Anda di halaman 1dari 13

UJI AKTIVITAS PROTEASE

Abdurrahman Ridho, Resha Gilar Tamara, Mega Hijriawati, Kurnia Megawati, Imas
Laili Lestari
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
2015
resha.gilar.tamara@gmail.com
Abstraksi
Protease adalah enzim-enzim yang mengkatalisis pemecahan protein. Pemecahan protein
adalah proses normal yang diperlukan untuk mempertahankan homeostasis seluler. Protease
yang aktif dapat ditemukan di seluruh tubuh, termasuk saluran pencernaan, di dalam sel dan
beredar dalam darah. Pengujian aktivitas protease ini berprinsip pada metode Bergmeyer dan
Grassl didasarkan pada kemampuan protease menghidrolisis substrat menjadi tirosin. Metode
ini diukur absorbansi produk hasil reaksinya dengan menggunakan spektrofotometer HPLC.
Penelitian dilakukan dengan cara pembuatan kurva standar; uji aktivitas protease pada variasi
suhu dan pH. Aktivitas enzim protease terbesar berada pada fraksi ke 6 pada suhu 370 C
dengan pH 5,6.
Kata Kunci : Absorbansi, Protease, Metode Bergmeyer-Grassl, Spektrofotometer
Abstraction
Proteases are enzymes that catalyze the breakdown of protein. Solving protein is a normal
process that is necessary to maintain cellular homeostasis. An active protease can be found
throughout the body, including the digestive tract, in cells and circulates in the blood. The
protease activity test the principle of the method Bergmeyer and Grassl are based on the
ability of protease to hydrolyze a substrate to tyrosine. This method measured the absorbance
of the reaction products using HPLC spectrophotometer. The study was conducted by way of
making a standard curve; protease activity test on the variation of temperature and pH. Most
protease enzyme activity was found in fraction to 6 at a temperature of 370 C with a pH of
5.6.
Keywords: Absorbance, Protease, Method Bergmeyer-Grassl, Spectrophotometer

Pendahuluan
Praktikum

Banyak

ini

bertujuan

untuk

menentukan aktivitas protease dari setiap


fraksi protein. Pengujian aktivitas protease
ini berprinsip pada metode Bergmeyer dan
Grassl,

pengujian

mengunakan
Grassl

aktivitas

metode

didasarkan

enzim

Bergmeyer
pada

dan

kemampuan

protease menghidrolisis substrat menjadi


tirosin (Herdyastuti, 2006).

mengembangkan
produksi

dapat

berikut

protease.

kelebihan

Oleh

karena

itu,

kelas obat yang disebut inhibitor protease


telah dikembangkan untuk mengobati
penyakit dan kondisi tertentu. Contoh
protease

inhibitor

dalam

kedokteran

termasuk angiotensin converting enzyme


inhibitor, untuk mengobati tekanan darah
tinggi,

dan

protease

Hidrolisis protein merupakan protein

penyakit

mengobati

immunodeficiency

inhibitor
HIV.

manusia,

Pengobatan

virus
untuk

berbasis

yang mengalami degradasi dengan asam,

protease

basa,

yang

digunakan pada kondisi lain, seperti

menghasilkan produk berupa asam amino

penyakit Alzheimer, penyakit Huntington,

dan peptida (Hazlaniza, 2010).

kanker dan gangguan inflamasi. Menurut

atau

enzim

proteolitik

Absorbansi protein dapat diketahui


dari polarisasi cahaya yang terserap oleh
protein tertentu pada panjang gelombang
tertentu, sehingga memberi warna tertentu
pada bahan yang digunakan (Julius, 2012)
Protease

adalah

enzim yang mengkatalisis

enzimpemecahan

juga

sedang

diteliti

untuk

sebuah penelitian yang diterbitkan 10 Juni


2010 di
dua

PLoS Medicine, setidaknya

protease

inhibitor

(PI)-Norvir

(ritonavir) dan Invirase (saquinavir)


mungkin bermanfaat pada kesehatan
tambahan di luar kemampuan melawan
virus. Jika penelitian lain mengonfirmasi
temuan

ini,

hal

tersebut

dapat

protein. Pemecahan protein adalah proses

mempengaruhi PI yang ada sekarang ini

normal yang diperlukan

digunakan dan mendorong penelitian baru

mempertahankan

homeostasis

untuk
seluler.

dari kelas obat ini (Sridianti, 2011).

Protease yang aktif dapat ditemukan di


seluruh tubuh,

termasuk

saluran

pencernaan, di dalam sel dan beredar


dalam darah (Sridianti, 2011).

Tim Giardino menemukan bahwa


dua

PI

khususnya,

Norvir

dan

Invirase, menyebabkansel dendritik (DC)


untuk menjadi matang pada cara yang

tidak biasa namun menguntungkan. Sel

bentuk suatu senyawa baru yang disebut

baru yang lemah dan kurang efektif dalam

produk. Enzim memiliki substrat spesifik

menanggapi jenis bakteri yang dianggap

dan reaksi kimia yang spesifik untuk

para peneliti lolos ke

dikatalisnya.

aliran darah

dan menyebabkan

peradangan kronis.

Salah satu masalah yangdicurigai

dalam

Enzim

memiliki

tenaga

katalitik yang biasanya jauh lebih besar


dari katalisator sintetik. Aktivitas enzim di

HIV adalah aktivasi yang berlebihan dari

lingkungan

sistem

mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan

kekebalan

tubuh

terhadap

terjadi

pada

berbagai

bakteri ini, memiliki DC yang mempunyai

aktinomisetes.

tanggapan yang kurang dapat menjadi

menghasilkan

hal yang bermanfaat. Apalagi, DC yang m

enzim ekstraseluler. Enzim intraseluler

enyimpang berinteraksi dengan sel NK sec

merupakan

ara berbedadibandingkan dengan sel yang

digunakan di dalam sel, dan sering

normal. Hal ini menyebabkan sel NK

ditemukan pada bagian membran dari

untuk lebih efektifmenjaga peradangan

sebuah organel sel. Enzim ekstraseluler

tetap terkontrol.Penelitian lebih lanjut akan

merupakan enzim yang dilepas dari sel ke

diperlukan untukmengonfirmasi temuan

lingkungan luar sel untuk menghidrolisis

ini dan untuk menentukan apakah proses

molekul polimer di lingkungan, seperti

yang dijelaskan dalam penelitian ini juga

selulosa, hemiselulosa, lignin, ataupun

terjadi di dalam tubuh (Azhar, 2012).

juga untuk memfasilitasi pengambilan

Enzim protease adalah kelompok


enzim yang cukup kompleks. Menurut
Lehninger (1982), enzim merupakan unit
fungsional

metabolisme

sel.

Enzim

merupakan protein khusus yang dapat


bergabung dengan suatu substrat spesifik
untuk mengkatalisasi reaksi biokimia dari
substrat tersebut. Spesifitas enzim sangat
tinggi

terhadap

substratnya,

enzim

Mikroorganisme
enzim
enzim

intraseluler
yang

ini
dan

langsung

suatu zat dari lingkungan bagi kebutuhan


metabolismenya.

Enzim

ekstraseluler

dapat dipisahkan dari lingkungan luar sel


dengan

filtrasi

sedangkan

ataupun

enzim

sentrifugasi,

intraseluler

dapat

diekstrak dari dalam sel lewat proses


pemecahan sel (Dessy, 2008).
Protease
enzim

yang

merupakan
sangat

kompleks

menduduki

tanpa

aplikasinya pada bidang fisiologis dan

produk

samping.

sentral

yang

mempercepat reaksi biokimiawi spesifik


pembentukan

posisi

kelompok

komersil.

dalam

Dalam reaksi tersebut enzim mengubah

produk-produk

Protease

senyawa yang disebut substrat menjadi

ekstraseluler berperan dalam hidrolisis

substrat

polipeptida

besar.

Enzim

dibentuk. Intermediat tetrahedral kedua

proteolitik intraseluler memainkan peran

akhirnya

penting dalam metabolisme dan proses

produk karboksilat, proton, dan enzim

regulasi pada sel hewan, tumbuhan, dan

bebas yang diregenerasi (Rosliana, 2009).

mikroorganisme,

seperti

mengganti

protein, memelihara keseimbangan antara


degradasi, dan sintesis protein. Protease
intraseluler

berperan

dalam

fungsi

fisiologis lainnya, seperti pencernaan,


maturasi hormon, perakitan virus, respon
imun, imflamantasi, fertilisasi, koagulasi
darah, fibrinolisis, kontrol tekanan darah,
sporulasi, germinasi, dan patogenesis.
Protease juga diimplikasikan dalam peran
regulasi ekspresi gen, perbaikan DNA, dan
sintesis DNA (Rosliana, 2009).
Protease

adalah

dibentuk

dan

menghasilkan

Kebanyakan protease stabil pada


suhu normal (mesofilik), namun enzim
mesofilik sering tidak secara optimal
beradaptasi
dimana

dengan
enzim

kondisi-kondisi

diharapkan

dapat

diterapkan. Beberapa strategi digunakan


untuk

meningkatkan

karakteristik

biokatalisator seperti stabilitas, aktivitas,


spesifitas, dan pH optimum. Isolasi enzim
dari organisme yang mampu bertahan di
bawah

kondisi-kondisi

ekstrim,

dapat

menjadi sumber penting untuk biokatalis

enzim

yang

baru.

Akhir-akhir

ini

protease

dari

mengkatalisasi pemecahan ikatan peptida

mikroorganisme termofilik menjadi pusat

dalam peptida, polipeptida, dan protein

perhatian

dengan

menjadi

Mikroorganisme ini beradaptasi untuk

molekul-molekul yang lebih sederhana

tumbuh dalam cakupan luas pada suhu,

seperti peptida rantai pendek, dan asam

pH, dan tekanan selama evolusinya. Jenis

amino. Hidrolisis ikatan peptida adalah

yang ditemukan di atas suhu yang lebih

reaksi penambahan-penghilangan, dimana

tinggi (105-113oC) hanya dari Archaea

protease bertindak sebagai nukleofili atau

(Dessy, 2008).

menggunakan

reaksi

bereaksi dengan membentuk satu molekul


air. Secara umum nukleofili membentuk
intermediat

tetrahedral

dengan

atom

karbon karbonil pada ikatan peptida. Satu


gugus amina dilepaskan dan dikeluarkan
dari sisi aktif, yang digunakan secara
bersamaan dengan satu molekul air. Pada
protease tertentu, adisi enzim-asil dapat

terutama

enzim-enzimnya.

Protease bakteri termofilik menjadi


pusat perhatian karena stabilitasnya pada
suhu yang lebih tinggi. Enzim termofilik
secara optimal aktif lebih jauh di bawah
kondisi
struktur

terdenaturasi.
dari

kristal

Hasil

elusidasi

enzim

ini

menunjukkan strukturnya lebih kaku dari


enzim mesofil karena struktur bagian

dalam dari enzim termofilik mempunyai

Vial, gelas ukur 10 mL, labu Ukur 100

jaringan pasangan ion yang sangat luas

mL, mikro pipet 10- 100 L, Pipet ukur 1

dibanding enzim mesofil. Sintesis protein

mL

pada

spektrofotometer HPLC dan tabung reaski.

suhu

tinggi

tidak

hanya

dan

10

Dan

juga

aquades, dapar fosfat pH 3.5 dan 5.6,

asam

inti

yang

termostabil, yaitu mRNA, tRNA, dan


rRNA. Perubahan kimia walaupun sedikit,
tetapi akan berakibat pada perubahan fisik

yang

sentrifugator,

membutuhkan enzim termostabil, tetapi


membutuhkan

bahan

mL,

digunakan

seperti

kasein, dan Tri kloroasetat (TCA)


Pembuatan Kurva Standar Kasein
Pada

dari tRNA yang sifatnya menjadi lebih

pembuatan

kurva

standar,

stabil. Organisme termofil mempunyai

kasein dilarutkan sebanyak 50 mg dalam

kecenderungan memiliki kandungan G+C

aquades

yang tinggi. Semakin tinggi nilai G+C

Kemudian dilakukan pengenceran hingga

maka semakin sukar molekul untai DNA

diperoleh larutan kasein standar dengan

Mg2+ yang

konsentrasi 4, 8, 12, 16 dan 20mg/100 mL.

dipisahkan.

Adanya

ion

pada

labu

ukur

100

mL.

melindungi denaturasi akibat panas dan

0.6 mL dari setiap larutan

terjadinya tiolasi dari ribotimin menjadi 5-

ditambahkan larutan TCA 3.5% sebanyak

metil-2-tiouridin

enzim

5 mL. Kemudian dibuat kontrol dari 0.6

stabil pada suhu tinggi. Mekanisme dasar

mL aquades ditambah larutan TCA 3.5% 5

stabilitasnya adalah modifikasi sekuen

mL. Kemudian absorbansinya diukur pada

seperti penggantian konformasi glisin

setiap larutan dengan spektrofotometer

dengan residuresidu kaku, penambahan

HPLC.

menyebabkan

jembatan garam, peningkatan interaksi


hidrofobik, ikatan hidrogen dan pasangan
ion tambahan, meminimalkan akses luas
permukaan hidrofobik, stabilitas heliks,

diambil dan

Uji Aktivitas Protease Pada Variasi


Suhu
Tabung

sampel

berisi

0.1

mL

dan perakitan subunit. Formasi oligomer

substrat kasein 0.5%. diisiapkan Tabung

dan faktor lingkungan lain juga dapat

kontrol berisi 0.12 mL aquades disiapkan.

menstabilkan

Semua tabung diinkubasi selama 5 menit

enzim

(Pudjiadi

dan

Supriyantini, 2009).
METODE PENELITIAN

pada suhu 27C dan 57C. Kemudian


ditambahkan fraksi protein sebanyak 0.02
mL dan diinkubasi kembali selama 30

Pada percobaan yang dilakukan,

menit pada suhu 27C dan 57C. Lalu

dibutuhkan alat seperti beaker glass, botol

ditambahkan 1 mL larutan TCA 3.5% pada

semua

tabung.

Kemudian

dilakukan

No. Konsentrasi Absorbansi

sentrifugasi pada kecepatan 6000 G dan

(g/

suhu 4C selama 20 menit. Filtrat diambil

HPLC.
Uji Aktivitas Protease Pada Variasi Ph
Tabung

sampel

berisi

substrat kasein 0.5%.

0.1

mL

disiapkan Lalu

disiapkan pula tabung kontrol berisi 0.12


mL aquades. Semua tabung diinkubasi
selama 5 menit pada suhu 37C. Kemudian

sumbu y

sumbu x

dan absorbansi produk hasil reaksi diukur


dengan menggunakan spektrofotometer

ml)

0.035

0.046

12

0.052

16

0.06

20

0.076

Grafik Kurva Baku 1

ditambahkan fraksi protein sebanyak 0.02


mL pada masing-masing tabung sampel.
Kemudian diinkubasi kembali selama 30
menit pada suhu 37C. Lalu ditambahkan
1 mL larutan TCA 3.5% pada semua
tabung. Kemudian dilakukan sentrifugasi
pada kecepatan 6000 G dan suhu 4C
selama 20 menit. Lalu filtrate diambil dan
diukur absorbansi produk hasil reaksinya
dengan menggunakan spektrofotometer
HPLC. Pada pengujian aktivitas protease
variasi suhu dan pH dinyatakan bahwa 1
unit

aktivitas

enzim

Persamaan garis y = 0.0024x + 0.025


r = 0.9855
Tabel 2.

Variasi Suhu

kaseinolitik

didefinisikan sebagai jumlah enzim yang

Suhu

menghasilkan 1 g tirosin pada kondisi

(oC)

standar.
Hasil
Tabel 1.

37oC
Absorbansi baku

Absorbansi Fraksi

Fraksi Absorbansi
6

0.044

3&7

0.076

0.17

57oC

Fraksi 6

0.016

3&7

0.066

y = 0.016

0.484

y = 0.0024x + 0.025
0.016 = 0.0024x + 0.025

Perhitungan

konsentrasi

variasi

x = -3.75

suhu

Fraksi 3&7

Suhu 37oC

y = 0.066
Fraksi 6

y = 0.044

y = 0.0024x + 0.025
0.066 = 0.0024x + 0.025

y = 0.0024x + 0.025

x = 17.083

0.044= 0.0024 + 0.025


x = 7.916
Fraksi 3&7
y = 0.076

Fraksi 5
y = 0.484

y = 0.0024x + 0.025
0.076 = 0.0024x + 0.025
x = 21.25

y = 0.0024x + 0.025
0.484 = 0.0024x + 0.025
x = 191.25

Fraksi 5
y = 0.17
y = 0.0024x + 0.025

Grafik konsentrasi variasi suhu

Suhu 37oC

0.17 = 0.0024 + 0.025


x = 60.416
Suhu 57oC

fraksi 6

7.91

0.044

grafik variasi suhu 57oC

fraksi
3&7

21.25

0.076

fraksi 5

60.41

0.17

grafik variasi suhu 37oC

Persamaan grafik y = 0.0039x + 0.025


r = 0.99

Tabel 3.
Persamaan garis y = 0.0024x + 0.025

Variasi pH

r = 0.99

pH

Suhu 57oC
x

fraksi 6

-3.75

0.016

fraksi 3&7

17.083

0.066

fraksi 5

191.25

0.484

Absorbansi Fraksi

3.5

5.6

Fraksi Absorbansi
6

0.076

3&7

0.108

0.136

0.076

3&7

0.634

1.118

Perhitungan konsentrasi variasi pH

pH 3.5
Fraksi 6
y = 0.076
y =0.0024x + 0.025

0.076 = 0.0024x + 0.025

x = 253.75
Fraksi 5

x = 21.25
Fraksi 3 & 7

y = 1.118

y = 0.108

y = 0.0024x + 0.025

y = 0.0024x + 0.025

1.118 = 0.0024x + 0.025

0.108 = 0.0024x + 0.025

x = 455.416

x = 34.5833

Fraksi 5

Grafik konsentrasi variasi pH

pH 3.5

y = 0.136

y = 0.0024x + 0.025

fraksi 6

21.25

0.076

0.136 = 0.0024x + 0.025

fraksi 3&7

34.583

0.108

x = 46.25

fraksi 5

46.25

0.136

pH 5.6
Fraksi 6
y = 0.083

grafik variasi pH 3,5

y = 0.0024x + 0.025
0.083 = 0.0024x + 0.025
x = 24.166
Fraksi 3&7
y = 0.634
y = 0.0024x + 0.025

Persamaan garis y = 0.0024x + 0.025

0.634 = 0.0024x + 0.025

r = 0.99

yang memiliki nilai absorbansi terbesar.


Pada percobaan ini, digunakan fraksi ke 6,

pH 5.6

5, dan campuran dari fraksi ke 3 dan 7


x

fraksi 6

24.167

0.083

fraksi 3&7

253.75

0.634

fraksi 5

455.41

1.118

karena fraksi 3 dan 7 memiliki nilai


absorbansi yang berdekatan.
Protease
golongan

merupakan

hydrolase

enzim

yang

akan

mendegradasi protein menjadi molekul


yang lebih sederhana yaitu oligopeptida
pendek atau asam amino dengan cara
menghidrolisis ikatan peptida. Pengukuran

grafik variasi pH 5,6

aktivitas

protease

ini

menggunakan

metode Bergmeyer & Grassl 1983. Metode


ini memiliki prinsip yaitu kasein sebagai
substrat akan dihidrolisis oleh protease
dengan bantuan air menjadi peptida dan
asam amino. Laju pembentukan peptida
dan
Persamaan garis y = 0.0024x + 0.024

asam

amino

merupakan

ukuran

aktivitas katalisis protease.


Pada metode percobaan ini, mula-

r=1

mula dilakukan pembuatan kurva standar

PEMBAHASAN

kasein. Kasein ini berfungsi sebagai

Percobaan kali ini bertujuan untuk


menentukan aktivias protease dari setiap
fraksi protein. Sebelumnya telah dilakukan
fraksinasi ekstrak buah pisang dengan
menggunakan

metode

fraksinasi

kromatografi filtrasi gel dan didapatkan 9


fraksi yang menunjukkan nilai absorbansi.
Dari 9 absorbansi itu, dipilih 3 fraksi untuk
dilakukan

penentuan

aktivitas

enzim

protease. fraksi yang diuji adalah fraksi

blangko.

Larutan

blanko

merupakan

larutan yang tidak mengandung analat


untuk dianalisis (Basset 1994). Larutan
blanko digunakan sebagai kontrol dalam
suatu percobaan sebagai nilai 100%
transmittans. Kurva standar merupakan
standar dari sampel tertentu yang dapat
digunakan
acuan

sebagai

untuk

percobaan.

pedoman

sampel

Pembuatan

ataupun

tersebut
kurva

pada
standar

bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara konsentrasi larutan dengan nilai

menginaktifkan

absorbansinya

Mekanisme kerja TCA (Triclor Acetic

sehingga

konsentrasi

sampel dapat diketahui.

enzim

protease.

Acid) sebagai zat pengendap protein yaitu

Setelah pembuatan kurva baku,


kemudian dilakukan pengujian aktivitas
protease pada variasi suhu serta variasi pH.
Proses pengujian aktivitas protease ini
dilakukan dengan cara sebanyak 0,1 ml
substrat kasein 0,5 % dimasukkan di dalam
tabung reaksi kemudian diinkubasi pada
suhu 27oC dan 57oC selama 5 menit.
Proses ini bertujuan untuk membuat kasein

dengan cara ion negatif dari TCA akan


berikatan dengan protein pada kondisi
kation hingga membentuk garam protein
pada kondisi pH isoelektris, yaitu suatu
keadaan dimana protein memiliki muatan
positif dan negatif yang sama, pada saat
inilah protein mengalami denaturasi yang
ditandai dengan kekeruhan meningkat dan
adanya gumpalan.

sebagai substrat berada pada suhu optimal,

Setelah ditambahkan TCA 3,5 %

yaitu suhu yang sesuai agar enzim dapat

kemudian dilakukan setrifugasi

bekerja. Bila suhu terlalu tinggi, enzim

kecepatan 6000 G dan suhu 4C selama 10

akan rusak dan bila suhu terlalu rendah,

menit.

enzim tidak aktif. Proses enzimatis ini

sentrifugasi tidak dilakukan pada suhu

bekerja sangat cepat sehingga inkubasi

4oC.

pada selama 5 menit ini juga bertujuan

sentrifugasi

untuk menyesuaikan kondisi suhunya.

dahulu

Setelah

itu

ditambahkan

fraksi

protein yang ingin diuji sebanyak 0,02 ml


dan diinkubasi lagi selama 30 menit. Pada
proses

inilah

enzim

protease

akan

menghidrolisis protein pada larutan fraksi.


Setelah 30 menit, ditambahkan TCA 3,5%
sebanyak 1 ml. TCA ini berfungsi untuk
memisahkan asam amino yang terbentuk
dari substrat yang tidak terhidrolisis. TCA
menyebabkan produk yang mengandung
peptida dan asam amino akan larut dalam
TCA,

sedangkan

protein

yang

tidak

terhidrolisis akan mengendap. TCA juga

Namun,

pada

Seharusnya
pada

menggunakan

terlebih

dingin

batu.

ini

dilakukan

direndam

kondisi
es

percobaan

sebelum

tabung

pada

dengan

Namun

pada

percobaan ini tidak dilakukan karena


keterbatasan bahan. Kesalah ini dapat
menjadi

penyebab

tidak

terbentuknya

endapan setelah dilakukan sentrifugasi.


Setelah disentrifugasi, filtrate diambil.
Bagian filtrate ini adalah bagian yang
mengandung asam amino. Namun, pada
percobaan ini tidak terbentuk karena
kesalahan

prosedur

disentrifugasi,
dihitung.

tersebut.

kemudian

Setelah

absorbansi

Pada pengujian aktivitas protease


berdasarkan variasi pH memiliki metode
yang hampir sama dengan pengujian

Simpulan

berdasarkan variasi suhu. Namun, pada

Aktivitas protease dari fraksi protein yang

prosedurnya, inkubasi dilakukan pada suhu

terdapat

37oC dan setelah penambahan fraksi

ditentukan.

protein ditambahkan larutan buffer dengan

terbesar berada pada fraksi ke 6 pada suhu

variasi pH 3,5 dan 6,5. Percobaan ini

370 C dengan pH 5,6.

dalam

buah

Aktivitas

pisang
enzim

dapat
protease

dilakukan pada variasi suhu dan pH


bertujuan
optimal

untuk
untuk

mengetahui
enzim

protease

kondisi
dapat

bekerja.

Daftar Pustaka
Anneahira.

Penentuan absorbansi ini dilakukan

2014.

Enzim

Protease-

Pentingnya Protein. Tersedia online di

dengan menggunakan alat HPLC dengan

http://www.anneahira.com/enzim-

panjang

protease.htm [diakses tgl 13 Mei 2015]

protein

gelombang

280

nm

karena

memilki asam-asam amino yang

spesifik yang memilki gugus aromatik


terkonjugasi yang dapat menyerap spektra

Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif


Anorganik. EGC. Jakarta.

pada panjang gelombang 280 nm, yaitu

Dessy Christina Sianturi. 2008. Isolasi

fenilalanin,

Bakteri

tyrosin,

dan

tryptophan.

dan

Uji

Aktivitas

Amilase,

Absorbansi yang terbaca menunjukkan

Termofil Kasar dari Sumber Air Panas

adanya asam amino sebagai hasil hidrolisis

Penen Sibirubiru Sumatra Utara. Tesis.

protease, sehingga semakin besar nilai

Medan: Universitas Sumatra Utara.

absorbansinya maka menunjukkan makin


besar konsentrasi asam amino, sehingga
aktivitas enzim protease yang semakin

Lehninger AL. 1982.

Dasar-Dasar

Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

besar. Dari hasil percobaan ini, nilai

Pudjiadi, Anna dan Titin Supriyanti.

absorbansi terbesar berada pada fraksi ke 5

(2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:

pada suhu 37oC pH 5,6 dengan nilai

UI.

absorbansi sebesar 1.118. Oleh karena itu,


dapat dikatakan bahwa aktivitas enzim
protease terbesar berada pada fraksi ke 6
pada suhu 37oC pH 5,6.

Rosliana Pakpahan. 2009. Isolasi Bakteri


dan Uji Aktivitas Protease Termofilik dari
Sumber Air Panas Sipoholon Tapanuli

Utara Sumatra Utara. Tesis. Medan:

http://www.sridianti.com/fungsi-enzim-

Universitas Sumatra Utara.

protease.html [diakses tgl 13 Mei 2015]

Sridianti. 2014. Fungsi Enzim Protease.


Tersedia

online

di

Anda mungkin juga menyukai