LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Istri
Suami
Nama
: Ny. F
Nama
: Tn. R
Umur
: 32 Tahun
Umur
: 35 Tahun
Pendidikan
: S1
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Guru
Pekerjaan
: Pedagang
Suku
: Jawa
Suku
: Sunda
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Golongan darah : A
Alamat
: Tegal Gubug
Tanggal Masuk
: 19 Maret 2015
Golongan darah : -
B. DATA DASAR
Keluhan Utama :
1
Pasien datang dengan keluhan keluar darah banyak 500 cc, ganti pembalut > 10 kali selama
sehari. Siklus menstruasi lebih dari setengah bulan, setiap menstruasi selalu sakit dan mual.
Pasien sudah memiliki anak dan berusia 12 tahun.
Keluhan Tambahan :
Mual (+)
Nyeri saat menstruasi (+)
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke ruang bersalin RSUD Arjawinangun oleh karena keluar darah banyak 500
cc, ganti pembalut > 10 kali selama sehari. Siklus menstruasi lebih dari setengah bulan, setiap
menstruasi selalu sakit dan mual. Pasien sudah memiliki anak dan berusia 12 tahun. Pasien
sebelumnya menggunakan KB suntik selama 3 tahun yang lalu. Pasien sempat di rawat
dengan penyakit yang sama bulan November 2014.
Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (-), DM (-), jantung (-), asma (-), alergi (-)
Perangai pasien :
Pasien kooperatif
Riwayat menstruasi :
Menarche usia 13 tahun, siklus menstruasi teratur, setiap haid 5-6 hari
Riwayat pernikahan :
Menikah 1 kali, pada usia 20 tahun (istri), dan suami usia 22 tahun.
Riwayat KB :
KB suntik setiap 3 bulan selama 3 tahun
Riwayat persalinan :
No
Jenis Kelamin
Umur Anak
Jenis
BB Lahir
Penolong
4000 gr
Bidan
persalinan
1
Laki-Laki
12 tahun
Spontan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Kompos mentis
Tinggi badan
: 145 cm
Berat badan
: 47 Kg
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 92 x/menit
Suhu
: 36,8oC
Pernafasan
: 24 x/menit
Mata
Paru
Jantung
Abdomen
: permbesaran perut yang simetris, bising usus (+), striae gravidarum (-)
Ekstremitas
2. Status Ginekologi
a. Pemeriksaan luar
Teraba massa sebesar 10 x 10 cm di bagian hipogastrium
b. Pemeriksaan dalam
4.
Hasil
Nilai Rujukan
9,1*
27,2*
3,07*
12.700
209.000
12 16 g/dL
37 47 %
4,3 6,0 juta/L
4800 10800/ L
150000 400000/ L
-/NEG
Negatif
PemeriksaanPenunjang
USG Abdomen :
Hepar : tidak membesar, tepi tajam, permukaan rata, tekstur parenkim homogeny halus,
kapsul tidak menebal, tidak tampak massa.
Vena porta tidak melebar, vena hepatica tidak melebar.
Kandung empedu : Besar normal, dinding normal
D. DIAGNOSIS KERJA
Ibu
: G6P4A1 parturien aterm kala I fase aktif dengan IUFD + hipertensi + anemia
E. RENCANA PENATALAKSANAAN
Induksi persalinan
Observasi kemajuan persalinan
5
Observasi his
Observasi tanda-tanda vital
Terapi post partum : cefadroxil 3 x 1, asam mefenamat 3x1, sf 2x1, linoral 3x1, nifedipine
3x1
F. PROGNOSIS
Ibu
Janin
: Malam
G. FOLLOW UP
13 Sept 2014
pukul 01.00
pukul 05.00
Pukul 05.07
Kepala bayi lahir, terjadi distosia bahu dan ditangani dengan manuver
Mc. Robert
Pukul 05.15
Pukul 05.20
RR : 20x/menit
N : 100x/menit
: 360c
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists yang
disebut intrauterine fetal death (IUFD) adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan
500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau
infeksi.
Epidemiologi
Intrauterine Fetal Death (IUFD) merupakan salah satu masalah dalam kehamilan di
dunia, lebih dari 3 juta kelahiran setiap tahunnya adalah IUFD. Di United State, 1 dari 160
kelahiran adalah kasus IUFD dengan rata-rata keseluruhan 6,2/1000 di tahun 2005.
Pada tahun 2009, estimasi angka kejadian IUFD adalah 2,64 juta (dengan rata-rata 2,143,82 juta). Angka kejadian IUFD di dunia menurun sebesar 14,5% dari 22,1% kejadian IUFD
dalam 1000 kelahiran di tahun 1995 menjadi 18,9 kejadian IUFD dalam 1000 kelahiran di tahun
2009.
Etiologi
Pada 25-60% kasus penyebab IUFD tidak jelas. Intrauterine Fetal Death (IUFD dapat
disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik plesenta.
Faktor maternal antara lain adalah post term (> 42 minggu), diabetes mellitus tidak
terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, anemia,
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, ruptura uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi
akut ibu, kematian ibu.
Faktor fetal antara lain adalah hamil kembar, hamil tumbuh terhambat, kelainan
kongenital, kelainan genetik, dan infeksi.
Faktor plasental antara lain kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa
previa. Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin intrauterin meningkat pada usia ibu >
40 tahun, pada ibu infertil, kemokonsentrasi pada ibu, riwayat bayi dengan berat badan lahir
rendah, infeksi ibu (ureplasma urealitikum), kegemukan, ayah berusia lanjut.
IUFD karena Hipertensi Kronis
Hipertensi kronis adalah ditemukannya desakan darah 140/90 mmHg, sebelum
kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca
persalinan. Pada hipertensi terjadi spasme pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah
menjadi naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan
dapat dicukupi. Maka aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin dan kekurangan oksigen terjadi gawat janin, sampai dapat terjadi kematian janin intrauterin.
IUFD karena Anemia
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
erotropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat
hemodilusi.
Menurut Worl Health Organization (WHO) klasifikasi anemia pada ibu hamil berdasarkan
nilai hemoglobin dalam darah dibagi menjadi tiga, yaitu anemia ringan dengan nilai Hb 10-10,9
g/dL, anemia sedang dengan nilai Hb 7-9,9 g/dL, dan anemia berat dengan nilai Hb <7 g/dL.
Hasil konsepsi seperti janin, plasenta, dan darah membutuhkan zat besi dalam jumlah
besar untuk pembuatan butir-butir darah pertumbuhannya, yaitu sebanyak berat zat besi. Jumlah
ini merupakan 1/10 dari seluruh zat besi dalam tubuh. Terjadinya anemia dalam kehamilan
bergantung dari jumlah persediaan zat besi dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.
Selama masih mempunyai cukup persediaan zat besi, Hb tidak akan turun dan bila
persediaan ini habis, Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan kelima sampai bulan keenam
kehamilan, pada waktu janin membutuhkan banyak zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya
terhadap hasil konsepsi salah satunya adalah kematian janin dalam kandungan.
10
Diagnosis IUFD
Pada anamnesis, ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan
janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil,
atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau ibu merasakan sakit seperti mau melahirkan
Pada inspeksi, tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasa dapat terlihat terutama pada
ibu yang kurus.
Pada palpasi, tinggi fundus lebih rendah dari usia kehamilan yang seharusnya, tidak teraba
gerakan-gerakan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang
kepala janin.
Pada auskultasi, dengan fetoskopi dan Doppler tidak dapat didengar adanya bunyi denyut
jantung janin.
Dengan sarana penunjang diagnostik lain, yaitu ultrasonografi, tidak ditemukan denyut
jantung janin maupun gerakan janin, seringkali tulang-tulang letaknya tidak teratur, khususnya
tulang tengkorak sering dijumpai overlapping cairan ketuban berkurang
Dengan foto radiologi setelah 5 hari tampak tulang kepala kolaps, tulang kepala saling
tumpang tindih (gejala spalding) karena otak bayi yang sudah mencair, tulang belakang janin
hiperfleksi (tanda nojosk), edema sekitar tulang kepala, hiperekstensi kepala tulang leher janin
(tanda Gerhard), tampak gambaran akumulasi gas pada jantung dan pembuluh darah besar janin
(tanda Robert).
Spalding sign
Pengelolaan
11
Bila diagnosis IUFD telah ditegakkan, penderita segera diberi informasi mengenai
keadaannya.
Diskusikan
kemungkinan
penyebab
dan
rencana
penatalaksanaannya.
12
sekitar 1x1 cm diambil dari bagian tali plasenta, segmen tali pusat sepanjang 1,5 cm, spesimen
jaringan janin seperti costochondral junction atau bagian kulit patella..
Kemudian sampel jaringan dicuci terlebih dahulu dengan NaCl, kemudian ditempatkan
pada larutan RL atau medium sitogenetik steril. Setelah itu ditempatkan dalam formalin atau
alkohol.
Diperlukan evaluasi secara komprehensif untuk mencari penyebab kematian janin
termasuk analisis kromosom, kemungkinan terpapar infeksi untuk mengantisipasi kehamilan
selanjutnya.
Protokol Pemeriksaan Bayi Lahir Mati
Protokol pemeriksaan bayi lahir mati berdasarkan Cunningham dan Hollier tahun 1997,
dilihat dari gambaran umum bayi (malformasi, noda kulit, derajat maserasi, warna), tali pusat
(prolaps, lilitan pada leher/lengan/tungkai, hematoma tau striktur, jumlah pembuluh darah,
panjang), cairan amnion (warna, mekonium/darah, konsistensi, volume), plasenta (berat, bekuan
lekat, kelainan struktur, edema), dan selaput ketuban (ternoda, menebal).
Jika janin mati pada kehamilan yang telah lanjut, maka terjadilah perubahan-perubahan
seperti berikut, yaitu rigor mortis (tegang mati), berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian
lemas kembali; maserasi grade I (durasi 48 jam setelah mati) ditandai dengan lepuh-lepuh pada
kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi kemudian jadi merah; maserasi grade II (durasi > 48 jam
setelah mati) ditandai dengan lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah
cokelat; maserasi grade III (durasi 3 minggu setelah mati) ditandai dengan badan janin sangat
lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat edema di bawah kulit..
13
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, et al. Disease and Injuries of the Fetus and Newborn. In : Williams
Obstetrics, Twenty-Third Edition. United States of America: McGraw-Hill Companies;
2010. p: 630-633.
2. Decherney Alan H, Nathan Lauren, Laufer Neri, Roman Ashley S. Late Pregnancy
Complication. In: Current Obstetrics and Gynecology Diagnosis and Treatment, 11st
Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies; 2013. p: 264-266.
3. Ellen W, Jeffrey Ecker. Chronic Hypertension in Pregnancy. The New England Journal of
Medicine. 2011. p: 439-446. Downloaded from http://www.nejm.org on June 5, 2013
4. Evaluation of Fetal Death. Accessed from http://emedicine.medscape.com
5. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity.
Downloaded from http://www.who.int on June 7, 2013.
6. Kelainan Janin. Dalam Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung. 1984. p: 59.
7. Kematian Janin Dalam Rahim. Accessed from http://obgyn-rscmfkui
8. Mochtar Rustam. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan. Dalam : Sinopsis Obstetri,
Edisi 2. Jakarta : EGC. 1998. hal: 224-225.
9. Pamela J Surkan, Olof Stephansson, Paul W, Sven Cnattingius. Previous Preterm and
Small for Gestational Age Birth and the Subsequent Risk of Stillbirth. The New England
Journal of Medicine. 2004. p: 777-785. Downloaded from http://www.nejm.org on May
25, 2013
10. Persalinan. Dalam: Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung. 1983. p: 222-223
11. Prawirohardjo. S. Kematian Janin. Dalam: Ilmu Kebidanan. Ed. IV. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo; 2010. p: 732-735
12. Raquel Robalo, Celia Pedrosos, Nijla Amaral, Clara Soares. Late Still Birth: a ten year
Cohort
Study.
Ordem
dos
Medicos.
2013.
p:
39-42.
Download
from
15