Warga negara :
Seluruh manusia yang terikat dengan ruang dan waktu Indonesia warga
negara Indonesia
Tujuan :
Ruang lingkup :
Pendahuluan
Identitas Nasional
Ideologi pancasila
Demokrasi
Multikulturalisme
Otonomi daerah
Wawasan kebangsaan
Identitas : ciri ciri, tanda khas atau jati diri yang melekat pada
seseorang golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri,
dan negara sendiri.
MENURUT Ernest Renan Bangsa adalah jiwa (Une Ame), suatu suasana kebatinan
yang timbul dari ingatan sejarah akan kejayaan bersama, dan keinginan untuk
hidup bersama berdasarkan solidaritas.
Syarat mutlak adanya bangsa adalah persetujuan bersama untuk mau hidup
bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan-pengorbanan.
Pembahasan :
Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada kesadaran moral
(conscience morale), Menurut teori Ernest Renan, jiwa, rasa, dan kehendak
merupakan suatu faktor subjektif, tidak dapat diukur dengan faktor-faktor
objektif. Faktor agama, bahasa, dan sejenisnya hanya dapat dianggap
sebagai faktor pendorong dan bukan merupakan faktor pembentuk
bangsa.
Menurut Benedict Anderson Nation (bangsa) adalah suatu komunitas politik yang
berbatas dan berdaulat yang dibayangkan (imagined communities).
Suatu bangsa dapat terbentuk, jika sejumlah warga dalam komunitas mau
menetapkan diri sebagai suatu bangsa yang mereka angankan dan bayangkan
Pembahasan :
Peristiwa penting :
3. Proklamasi Kemerdekaan
a. Bangsa yang disepakati untuk didirikan setelah Sumpah Pemuda tersebut,
akhirnya menyatakan diri sebagai bangsa (nation) yang merdeka dari
penjajahan bangsa asing, sekaligus mendirikan sebuah organisasi politik yang
berdaulat, yaitu Negara (state) Republik Indonesia. Gabungan dari dua ide
tentang bangsa (nation) dan negara (state) tersebut terwujud dalam sebuah
konsep tentang negara bangsa atau dikenal dengan nation-state.
b. Pengertian dasar dari nation-state adalah negara (state) dibangun atau
diorganisir dengan semangat dari sebuah nation. Dalam hal ini negara dengan
segala kekuasaan yang melekat dalam dirinya tidak boleh diorganisir dan
dijalankan secara feodal, apalagi otoriter. Setiap warga negara memiliki
kedudukan yang setara dalam dan berhubungan dengan negara.
c. Dalam konsep nation, paham warganegara telah mengalami pergeseran dari
paham pra nation. Implikasi penting dalam negara bangsa (nation state)
tentang hal kewarganegaraan adalah bahwa warga negara memiliki status
istimewa sebagai anggota negara yang relasinya dengan negara diatur secara
demokratis.
Tantangan Identitas Nasional :
1. Dikotomi Negara dan Bangsa adalah Bangsa Indonesia didirikan lebih dulu daripada
negara Indonesia, oleh karena itu pemikiran Benedict Anderson bahwa bangsa
Indonesia adalah sebuah bangsa dimana para individunya tidak pernah dengan jelas
bertemu dan ikut merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pembentukan bangsa
ini dapat dibenarkan. Hal lain yang perlu dijelaskan adalah hubungan antara konsep
bangsa persatuan ini dengan suku-suku bangsa dengan bahasa dan budaya yang
berbeda-beda.
2. Dikotomi Negara dan Agama adalah Tantangan yang harus dihadapi justru ketika
berusaha menyikapi tuntutan berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar anggota
bangsa Indonesia adalah penganut agama Islam, dimana sekelompok kecil penganut
agama tersebut berusaha mendasarkan identitas nasional pada agama Islam. Kenyataan
bahwa konsep bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur ini sudah bersendikan
konsep ketuhanan tanpa mengacu pada agama tertentu harus terus direkayasa agar
ketahanan bangsa sebagai sebuah komunitas imajiner dapat dijaga. Karena dalam
Pancasila sebagai identitas nasional yang sudah disepakati oleh para pendiri bangsa,
sila pertama mendasarkan diri pada konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dan dalam
alinea ke 3 Pembukaan UUD 45 dengan jelas disebutkan bahwa negara ini didirikan
karena mendapatkan restu dari Tuhan.
3. Pluralisme dan Multikulturaisme adalah cara hidup orang-orang Indonesia yang harus
saling menghargai sebagai sesama bangsa Indonesia. Sejarah adanya Indonesia adalah
sejarah kelompok-kelompok yang mau hidup bersama. Dengan menyadari asal
keberadaannya sebagai bangsa Indonesia, maka menghargai pluralitas dan bersikap
multikultural harus menjadi ciri khas dalam diri bangsa Indonesia.
4. Kesetaraan adalah
a. Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan relasi
antara manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan
menandai cara berpikir dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang
Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu.
b. Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan
masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu
Rumusan hasil kerja Tim Sembilan Piagam Jakarta pada tanggal 22 juni
1945
Rumusan yang termaktub dalam UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945
1. Sebagai metode berpikir/ analisis : Mencari jawaban tentang sesuatu yang diselidiki
2. Sistem pemikiran dan nilai-nilai : Sebagai acuan penilaian dan dasar pengambilan
keputusan (individu, kelompok, atau bangsa)
Syarat Ilmu Filsafat :
Universal : filsafat sebagai ilmu, meneliti seluruh realitas yang ada, secara
utuh dan bulat membentuk sebuah sistem yang lengkap.
Berpikir Filsafati :
Kritis : tidak dengan mudah menerima data, fakta, dan informasi dalam
bentuk apapun dan dari sumber apapun.
2. Francis Bacon : Ilmu pengetahuan harus mengabdi pada kemajuan seluruh umat
manusia di dunia, dengan cara membebaskan manusia dari prasangka-prasangka
sekaligus menegakkan kedaulatan akalnya.
Pengertian Ideologi :
O Definisi bebas : segala macam teori yang berorientasi pada tindakan,
atau pendekatan politik melalui sudut pandang sistem idea-idea
O Definisi ketat : berdasarkan karakter-karakter
O Teori komprehensif tentang hubungan manusia-dunia
O Berdasarkan pemikiran intelektual
O Memberikan arah dan tujuan pada sebuah organisasi politik (umum
dan abstrak)
O Realisasi program melalui perjuangan
O Sasarannya masyarakat luas
Perbedaan Ideologi dan Agama :
Agama
Ideologi
O rule of law
O toleransi
O multikulturalisme.
O kebebasan sipil, terutama kebebasan berpendapat dan
kebebasan pers
O Pasar bebas dan perdagangan bebas
O Akar liberalisme adalah pemikiran politik John Locke dan Rousseau, dan
dikembangkan lagi oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill. Pengaruh
besar dari sudut pandang ekonomi berasal dari David Ricardo dan Adam
Smith.
O Dalam pemikiran liberalisme klasik, kebebasan dan hak milik pribadi
berhubungan sangat erat. Sejak abad 18, liberalisme bersikeras bahwa
sistem ekonomi berdasar pada hak milik pribadi adalah bagian dari
kebebasan manusia.
O Pasar berdasar pada hak milik adalah sebuah bentuk dari kebebasan
individu, dimana mereka boleh memiliki sesuatu dan kemudian
menjualnya, membuat perusahaan dan menyimpan keuntungan bagi
mereka sendiri, kebebasan untuk menjual tenaga kepada pemilik modal
dengan harga yang pantas
O Liberalisme berpendapat bahwa kebebasan dan hak milik pribadi saling
mengkualifikasi, karena kepemilikan atas modal oleh pribadi akan
menjamin sebuah aturan permainan yang objektif tanpa ada campur
tangan kekuasaan di dalamnya.
O Apabila kekuasaan mengambil alih hak milik maka aturan permainan akan
menjadi berat sebelah dan kondisi ini tidak memungkinkan adanya
kebebasan.
O Kapitalisme dapat dimengerti sebagai sebuah sistem ekonomi dimana
alat-alat produksi dan distribusi dimiliki oleh pihak swasta dan
perkembangannya berdasarkan pada akumulasi dan investasi keuntungan
di pasar bebas. Namun demikian kapitalisme dapat dimengerti secara
politis sebagai sebuah sistem sosial yang berprinsip pada hak pribadi.
O Kapitalisme berpendapat bahwa setiap individu berhak untuk memiliki
alat-alat produksi berupa mesin, pabrik, dan sumber bahan mentah.
O Dengan demikian kapitalisme sejalan dengan liberalisme, dimana dasar
filosofi keduanya identik. Untuk mempunyai sistem ekonomi kapitalistik,
sebuah negara harus mengakui adanya hak-hak individu dan hak milik
pribadi.
Kapitalisme adalah Bangsa yang kuat adalah bangsa yang masingmasing individunya bebas dan memiliki inisiatif sendiri di bidang
ekonomi tanpa campur tangan negara
(Adam Smith)
Marxisme-Komunisme
Fasisme (serikat)
Fasces : sebuah tongkat yang teridri dari ikatan ranting2 kayu, yang berarti
persatuan rakyat dan pemerintahan kerajaan Romawi, dengan mata kapak
terikat diantaranya, yang berarti hukuman bagi para penentang/ pembangkang
dalam serikat tersebut
Sifat Fasisme :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Reaksioner
Monopoli ideologi
Imperialis
Nasionalisme yang kuat
HAM kontekstual
Peng-kambinghitam-an
Supremasi militer
h.
i.
j.
k.
m.
n.
o.
p. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka :
q. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah sebuah
ideologi, karena memiliki karakteristik sebagai ideologi. Penelaahan
terhadap Pancasila sebagai sebuah ideologi dapat dicapai melalui langkahlangkah:
O Menelaah paradigma-paradigma yang dipakai dalam filsafat Pancasila
sehingga kita dapat mengetahui koherensinya ketika ia menjadi ideologi.
O Menelaah konstitusi sebagai cerminan hubungan antara negara dan
ideologi Pancasila.
O Menelaah kebijakan negara, dan hukum positif
r.
Causa Formalis: bentuk yang terdiri dari 5 kalimat, yang dicetuskan pada
sidang BPUPKI pertama
w. Esensi Pancasila :
Pancasila sebagai dasar falsafah negara, memiliki pengertian umumabstrak atau umum-universal. Pancasila itu tetap dan tidak berubah
dan sama bagi siapapun, dalam keadaan bagaimanapun, di tempat
manapun, dan di waktu kapanpun.
Tuhan Transenden: eksistensi Tuhan yang kualitasnya abstrak-umumuniversal. Artinya Tuhan sebagai penyebab tidak langsung segala sesuatu
yang menyangkut manusia dan alam semesta
Tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ke-Tuhanan, tidak boleh ada sikap
dan perbuatan anti ke-Tuhanan, dan anti keagamaan, dan tidak boleh ada
paksaan agama di dalam negara Indonesia (Toleransi yang sejati).
Meski secara individu berlainan wujud, namun sama dalam dasar dan inti
dari kepribadian yang sinergis antara bangsa-Pancasila-kemanusiaan
Kata kunci: satu untuk semua, semua untuk satu, dan semua untuk
semua; gotong royong, dan musyawarah-mufakat
bisa lepas dari nilai itu sendiri, maka pertanyaan pertama yang harus
dijawab adalah pertanyaan tentang nilai itu sendiri.
ak.
Namun bila hanya obyek yang ada sementara subyek tidak real, maka
tidak akan ada pengamatan, karena tidak ada yang mengamati. Dengan
adanya kedua hal tersebut, maka terjadilah pengamatan.
Pengamatan selalu tertuju pada suatu obyek. Tanpa ada obyek takkan ada
pengamatan.
Kesadaran seseorang selalu tertuju pada suatu obyek. Manusia tidak bisa
berpikir tanpa memikirkan sesuatu, bahkan ketika manusia menjawab
bahwa ia tidak memikirkan apa-apa, ia sebenarnya sedang memikirkan
bahwa ia tidak memikirkan apa-apa. Jadi sering kali manusia justru sedang
memikirkan pikirannya itu sendiri.
Karena itu, nilai tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya pasif.
Nilai adalah kegiatan penilaian.
Nilai obyektif yang melekat pada suatu benda adalah kualitas yang dipakai
untuk kegiatan pemaknaan, sekaligus merupakan nilai yang teramati.
Kualitas-kualitasnya terbuka sehingga subyek dapat mencerapnya melalui
pancaindra. Nilai ini adalah prasyarat penilaian, karena tanpa kualitas ini,
pemaknaan tidak terjadi.
an.Nilai Subjektif
ao.
Norma :
Hal ini adalah manusiawi, karena selain sebagai mahluk sosial, manusia
monopluralis adalah mahluk individu, sehingga kepentingannya sebagai
individu seringkali muncul dan mengakibatkan konflik.
ap.
ETIKA POLITIK
Etika politik adalah sebuah cabang dalam ilmu etika yang membahas
tentang hakikat manusia sebagai mahluk yang berpolitik, dan dasar-dasar
norma yang dipakai dalam kegiatan politik.
aq.
as.
aw.
Nilai obyektif: satu , Nilai intersubyektif: Persatuan, mengandung
makna: pengakuan terhadap perbedaan sebagai hakikat, pengakuan akan
sifat koeksistensi manusia