Anda di halaman 1dari 26

KESELAMATAN KERJA

1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1.1. Pendahuluan
Diseluruh dunia ribuan kecelakaan
terjadi dalam perusahaan. Kerugian
akibat kecelakaan dapat bermacammacam antara lain dapat berupa kerugian
jiwa seseorang maupun kerugian harta
benda.
Setiap kecelakaan tersebut akan
menyebabkan penderitaan bagi korban
maupun keluarganya. Demikian pula
apabila kecelakaan tersebut berakibat
luka permanen atau bahkan kematian,
maka keluarganya akan mengalami
penderitaan yang berkepanjangan.

Setiap orang pada dasarnya tidak


menginginkan
dirinya
mengalami
kecelakaan. Demikian juga keinginan
untuk
mendapatkan
jaminan
keselamatan terhadap dirinya, tidak
adanya
gangguan
atau
kerusakan
terhadap
harta
benda
miliknya
merupakan naluri setiap orang.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja adalah
hal yang universal dan merupakan naluri
bagi setiap orang pada umumnya.

1.2. Pengertian :
a.Keselamatan (Safety) :
Upaya yang dilakukan agar setiap
tenaga kerja dan orang lainnya yang
berada di tempat kerja dalam
keadaan aman/ selamat.
Upaya untuk mengindetifikasi dan
menghilangkan/ mengontrol resiko
yang tidak bisa diterima (the ability
to
identify
and
eliminate
unacceptable risk)

b. Kesehatan
(health) :
Derajad/
tingkat
keadaan fisik dan
psikologi individu.
c. Aman (Safe) :
Adalah suatu kondisi
dimana
atau
kapan munculnya
sumber
bahaya
telah
dapat
dikendalikan
ketingkat
yang

d. Berbahaya (Danger) :
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya.

e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) :
Adalah Segala daya upaya atau
pemikiran
yang
ditujukan
untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan
jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia
pada umumnya. Hasil karya
dan
budayanya,
untuk
meingkatkan
kesejahteraan
tenaga
kerja
menuju

f. Incident :
Suatu kejadian yang
tidak
diinginkan,
bilamana
pada
saat itu sedikit
saja
ada
perubahan, maka
dapat
mengakibatkan
accident.

g. Accident :
Suatu
kejadian
diluar
kemampuan manusia, disebabkan
oleh kekuatan dari luar, terjadi
dalam
sekejap
dan
dapat
menimbulkan kerusakan jasmani
maupun
harta.
Dapat
juga
dikatakan :
suatu kejadian yang tidak
diduga sebelumnya dan tidak
dikehendaki
sifatnya
yang
dapat menimbulkan kerugian

h. Kecelakaan kerja :
Yaitu kecelakaan yang ada kaitannya
dengan suatu pekerjaan secara
umum.
Dengan
demikian
kecelakaan kerja secara umum
dapat didefinisikan :
suatu
kejadian
yang
tidak
diduga datangnya dan tidak
dikehendaki
yang
dapat
mengacaukan proses produksi
yang telah direncanakan dari
suatu aktivitas.

1.3. Tujuan :
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
Agar tenaga kerja dan setiap orang
lainnya yang berada di tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
Agar peralatan dapat digunakan dengan
aman dan efisien.
Agar proses produksi dapat
dengan
lancar,
sehingga
menghasilkan hasil yang aman.

berjalan
dapat

Agar lingkungan kerja dapat dipeliharan


dengan aman.

1.4. Dasar Hukum :


Pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja didasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku yaitu
Undang-undang No. 1, tahun 1970 yang
diundangkan pada tanggal 12 Januari
1970.
Undang-undang ini dikeluarkan sebagai
pengganti
peraturan
perundangundangan dibidang keselamatan kerja
yang ada sebelumnya yaitu Veleigheid
Reglement, Stbl No. 406 tahun 1910 yang
dinilai sudah tidak memadai.

1.5. Penyebab terjadinya kecelakaan :


Suatu peristiwa atau kejadian pasti ada
sebabnya,
demikian
pula
dengan
kecelakaan. Sebab dari kecelakaan
adalah
sumber-sumber
bahaya
(hazard).
Dari data statistik tentang kecelakaan
kerja
dapat
diketahui
penyebab
kecelakaan bersumber pada :
a.Bahan/peralatan yang tidak aman :
Contoh : penggunaan bahan baku
atau bahan pembantu yang berbahaya
terhadap
manusia,
penggunaan
peralatan yang tidak sesuai dengan

b. Keadaan/kondisi yang tidak aman :


Contoh : tempat kerja yang bising, licin,
lembab, pengaturan ruang kerja yang tidak
teratur, dan sebagainya.
c. Tingkah laku pekerja yang tidak aman :
Contoh : Kurangnya ketrampilan, bekerja
tanpa wewenang, menjalankan mesin dengan
kecepatan tinggi, tidak mau menggunakan
alat keselamatan kerja yang diwajibkan, dan
sebagainya.
d. Penagawas/supervisor :
Contoh : memberikan prosedur kerja yang
tidak benar, kurang mengetahui atau tidak
dapat mengantisipasi akan adanya bahaya,
dan sebagainya.

1.6. Akibat Kecelakaan.


Kecelakaan yang menimpa suatu
industri dapat mengkibatkan kerugiankerugian yang sangat besar, antara lain
hilangnya
tenaga
yang
terampil,
kerusakan
mesin
atau
perkakas,
bahan/material,
bangunan,
keterlambatan
produksi,
dan
lain
sebagainya.
Untuk
memudahkan
dalam
hal
pemahaman mengenai hal tersebut,
maka kerugian akibat kecelakaan yang
menimpa industri dapat digolongkan
menjadi dua kelompok, yaitu :

a.Kerugian
yang
bersifat ekonomis.
Kerusakan mesin,
peralatan, bahan,
dan bangunan.
Biaya pengobatan
dan perawatan
korban.
Hilangnya waktu
kerja.
Menurunnya tingkat
kepercayaan

b. Kerugian yang bersifat


non ekonomis :
Yaitu berupa
penderitaan manusia
pada umumnya dan
sikorban pada
khususnya baik itu
merupakan kematian,
luka/cedera berat
maupun luka/cedera
ringan.

1.7. Langkah/cara penanggulangan


kecelakaan industri.
Secara umum cara penanggulangan
kecelakaan di industri dapat dilakukan :
a.Peraturan dan perundang-undangan.
Peraturan dan perundangan yang
bertalian dengan syarat-syarat kerja,
perencaan,
konstruksi,
perawatan,
pengawasan, pengujian dan pemakaian
peralatan industri, kewajiban pengusaha
dan para pekerja, pengawasan kesehatan
tenaga kerja dan sebagainya.

b. Stadarisasi.
Hal ini dimaksudkan adalah
penyusunan
standarstandar yang bersifat wajib,
maupun
yang
bersifat
sukarela (voluntary) yang
bertalian dengan konstruksi
yang aman dari peralata
industrik, hasil produksi,
pelindung
diri,
alat
pengaman dan sebagainya.

c.Pengawasan
Pengawasan didalam
hal ini adalah pengawasan atau inspeksi
terhadap pelaksanaan
peraturan atau perundangan yang
berlaku.

d. Penelitian bersifat teknis.


Penelitian yang bersifat teknis
meliputi
kegiatan-kegiatan
penelitian terhadap benda
dan karakteristik bahan yang
berbahaya,
mempelajari
tentang
alat
pengaman
mesin, pengujian alat-alat
pelindung diri, penyelidikan
tentang desain yang aman
untuk suatu instalasi idustri,
dan sebagainya.

e. Penelitian medis.
Penelitian medis meliputi
upaya-upaya penelitian yang
berkaitan dengan penyakit
akibat kerja dan akibat medis
terhadap manusia dari
berbagai kecelakaan.
f. Penelitian psikologis.
Penelitian psikologis adalah
penelitian terhadap pola-pola
psikologis yang menjurus
kearah kecelakaan.

g. Penelitian secara statistik.


Penelitian secara statistik
diperlukan guna menentukan
kecenderungan kecelakaan
yang
terjadi
melalui
pengamatan
terhadap
jumlah, jenis orang (korban),
jenis
kecelakaan,
faktor
penyebab
sehingga
ditentukan pola pencegahan
kecelakaan yang sama atau
serupa serta untuk mengukur
dan membanding-kan tingkat
keberhasilan
upaya
keselamatan dan kesehatan
kerja.

h. Pendidikan.
Pendidikan
disini
dimaksudkan pemberian
pengajaran
dan
pendidikan
cara
pencegahan
kecelakaan
dan teori keselamatan
dan
kesehatan
kerja
seperti
misalnya
kurikulum pendidikan di
sekolah-sekolah
teknik
dan pusat-pusat latihan
kerja.
i. Pelatihan.
Pemberian instruksi atau
petunjuk-petunjuk kepada
para pekerja mengenai
cara kerja yang benar dan

j. Penggairahan.
Penggairahan
diselenggarakan dengan cara
menggunakan
penyuluhan
atau pendekatan-pendekatan
lainnya untuk menimbulkan
kebiasaan hidup bersih, sehat
dan selamat.

k. Asuransi.
asuransi dapat
memberikan
isentif
financial
untuk
meningkatkan
pencegahan
kecelakaan, misalnya
dalam
bentuk
pengurangan
premi
yang
dibayar
oelh
perusahaan
yang
melaksanakan usahausaha
keselamatan
dan kesehatan kerja
atau
yang
berhasil
menurunkan
tingkat
kecelakaan
di

Anda mungkin juga menyukai