Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PTPSP B

Sanitary Landfill

DISUSUN OLEH

KELAS B KELOMPOK C
SEMESTER 4 / DIII

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2015
No.

Nama

NIM

Tanda Tangan

Rizqi Putri H

P27833113062

M. Rizal Aisyudin

P27833113089

Luthfan Ghali

P27833113054

Hasrini Indri

P27833113086

Siska Desti

P27833113070

Fariani Pratiwi

P27833113085

Antika Puspita

P2783311309

M. Ridho Dzulkarnain

P27833113052

Suraida Agil

P27833113093

10

Khusnul Nadifa

P27833113074

11

Anisyah Sepfi

P27833113058

12

Marifatur Rohmah

P27833113081

13

Bella Zieta P.

P27833113076

14

Gita Bunga

P27833113066

Judul praktikum

: Sanitary Landfill

1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Hari, tanggal praktikum : Rabu, 6 Mei 2015


Waktu praktikum
: 08.00-selesai
Tempat praktikum
: Bengkel Kesling Poltekkes Kemenkes Surabaya

A. Tujuan Praktikum
B. Dasar Teori
1. Pendahuluan
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak dapat begitu saja
ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan
yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain.
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu
metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill.
Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun
begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya dilokasi
tempat pembuangan akhir (TPA). Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan
menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open
dumping menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang
lebih baik, yaitu sanitary landfill. Pada landfill yang lebih modern lagi,
biasanya dibuat system lapisan ganda (plastic lempung plastic
lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas
metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut
kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan
adalah cara ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi
sementara lahan untuk penimbunan akan semakin berkurang, meskipun
telah menggunakan sanitary landfill, masih ada kemungkinan terjadi
kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat merembes dan
mencemari tanah serta air.
Namun, sebelum kita membuat atau merencanakan membangun
Tempat Pambuangan Akhir Sampah, terlebih dahulu harus dilakukan
STUDY ANDAL. Dengan melalui STUDY ANDAL maka beberapa

dampak negatif yang telah diprediksi akan timbul diusahakan dikelola


sehingga tidak melampaui nilai ambang batas yang telah ditetukan oleh
Pemerintah RI dalam Peraturan Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(AMDAL).
Bila melalui STUDY ANDAL tersebut lokasi terpilih tidak
memenuhi syarat maka harus dicari lagi lokasi lain yang sesuai dengan
SK_SNI mengenai TPA Sampah dan hasil dari STUDY ANDAL yaitu
dampak negatif yang diprediksi akan timbul tersebut harus dikelola
sehingga tidak mencemari lingkungan.
2. Sistem Pembuangan Sampah Sanitari Landfill
Landfill disebut sebuah area yang menjadi Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah. Landfill adalah penimbunan sampah pada suatu
lubang tanah. Ini bukanlah metode yang berdiri sendiri. Karena dapat juga
sistem campuran, yang disebabkan oleh air mengalir, menembus tempat
ini, ketika air hujan berinfiltrasi ke permukaan landfill, dan ketika air ini
mengalir keluar dari landfill akan membawa berbagai mineral dan zat
organik dalam bentuk suspensi yang tak dapat dipisahkan.
Pembuangan akhir sampah di atas permukaan tanah, apabila tidak
dilakukan dengan perencanaan yang baik serta pengawasan pada lokasi
landfill akan menimbulkan permasalahan pada daerah sekitarnya. Menurut
Soemirat (2007), beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan sampah, antara lain :
a. Mampu mencegah terjadinya penyakit;
b. Konservasi sumber daya alam;
c. Mencegah gangguan estetika;
d. Memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan kembali;
e. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat.
Sanitary Landfill adalah suatu cara pembuangan sampah ketempattempat rendah dan ditutup dengan tanah untuk memenuhi persyaratan
persyaratan sanitasi. Sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang
jauh dari pemukiman dengan ditimbun tanah lapis demi lapis, setelah lebih
dahulu sampah dan tanah tersebut dipadatkan. Tanah yang semula
berlekuk menjadi rata oleh sanitary landfill sehingga harga tanahnya bisa
naik berlipat-lipat karena bisa dipakai untuk berbagai keperluan, seperti
tempat sarana olahraga, tanaman hijau dan lain-lain. Pengelolaan sampah

pun tumbuh menjadi sentra keuntungan. Yang penting harus dijaga agar
sampah tidak merusak lingkungan, merembes dan mencemari air tanah.
Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol
dengan sistem sanitasi yang baik dan juga Sanitary landfill adalah jenis
TPA yang diakui secara internasional. Sampah dibuang ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir), kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan
selanjutnya ditutup tanah. Bila tempat pembuangan sudah mencapai
kapasitas maksimum dan setelah semua kegiatan operasi selesai maka
lapisan tanah terakhir adalah 2 ft (60 cm) atau lebih. Cara ini akan
menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi
system saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair
sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau
ke lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk
mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill,
antara lain yaitu :
a. Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang
b. Memerlukan lahan yang luas
c. Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan
dampak lingkungan
d. Aspek sosial harus mendapat perhatian
e. Harus dipersiapkan instalasi drainase dan system pengumpulan gas
f. Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi
dengan zat-zat beracun)
g. Memerlukan pemantauan yang terus-menerus
h. Lokasi landfill harus dipilih secara teliti dari lokasi yang tersedia
yaitu basah dan berlumpur dapat digunakan sebagai tempat yang
baik dan cukup luas bagi sanitary landfill
Persyaratan teknis sanitary landfill:
a. Pemadatan sampah setiap hari (Daily Cell of refuse)
b. Penimbunan tanah setiap hari setebal 15 CM setelah dipadatkan
(Daily earth cover)

c. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, maka penutup akhir adalah


tanah setebal 70 cm setelah dipadatkan (top earth cover)
d. Memerlukan ventilasi (pipa berlubang lubang) untuk proses kimiawi,
biologik dan fisik selama proses pembusukan dan penstabilan
Peralatan dan fasilitas untuk Sanitary Landfill :
a. Traktor yang dilengkapi Bucket dan Shovel. 1 buah untuk max
50.000 penduduk, dan setiap penambahan 50.000 penduduk
memerlukan penambahan sebuah traktor.
b. Tempat untuk beristirahat dan tempat untuk menyimpan peralatan,
sekaligus sebagai kantor lengkap dengan wc dan persediaan air.
c. Pemadam Kebakaran
d. Truk air dan pompa air
e. Tanda-tanda lalu lintas
f. Peralatan penyemprotan serangga dan insektisida
g. Pagar untuk mencegah sampah bertebaran.
h. Alat penimbang kendaraan dan sampah.
3. Skema Sanitary Landfill
Merupakan lahan urug yang telah memperhatikan aspek sanitasi
lingkungan. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah
dihamparkan hingga lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah
penutup harian setiap hari akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal
10% -15% dari ketebalan lapisan sampah untuk mencegah berkembangnya
vektor penyakit, penyebaran debu dan sampah ringan yang dapat
mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian atas timbunan tanah
penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian
ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Demikian seterusnya hingga
terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi
sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa
pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses
penguraian sampah organik. Terdapat juga saluran penyalur gas untuk
mengolah gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi limbah organic.
Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi
dan operasional yang tinggi.
Berbagai metode sanitary landfill :
a. Area methods

Metoda ini digunakan jika lokasi landfill yang direncanakan terletak


di bawah tanjakan seperti lembah atau ngarai

b. Trench methods
Metode trench disebut sebagai metode pemotongan dan pengisian.
Metoda ini digunakan jika lokasi landfill lebih tinggi dari tempat lain
yang ada disekitarnya

4. Kelebihan dan Kekurangan Sanitary Landfill


Kelebihan :

a. Timbulan gas metan dan air lindi terkontrol dengan baik


sehingga tidak mencemari lingkungan.
b. Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
c. Setelah selesai pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan
untuk berbagai keperluan seperti areal parkir, lapangan golf, dan
kebutuhan lain.
d. Biaya Investasi lebih rendah dibandingkan metode lain
e. Dapat menerima berbagai tipe sampah
f. Fleksibel terhadap fluktuasi kuantitas sampah
g. Lahan dapat digunakan kembali setelah pemakaian
Kekurangan :
a. Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.
b. Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.
c. Aplikasi sistem lapisan penutup akhir.
d. Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi
pengkonversian gas metan menjadi sumber energi.
e. Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi
(leachate) dan intalasi pengolah air lindi.
f. Dengan meningkatnya populasi semakin sulit untuk menentukan
lahan
g. Jika Operasi tidak sesuai dapat berubah seperti metode open
dumping
h. Lahan dapat mengalami penurunan dan memerlukan perawatan
yang periodic
i. Gas yang dihasilkan dapat meledak, misal metan, dan berbahaya
bila tidak dikelola dengan baik
C. Alat dan Bahan
1. Cangkul
2. Sekop
3. Meteran
4. Tanah
5. Sampah organik
D. Cara Kerja
1. Menentukan lokasi
2. Sesuaikan tanah atau lahan dengan persyaratan yaitu memilih tanah yang
gembur
3. Mengukur tanah sesuai keperluan
4. Menggali tanah dengan kedalaman lebih besar dari jumlah sampah.
Artinya sampah bisa ditutup oleh urugan (volume tempat penampung >
jumlah sampah)

5. Mengubur sampah organik


6. Menutup sampah organik dengan tanah urugan tersebut
7. Menunggu sampai kembali menjadi tanah lagi
E. Hasil Praktikum
Dalam praktikum kali ini kami membuat sanitary landfill di halaman
depan kampus Kesehatan Lingkungan Surabaya. Kami membuatnya dalam
bentuk kecil, yaitu dengan ukuran panjang: 75 cm, lebar: 30 cm, kedalaman:
cm. Sanitary landfill tersebut berada pada tanah lempung (tanah liat), dan
kami isi dengan sampah dedaunan dan rerumputan.
F. Kesimpulan
Sanitary Landfill adalah suatu cara pembuangan sampah ketempattempat rendah dan ditutup dengan tanah untuk memenuhi persyaratan
persyaratan sanitasi. Metode sanitary landfill Area methods dan Trench
methods.
Kelebihan sanitary landfill adalah (a) Timbulan gas metan dan air lindi
terkontrol dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan, (b) Timbulan
gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energy, (c) Setelah selesai
pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan untuk berbagai keperluan
seperti areal parkir, lapangan golf, dan kebutuhan lain. (d) Biaya Investasi
lebih rendah dibandingkan metode lain, (e) Dapat menerima berbagai tipe
sampah, (f) Fleksibel terhadap fluktuasi kuantitas sampah,
(g) Lahan dapat digunakan kembali setelah pemakaian.
Kekurangan sanitary landfill adalah (a) Aplikasi sistem pelapisan
dasar (liner) yang rumit, (b) Aplikasi tanah penutup harian yang mahal,
(c) Aplikasi sistem lapisan penutup akhir, (d) Biaya aplikasi pipa penyalur gas
metan dan instalasi pengkonversian gas metan menjadi sumber energy, (e)
Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) dan
intalasi pengolah air lindi, (f) Dengan meningkatnya populasi semakin sulit
untuk menentukan lahan, (g) Jika Operasi tidak sesuai dapat berubah seperti
metode open dumping, (h) Lahan dapat mengalami penurunan dan
memerlukan perawatan yang periodik, (i) Gas yang dihasilkan dapat meledak,
misal metan, dan berbahaya bila tidak dikelola dengan baik.
Dalam membuaat sanitary landfill harus memilih tanah yang gembur,
dan volume sanitary landfill harus lebih besar dari volume sampah yang akan
dimasukkan, karena sanitary landfill harus ditutup dengan urugan tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Soemirat,J. 2007. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press.
Lamonce, Sophia. https://www.academia.edu/4928719/Landfill. (diakses pada 22
September 2014, 12.30)
Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta : Azka Press
Sudarso. 1985. Pembuangan Sampah. Surabaya : Proyek Pengembangan
Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan
Titisari. 2011. Sistem Pembuangan Landfill.
http://titisari04.wordpress.com/2013/05/11/sistem-pembuangan-landfill/.
(diakses pada 22 September 2014, 12.30)
Chairil, Nizar. 2013. SISTEM SANITARY LANDFILL.
http://www.ilmusipil.com/sistem-sanitary-landfill.
September 2014, 12.30)

(diakses

pada

22

Anda mungkin juga menyukai