Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

PRINSIP UMUM
PEMBAKARAN
GENERAL PRINCIPAL OF
COMBUSTION
VI. PRINSIP UMUM PEMBAKARAN
• VII.1. SEGITIGA DAN
TETRAHEDRON API

• Api adalah oksidasi cepat bahan


mudah terbakar , menghasilkan
gas-gas hasil reaksi, panas, asap
dan cahaya
• Api dapat terjadi bila dipenuhi
keberadaan 3 unsur berikut
( Fire Triangle ) :
– Bahan bakar ( Fuel ) atau
bahan yang mudah terbakar
– Oksigen atau Udara
– Panas ( Heat )
Segitiga dan Tetrahedron Api ….
• Tetrahedron Api
( Fire Tetrahedron )
Api yang kontinyu terjadi jika
ada unsur - unsur berikut :
– Bahan bakar atau bahan
mudah terbakar ( Fuel )
– Oksigen
– Panas ( Heat )
– Reaksi rantai ( Chain
Reaction ), yaitu reaksi
berantai yang menjaga
kelangsungan
pembakaran
Segitiga dan Tetrahedron Api ….
• Diperlukan energi awal untuk • Api dapat dipadamkan apabila
merubah bahan bakar kedalam salah satu unsur dalam segitiga
bentuk Uap atau Gas atau tetrahedron api ditiadakan
( Vaporization ) → Flash point • Pemadaman api :
atau Ignition Temperature – Starvation : dengan memutus
• Kandungan Gas/Uap bahan bakar aliran bahan bakar
harus dalam batas keterbakaran – Smothering : dengan
( Flameability limit ) mengisolasi Gas/Uap bahan
• Pembakaran akan berlanjut jika bakar dari O₂
ada siklus panas yang sanggup – Cooling : dengan pendinginan
menghasilkan Gas/Uap bahan ( penurunan temperatur
bakar secara kontinyu → Fire hingga dibawah Flash point /
point Ignition point )
• Reaksi pembakaran adalah reaksi
oksidasi eksotermal Gas/Uap
bahan bakar secara berantai
VI.2. FISIKA, WARNA DAN TEMPERATUR API

• Pembakaran adalah reaksi kimia fasa gas, bersifat eksotermik


( melepas energi panas dan cahaya ), berjalan sangat cepat
• Bila energi yang dilepas sangat panas, gas-gas akan terionisasi
menghasilkan plasma
• Api adalah reaksi pembakaran yang merambat secara subsonik
melalui suatu ruang, biasanya disertai radiasi tampak
• Penjalaran pembakaran secara subsonik adalah perambatan
pembakaran secara konduksi ( bahan yang telah terbakar akan
memanaskan dan membakar lapisan berikutnya )
• Detonation adalah reaksi pembakaran yang merambat secara
supersonik, menghasilkan tekanan tiba-tiba ( shock compression )
sehingga menimbulkan ledakan
Fisika, Warna dan Temperatur Api …
• Warna api terekam oleh mata karena gas hasil pembakaran pada
temperatur tinggi memancarkan sinar pada panjang gelombang
tampak dari Infra red sampai ke Ultra violet
• Warna api dan intensitas warna api tergantung pada komposisi
bahan bakar, produk antara reaksi dan unsur-unsur pengotor
• Warna kuning kemerahan ( red-orange ) dihasilkan oleh
pancaran sinar partikel padat . Api yang demikian disebut
“ Luminous Flame “. Pembakaran bahan bakar padat, cair,
bahan bakar organik dan pembakaran tak sempurna bahan
bakar gas menghasilkan warna api kuning kemerahan .
• Pembakaran sempurna bahan bakar gas hanya menghasilkan
satu panjang gelombang radiasi, yaitu warna api biru. Warna
biru dihasilkan oleh sinar radiasi radikal gas pada temperatur
tinggi.
Fisika, Warna dan Temperatur Api …
BAHAN BAKAR PADAT DAN CAIR BAHAN BAKAR GAS
WARNA API TEMPERATUR ⁰C JENIS API TEMPERATUR ⁰C
Red, just visible 525 Oxyhydrogen > 2000
Red, dull 700 Bunsen Burner 1300 - 1600
Cherry red, dull 800 Blowtorch 1300
Cherry red, full 900
Cherry red, clear 1000
Orange, deep 1100
Orange, clear 1200
Whitish 1300
White bright 1400
White dazzling 1500
Fisika, Warna dan Temperatur Api …
• Pembakaran dengan hasil api yang tidak kelihatan secara
visual ( karena tipisnya perbedaan warna dengan lingkungan
sekitar ) disebut pembakaran flameless.
Contoh : Pembakaran Alkohol
• Temperatur api teoritis atau temperatur api adiabatik adalah
temperatur api yang diperoleh dari hasil pembakaran
sempurna yang terjadi seketika tanpa ada kehilangan panas
kesekitar ( kondisi adiabatik )
• Pada kenyataannya temperatur teoritis sulit dicapai.
• Temperatur api akan semakin tinggi bila :
– Nilai Kalori ( heating value ) bahan bakar semakin tinggi
– Temperatur awal bahan bakar dan udara semakin tinggi
– Nilai air ratio mendekati 1 ( kondisi stoikiometrik )
Fisika, Warna dan Temperatur Api …
• Api lilin • Api Bunsen Burner
VI.3. KARAKTERISASI PEMBAKARAN
• Bahan bakar gas adalah bahan bakar yang ideal, karena paling mudah
bercampur dengan O₂ ( udara ) dan dinyalakan
• Reaksi pembakaran berjalan sangat cepat jika :
– Ada kontak intim antara molekul-molekul zat yang bereaksi
– Luas permukaan kontak yang besar per satuan massa
– Ada kondisi thermal yang diciptakan sebelum dan selama reaksi
berjalan
• Untuk mendapatkan reaksi pembakaran yang intensif, bahan bakar
padat dan cair perlu :
– Pengecilan ukuran butiran ( pulverisasi, atomisasi, penguapan )
– Pemanasan awal ( preheating ) udara dan bahan bakar
– Pengadukan dan pencampuran ( fluidisasi, mixing ) bahan bakar
dengan udara
VI.3.1. Karakteristik Pembakaran
Bahan Bakar Gas
• Pengapian bahan bakar gas tergantung pada temperatur
pengapian ( ignition temperature ) dan batas keterbakaran
( flameability limit ) campuran bahan bakar gas dan udara
• Jika Tm = temperatur campuran bahan bakar gas dan udara
dan Ti = Temperatur pengapian, maka :
– Jika Tm > Ti → pengapian cepat, kecepatan reaksi
pembakaran meningkat
– Jika Tm < Ti → pengapian sulit
• Ti meningkat jika kandungan gas inert dan H₂O meningkat
• Pengapian hanya dapat terjadi pada rentang komposisi
campuran bahan bakar gas dan udara tertentu
( flameability limit ). Pengapian campuran kaya maupun
miskin bahan bakar sulit terjadi.
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Gas …
• Batas keterbakaran ( Xfl ) dapat diperkirakan menurut formula
berikut :
Xfl = ∑ [ yi / ( yi/Xfli )
dimana, yi = fraksi mol gas i dalam bahan bakar
Xfli = batas keterbakaran gas i
BATAS KETERBAKARAN GAS DAN TEMPERATUR PENGAPIAN
GAS Xfl bawah ( % ) Xfl atas ( % ) Ti ( ⁰ F )
H₂ 4 75 968
CO 12,5 74 1191 - 1216
CH₄ 5 15 1301
C₂H₆ 3 12,5 968 - 1166
C₃H₈ 2,1 10,1 871
C₆H₆ 1,35 6,75 1044
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Gas …

• Pembakaran sempurna bahan bakar gas dapat dicapai dengan


menggunakan sedikit udara berlebih ( antara 5 – 10 % excess air →
kandungan O₂ dalam Gas buang 1 – 2 % )
• Laju penjalaran api ( flame speed, flame propagation, Si ) adalah
kecepatan perambatan api dalam campuran bahan bakar gas dan
udara
• Laju penjalaran api dapat secara pelahan, cepat, dipercepat.
Laju penjalaran api yang sangat tinggi dapat menimbulkan ledakan
( detonation )
• Laju penjalaran api akan maksimum apabila campuran mengandung
sedikit kelebihan bahan bakar dibandingkan terhadap nilai
campuran stoikiometriknya
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Gas …

• Panjang dan kondisi api tergantung pada laju alir bahan bakar gas :
– Laju alir bahan bakar gas yang rendah menghasilkan penjalaran
api laminar, sehingga diperoleh api yang tenang.
– Panjang api laminar sebanding dengan laju alir bahan bakar gas
– Jika laju alir gas sedikit ditingkatkan, ujung api akan bergejolak
akibat terjadinya turbulensi.
– Jika laju alir terus ditingkatkan, seluruh bagian api akan
bergejolak. Kondisi api turbulen dengan panjang api tidak
berubah banyak.
– Panjang api turbulen sebanding dengan diameter lubang
penyembur bahan bakar gas
• Bila laju alir campuran gas dan udara = kecepatan penjalaran api,
maka api akan stabil
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Gas …

• Hubungan daerah stabilitas • Hubungan panjang api dan


Api, φ nozzle, Reynolds No. peningkatan laju alir
0.20 TRANSISI TURBULEN

0.15 STABLE LIFT UP


Pan-
0.10 jang
Api
0.05
BLOW OFF
φmm LAMINAR

Nre 5.000 10.000 Peningkatan Laju alir


Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Gas …
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Gas …

• Jika laju alir campuran gas dan • Pembakaran gas menghasilkan


udara < kecepatan penjalaran warna api biru.
api → terjadi back fire atau • Jika jumlah udara pembakaran
flash back ( api berbalik arah ) kurang dan pencampuran
• Jika laju alir campuran gas dan kurang baik akan dihasilkan
udara > kecepatan penjalaran warna api kuning – kemerahan
api → api akan terangkat jauh • Jika jumlah udara pembakaran
dari lubang penyemburan ( lift terlalu banyak, diperoleh nyala
up ) dan kondisi api tak stabil api biru dengan temperatur
( bergejolak, turbulen ). yang lebih rendah
• Jika laju alir >> kecepatan
penjalaran api → akan
menghasilkan blow off ( api
mati )
VI.3.2. Karakteristik Pembakaran
Bahan Bakar Cair
• Reaksi pembakaran bahan bakar cair terjadi bila :
– Campuran Uap ( gas ) bahan bakar cair dan udara berada dalam
Flameability limit
– Temperatur sistem lebih tinggi dari Temperatur pengapian spontan
( Spontaneous Ignition Temperature = SIT )
• Tahapan pembakaran bahan bakar cair :
– Atomisasi ( pengkabutan )
– Evaporasi ( penguapan )
– Pencampuran Uap ( gas ) dengan udara
– Pengapian ( ignition )
– Menjaga kelangsungan pembakaran ( kestabilan api )
• Temperatur awal bahan bakar cair yang tinggi akan menurunkan
viscositas. Semakin encer bahan bakar cair, pengaliran dan proses
atomisasi semakin mudah
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Cair …

• Proses pengkabutan bertujuan untuk mempermudah proses


penguapan ( semakin luas permukaan / massa butir, akan semakin
meningkatkan laju penguapan )
• Keberhasilan penciptaan Api tergantung pada waktu penguapan.
Semakin lambat laju penguapan, semakin sulit pengapian
• Mekanisme kontak ( pencampuran ) molekul-molekul uap ( gas ) bahan
bakar cair dengan udara berlangsung secara difusi.
• Panjang api ditentukan oleh ukuran nozzle, ruang pencampuran dan
metoda pemasokan udara
• Warna api yang dihasilkan umumnya kuning- kemerahan. Warna Api
merah-kehitaman terjadi jika jumlah udara pembakaran kurang atau
penguapan tidak baik
• Asap hitam terjadi apabila pembakaran tak sempurna
( kekurangan udara, terjadi Pyrolysis )
• Abu sisa pembakaran bahan bakar cair relatif sedikit
VI.3.3. Karakteristik Pembakaran
Bahan Bakar Padat
• Pada bahan bakar padat, kontak molekuler terjadi ketika Oksigen
terdifusi kedalam pori-pori dan teradsorpsi pada permukaan pori-pori
• Proses difusi Oksigen kedalam pori-pori semakin intensif apabila
ukuran butir bahan bakar padat lebih kecil. Oleh sebab itu bahan bakar
padat perlu dibuat bubuk ( pulverized )
• Tahapan proses pembakaran bahan bakar padat :
– Preheating : Pemanasan awal sampai mencapai temperatur
pengapian spontan ( SIT )
– Distilation ( Gaseous Phase ) : molekul gas-gas hasil distilasi kontak
dengan Oksigen dari Udara → terjadi reaksi pembakaran
– Charcoal Phase ( Solid Phase ) : jika jumlah gas-gas hasil distilasi
tidak cukup, mekanisme reaksi pembakaran yang dominan adalah
difusi dan adsorpsi Oksigen kedalam permukaan pori-pori bahan
bakar padat. Reaksi pembakaran Carbon terjadi jika Temperatur
sistem > SIT. Pembakaran terjadi tanpa nyala ( bara saja )
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Padat …

• Metoda pembakaran :
– Fluidized bed
– Fixed bed
• Metoda Fluidized bed :
– Bahan bakar padat perlu di pulverisasi
– Menggunakan udara sebagai media fluidisasi dan Oksidator
• Udara primer → udara vortex ( pusar ) untuk mengaduk
bahan bakar padat / mempercepat reaksi
• Udara sekunder ( lebih kaya O₂ ) untuk menstabilkan api
• Udara tersier untuk menyempurnakan pembakaran
– Pembakaran menghasilkan Abu ( Fly ash )
– Serbuk bahan bakar padat dapat mengabrasi bata tahan api
dinding dapur
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Padat …

• Metoda Fixed Bed


– Pembakaran diatas kisi-kisi ( grate )
– Udara primer untuk reaksi pembakaran
– Udara sekunder untuk penyempurnaan pembakaran
( mengoksidasi gas-gas yang belum terbakar dan Zat terbang)
– Terjadi dekomposisi ( gasifikasi ) bahan bakar menjadi Zat
terbang ( VM ). Reaksi oksidasi Zat terbang akan
menghasilkan lidah api ( flame )
– Pembakaran bahan bakar padat yang tidak banyak
mengandung Zat terbang akan menghasilkan pembaraan
saja
– Pembakaran meninggalkan Abu ( dry ash )
Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Padat …

• Fluidized Bed • Fixed Bed

Anda mungkin juga menyukai