Anda di halaman 1dari 18

KIMIA API

(CHEMISTRY OF FIRE)

Behavior

1. CHEMISTRY OF FIRE
Api terjadi karena adanya reaksi kimia
yang cepat antara bahan bakar dengan
oksigen.
Apabila
reaksi
tersebut
terkendali, tidak merugikan maka sering
di katakan sebagai api yang bermanfaat
untuk suatu kehidupan. Tetapi sebaliknya
apabila tidak terkendali dan merugikan
(sifatnya merusak, maka dikatakan
sebagai kebakaran. Reaksi pembakaran
yang sederhana dapat ditulis
CxHy + O2 CO2 + H2O (Complete Comb.)
CxHy + O2 CO + H2O + H2 (In complete comb.)
Behavior

2. SEGI TIGA API


Segitiga
Api,
(Fire
Threeangle) teori ini
dikemukakan
sekitar
tahun
1955,
yaitu
menggambarkan bahwa
api terdiri dari tiga
elemen, yakni
Fuel (bahan bakar),
yakni bersifat
mereduksi.
Oxygen (bahan yang
sifatnya
mengoksidasi).

Behavior

2.1.Bahan bakar (Fuel)


a. Jenis bahan bakar (Type of Fuels) :
Jenis padat (Solid material / Ordinary
combustion)
Jenis cair (Flammable/ combustible
liquid).
Jenis gas (Material gasses).
b. Persyaratan untuk bisa terbakar.
Bahan bakar padat / cair untuk bisa
terbakar harus berubah menjadi uap
(vapor).
Untuk bahan bakar gas, langsung bisa
terbakar (no input energy required). Behavior

c. Bahan bakar padat :


Bahan bakar untuk bisa terbakar harus
berubah menjadi uap (vapor). Perubahan dari
padat ke bentuk uap dinamakan PIROLISA /
PHYROLITIC DISTILATION
d. Bahan bakar cair :
Bahan bakar cair untuk bisa terbakar juga
harus dalam bentuk uap (vapor). Proses ini
disebut Penguapan (Vaporization).
Kemudahan bahan bakar cair dipengaruhi
oleh tiga faktor :
Flash point (titik nyala).
Auto ignition temperature (suhu penyalaan
sendiri).
- Flammable range (daerah bisa terbakar).
Behavior

d.1. Flash point (titik nyala).


Pengertian : Temperatur terendah
dimana suatu zat cukup mengeluarkan
uap dan terbakar sekejap bila
dinyalakan (Piloted ignition).
Semakin rendah flash point suatu zat
berarti zat tersebut mudah menguap
dan mudah menyala.
Apabila suatu zat belum mencapai flash
point tetapi bila dikabutkan bisa juga
terbakar.
Sehingga dpat dikatakan untuk
mempercepat proses pembakaranBehavior
dapat dilakukan dengan cara

Tabel Titik Nyala


(Quest 1988 : Process Plant Safety Tecnology, Norman, USA : Quest Consultants Inc.).

Bahan
Iso-Butan
n-Butan
Etana
Etilen
Hydrogen
Metana
Propan
Gasoline (Bensin)
Hexana
Minyak mentah
Kerosine
Diesel Fuel # 1
Fuel oil # 6

Titik Nyala (Flash Point)


o
o
C
F
- 12
-1
- 89
- 104
- 253
- 162
- 43
- 44
- 22
- 7 s/d 32
43 s/d 72
37,8
66 s/d 132

- 10
- 31
- 128
- 155
- 424
- 259
- 44
- 47,2
-7
20 s/d 90
110 s/d 162
100
150 s/d 270
Behavior

d.2. Titik Bakar (Fire point).


Adalah temperatur
terendah dimana
suatu zat cukup
mengeluarkan uap
dan
terbakar
secara
terus
menerus
bila
diberi panas dari
luar.
Fire Point beberapa
derajat diatas Flash
Point

Behavior

d.3. Auto Ignition Temperature


Auto Ignition Temperature (AIT) sering
juga disebut temperatur bisa menyala
sendirinya, yaitu temperature terendah
dimana suatu zat bisa menyala dengan
sendirinya, tanpa adanya sumber
penyalaan dari luar.
Semakin rendah AIT suatu zat berarti zat
tersebut semakin mudah terbakar.

Behavior

Table Auto Ignition Temperature (AIT)


(Nelson, W. L, Oil Gas J, Apr.2, 1956, p.140. Also see Dougherty, R. P, Oil Gas J, Sept. 1, 1952, p. 94).

Substance
Hydrogen
Acetylene
Methane
Ethylene
Ethana
Propylene
Propane
Natural gas
i-Butane
n-Butane
n-Pentane
n-Hexane
Toulene
n-Heptane
n-Octane
n-Nonane
n-Decane
Gasoline
Kerosine

AutoIgnition Temperature ( o F )
1076
635
999
1000
950
927
871
806
588
477
1036
452
450
>500
495
490
Behavior

d.4. Flammable Range (Daerah Bisa


Terbakar)
Campuran antara uap
bahan bakar dengan
oksigen yang bisa
terbakar, yang dibatasi
oleh batas bisa terbakar
bawah (Lower flammable
limit) dan batas bisa
terbakar atas (Upper
flammable limit).
Semakin
lebar / luas

flammable range
suatu zat, berarti zat
tersebut lebih mudah
terbakar.

Behavior

UFL

LFL

21 %

Tabel Flammable Range dari berbagai uap Hidrokarbon

Jenis zat

% Volume
LFL
UFL

Crude oil

1,0

10,0

Gasoline

1,4

7,6

Kerosine

0,5

5,6

Diesel fuel

1,3

6,0

Acetylene

2,5

82,0

Hydrogen

4,1

74,2

2,15

13,0

Methana

5,6

15,0

Propana

2,2

9,15

Butana

1,9

8,5

Pentana

1,5

7,8

Hexane

1,1

7,5

Aceton

Behavior

UDARA DAN OXYGEN


Udara (atmosphere),
secara umum praktis
mengandung 21 % Oxygen
dan 79 % Nitrogen.
Walaupun secara teoritis
udara juga mengandung
sekitar 1 % Argon dan 1 %
gas-gas lain.
Dengan kata lain, didalam
udara
mengandung
kiraOxygen
minimum required
kira 1/5
O2 dan
forbagian
combustion
is 4/5
bagian
N2.
approximately
16 %

21% O2
79% N2

Behavior

HEAT / TEMPERATURE
Sumber Penyalaan (Ignition Sources)

Open flame
Friction
Electric spark
Electro static
Chemical
reaction
Temperature
Sunlight
Ligtning
Nuclear
Behavior

Hubungan antara bahan bakar,


temperatur dan oksigen
HEAT / TEMPERATURE
FUEL / BAHAN BAKAR
OKSIGEN

FLASH POINT/
TITIK NYALA
FLAMMABLE
RANGE

FIRE/
API

Behavior

Poly Tetrahedron of Fire (Bidang


Empat Api)
Perkembangan selanjutnya tentang
terjadinya api adalah Bidang Empat Api
(Poly Tetrahedron of Fire). Dimana
disamping Bahan bakar, oksigen dan
temperatur masih diperlukan satu syarat
lagi untuk terjadinya api, yaitu Rantai
Yang
dimaksud
dengan
Rantai Reaksi
Reaksi
Pembakaran
(Chemical
Chain
Pembakaran
Reaction). (Chemical Chain Reaction)
adalah bertemunya gugus Hydroksil hasil
pembakaran menjadi H2O dan On,
Reaksinya dapat ditulis :
OH + OH H2O + On.
Behavior

Gambar : Bidang Empat Api (Poly Tetrahedron of Fire).


Behavior

End.

Behavior

Anda mungkin juga menyukai