Anda di halaman 1dari 2

Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang

berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Parameter

Di Amerika hanya 6 parameter (CO, Partikulat, Timbal, SO2, NO2, dan Ozon) yang digunakan
sebagai standar baku mutu kualitas udara ambien, di India ada 12 paramater; CO,
Partikulat(PM10 dan PM25 dipisah menjadi 2 parameter), Timbal, SO2, NO2, Ozon, Ammonia,
Benzene, Arsenic, Ni, dan BaP(fasa partikulat). Untuk negara India, baku mutu di spesifikasikan
untuk dua area ; area industri dan area ekologi. Di Indonesia ada 13 parameter ; CO,
Partikulat(PM10 dan PM25 dipisah menjadi 2 parameter), Timbal, SO2, NO2, Ozon
Hidrokarbon, TSP, Dustfall, dan Total Flourides. Khusus untuk kawasan Industri kimia dasar
juga ditambahkan parameter Flour Indeks, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index.
Perbedaan jumlah parameter ini menunjukan kualitas udara pada tiap negara. Sedikitnya jumlah
paramater menunjukan sedikitnya jenis pencemar yang dimiliki negara tsb. Namun jumlah
paramater yang banyak juga memiliki sisi positif, negara tsb menjadi lebih detail dalam
menghadapi jenis jenis pencemar. Bisa diambil contoh Partikulat. Di Amerika partikulat
merupakan satu parameter sedangkan di India dan Indonesia partikulat dipisah menjadi 2
parameter berdasarkan ukurannya, hal ini menunjukan dari parameter partikulat Indonesia dan
India lebih detail dan spesifik.
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia
Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan
magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu,
keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah
ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak
ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan
seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto
1968, p. 826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 C. Di
atas 210 C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng
juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C) dan tidik
didih (900 C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logamlogam transisi selain raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga).
Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas,
besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak
bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K.

Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur


golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..
Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng
karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini
membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan
mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam

lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada
suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan
lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan
gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan
oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion
seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan
pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan
mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan
ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks
oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan. Penguapan seng yang
dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 C mengindikasikan
adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1.
Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan
teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah
tidak memungkinkan terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai