SISTEM KAROTIS
Oleh:
Nurhafizah
NIM. 0808121345
Pembimbing:
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
SISTEM KAROTIS
Sistem karotis
memperdarahi mata, ganglia basalis, sebagian besar hipotalamus, dan lobus frontalis, lobus
parietalis, serta sebagian besar lobus temporal serebrum.5
Batang arteri karotis interna terbagi menjadi empat bagian, yaitu 6,7
1. Pars servikalis
Berasal dari arteri karotis komunis dalam trigonum karotikum sampai ke dasar
tengkorak.
2. Pars petrosa
Terletak di dalam os petrosum bersama-sama dengan pleksus venosus karotikus internus.
Setelah meninggalkan kanalis karotikus, di sisi depan ujung puncak piramid pars petrosa
hanya dipisahkan dari ganglion trigeminal yang terletak disisi lateral oleh septum berupa
jaringan ikat atau menyerupai tulang pipih.
3. Pars kavernosa
Melintasi ujung sinus kavernosus, membentuk lintasan berliku menyerupai huruf "S"
yang sangat melengkung, dinamakan Karotissphon. Di sisi medial, pars kavernosa terletak
berdekatan badan tulang baji di dalam suatu slur mendatar yang membentang sampai
dengan dasar prosesus klinoidesus anterior.
4. Pars serebralis
Dalam lamela duramater kranial arteri ini membentuk cabang arteri oftalmika, yang
segera membelok ke rostral dan berjalan di bawah nervus optikus dan ke dalam orbita.
Kelainan yang ditimbulkan akibat sumbatan pada cabang arteri karotis interna7 :
a. Obstruksi dari tunggul arteri serebri media yang mengenai hemisfer dominan yaitu
hemiparalisis kontralateral terutama wajah dan lengan, hemianestesia kortikal
kontralateral, afasia total, agrafia, aleksia, apraksia dan hemianopsia homonim
kontralateral. Jika meliputi hemisfer non dominan akan terjadi hemiplegia dan
hemianestesia kontralateral seperti juga hemianopsia, apraksia dan kemungkinan
anosognosia.
b.
c.
Obstruksi
dari
cabang
rolandik,
menyebabkan
hemiparalisis
brakhiofasilis.
d.
e.
g.
Daftar Pustaka
1. Netter FH, Craig JA, Perkins J. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology special
edition. USA : ComTan; 2002. 18
2. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke. Bandung: Universitas Padjajaran; 1986. 22-45
3. Baehr, M. Frotscher,M. Duus Topical Diagnosis in Neurology 4th Completely Revised
Edition. New York : Thieme; 2005. 418-432, 463-473
4. Ropper, H.Alan. Adams and Victors-Principles of Neurology 8th Edition. McGraw-Hill;
2005. 665-668, 673-681
5. Toole JF. Cerebrovascular Disorder 3th Edition. New York : Raven Press; 1984. 1-17, 5775.
6. Mardjono M, Sidharta P. Sistem Vaskularisasi Otak. Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2004. 398404
7. Duus P. Sistem sensorik. Dalam: Suwon WJ, editors. Diagnosis Topik Neurologi,
Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC; 1996. 1-30
8. Victor M, Ropper AH. Cerebrovasculer Disease. in : Adam & Victors Principles of
Neurology, 8th edition; .2001. 830-7