Anda di halaman 1dari 93

NAMA : SUTRISNO

UNIT ASAL: DISNAKERTRANS PROV. SUMSEL

BAGIAN : PRAKTISI AHLI


DEFINISI API:
 SUATU PROSES REAKSI KIMIA / OKSIDASI
YANG SANGAT CEPAT ANTARA UAP BAHAN
BAKAR, OKSIGEN DAN PANAS PADA
KOMPOSISI YANG CUKUP DIIKUTI DENGAN
TIMBULNYA NYALA, CAHAYA, ASAP, GAS
( TOXID ) DAN ENERGI PANAS
OK
SI
GE
N

UAP BB
PA
NA
S
NON THERMAL
PANAS (ASAP & GAS) PANAS

BAHAN GAS OKSIGEN HASIL REAKSI + PANAS + NYALA

PANAS
BAHAN PADAT & CAIR BAHAN GAS
BEHAVIOR OF FIRE IN REFINERY

TETRAHEDRON OF FIRE

UAP BAHAN BAKAR

I
RANTA
I
OKSIG
EN REAKS
KIMIA
BEHAVIOR OF FIRE IN REFINERY

Contoh reaksi berantai:


Bahan Bakar metan

Permulaan reaksi
2 CH4 + 2 O2 + panas 2 CH3 + 3 O + OH-
+ H+

2. Reaksi Penjalaran reaksi


a. CH3 + O2 H2CO + OH-
H2CO + O HCO +OH-
HCO CO + H+

Akhir reaksi
CO + O CO2
CO + 2 OH- CO + 2 H2O
FUEL ( BAHAN BAKAR )
Semua jenis bahan yang dapat terbakar:
- Combustable material ( mudah terbakar )

- Flamable material ( mudah menyala )

Jenis Bahan Bakar:


- Padat ( solid material )

- Cair ( liquid material )

- gas
JENIS BAHAN DAPAT TERBAKAR
1. FLAMABLE LIQUIDS
FLASH POINT ( < 100º F ATAU 38º C )

2. COMBUSTIBLE LIGUIDS
 CLASS II FLASH POINT ( ≥ 100º F - < 140º F )

 CLASS III A FLASH POINT ( ≥ 140º F - < 200º )

 CLASS III B FLASH POINT ( ≥ 200º F )


PROSES PEMBAKARAN
PANAS
BAHAN PADAT/CAIR BAHAN GAS

SUBLIMASI

MELTING EVAPORATION

VAPOR
LIQUID
DECOMP + EVAPORA
SOLID

MELTING

DECOMP + MELTING DECOMP + EVAPORA

DECOMP + EVAPORATION
SIFAT – SIFAT BAHAN BAKAR

• SUHU PENYALAAN SENDIRI ( FLASH POINT )


• TITIK BAKAR ( FIRE POINT )
• BATAS DAPAT TERBAKAR ( FLAMABLE RANGE )
• SUHU PENYALAAN SENDIRI ( AUTO IGNITION
TEMPERATURE )
• PANAS SPONTAN ( SPONTANEOUS HEATING )
• TITIK DIDIH ( BOILING POINT )
• TITIK LELEH ( MELTING POINT )
• BERAT JENIS
TITIK NYALA ( FLASH POINT )

 suhu terendah, dimana suatu zat ( bahan


bakar ) memberikan cukup uap dan
bercampur dengan oksigen pada komposisi
yang cukup apabila dikenai sumber panas
yang cukup akan terbakar sesaat / flash
 Contoh: - kerosine ( 100 derajat farenheit )

- premium ( - 45 derajat farenheit )


DALAM SUHU NORMAL

Gasoline/bensin pada suhu


Ruangan sudah mengeluarkan
Uap yang cukup untuk terbakar

Minyak tanah Bensin


Di panasi sampai menguap

Flash point : Suhu terendah dimana suatu


zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap
dan bercampur dengan oksigen akan
menyala (terbakar sesaat/sekejab) bila diberi
sumber panas yang cukup
Minyak tanah
Selain dipanaskan bagaima cara
agar minyak tanah bisa
terbakar?
• Dinaikkan tekanannya supaya berubah
fase menjadi uap
• Dikabutkan, dibuat menjadi butiran
kecil sehingga berbentuk uap
TITIK BAKAR ( FIRE POINT )

 suhuterendah, dimana suatu zat (


bahan bakar ) memberikan cukup
uap dan bercampur dengan
oksigen pada komposisi yang
cukup bila dikenai sumber panas
akan terbakar terus menerus
kerosine
SUHU PENYALAAN SENDIRI
(AUTO IGNITION TEMPERATURE)

 temperatur terendah dimana setiap benda


( apakah padat, cair atau gas ) dapat menyala
dengan sendirinya bila dipapar ( diekspose )
dengan oxygen tanpa adanya sumber nyala api
dari luar.
PHYSICAL PROPERTIES OF SUBSTANCES

NO SUBSTANCES 0
F FP F AIT
0
F MP
0

1 FLAMMABLE LIQUIDS      

  ETHYL ALCOHOL 55 685  

  ETHYL ESTER - 49 556  


  GASOLINE - 45 556    

  METHYL ALCOHOL 52 867  

  METHYL ETHYL KETONE 16 759  

  NAPTHA / SOLVENT 138 453  

  NAPTHALENE 174 979  

  TOLUOL 40 896  

  TURPENTHENE 95 488  
 bataskonsentrasi antara
campuran uap bahan bakar
dengan oksigen yang dapat
terbakar / menyala apabila
mendapatkan sumber panas
yang cukup
Ox
t
a

y
He

ge
n
1.? Fuel 2.?
1. Flash Point; Ignition point
2. Flammable range (LEL ~ UEL)
Daerah jenuh / gemuk
Konsentrasi uap
Minyak mentah

UFL : 10%

Daerah bisa Terbakar


Daerah kekurangan
Zat asam

Daerah kurus
LFL : 1%

21% 10%
Kadar oksigen Di udara
BAHAN FR ( % ) BAHAN FR ( % )

CRUDE OIL 1 - 10 ASETON 2,15 - 13


BENSIN 1,4 – 7,6 BENZEN 1,4 - 8
KEROSIN 0,7 - 5 TOLUEN 1,27 - 7
BUTAN 1,9 – 8,5 ASETILIN 2,5 - 82
PROPAN 2,37 – 9,5 METAN 5 - 15
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

Tidak terbakar , mengapa?

Daerah miskin

Daerah bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline
TITIK DIDIH ( BOILING POINT )

Suatu molekul – molekul cairan bergerak


dengan jumlah gerakan molekul ini tergantung
besaran temperatur cairan dan secara terus
menerus keluar dari cairan keruang bebas
diatasnya
PANAS SPONTAN

( SPONTANEOUS HEATING )

 Adalah proses peningkatan temperatur dari suatu zat


(material) tanpa adanya pemberian panas dari luar
atau sekelilingnya.

 Contoh:karbon hitam (carbon Black) apabila


pembungkusnya mengandung red – hot partikel
carbon akan sangat berbahaya, karena karbon hitam
menyerap oksigen yang mengakibatkan bara api kecil
secara lambat akan berkembang
BERAT JENIS ( SPECIFIC GRAVITY )

 Perbandingan berat suatu benda dengan benda lain


pada volume yang sama ( air atau udara )
 Sebagai standard ukuran untuk benda cair adalah air;
dimana SG air = 1 pada suhu 4 derajat celcius
 Untuk gas sebagai patokan adalah udara dipakai
sebagai standard yaitu = 1
 KERAPATAN RELATIF DARI UAP ATAU GAS
(TANPA KANDUNGAN UDARA) DIBANDINGKAN DENGAN UDARA.

 Kalau harga perbandingan ini lebih kecil dari pada satu maka uap
tersebut ringan dan mengalir keatas.

 Tatapi bila angka perbandingan lebih besar dari satu maka dikatakan
berat uapnya lebih berat dari udara
 Udara = 21 % oksigen ( O2 )

 Oksigen ( O2 ) murni

 Zat – zat kimia penghasil oksida


SUMBER PANAS:
 ENERGI MEKANIK
 ENERGI LISTRIK
 ENERGI SURYA
 ENERGI KIMIA
 ENERGI NUKLIR
API PERMUKAAN REAKSI
GESEKAN KIMIA ALAM
TERBUKA LISTRIK YG PANAS
Klasifikasi kebakaran menurut peraturan menteri
tenaga kerja dan transmigrasi No. 04/MEN/1980,
pasal ayat 1 adalah sebagai berikut :
Kebakaran Klas A
Kebakaran yang menyangkut benda – benda padat kecuali
logam.
 Contoh : kebakaran kayu, kertas, kain, palstik, dan sebagainya.
Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
 Contoh : gasoline, kerosine, solar, LPG, LNG, dsbnya.
Kebakaran Klas C
Kebakaran instalansi listrik bertegangan
Kebakaran Klas D
Kebakaran benda – benda logam
 Contoh : magnesium, aluminium, natrium, kalium, dsb.
PRINSIP PEMADAMAN
Prinsip Dilution
PEMADAMAN Udara

Smothering

Starving Cooling

API
Bahan bakar Heat

03/20/23 Created by ganjar budiarto 34


OXYGEN
FUEL
3. Prinsip Starvition
Reaksi berantai
7. Prinsip memutus 2. Prinsip smothering
rantai reaksi kimia

HEAT

1. Prinsip Cooling
 COOLING ( PENDINGINAN )

 SMOTHERING ( PENYELIMUTAN )

 STARVITION ( MENGHILANGKAN BAHAN BAKAR )

 BREAK CHAIN REACTION ( MEMUTUS RANTAI REAKSI


KIMIA )
BAHAN BAKAR COOLING/PENDINGINAN

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

Turunkan temperatur sampai


dibawah titik flash point
SMOTHERING/ MENGHILANGKAN
KONTAK DENGAN OKSIGEN
BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Hilangkan kontak dengan oksigen


STARVATION/
BAHAN BAKAR MENGHILANGKAN UAP BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
BAHAN BAKAR BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA

AN T AI
R
OKSI SI
G EN REAK
KIMIA

Memadamkan API dengan bahan kimia:


Drychemical, HALON, AF11E, FM200
NAF-P
 KONDUKSI ( RAMBATAN )
 KONVEKSI ( ALIRAN )
 RADIASI ( PANCARAN )
 KONTAK LANGSUNG )
PERPINDAHAN PANAS MELALUI BENDA PADAT
PERPINDAHAN PANAS SECARA ALIRAN
FLUIDA ( CAIR / GAS )
PERPINDAHAN PANAS MELAUI GELOMBANG
PANAS
PENYEBARAN PANAS MELALUI KONTAK
LANSUNG
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN KEAKARAN:
 Ukuran, jumlah dan pengaturan dari bukaan ventilasi
volume ruangan
 Sifat thermal dari dinding ruangan
 Tinggi ruangan
 Ukuran, komposisi dan lokasi dari bahan bakar yang
pertama kali menyala
 Ketersediaan dan lokasi dari tambahan bahan bakar
 KEJADIAN – KEJADIAN KHUSUS SAAT
TERJADI KEBAKARAN:
 Flameover/ rollover
 Flashover
 Lapisan panas gas ( thermal layering of
gases
 BLEVE ( Boiling Liquid Expanding Vapor
Explosion )
 Backdraft
 Boiloever/slopover
WARNA ASAP DAN NYALA API

NO BAHAN BAKAR ASAP NYALA API

1 ASETON HITAM BIRU - PUTIH

2 BENZENE PUTIH KE KELABU KUNING KE PUTIH

3 COOKING OIL ABU – ABU MERAH KE KUNING

4 GASOLINE HITAM MERAH KE PUTIH

5 KEROSENE HITAM MERAH TUA KE KUNING


6 KERTAS KELABU KE ABU – ABU MERAH TUA KE KUNING

7 KAIN KELABU KE ABU - ABU MERAH TUA KE KUNING


8 KAYU KELABU KE ABU - ABU MERAH TUA KE KUNING
9 LUBRICATING OIL HITAM MERAH TUA KE KUNING

10 NAPTHA ABU - ABU KE HITAM PIRANG KE PUTIH

11 THINNER ABU - ABU KE HITAM MERAH KE KUNING


12 TERPENTH HITAM KE ABU – ABU KUNING KE PUTIH
WARNA ASAP HIDROKARBON MENJADI GELAP BILA JUMLAHNYA
MAKIN BANYAK.
WARNA NYALA API HIDROKARBON MAKIN JERNIH BILA
SUHUNYA MAKIN TINGGI, YAITU SBB :
1650 F ( 898 C ) -
1 900 F - merah pucat   salmon
1725 F ( 941 C ) -
2 1050 F ( 556 C ) - merah darah oranye
1825 F ( 996 C ) -
3 1175 F ( 635 C ) - cherry tua LEMON
1875 F ( 1025 C ) -
4 1250 F ( 678 C ) - cherry medium LEMON MUDA
1375 F ( 746 C ) - 2200 F ( 1205 C ) -
5 Cherry   PUTIH
2550 F ( 1400 C ) -
6 1550 F ( 843 C ) - merah terang BIRU PUTIH
KEJADIAN-KEJADIAN
KHUSUS KEBAKARAN
FLAMEOVER/ROLLOVER:
 Kondisi dimana nyala api berpindah atau
menyeberang ke daerah yangmengandung gas – gas
yang belum terbakar selama kebakaran terjadi

 Dapat terjadi pada tahap perkembangan, ketika


lapisan gas panas yang terbentuk mencapai
titik/suhu penyalaan
LAPISAN PANAS GAS:
 Gas – gas dari pembakaran akan membentuk
lapisan – lapisan berdasarkan suhu.
 Gas terpaan ada dilapisan teratas, gas terdingin
berada dilapisan bawah
 Penggunaan air untuk memadamkan api pada
lapisan teratas akan menyebabkan kesimbangan
panas terganggu dan panas menyebar keseluruh
lapisan/ruangan, dan ini BERBAHAYA ( akan terjadi
flash over )
 Buka/sediakan jalan keluar agar gas- gas yang
panas keluar
Phenomena kebakaran
Tahapan api
INTENSITAS

Flashover

3 - 10 menit

Puncak temperatur api

n
ha
kebakaran
bu

pen
(600-1000 o C)
m
rtu

urun
permuulaan
pe

an
waktu

Sumber panas
PAPARAN TANKI BAHAN BAKAR
PANAS GAS CAIR
BLEVE:
 Adalah ledakan yang terjadi akibat tekanan

dari hasil uap cairanyang mendidih didalam


ruangan tertutup akibat paparan panas
sehingga dinding ruangan akan terjadi pecah
s i o n
p l o
E x

03/20/23 Created by ganjar budiarto 60


• PELEDAKAN FISIKA
(Physical Explosion  Expanse)
Pelepasan tekanan uap/gas seperti :
Ketel uap, bejana tekanan, kompresor dll.
• PELEDAKAN KIMIA
(Chemical Explosion  Explosive)
Pelepasan energi potensial dari reaksi bahan kimia
yang disertai pelepasan energi panas yang tinggi
dalam waktu yang cepat

03/20/23 Created by ganjar budiarto 61


BOILOVER/SLOPOEVER:
 Boilover dapat terjadi pada saat minyak dalam
tangki yang sedang terbakar, dipadamkan dengan
air
 Air memiliki berat jenis lebih besar dari minyak
sehingga akan terus turun kedasar tanki sementara
minyak terus terbakar
 Panas yang berpindah secara konveksi dari
permukaan minyak kedasar tanki menyebabkan air
mendidih dan berubah menjadi uap
 Perubahan dari cair menjadi uap menjadikan
volume air meningkat 1700 kali dan mengangkat
minyak diatasnya yang sedang terbakar
BACKDRAFT:
 Adalah ledakan yang terjadi akibat pembakaran gas panas
karena adanya penambahan oksigen dari udara pada ruangan
yang sedang terbakar

 Tanda – tanda akan terjadi backdraft:


- Asap bertekanan keluar melalui celah kecil
- Asap hitam berubah menjadi kuning ke abu – abuan
- Panas berlebihan yang terkurung
- Nyala api kecil atau tak terlihat
- Asap keluar gedung dengan interval/sedikit – sedikit
- Jendela – jendela dipenuhi asap
MEDIA PEMADAM
KEBAKARAN
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN

 CAIR : - Air
- Foam
- Halon / Media pengganti Halon
(AF11,
(AF 11 E, FM200, NAF-P) →
Cairan mudah menguap

 PADAT : - Pasir, Lumpur


- Dry chemical / Dry powder

 GAS : - Carbon dioxide (CO2)


- Nitrogen (N2)

Pendinginan
 Dalam hal ini dapat menyerap panas Sebesar 1122,3 Btu akibat kebakaran
dengan rumus sebagai berikut:
 q = c . w ( t2 – t1)
 q = heat absorsed (Btu)
 c = spesific heat (Btu/ 1bF)
 W = weight (1b)
 t1 = initial temperatur (F)
 t2 = final temperatur (F)
 untuk latent heat of vaporization pada cair = 970,3 Btu / lb
 contoh soal :
 heat absosed in raising 1 (satu) lb of water from 60 to 212F : spesific heat
untuk air = 1 Btu / lbF Jadi :
 q = (1) (1) (212 – 60 ) = 152 Btu
 latent heat of vaporization / pound = 970, 3 Btu
 Total heat absorseb = 1122,3 Btu
 Sehingga untuk 1 lb air pada temperatur 60F dapat menjadi steam
dibutuhkan 1122,3 Btu
 Dan 1 gallon air = 8,34 lb maka untuk 1 gallaon air dapat menyerap =
(8,34)(1122) = 9357,5Btu (dibulatkan menjadi 9360 Btu).
Ekspansi Air

• 1 : 1700 pada temperatur 212o F,


tekanan atmosfer.

• 1 : 2000 jika pada temperatur 350oF


PERINSIP BEKERJANYA MEDIA PEMADAM DRYCHEMICAL ADALAH
MENYELIMUTI PERMUKAAN NYALA DAN DAPAT MEMUTUS REAKSI
BERANTAI YANG TERJADI PADA PROSES PEMBAKARAN DENGAN
MENGIKAT ATOM RADIKAL ( HYDROXYL = OH- )

MACAM- MACAM JENIS DRYCHEMICAL UNTUK MEMADAMKAN


KEBAKARAN KLAS A DAN B:
 Sodium Bicarbonate ( NaHCO3 ) = FIFTY – C,
 potasium bicarbonate ( KHCO3 ) = PUPLE-K,
 POTASSIUM CARBONAT ( K2CO3 ) = MONEX,
 POTASSIIUM CLORIDA ( KCL ) = SUPER-K .

 Untuk dry chemical klas ABC (multipurpose)dapat berupa


mono ammonium phosphate (NH4H2PO4) atau di ammomium
phospate (NH4)2HPO4
 CAMPURAN KCl + MgCl2 + NaCl + CaCl dikenal sebagai
foudry flux ( Dow Chemical CO, USA ) atau TEL ( JOHN KERR
& CO, INGGRIS )

 BUBUK GRAFIT + ORGANIC PHOSPHATE DIKENAL SEBAGAI


LITH – X POWDER ( WALTER KIDDE CO, USA ), PYRENE G – 1
( CHEMICAL CONCETRATES CO, USA )

 CAMPURAN NaCl + Ca3(PO4)2 + metal steart +


thermoplastic, dikenal sebagai MET – L – X POWDER
( ANSUL CO, USA )
FOAM ( BUSA )

MEDIA PEMADAM FOAM

Mekanisme pemadaman adalah Penyelimutan serta


mencegah proses RE-IGNITION akibat percampuran uap gas
dengan oksigen diudara.
 LOW EXPANSION : 2 __ 50 kali
 MEDIUM EXPANSION : 51 – 500 kali
 HIGH EXPANSION : 501 – 1200 kali
 Busa ini terjadi karena adanya proses
mekanik yaitu berupa adukan dari bahan –
bahan pembuat busa yang terjadi dari cairan
busa ( foam consentrate ), air dan udara
PERBANDINGAN
SIFAT Protein FP AFFF FFFP AR/AFFF

KOHESI *** *** ** ** ***


VAP.SUPP * *** *** ** ***
WAT. RET *** ** ** * **
FLOW’TY * ** *** *** ***
HEAT RES. *** *** ** ** **

FUEL TOL. 0 *** *** *** ***


ALC. TOL 0 0 0 0 ***
NOTE : *** = EXCELLENT ** = GOOD * = POOR 0 = INSUFFICIENT
 Busa terjadi karena terjadi reaksi kimia antara
larutan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 Dengan
larutan Sodium Bicrbonate
( NaHCO3 )

 Reaksi:
 Al2(SO4)3 + 6 NaHCO3 ____ 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 6
CO2
PADA PRINSIPNYA MEDIA PEMADAM INI
BEKERJA DENGAN CARA MENEGENCERKAN /
MENURUNKAN PROSESTASE OKSIGEN PADA
PROSES PEMBAKARAN ( DILUTION )

MEDIA PEMADAM TERSEBUT ANTARA LAIN


YANG BIASA DIPAKAI JENIS: CO2, N2
 Pada pinsipnya media pemadam ini memutus rantai
reaksi
 ( breaking chain reaction )pada proses pembakaran
dengan cara mengikat senyawa lepas seperti H(+),
O(-) maupun senyawa hydroksil OH (-)

 Adapun jenis media pemadam tersebut:


 - AF11E, FM200, NAF-P
TERIMA KASIH
Dry Chemical klas ABC (multipurpose)dapat

Mekanisme reaksi yang terjadi adalah :


NH4H2PO4  HN3 + H3PO4 (endo, 150°C)
H3PO4  H4P2O7 + H2O (210°C)
2H4P2O7  2HPO3 + P2O5 + 3 H2O (200-300°C)
(NH4)2SO4  NH3 + NH4HSO4 (230°C)
NH4HSO4  S + SO2 + SO3 + N2 + NH3 + H2O (230°C)
MEKANISME REAKSI DRY CHEMICAL

Sodium Bicarbonate ( NaHCO3 ) = FIFTY – C,


2 NaHCO3   Na2CO3 + CO2 + H2O (270° C)
.

MONNEX”,
komponen utamanya adalah Urea Potasium Bicarbonat. Mekanisme
reaksi yang terjadi adalah :
NH2CONHCOOK + KHCO3   NH3 + CO2 + CO + …..… (200°C).
DRY CHEMICAL jenis ini memiliki keunggulan dan ke-effektif-an yang
paling tinggi.
 Sodium Bicarbonate ( NaHCO3 ) = FIFTY – C,
 potasium bicarbonate ( KHCO3 ) = PUPLE-K,
 POTASSIUM CARBONAT ( K2CO3 ) = MONEX,
 POTASSIIUM CLORIDA ( KCL ) = SUPER-K .

 Besarnya butiran antara 15 s.d 60 micron sehingga bahan


tersebut berupa tepung yang halus sekali untuk
pembentukan kabut. Prinsip berkerjanya media tersebut
adalah menyelimuti permukaan nyala dan dapat memutus
reaksi berantai yang terjadi pada proses pembakaran dengan
mengikat atom radikal (hydroxyl = OH-).

 Untuk dry chemical klas ABC (multipurpose)dapat berupa


monoammo – nium phosphate (NH4H2PO4) atau di
ammomium phospate (NH4)2HPO4
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM FOAM ( BUSA )

JENIS MEDIA PEMADAM FOAM


- LOW EXPANSION : 2 __ 50 kali
- MEDIUM EXPANSION : 51 – 500 kali
- HIGH EXPANSION : 501 – 1200 kali

Terdapat beberapa jenis larutan Foam Konsentrate, antara lain :


PROTEIN – FOAM CONCENTRATE
Komposisi dari foam jenis ini adalah mengandung Natural Proteinaceous Polymer hasil dari
hydrolisa padatan natural protein. Protein Hydrolysate / Organic ini ditambah dengan zat
stabilisator serta inhibitor untuk mencegah proses pembekuan, pengkaratan, mencegah de-
komposisi bakteri, mengontrol viscositas, serta menjaga umur pakai foam agar selalu siap
untuk digunakan. Selain itu konsentrat ini juga mengandung Dissolved Polyvalent Metalic
Salt yang membantu protein polymer dan busanya tahan terhadap radiasi panas. Biasanya
foam ini di-aplikasi-kan dengan persentase 3-6 % v/v.
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM
HALONGENATED AGENT (HALON)
Media pemadam jenis ini sering juga disebut dengan nama “HALOGENATED AGENT”.
Media ini adalah merupakan senyawa kimia dengan rantai dasar senyawa hidrokarbon dimana
salah satu atau lebih atom hidrogen digantikan dengan unsur kimia golongan VIIa dalam sistem
konfigurasi Unsur Atom, yaitu : Fluorida (F), Clorine Cl), Bromine (Br) dan Lodine (l).
Adapun daftar dari media pemadam jenis ini adalah sebagai berikut :

NAMA KIMIA FORMULA NO. HALON


CH3Br
Methyl Bromida CH3I 1001
Methyl Iodida 10001
CH2BrCL
Bromochlorometana 1011
CF2Br2
Dibromodifloromethana 1202
CF2BrCl
Bromoklorodifloromethana 1211
CF3Br
Bromotrifloromethana 1301
Carbon Tetraklorida CCl4 104
Dibromotetrafloroetana C2F4Br2 2401
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM FOAM ( BUSA )
FLUOROPROTEIN – FOAM CONCENTRATE
Jenis foam ini mempunyai sifat dan komposisi yang hampir sama dengan Protein-foam, namun
pada foam jenis ini ditambahkan SYNTHETIC FLUORINATED SURFACTANT ADDITIVE, yang
bertujuan untuk memperkuat daya tahan lapisan foam (film) yang menutupi permukaan liquid
(Fuel Sheeding). Foam ini di-aplikasi-kan dengan konsentrasi 3-6 % larutan sesuai kebutuhan.
Foam jenis ini juga dapat berhasil dengan baik jika digunakan bersamaan dengan media
pemadam dry powder untuk memadamkan kebakaran. Jenis foam ini juga dapat digunakan untuk
sistem pemadaman yang menggunakan System Base Injection.

SYNTHETIC FOAM CONCENTRATE


Foam jenis ini didasarkan atas jenis FOAMING AGENT (media pembuat foam) yang tidak termasuk
Protein. Foam jenis ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Aqueous Film Forming Foam (AFFF)


Foaming agent concentrate didasarkan atas Fluorinated Surfactant ditambah dengan
stabilisator untuk digunakan pada campuran 3-6 % konsentrat. Mekanisme pemadaman yang
digunakan adalah menutupi permukaan liquid yang terbakar dengan Aqueous Film sekaligus
mengiring udara agar tidak kontak dengan uap liquid yang terbakar. Kelebihan foam jenis ini
adalah mempunyai kemampuan penyebaran yang cepat serta dikembangkan mempunyai daya
pelapisan (film) yang tahan lama dan dapat digunakan bersamaan dengan dry-powder serta
dapat dicampur terlebih dahulu dengan air dalam tangki untuk siap digunakan. Foam jenis ini
biasanya untuk Airport, industri kimia dan lain sebagainya.
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM
2. ALCOHOL – RESISTANT FOAM CONCENTRATE

Foam jenis ini dikembangkan sebagai media pemadam untuk kebakaran yang diakibatkan
oleh bahan yang bersifat “POLAR” dan Water Soluble seperti misalnya alkohol, Thinner,
metyl ethyl ketone, aceton dan lain-lain. Terdapat 2 macam tipe dari foam jenis ini :
Pertama, kandungan utamanya didasarkan atas Water Soluble Natural Polymer seperti
protein dan fluoroprotein konsentrat serta mengandung Alcohol Insoluble Material sebagai
bahan pencegah pelarutan pada busa yang terbentuk.
Kedua, Kandungan utamanya didasarkan atas sintetic concentrate dan mengandung pasta
yang melindungi busa serta membentuk lapisan pada permukaan bahan bakar. Foam ini
di-aplikasi-kan pada konsentrasi 3-10 % larutan tergantung pada bahan yang terbakar dan
jenis konsentratnya.

3. CHEMICAL FOAM
Foam jenis ini terbentuk karena adanya reaksi antara larutan Garam Alkaline (biasanya
Bicarbonate of Soda) dengan larutan Garam Asam (biasanya Aluminium Sulfate) membentuk
gas carbon dioksida dengan konsentrasi tertentu dan gas tersebut dalam gelembung busa dan
berfungsi sebagai Fire–Resistance.
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM

4. HIGH EXPANSION FOAM (HEF)


Foam jenis ini pada umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A dan beberapa jenis
kebakaran kelas B.
Prinsip pemadamannya adalah dengan sistem FLOODING (mengambang) dan umumnya
digunakan didaam ruangan tertutup. Gelembung-gelembung busa dihasilkan dengan
proses AGREGASI secara mekanik dengan menggunakan aliran udara yang dihembuskan
melalui jaring-jaring (Screen) pada larutan campuran air dengan konsentrat foam.
Penggunaan foam ini untuk diluar ruangan sangat terbatas, misalnya untuk tumpahan
minyak yang kecil. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh aliran angin terhadap
gelembung busa yang sangat ringan.
Ke-effektif-an penggunaan foam ini akan tergantung pada Application Rate yang
dibutuhkan, foam expansion ratio-nya dan kestabilan busanya.
Dari hasil uji coba, dengan pengembangan 500 kali, foam ini sangat effektif untuk
mengendalikan kebakaran dan mengurangi tingkat penguapan dari tumpahan LNG
(Liquified Natural Gas). Hal ini disebabkan karena hasil DRAINAGE foam akan membentuk
lapisan ES (ICING LAYER) yang mengambang diatas tumpahan LNG dan mendukung
proses SMOOTHERING.
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM
Dari beberapa jenis foam diatas, secara umum terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penggunaan foam sebagai media pemadam, antara lain :
 Temperatur liquid yang terbakar harus berada dibawah Boiling Point-nya (Temperatur
dan Tekanan Ambient).
 Foam hanya digunakan untuk kebakaran cairan yang bersifat Horizontal Fire (bukan Tri
Dementional Fire).
 Penggunaan harus sesuai dengan Application Rate yang dibutuhkan dan tanpa terputus.
 Faktor perkiraan jumlah foam yang dibutuhkan dan tanpa terputus.
 Faktor perkiraan jumlah foam yang dibutuhkan harus menjadi faktor yang
dipertimbangkan dan disesuaikan dengan luas area yang terbakar (yang harus di-
cover).
 Bahan bakar yang terbakar (cairan), Hydrokarbon atau Polar Flammable Liquid.
 Rekomendasi spesifikasi dari peralatan yang digunakan.
 Faktor komposisi dan konsentrasi foam.
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAM
Ditinjau dari segi karateristik pemadaman maka Halon mempunyai tingkat ke-effektif-an yang
sangat baik. Bahan kimia ini langsung terlibat dalam reaksi pembakaran dimana memutus rantai
reaksi oksidasi atau lebih dikenal “CHAIN BREAKING”. Dari ke-tiga unsur halogen tadi, bromida
mempunyai tingkat reaktifitas yang lebih cepat dan baik dibandingkan dengan Florine atau Clorine.
Adapun mekanisme reaksi yang terjadi pada saat pemadaman adalah sebagai berikut :
CBrF3 (1301)  CF3’ + Br’
R-H + Br’  R’ + HBr
OH’ + HBr  H2O + Br
Dari mekanisme reaksi diatas jelas bahwa pemutusan rantai reaksi ini sangat effektif mengingat
bahwa unsur Halogen adalah merupakan unsur yang paling reaktif untuk mengikat senyawa lepas
seperti H(+), O(-) maupun senyawa hydroksil OH (-) yang juga sangat reaktif.
Meskipun media ini sangat effektif namun konsekwensi dari reaksi dekomposisi halon ternyata
belakangan jika dikaitkan dengan isu lingkungan sangat merugikan dimana pelepasan unsur Halon
dan dibantu dengan sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya reaksi berantai terhadap
Lapisan Ozon (O3) dan mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan OZONOSFER. Potensi suatu
senyawa kimia terhadap penipisan lapisan ini disebut dengan istilah Ozon Dipletion Potensial
(ODP). Reaksi penipisan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Br’ + O3  O2 + BrO (UV)
Problem ini semakin penting dengan adanya perjanjian Internasional (Motreal Protocol) di Canada,
September 1987 yaitu mengenai pengawasan dan pengurangan penggunaan bahan prusak Ozon.

Anda mungkin juga menyukai