Anda di halaman 1dari 5

2.3.

Patofisiologi
Tipe diare dapat digolongkan dalam dua kategori diare, yaitu diare osmotik
dan diare sekretorik.
2.3.1. Diare Osmotik
Istilah diare osmotik digunakan apabila terjadi malabsorpsi cairan
yang menimbulkan beban osmotik di bagian distal usus dan kolon,
sehingga menyebabkan peningkatan cairan yang terbuang.
Dalam proses penyerapan di usus, usus kecil bagian proximal
sangat permeabel untuk air dan ion. Pada bagian usus proximal ini, Na
dan Cl secara terus menerus disekresi ke dalamnya, melalui gradien
konsentrasi. Normalnya, sejumlah besar cairan akan di ekskresi dan di
absorbsi kembali. Pada usus kecil bagian distal dan kolon,
permeabilitasnya lebih terbatas dan tekanan osmotik yang ditimbulkan
oleh karbohidrat yang tidak terserap oleh bagian ini akan menghalangi
reabsorpsi air. Pada keadaan normal, reabsorpsi air akan dilakukan
melalui transpor aktif dari ion ini pada bagian distal usus kecil.
Dengan tidak adanya reabsorpsi dari karbohidrat yang disebut juga
dengan malabsorpsi, maka kadar Na dalam usus akan menjadi jauh lebih
rendah daripada yang ada di dalam plasma.
Metabolisme karbohidrat akan menghasilkan asam lemak ranrai
pendek (propionat dan butirat), H2, CO2, dan gas metan. Sebagian dari
asam lemak rantai pendek ini akan diabsorpsi kembali dalam kolon,
namun akan meningkatkan beban osmotik yang dapat menimbulkan
kekambuhan dari diare osmotik.
Semua hal diatas, akan menimbulkan suatu kesenjangan osmotik
(Osmotic Gap) yang cukup besar. Kesenjangan osmotik dari tinja (KO)
dinilai melalui persamaan:
KO = Osmolitas yang terukur 2x[(Na+ dalam mEq IL) + (K+ dalam mEq IL)

Anak yang normal mempunyai nilai Kesenjangan osmotik yang


bermakna karena adanya absorpsi fisiologis. Pada diare, mekanisme
utama osmotik (karena malabsorpsi atau karena adanya bahan osmotik

yang masuk), solut aktif yang biasanya tak terukur osmolalitasnya akan
ikut berperan dalam osmolalitas tinja dengna hasil keseimbangan osmotik
akan meningkat, biasanya lebih dari 100-160 m Osm.
Diare osmotik tidak saja terjadi pada malabsorpsi dari solut dengan
berat jenis rendah seperti karbohidrat, namun dapat terjadi pada penyakit
di mukosa usus, usus pendek dan transit isi usus yang cepat.
Rendahnya kadar elektrolit pada diare osmotik memberikan petunjuk
adanya bahan lain yang ikut memberikan beban osmotik yang biasanya
isotonis di kolon. Pada bayi, metabolisme bakteri pada karbohidrat yang
tidak dapat terserap akan menghasilkan pH kurang dari 5,5. Dengan
demikian karakteristik dari diare osmotik menurut Vanderhoof 1993
adalah:
1. Diare berhenti dengan menghentikan pemberian minuman atau
makanan.
2. Kesenjangan osmotik yang cukup besar (biasanya lebih dari 50).
3. Kada elektrolit tinja yang rendah.
4. pH tinja kurang dari 5,5.
Malabsorpsi karbohidrat yang berlebihan dapat terjadi karena
kelainan kombinasi dengan hipermobilitas seperti pada kolon iritabel, pada
bayi yang mendapat cairan hipertonik, yang terjadi dalam jumlah yang
besar secara cepat melalui usus kecil yang akan menyebabkan terjadinya
kekambuhan diare.
2.3.2. Diare Sekretorik
Diare sekretorik adalah suatu bentuk diare dalam jumlah yang besar
yang disebabkan sekresi mukosal yang berlebihan dan terdiri dari cairan
dan elektrolit.
Kerusakan pada vili usus sering menimbukan diare sekretorik,
namun diare sekretorik banyak pula terjadi pada usus yang morfologinya
masih normal. Transpor absorptif dan sekretorik diatur oleh pembawa
pesan intraseluler (intracellular messengers) termasuk Ca++ bebas,
adenosin monofosfat siklik (d AMP) dan guanosin monofosfat siklik (c
GMP). Peningkatan kadar dari pembawa pesan ini akan merubah saluran

konduksi dan pembawa protein (protein carriers) atau protein pengatur


(regulatory proteins) yang menghambat masuknya NaCL secara
berpasangan kedalam sel absorptif vili dan memacu sekresi Cl dari sel
usus kecil dan usus besar. Beberapa bahan yang memacu sekresi aktif
adalah empedu, asam lemak hidroksi (hydroxy fatty acid), zat
neurohumoral-parakrin, dan sistem imun. Zat neurohumoral-parakrin
menimbulkan sekresi dengan cara melakukan ikatan dengan receptor
membran dan meningkatkan kadar intracellular messengers. Bahanbahan ini dapat pula menyebabkan motilitas usus, dan perubahan aliran
darah. Sekresi yang berlebihan disebabkan pula oleh mediator dari proses
peradangan termasuk metabolik asam arakidonik, sitokin, produk bakteri
(endotoksin, eksotoksin, peptida kemotaktik bakteri), dan mediator imun
yang dikeluarkan oleh banyak sel radang seperti TNF (tumor necrosis
factor), dan radikal oksigen. Semua hal tersebut secara potensial dapat
memberikan efek pada transpor elektrolit.
Khas pada diare sekretorik adalah volumenya yang besar dan
bersifat cair. Karena diare sekretorik tidak tergantung dengan adanya solut
yang masuk, maka berbeda dengan diare osmotik, diare tidak terpengaruh
dengan mempuasakan pasien. Pada pasien dengan diare sekretorik,
kadar Na dan Cl meningkat dalam tinja.
Karakteristik dari diare sekretorik dengan demikian adalah:
1. Sekresi cairan intestinal yang disertai dengan sekresi aktif ion.
2. Kandungan Na tinja sering lebih besar daripada 90 mEq/l (mMol),
walaupun osmolitas tinja sama dengan dua kali jumlah Na dan K tinja.
3. Dengan mempuasakan pasien, diare tetap berlangsung.

Gambar 2.1. Patofisiologi Diare

Gambar 2.2. Diare Osmotik dan Diare Sekretorik

Anda mungkin juga menyukai