Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengamatan
kolom, furnace, dan heat exchanger di kilang PT. Humpuss Cepu dengan
baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas setelah melakukan
pengamatan kolom, furnace, dan heat exchanger yang ada di kilang PT.
Humpuss Cepu.
Selama menyusun laporan ini, penulis telah mendapatkan bantuan
dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Annasit, S.T M.T selaku pembimbing dalam melakukan
pengamatan di kilang PT. Humpuss Cepu
2. Bapak petugas di kilang PT. Humpuss Cepu
3. Bapak Ibu dosen dan tenaga pengajar yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan dan wawasan dalam menyusun laporan ini
4. Teman teman Program Studi Refinery I STEM Akamigas
T.A2014/2015
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkan, dan dapat memberikan ilmu yang berharga. Tak lupa
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan laporan ini.

Cepu,

Penulis

Desember 2014

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kilang adalah komponen yang sangat penting dalam pengolahan
migas. Dengan adanya kilang inilah minyak mentah dapat dirubah
menjadi berbagai fraksi yang dapat digunakan dalam berbagai keperluan.
Di dalam kilang, terdapat berbagai macam peralatan, diantaranya
yaitu kolom, furnace, dan heat exchanger. Beberapa peralatan tersebut
adalah beberapa alat penting yang digunakan untuk mengolah minyak
menjadi fraksi fraksinya.
Karena begitu pentingnya fungsi peralatan tersebut bagi kilang, maka
kami melakukan pegamatan terhadap kolom, furnace, dan heat exchanger
yang ada di kilang PT. Humpuss Cepu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Pengamatan Kolom
1. Mengenali jenis jenis kolom yang ada di kilang
2. Mengenali bahan konstruksi (material) kolom distilasi dan
absorbsi
3. Mengenali jenis isian kolom (tray dan packing)
4. Mengenali jenis dan fungsi instrumentasi pada kolom distilasi
dan absorbsi
5. Mengenali bagian bagian kolom, penempatan dan lokasi
nozzle feed, produk, injeksi steam atau chemical dan fungsi
masing masing.
6. Mengenali batasan operasi kolom distilasi dan absorbsi
1.2.2 Pengamatan Furnace
1. Mengetahui bentuk dan konfigurasi struktur furnace
2. Mengetahui susunan tube di bagian radiasi
3. Mengetahui fungsi dan penempatan furnace
4. Mengetahui bentuk dan susunan burner
5. Mengetahui jenis draft
6. Mengetahui bagian bagian dan kelengkapan furnace
7. Mengetahui cara operasi furnace
1.2.3 Pengamatan Heat Exchanger

1. Mengenali klasifikasi heat exchanger berdasarkan standar tema


2. Mengenali klasifikasi heat exchanger berdasarkan
konstruksinya
3. Mengenali klasifikasi heat exchanger berdasarkan fungsinya
4. Mengetahui komponen utama heat exchanger
5. Mengenali heat exchanger dengan jenis Air Cooled HE/Fin fan
1.3 Keselamatan Kerja
1. Jangan merokok di tempat kerja
2. Jangan menekan/memutar tombol, switch, valve, dan alat lainnya
tanpa seijin instruktur
3. Gunakan alat keselamatan kerja
- Safety helmet
- Safety shoes
- Cover all

BAB II

ORIENTASI UMUM
2.1

Sejarah Singkat Kilang PT. Humpuss Cepu

Sejarah salah satu ladang minyak tertua di dunia ini sebetulnya dimulai
saat Belanda menduduki Indonesia sekitar tahun 1870. Setelah berbagai
pemindahan kekuasaan Blok Cepu pertama kali dieksplorasi oleh
perusahaan minyak Royal Dutch/Shell DPM (Dordtsche Petroleum
Maatschappij) sebelum Perang Dunia II. Dulu konsesi minyak di daerah ini
bernama Panolan. Sumur Ledok-1 dibor pada bulan Juli 1893 merupakan
sumur pertama di daerah Cepu. Setelah sempat dijadikan tempat
pendidikan Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas Bumi) tahun 1965,
beberapa masalah mengenai ladang minyak yang termasuk dalam
cekungan Jawa Timur-Laut itu dimulai, tepatnya setelah pemerintah
memberikan ijin Technical Evaluation Study (TES) kepada Humpuss
Patragas pada tahun 1990. Humpuss Patragas adalah perusahaan milik
Tommy Soeharto, anak bungsu mantan Presiden Soeharto. Dalam
perjanjian tersebut, Humpuss Patragas memiliki ijin untuk melakukan
eksplorasi ulang di sumur-sumur tua yang sudah ditemukan minyaknya
dan tempat-tempat baru yang belum ada sumur minyaknya. Namun
karena keterbatasan dana dan teknologi saat itu, Humpuss Patragas tidak
bisa melakukan penggalian lebih dalam, sehingga yang diambil adalah
minyak-minyak yang berada di lapisan dangkal. Terbayang mendapatkan
limpahan minyak, akhirnya Humpuss menggandeng Ampolex, perusahaan
eksplorasi minyak dari Australia untuk bekerjasama dengan perjanjian
Ampolex mendapatkan 49 persen dan Humpuss masih menjadi operator
Blok Cepu.
Pengeboran tidak juga dilakukan karena di tengah jalan Mobil Oil
mengakuisisi Ampolex, sehingga sambil menunggu proses akuisisi
rampung pengeboran pada tahun 1996 dihentikan. Drama berlanjut ketika
Humpuss menjual seluruh sahamnya kepada Mobil Oil waktu krisis
finansial melanda di tahun 1998.
Setelah kegagalan tersebut kemudian ExxonMobil membeli hak
eksplorasi lapangan Cepu, lalu dengan menggunakan resolusi tinggi

melakukan seismik 3-D untuk pemetaan lapisan bawah permukaan. Berita


mengejutkan terdengar ketika pada Februari 2001 Mobil Cepu Ltd anak
perusahaan dari ExxonMobil yang bekerjasama dengan Pertamina
menemukan sumber minyak mentah dengan kandungan 1,478 milyar
barel dan gas mencapai 8,14 milyar kaki kubik di lapangan Banyu Urip. Ini
merupakan penemuan sumber minyak paling signifikan dalam dekade
terkahir.
Tak berapa lama masalah kemudian muncul. ExxonMobil dan Pertamina
terlibat dalam negosiasi yang lama dan panjang untuk pembagian dan
pengerjaannya. Pada tahun 2006 akhirnya presiden terpilih Susilo
Bambang Yudhoyono memecat dewan direksi Pertamina dan menunjuk
ExxonMobil sebagai operator utama. Sebuah kontrak perjanjian
pengelolaan Blok Cepu selama 30 tahun dibuat dan ditandatangani.
Komposisi penyertaan saham masing-masing 45 persen untuk ExxonMobil
dan Pertamina serta 10 persen untuk pemerintah setempat dengan
perincian 4,48 persen Bojonegoro, 2,18 persen Blora, 2,24 persen Jawa
Timur dan 1,09 persen Jawa Tengah.
Luas wilayah kerja pertambangan Blok Cepu keseluruhan adalah
919,19 km persegi dengan perhitungan 624,64 km persegi di Kabupaten
Bojonegoro, 255,60 km persegi di Kabupaten Blora dan 38,95 km persegi
di Kabupaten Tuban. ExxonMobil memastikan Blok Cepu bisa
menghasilkan minyak mentah 170.000 barel per hari, dan memberikan
penghasilan 4 juta dollar AS per hari kepada pemerintah, dengan asumsi
harga minyak mentah 35 dollar per barel.
Total cadangan minyak di Blok Cepu menurut konsultan dari Amerika
mencapai 2 milyar barel. Perlu diketahui 25 persen sumber daya alam
yang tak dapat diperbaharui berupa minyak yang diambil dari bumi
Indonesia adalah minyak-minyak yang berada di lapisan dangkal, salah
satu ladang yang bernama Blok Cepu ini dilakukan pengeboran lebih
dalam.

2.2

Tugas dan Fungsi Kilang PT. Humpuss Cepu

PT. Humpuss Pengolahan Minyak yang didirikan pada tahun 1997


ini memiliki fasilitas kilang minyak (refinery) di Cepu, dengan kapasitas
sebesar 10.000 barrel minyak mentah per hari. Dengan kapasitas
tersebut, kilang PT. Humpuss Cepu diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak di daerah Cepu dan sekiatrnya.

Namun, dikarenakan feedstock melalui instalasi pipa sepanjang 28 km


dari sumur minyak ke kilang belum tersedia, maka proses produksi belum
dapat dijalankan, sekalipun konstruksi kilang minyak ini sudah selesai
sejak tahun 1998.

BAB III

PENGAMATAN FURNACE

KLASIFIKASI FURNACE
(HEATER)
I.TUJUAN
Setelah melaksanakan praktek ini mahasiswa diharapkan mampu
membedakan furnace berdasarkan:
1
2
3
4
5

II.

KESELAMATAN KERJA
1
2
3

III.

Bentuk atau konfigurasi strukturnya


Susunan tube di bagian radiasi
Fungsi dan penempatannya
Bentuk dan susunan burner
Jenis draft

Jangan merokok di tempat kerja


Jangan menekan/memutar tombol,switch,valve dan alat lainnya tanpa
seijin instruktur
Gunakan keselamatan kerja yang sesuai
-Safety helmet
-Safety shoes

TEORI DASAR
Terdapat berbagai variasi desain fired heater. Jenis heater pada umumnya
digambarkan berdasarkan :
-Konfigurasi struktur
-Konfigurasi radiant tube coil
-Bentuk dan susunan berner

-Fungsi atau penempatannya di dalam kilang


-Jenis draft yang digunakan
Ditinjau dari konfigurasi struktur atau bentuk casingnya,pada umumnya
tipe furnace yang digunakan di kilang minyak ada tiga macam,yaitu
berbentuk box,silindris,dan cabin.

1 Furnace tipe box


Merupakan furnace yang konfigurasi strukturnya berbentuk box. Terdapat
berbagaidesain yang berbeda untuk furnace tipe box. Desain ini meliputi berbagai
macam.variasi dari konfigurasi tube coil, yaitu horizontal, vertikal, helikal dan
arbor.

2 Furnace tipe cabin


Merupakan furnace yang strukturnya berbentuk seperti kabin. Terdiri dari
bagiankonveksi dan radiasi. Burner terletak pada lantai bawah dan nyala api tegak
sejajardengan dinding furnace. Tube-tube furnace di daerah radiasi, umumnya
tersusunhorisontal, tetapi ada juga yang vertikal.

3 Furnace tipe silinder vertikal


Dapur silinder vertikal (vertical cylindrical furnaces) merupakan dapur yang
berbentuksilinder tegak. Burner terletak pada lantai dapur dengan nyala api tegak
sejajar dengandinding furnace. Tube-tube furnace di daerah radiasi terpasang tegak
melingkarmengelilingi burner.
Ditinjau dari konfigurasi radiant tube coil tipe furnace dapat diedakan menjadi
vertical,horizontal, dan vertical. Ditinjau dari susunan burnerna furnace dapat
dibedakan menjadi upfired,downfired, dan wallfired. Adapun susunan burner
wallfired dapat diklasifikasikan sebagai sidewall,endwall, dan multilevel.
Heater dengan Coil Vertical
Heater dengan coil vertical, casingnya dapat berbentuk silindrikal maupun
box.Sebagian besar coil pemanasnya berupa tube vertikal. Tube dalam seksi
konveksi dapat berupa susunan vertikal maupun horizontal.
2 Heater dengan Coil Helikal
Heater coil helikal adalah heater yang casingnya berbentuk silindrikal
dengan
coil berbentuk spiral pada seksi radian mengikuti bentuk dinding heater. Heater ini
umumnya tidak memiliki seksi konveksi, tetapi bila ada, permukaan konveksi
dapat berbentuk spiral datar (flat spiral) atau berbentuk suatu bank tube horizontal.
Stack dari heater coil helikal kebanyakan terletak langsung di atas heater.
3 Heater dengan Coil Arbor
Heater coil arbor kebanyakan digunakan pada unit catalytic reforming untuk
keperluan preheat dan reheat untuk gas dan udara proses. Heater ini mempunyai
seksi radian yangterdiri dari header inlet dan outlet yang dihubungkan dengan tube
1

berbentuk L atau U dengan susunan paralel. Seksi konveksi berupa coil tube
horizontal konvensional.
Ditinjau dari fungsi penempatannya di kilang,furnace dapat dibedakan menjadi crude
oil heater yang digunakan untuk memanaskan umpan crude yang akan masuk di
kolom fraksinasi, visbreaker heater, vacuum charge heater, platforming heater,
hydrocracker heater, dll. Ditinjau dari jenis draft yang digunakan furnace dapat
dibedakan menjadi: natural draft, forced draft, induced draft dan balanced draft.
1

Forced Draft
Udara untuk pembakaran masuk ruang dapur dengan menggunakan tenaga
mekanis, yaitu blower. Adanya tekanan udara dari blower, maka tekanan udara di
dalam ruang pembakaran menjadi naik. Kelebihan tekanan udara di dlaam ruang
dapur akan keluar malalui stack (cerobong).

Induced Draft
Udara untuk pembakaran masuk ke ruang pembakaran karena adanya
tarikan/isapan blower. Udara dari ruang pembakaran diisap oleh blower yang
dipasang pada stack dan selanjutnya keluar melalui stack (cerobong). Akibat isapan
blower, tekanan draft akan terjadi di dalam ruang pembakaran dan udara
pembakaran akan masuk ke ruang pembakaran.

Natural Draft
Tekanan hampa di dalam ruang dapur diperoleh secara alamiah karena ketinggian
stack/cerobong asap dapur. Hembusan angin yang melalui ujung permukaan stack,
maka akan terjadi efek jetting di ujung stack (cerobong) dan juga ditambah adanya
beda density dan tekanan udara antara lapisan bawah dan atas, maka ruang di
dalam dapur menjadi hampa. Hal ini terjadi karena udara di dalam ruang dapur
tersedot efek jetting ujung stack keluar ke udara bebas melalui ujung cerobong.
Karena ruang dapur kondisinya hampa, maka udara untuk pembakaran akan masuk
secara alamiah ke dalam ruang dapur.
4 Balanced Draft
Merupakan kombinasi dari forced draft dan induced draft. Untuk draft jenis ini
di;pasang dua buah blower yang masing-masing berfungsi sebagai induced draft
dan forced draft. Dibandingksan jenis draft yang lain balance draft relatif lebih
mahal biayanya, tetapui mempunyai keuntungan aliran udara(draft) dan gas buang
(flue gas) dapa diatur atau dibuat seimbang.
3

Gambar 1. Jenis-jenis furnace berdasarkan bentuk dan struktur coil (API 560)

Gambar 2. Jenis-jenis heater berdasarkan penempatan burner (API 560)

IV.

BAHAN DAN PERALATAN

1. Furnace di kilang Humpuss


2. Furnace tipe silinder dan furnace tipe box di kilang Pusdiklat Migas
3. Furnsce di kilang PT. Pertamina RU
4. Alat-alat tulis

V.

LANGKAH KERJA
1. Mintalah data diagram alir heater , diagram perpipaan dan instrumentasi dan data
spesifikasi desain peralatan heater kepada instruktur.
2. Pelajarilah dengan cermat data-data tersebut dan lakukan pengamatan di lapangan.
3. Isilah point-point hasil pengamatan seperti yang tertera pada tabel no.1
4. Mintalah informasi kepada instruktur, jika terdapat point-point pengamtan yang
tidak dapat saudara amati secara langsung atau tidak saudara ketahui atau tidak
tersedia data yang memadai.
5. Buatlah tabel kerja dalam laporan sementara seperti tabel 1, kemudian catat dan
isikan data hasil pengamatan dan hasil informasi yang saudara peroleh dalam tabel
kerja tersebut.
6. Ulangi langkah kerja 1-5 untuk pengamatan furnace kedua, ketiga dan seterusya.

7. Buatlah tabulasi hasil perbandingan untuk setiap jenis furnace yang saudaraamati
dan urutkan hasilnya mulai dari kapasitas yang terbesar.
a. Kapasitas dengan fungsi heater
b. Kapasitas dengan konfigurasi struktur
c. Kapasitas dengan jenis bahan bakar yang digunakan
d. Kapasitas dengan jenis draft yamg digunakan
e. Kapasitas dengan beban kalor
8.

Buatlah sekali lagi tabulasi hasil perbandinganuntuk setiap jenis furnace yang
saudara amati meliputi :
a. Konfigurasi struktur dengan konfigurasi radiant tube coil
b. Konfigurasi struktur bentuk dan susunan heater
c. Konfigurasi struktur fungsi heater
d. Konfigurasi radiant tube coil dengan susunan burner
9. Laporkan hasil pengamatan saudara pada instruktur dan mintalah paraf dan
persetujuan instruktur.

VI.

HASIL PENGAMATAN
Tabel.1
Lokasi Praktek:Kilang PT.Humpuss Cepu

N
o
1

Kode furnace

Lokasi furnace

Fungsi furnace

Konfigurasi
struktur/bentuk casing
Konfigurasi radiant
tube coil
Konfigurasi tube coil
di bafian konveksi
Bentuk dan susunan
burner
Jumlah burner

5
6
7
8

Klasifikasi

Jenis draft yang


digunakan
10 Kapasitas heater

Furnace
1
H-101

2
H-331

3
H-311

Tengah
kilang
Memanaska
n crude oil
dari tangki

Depan
kilang
Memanaska
n feed untuk
HDS

Silinder

Box

Depan
kilang
Memanaska
n produk
bawah dari
kolom HDS
stripper
Silinder

Vertical

Vertical

Vertical

Vertical

Horizontal

Horizontal

Horizontal

Horizontal

Upfired
furnace
5,4 burner
fuel gas,1
burner fuel
oil
Natural
draft
53.615 kg/hr
liquid dan

Upfired
furnace
1 burner
fuel gas

Upfired
furnace
5,4 burner
fuel gas,1
burner fuel
oil
Natural
Natural
draft
draft
53.615 kg/hr 33.128
liquid dan
kg/hr

4
H321,322,323
Depan
kilang
Memanaska
n feed
reformer

Silinder

Upfired
furnace
1 burner
fuel gas dan
1 burner
fuel oil
Natural
draft
30.404 kg/hr

11
12

13
14

827 kg/hr
gas
Jenis bahan bakar yang Fuel oil dan
digunakan
fuel gas
Air
Ada
preheatersystem(jika
ada)
Media atomisasi
Steam
Beban kalor

827 kg/hr
gas
Fuel oil dan
fuel gas
Ada

Fuel oil dan


fuel gas
Ada

Fuel oil dan


fuel gas
Ada

Steam

Steam

Steam

Tabel.2
No

No.Urut
Pengamatan

Kode
Haeater

Kapasitas(urutkan
yang terbesar)

H-101

H-331

3
4

3
4

53.615 kg/hr liquid


dan 827 kg/hr gas
53.615 kg/hr liquid
dan 827 kg/hr gas
33.128 kg/hr
30.404 kg/hr

*)Fungsi/bentuk/baha
n bakar/jenis
draft/beban kalor

H-311
H321/322/32
3
*)Setiap jenis perbandingan dibuat tabel yang baru
Tabel.3
No Kode heater

Bentuk/konfiguras
i heater

Fungsi

Konfigurasi
radiant tube

1
2
3
4
5
Tabel.4
No

Kode heater

Konfigurasi radiant tube

Susunan burner

1
2
3
4
5
Pertanyaan:
a. Berdasarkan bentuknya,heater apakah yang memiliki kapasitas terbesar?
b. Jelaskan hubungan antara kapasitas heater dengan beban kalor.
c. Adakah hubungan antara bentuk heater dengan fungsinya? Apakah heater dengan
fungsi yang sama harus memiliki bentuk yang sama?
d. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemilihan bentuk heater?
e. Bagaimanakah susunan burner di dalam furnace tipe box dan silinder?
f. Bagaimanakah susunan radiant tube coil di dalam furnace tipe box dan silinder?

VII.
VIII.
IX.
X.

ANALISIS
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
rd

1. API Standard 560,Fired Heaters for General Refinery Services,3


edition,2001
2. Baukal,Charles E,Schwartz,Robert E,Baukal,Charles E.Jr., The John Zink
Combustion Handbook, CRC Press, Boca Raton, FI., March 27,2001
3. Dennis Clary,Fired Heater,2006 Engineering Design Seminar,UOP LLC
rd
4. Lieberman, N.P., A Working Guode to Process Equipment, 3 edition,
McGraw-Hill,2008
5. Mullinger,Peter., Jenkins,Barrie. Industrial and Process Furnace-Principle,
Design and Operation, Elsevier,2008
th
6. Nelson, W.L.,Petroleum Refinery Engineering ,4 edition, Mc Graw Hill Book
Company,1956
rd
7. Reed,Robert D.,Furnace Operations,3 edition, Gulf Publishing
Company,1981
8. Trambouze,Pierre,Petroeum Refining 4, Materials and Equipment,IFP,2000

BAGIAN-BAGIAN
KELENGKAPAN FURNACE
I.

TUJUAN
Setelah melakukan praktek ini mahasiswa diharapkan mampu mengenal bagianbagian dan kelengkapan furnace, prinsip kerja serta fungsinya, meliputi:
1. Bagian radiasi,konveksi dan stack
2. Damper dan sistem draft
3. Burner
4. Dinding furnace,refractory
5. Soot blower
6. Snuffing steam
7. Peep hole
8. Access platform
9. Explosion door
10. Pilot
11. Register udara
12. Sistem udara pembakaran
13. Sistem bahan bakar
14. Tube di bagian radiasi dan konveksi
15. Tube,tube header,tube support

II.

KESELAMATAN KERJA
1. Jangan merokok di tempat kerja
2. Jangan menekan/memutar tombol,switch,valve dan alat lainnya tanpa
seijin instruktur
3. Gunakan keselamatan kerja yang sesuai
-Safety helmet
-Safety shoes

III.

TEORI DASAR
Furnace terdiri dari beberapa bagian utama
1. Bagian Radiasi
Terdiri dari ruang pembakaran dimana tube ditempatkan di sekeliling ruang
bakar.Masing-masing tube dihubungkan dengan elbow. Fluida proses
disirkulasikan di dalam rangkaian tube, dan panas ditransfer dari bahan bakar
secara radiasi. Sebagian panas 8 ditransfer secara konveksi antara udara dan
bahan baker yang panas dengan tube. Suhu flue gas (gas buang) yang keluar dari
bagian radiasi cukup tinggi (berkisar antara 700 s.d. 1100oC).
2. Bagian konveksi
Bagian konveksi pada furnace bisanya terletak di bagian atas. Tube di bagian
radiasi ditempatkan di bagian dinding isolasi refractory furnace. Antara tube

dengan dinding furnace dipisahkan oleh ruang kosong dengan jarak sekitar satu
kali diameter tube. Meskipun panas yang diterima tube tidak terdistribusi secara
merata,panas radiasi akan menjangkau keseluruhan permukaan tube.
Bagian konveksi berfungsi untuk merecovery panas sensible dari flue gas, maka
fluida proses disirkulasikan pada kecepatan tinggi melalui rangkaian tube yang
dipasang secara parallel maupun tegak lurus, pada suatu bagian dimana panas
ditransfer secara konveksi. Tube kadang-kadang diberi sirip untuk memperluas
permukaan transfer panas dengan flue gas. Efisiensi furnace dengan bagian
konveksi akan lebih besar daripada furnace yang hanya dengan bagian radiasi
saja.
3. Stack
Berfungsi untuk mengalirkan gas hasil pembakaran (flue gas) ke udara bebas.
Furnace dilengkapi dengan berbagai peralatan diantaranya:
1. Tube bundle (header)
Merupakan rangkaian tube dapur yang berfungsi sebagai alat untuk
mengalirkan fluida yang dipanaskan. Rangkaian tube biasanya terbuat dari
pipa lurus, tanpa sambungan yang disusun parallel dan antara satu dengan
yang lain dihubungkan dengan 180o return bend yang dilas pada pipa atau
sambungan khusus yang disebut plug header .Tube yang dipergunakan harus
tahan terhadap suhu dan tekanan operasi tertentu sehingga tidak terjadi
perubahan bentuk dan mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
2. Tube Support
Tube support berfungsi untuk menyangga tube agar tidak melengkung akibat
panas pembakaran pada saat furnace beroperasi. Material yang digunakan
harus tahan terhadap : flue gas, oksidasi, korosi karena liquid sisa bahan
bakar (sulfat) dan memiliki ketahanan panas mekanis yang baik. Pada
beberapa kasus, material yang digunakan berupa logam dengan sedikit atau
tanpa campuran (alloy), tetapi logam ini diproteksi dengan lapisan batu tahan
api (refractory lining) untuk melindungi dari pengaruh flue gas (suhu dan
oksidasi). Material ini terutama banyak digunakan pada bagian konveksi.
3. Dinding Dapur
Dinding dapur terdiri atas 4 lapisan, lapisan paling dalam disebut refraktory
yang berfungsi sebagai penahan dan pemantul panas, lapis kedua berupa
susunan batu tahan api yang berfungsi selain untuk tempat melekatnya
refraktory juga sebagai isolator, lapis ke tiga berupa glass wool berfungsi
sebagai isolator, lapis keempat berupa plat baja yang berfungsi sebagai
penyekat dapur dari udara luar dan juga sebagai struktur furnace. Material
yang digunakan sebagai pelapis harus memiliki sifat-sifat yaitu : memiliki
Thermal conductivity yang rendah, memiliki ketahanan mekanis yang tinggi,
memiliki ketahanan yang baik terhadap berbagai variasi temperatur serta
mudah dipasang.
4. Air Register
Pelat berlubang yang berfungsi untuk mengatur masuknya udara pembakaran
pada tiap tiap burner.
5. Pilot Burner
burner kecil yang harus selalu menyala selama furnace sedang beroperasi
6. Burner
berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi pembakaran antara bahanbakar
dengan udara.

7. Peep Hole
berfungsi untuk mengamati bentuk / warna api (flame patern) dari masingmasing burner.
8. Snuffing Steam
Pipa tempat mengalirkan steam yang berfungsi untuk mengusir (purging)
gas-gas sisa dari dalam ruang pembakaran furnace sebelum dilakukan
penyalaan api awal, untuk mematikan api apabila terjadi kebakaran di dalam
dapur dan membantu menciptakan tarikan udara (draft) di dalam dapur.
9. Explotion Door
berfungsi sebagai alat safety terhadap ruangan furnace apabila sewaktuwaktu terjadi tekanan lebih di dalam ruang furnace.
10. Stack Damper
Katup yang berfungsi untuk mengatur tekanan dan kecepatan aliran gas hasil
pembakaran yang keluar melewati stack, agar tekanan didalam furnace lebih
rendah dibanding tekanan diluar furnace
11. Soot Blower
Peralatan yang berfungsi untuk membersihkan endapan jelaga di daerah
konveksi agar tidak menghalangi transfer panas. Alat ini dilengkapi dengan
nozzle untuk spray steam atau udara yang ditembakkan ke pipa konveksi
.Sootblower didesain untuk mengalirkan 4535 kg steam per jam dengan
tekanan minimum 150 psig di bagian inlet. Untuk mencegah terjadinya erosi
di bagian konveksi dimana sootblower berada, maka dilapisi dengan castable
refractory dengan densitas 2000 kg/m3

IV.

BAHAN DAN PERALATAN


1.
2.
3.
4.

V.

Furnace di kilang Humpuss


Furnace tipe silinder dan furnace tipe box di kilang Pusdiklat Migas
Furnace di kilang PT.Pertamina RU
Alat-alat tulis

LANGKAH KERJA
1. Mintalah data diagram alir heater,diagram perpipaan dan instrumentasi dan data
spesifikasi desain peralatanheater kepada instruktur.
2. Pelajarilah dengan cermat data-data tersebut dan lakukan pengamatan di lapangan.
3. Lakukan pengamatan di lapanga dengan point-point pengamatan meliputi:
a) Tube dan header
b) Refraktori dan lining
c) Burner
d) Stack dan Damper
e) Platform
f) Door
g) Koneksi instrumentasi
h) Peralatan-peralatan khusus : soot blower,steam air decoking,preheater dll.
4. Buatlah tabel kerja dalam laporan sementara seperti tabel 1 s.d. 8, kemudian catat
dan isikan data hasil pengamatan dan hasil informasi yang saudara peroleh dalam
tabel kerja tersebut.
5. Mintalah penjelasan kepada instruktur, jika terdapat poin-poin pengamatan yang
tidak dapat saudara amati secara langsung atau tidak saudara ketahui atau tidak
tersedia data yang memadai.

6. Jika tabel di bawah kurang lengkap, saudara dapat menambahkan atau


memodifikasi tabel yang ada untuk memuat seluruh informasi hasil pengamatan
saudara
7. Laporkan hasil pengamatan saudara kepada instruktur dan mintalah paraf dan
persetujuan instruktur.

VI.

HASIL PENGAMATAN
Heater Item No.H 101
Tinggi Firebox
:
Lebar Firebox
:
Suplai udara
: udara ambient
Tipe draft
:Natural Draft
Tebal heater casing :
Tabel.1 Tubing dan header
No
Poin-Poin Pengamatan
1
Tekanan desain
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Desain suhu fluida


Jumlah flow passes
Panjang tube,mm
Jumlah tube
Jumlah tube per row(bagian
konveksi)
Tube spacing(center to
center),mm
Jarak tube dengan dinding
furnace,center to wall,mm
Orientasi tube,vertical atau
horizontal
Jenis material tube, ASTM
dan grade
Diameter luar tube,mm
Tebal dinding tube,mm
Desain suhu dinding tube,oc
Jenis extended surface
Jenis header
Lokasi header
Lokasi tube support(ujungujung,atas,bawah)
Anchor(material dan tipe)

Hasil Pengamatan di bagian


Radiasi
Konveksi
Inlet:Inlet:536kPag
Outlet:231 kPa
Outlet:482
250
2
2
7460
3050
36
6
254

254

190.5

127

Vertikal

Horizontal

A335-P5

A106-B

141.3
655
444
A234-WP5
Fire box,Header
box
Top

141.3
6.55
329
Solid Fins
A234-WPB
Header box

304 SS Pins and


Clips

304 SS
Bulhoms

Ends

N
o

1
2
3
4

5
6

Tabel.2 Refraktori dan Lining


Poin-poin
Hasil pengamatan di bagian
Dinding
Lantai(floor)
pengamatan
bagian
radiasi
Jenis konstruksi
Tebal,mm
Desain suhu
permukaan
Material yang
Ceramic
Fire
digunakan
fiber
brick,Castable,B
blanket,Pin ullhorn Anchor
s & Clips

Dinding bagian
konveksi

Arch

Ceramic fiber
blanket,LHV,Casta
bleBullhorn
Anchor

Cerami
c fiber
blanket
,Pins&
Clips

Jenis dan material


anchor
Jumlah lapisan yang
digunakan

No
1
2
3
4

Tabel.3 Burner
Poin-poin pengamatan
Pemanufakturan
Tipe(oil,raw gas,dual,dll)
Lokasi
Jumlah

5
6
7
8

Orientasi nyala api


Jenis pilot dan kapasitas
Metode penyalaan
Panas yang dilepaskan tiap burner

Media atomisasi

Hasil pengamatan
Ventech
Dual
Dasar furnace
5,4 burner fuel gas, 1 burner
fuel oil
Ke atas
Electric, 25200 kcal/hr
Electric
9,64 MM
BTU/HR(GAS)/9,50 MM
BTU/HR(OIL)
Steam

No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel.4 Stack dan Damper


Poin-poin pengamatan
Diameter dalam stack,m
Tinggi stack,m
Tebal dan lining material stack
Lokasi damper
Tipe damper(control,tight shutoff, dll)
Multiple atau single leaf damper
Metode operasi(manual atauotomatis)

Hasil pengamatan
2-6
35-0
3-0
Di bagian atas furace
Control
Single leaf damper
Manual

N
o
1
2

No
1
2
3
No
1

2
3
4
5
6
7

Jenis operasi(dengan kabel atau pneumatic)

Lokasi

Tabel.5 Platform
Jumlah

Convection
Side
Stack Base
& Damper

Pneumatik

Dimensi(Width/Length
)
3-0/13-0

Penggunaan (untuk
akses)
Ladder

3-0/4-0

Ladder

Tabel.6 Door
Tipe
Access Door
Observation door(peep
hole)
Peep Doors

Lokasi
Floor

Jumlah
1

Dimensi
12 x 18

Transition
Rad Side

1
4

24 x 24
5 x 7

Floor

Tabel.7 Koneksi Instrumentasi


Jenis pengukuran
Lokasi
Jumlah
Tekanan udara
4
pembakaran
Suhu udara
3
pembakaran
Tekanan flue gas
4
Suhu flue gas
3
Sampling flue gas
1
Snuffing steam
3
Oksigen analyzer
1
Tube skin temperature Process fluid
temperature

Dimensi
1.5

Tipe
150#RFSO

1.5

150#RFSO

1.5
1.5
1.5
2
3
-

150#RFSO
150#RFSO
150#RFSO
150#RFSO
300#RFSO
-

Keterangan
lain
-

No

Tabel.8 Peralatan khusus


Nama peralatan
Ada/tidak

Tipe

Lokasi

1
2
3
4

Soot blower
Air preheater
Fan
Steam air decoking

Tidak
Tidak
Tidak

VII.
VIII.
IX.
X.

ANALISIS
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
rd

1. API Standard 560,Fired Heaters for General Refinery Services,3 edition,2001


2. Baukal,Charles E,Schwartz,Robert E,Baukal,Charles E.Jr., The John Zink
Combustion Handbook, CRC Press, Boca Raton, FI., March 27,2001
3. Dennis Clary,Fired Heater,2006 Engineering Design Seminar,UOP LLC
rd
4. Lieberman, N.P., A Working Guode to Process Equipment, 3 edition, McGrawHill,2008
5. Mullinger,Peter., Jenkins,Barrie. Industrial and Process Furnace-Principle, Design
and Operation, Elsevier,2008
th
6. Nelson, W.L.,Petroleum Refinery Engineering ,4 edition, Mc Graw Hill Book
Company,1956
rd
7. Reed,Robert D.,Furnace Operations,3 edition, Gulf Publishing Company,1981
8. Trambouze,Pierre,Petroeum Refining 4, Materials and Equipment,IFP,2000

Anda mungkin juga menyukai