinisi akan berpikir berapa
kemungkinan hasil tersebut memang benar-benar positif. (Dahlan S, 2009)
5

Nilai diagnostik untuk radiografi mastoid proyeksi Schuller dan Stenver sama-sama
memiliki sensitivitas 96,6%. Spesifitas 66,7%. Nilai prediksi positif 98,2%. Nilai prediksi
negatif 50% dan memiliki akurasi 95,1% dalam menilai mastoiditis, dari data ini menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara Schuller dan Stenver dalam menilai mastoiditis
sama-sama memiliki nilai prediksi positif yg baik dan hampir mendekati CT Scan . Dimana
CT Scan menurut literatur (Probs.et all,2006) ditetapkan terbaik dalam menilai mastoiditis.
Dari 61 sampel terdapat masing-masing 1 (1,6%) positif palsu dan 2 negatif palsu (3,3%)
yang terdiagnosa mastoiditis pada Schuller dan Stenver sedangkan pada CT Scan hasilnya
normal, hal ini disebabkan karena struktur anatomi telinga dan tulang yang ada didalamnya
itu sangat kompleks dan jika terjadi perubahan posisi radiologi bisa menimbulkan kondisi
patologik.
Dalam menilai adanya kolesteatom didapatkan sensitifitas radiografi mastoid proyeksi
Schuller adalah 35,3 %, spesifitas 97,7 %, nilai prediksi positif 85,7 %, nilai prediksi negatif
79,6 % dan memiliki akurasi 80,3 %. Berdasarkan tabel 8, Untuk proyeksi Stenver didapatkan
sensitifitas 33,3%, spesifitas 97,7%, nilai prediksi positif 83,3 %, nilai prediksi negatif 81,4
% dan memiliki akurasi 80,3 % dalam menilai kolesteatom. Kedua jenis radiografi diatas
sama-sama mempunyai nilai prediksi positifnya cukup tinggi walaupun sensitifitasnya rendah
artinya Schuller dan Stenver kurang sensitif dalam menilai kolesteatom.
Untuk menilai kolesteatom, dari 61 sampel terdapat masing-masing 1 (1,6%)positif
palsu pada proyeksi Schuller dan Stenver, mungkin karena lesi yang dianggap lusen ini
ternyata mungkin merupakan bayangan lusen yang merupakan variasi anatomi normal dari
mastoid, sebab tidak dijumpai adanya erosi tulang, hal ini memang merupakan kendala pada
radiografi proyeksi Schuller dan Stenver dimana hasilnya memperlihatkan struktur anatomi
tulang dan organ-organ yang saling overlapping. Ditemukan pula masing-masing 11(18,03%)
negatif palsu pada proyeksi Schuller dan 10(16,4%) negatif palsu pada proyeksi Stenver hal
ini mungkin karena stadium awal dari kolesteatom yang belum terdapat erosi tulang, sulit
untuk memberikan gambaran pada radiografi mastoid.
Diantara kedua pemeriksaan ini Schuller masih sedikit unggul dibandingkan Stenver
dalam menilai kolesteatom, oleh karena pada penelitian ini kolesteatom terbanyak ditemukan
pada daerah telinga tengah dan antrum mastoid, dimana secara anatomi posisi Schuller lebih
banyak memproyeksikan telinga tengah dan sebagian besar mastoid, sedangkan Stenver
hanya sebagian mastoid dan lebih banyak memproyeksikan telinga bagian dalam, disamping
itu kelebihan Schuller lebih nyaman bagi pasien dibandingkan posisi Stenver, sehingga bias

untuk pemeriksaan Schuller bisa lebih kecil dibandingkan Stenver, disamping itu foto
proyeksi Stenver masih kurang familiar dibadingkan Schuller.

KESIMPULAN DAN SARAN


Nilai Prediksi Positif pada pemeriksaan Schuller dan Stenver kejadian mastoiditis
cukup tinggi yaitu 98,2%. Kolesteatom yang tidak menyebabkan erosi tulang sulit untuk di
deteksi pada foto konvensional proyeksi baik pada proyeksi Schuller dan Stenver. Proyeksi
Schuller lebih baik dibandingkan Stenver dalam menilai kolesteatom.
Diharapkan pemeriksaan radiografi mastoid dapat menjadi salah satu pemeriksaan
pada kasus-kasus dengan suspek mastoiditis dan kolesteatom terutama proyeksi Schuller,
pada pasien otitis media supuratif kronik,terutama pada daerah-daerah yang belum tersedia
CT Scan. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi radiografi mastoid yang
lainnya dan memperbaiki tehknik pengambilan sampel agar dapat diperoleh suatu radiografi
mastoid yang lebih baik dari Schuller dan Stenvers ini dalam menilai mastoiditis terutama
kolesteatom, sedapat mungkin dibandingkan dengan hasil operasi sebagai Gold Standar yang
terbaik.

DAFTAR PUSTAKA
Adam, J.L., Paparella, M.M., dan Levine, S.C. (1997). Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid.
Dalam Effendi, H.(ed), BOIES Buku Ajar Penyakit THT. EGC : Jakarta.
Dahlan, M.S. (2009). Penelitian Diagnostik. Salemba Medika: Jakarta.
Haiat, S.W. (2011). Aquired Temporal Bone Cholesteatoma Imaging. eMedicine, (Online),
(http://emedicine.medscape.com/article/298962-overview, diakses 25 April 2012)
Hildmann, H and Sudhoff, H. (2006). Cholesteatom Surgery in Philipp, M.(ed), Middle Ear
Surgery. Spinger. New York.
Lin, S.Y. (2009). The prevalence of Chronic Otitis Media and its Complication rates in
Teenagers and Adult Patients. Otolaryngology Head and Neck Surgery (online),
Vol.140, (http://oto.sagepub.com/content/140/2/165, diakses 5 April 2012)
Probst, R, Grevers, G., and Iro, H. (2006). Basic Otorhinolaryngology A Step-by-Step
Learning Guide.Thieme: New York.
Quin,
F.B.
(1998).
Complication
of
Otitis
Media.
(Online),
(http://www.utmb.edu/oto/Grnds.dir.html, diakses 9 Maret 2012)
Soepardi,E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J.and Restuti,R.D. (2007). Kelainan Telinga
Tengah . Dalam : Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Edisi 6.FK-UI :Jakarta.
Simon, C.(2009). Complication of Acute Otitis Media. Departement of Otolaryngology Texas
Medical University: Texas
Valvassori,G.E, Mafee, M.F. and Carter, B.L. (1995). Imaging of the Head and Neck.
Thieme: New York.

Lampiran
Daftar Tabel

Tabel 1 Karakteristik sampel penelitian


Karakteristik

Jumlah

Persentase (%)

< 18

10

25

18-40

20

50

41-60

22,5

> 60

2,5

Jumlah

40

100

Laki-laki

21

52,5

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin

Perempuan

19

Jumlah

47,5

40

100

Tabel 2 Tabulasi silang antara distribusi kasus mastoiditis berdasarkan hasil


pemeriksaan radiografi mastoid proyeksi Schuller dan CT Scan mastoid
CT Scan Mastoid
Proyeksi Schuller

Jumlah

(%)

Positif

(%)

Negatif

(%)

Positif

56

91,8

1,6

57

93,4

Negatif

3,3

3,3

6,6

Jumlah

58

95,1

4,9

61

100

Keterangan :nilai prediksi positif = 98,2%

Tabel 3 Tabulasi silang antara distribusi kasus mastoiditis berdasarkan hasil


pemeriksaan radiografi mastoid proyeksi Stenver dan CT Scan mastoid
CT Scan Mastoid
Proyeksi Stenver

Jumlah

(%)

Positif

(%)

Negatif

(%)

Positif

56

91,8

1,6

57

93,4

Negatif

3,3

3,3

6,6

Jumlah

58

95,1

4,9

61

100

Keterangan : nilai prediksi positif = 98,2%

Tabel 4 Tabulasi silang antara distribusi kasus kolesteatom berdasarkan hasil


pemeriksaan radiografi mastoid proyeksi Schuller dan CT Scan mastoid
CT Scan Mastoid
Proyeksi Schuller

Jumlah

(%)

Positif

(%)

Negatif

(%)

Positif

9,84

1,63

11,47

Negatif

11

18,03

43

70,5

54

88,53

Jumlah

17

27,87

44

72,13

61

100

Keterangan :nilai prediksi positif = 85,7%

Tabel 5 Tabulasi silang antara distribusi kasus kolesteatom berdasarkan hasil


pemeriksaan radiografi mastoid proyeksi Stenver dan CT Scan mastoid
CT Scan Mastoid
Proyeksi Stenver

Jumlah

(%)

Positif

(%)

Negatif

(%)

Positif

8,2

1,6

9,8

Negatif

10

16,4

45

73,8

55

90,2

Jumlah

15

24,6

46

75,4

61

100

Keterangan : nilai prediksi positif = 83,3%

Anda mungkin juga menyukai