IKTERUS NEONATORUM
TIYA REPA S
20100310165
IKTERUS
DEFINISI
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit,
konjungtiva dan mukosa yang terjadi
karena Meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah.
Ikterus akan nyata apabila didapatkan
kadar bilirubin dalam darah > 5 mg% ( 85
mol/L) pada neonatus.
Bilirubin
Tidak terkonyugasi:Bil I
Bilirubin indirek
Tidak larut dalam air
Berikatan dengan albumin
untuk transport
Komponen bebas larut dalam
lemak
Komponen bebas bersifat
toksik untuk otak
Terkonyugasi:BIL II
Bilirubin direk
Larut dalam air
Tidak larut dalam
lemak
Tidak toksik untuk
otak
Bilirubin metabolism
En
t
ci eroh
rc
u l ep
at ati
io c
n
Hiperbilirubinemia
Bayi cukup bulan
BBLR------
Faktor risiko :
BBLR,
Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas
gologan darah ABO.RHESUS
Asfiksia atau asidosis,
Hipoksia, trauma serebral,
Infeksi sistemik ( sepss neonatorum)
IKTERUS FISIOLOGIS
Ikterus fisiologis pada BCB
Awitan terjadi setelah 24 jam
Memuncak pada 3 sampai 5 hari
Menurun setelah 7 hari
BCB rata-rata memiliki kadar bilirubin serum
puncak 5-6 mg/dL
Ikterus fisiologis berlebihan bilirubin
serum puncak 7-15 mg/dL pada BCB.
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis ikterus dapat
dilakukan pada bayi baru lahir dengan
menggunakan pencahayaan yang
memadai.
Ikterus akan terlihat lebih berat bila
dilihat dengan sinar lampu dan bisa
tidak terlihat dengan penerangan yang
kurang.
Intermediate
Late/prolonged
Haemolytic causes:
Physiological jaundice
Breast milk jaundice
(inadequate intake)
Sepsis
Haemolysis
Crigler-Najjar syndrome
(glucuronyl transferase
absent/reduced)
Polycythaemia, bruising
Rh isoimmunisation
ABO incompatibility
G6PD deficiency
Congenital infection
Unconjugated:
Physiological
Breast milk jaundice
Infection
Hypothyroidism
Penilaian klinis
untuk beratnya
ikterus
Laju sefalokaudal
Pemeriksaan secara visual mungkin membuat
kita kurang tepat memahami situasi
Kramer
Zone
SBR
(mol/L)
1
2
3
4
5
100
150
200
250
> 250
Daerah Ikterus
Perkiraan kadar
5,0 mg %
II
Badan atas
9,0 mg%
III
11,4 mg%
IV
12, 4 mg %
16,0 mg%
KOMPLIKASI
bilirubin bilirubin ensefalopati
Kernikterus
Tahap 1: Letargi, hipotonia, refleks isap buruk
Tahap 2: Demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3: Kondisi terlihat membaik
Sekuele: Kehilangan pendengaran sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas daya pandang
MANAJEMEN
Ikterus fisiologis tidak memerlukan
penanganan khusus dan dapat rawat jalan
dengan nasehat untuk kembali jika ikterus
berlangsung lebih dari 2 minggu.
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu
untuk menyusui secara dini dan ASI
ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
Phototherapy
Ultraviolet light
(10 400 nm)
Phototherapy is NOT:
Ultraviolet light
Infrared light
Spectrum of light
Blue is most effective (460 - 490 nm)
Bilirubin absorbance
Infrared light
(400 700 nm)
kadar bilirubin,
mg/dl; (umol/l)
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Setiap terlihat
ikterus
13 (220)
Hari ke 4 dst
16
(270)
20 (340)
17 (290)
Komplikasi fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi
Pemisahan ibu dengan bayi
Peningkatan insensible water loss dan
dehidrasi pada bayi prematur
Bronze-baby syndrome (bayi dengan ikterus
kolestatik)
Transfusi Tukar
Volume Ganda
Transfusi Tukar
2 X 85 mL/ kg
Partially packed
Red Blood Cells
Produk sisa