TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Bagan Teori Komunikasi (Wasisto et al, 2008; Schermertorn, Hunt &
Osborn, 1994)
bahasa
yang
mudah
dipahami
&
dimengerti;
d)
baik,
Lingkungan yang tidak mendukung,
Suhu, panas atau dingin akan mengganggu komunikasi,
Ribut, lingkungan fisik yang tidak mendukung,
Keadaan fisik, perasaan pengirim pesan berpengaruh terhadap
suksesnya komunikasi,
h. Komunikator bermasalah pribadi, akan mengakibatkan pesan yang
disampaikannya juga kacau,
i. Komunikator yang sakit fisik seperti suara sengau, gagap, dan
sebagainya, akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak
jelas tertangkap oleh sasaran.
Komunikasi antara dokter dan pasien yang efektif yaitu komunikasi
yang terjadi dua arah, dimana dokter maupun pasien sama-sama bisa
bertindak sebagai pengirim atau penerima pesan. Pesan yang disampaikan
oleh dokter kepada pasien perlu dilakukan klarifikasi kembali untuk
memastikan kepahaman dari pasien tersebut (Rumanti, 2002).
Efektifitas komunikasi akan terjadi secara maksimal jika dalam
proses tersebut paling tidak harus memenuhi lima komponen berikut
(Rumanti, 2002):
a. Adanya
kesamaan
kepentingan
antara
komunikator
dengan
komunikan,
b. Adanya sikap yang saling mendukung dari kedua belah pihak,
c. Terdapat sikap positif dari keduanya, yaitu sikap saling menerima
pikiran atau ide yang disampaikan,
2.1.2
Kewajiban Dokter
Kewajiban dokter atau dokter gigi yang diatur dalam UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran antara lain
(UU Kesehatan, 2004):
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien,
b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang memiliki keahlian
dan kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan,
Hak Dokter
Hak dokter atau dokter gigi yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran antara lain (UU
Kesehatan, 2004):
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar profesi dan standar prosedur
operasional,
b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar
prosedur operasional,
Kewajiban Pasien
Kewajiban pasien menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Pasal 53 Tentang Praktik Kedokteran dinyatakan sebagai berikut (UU
Kesehatan, 2004):
a. Memberikan informasi yang jelas, lengkap, dan jujur mengenai
masalah kesehatannya,
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter maupun dokter gigi,
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan,
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang telah diterima.
2.3.2
Hak Pasien
Hak pasien yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran adalah sebagai berikut (UU Kesehatan,
2004):
standar mutu
pelayanan
2.4.2
dan
penghargaan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan,
c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan
pelayanan,
d. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian,
f. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan,
g. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
h. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.
2.5.2
saat
dilakukan
pengambilan
darah
vena
untuk
pemeriksaan
laboratorium,
b. Expressed Consent, adalah persetujuan yang dinyatakan. Pasien dapat
memberikan persetujuan dengan menyatakan secara lisan (oral
consent) ataupun tertulis (written consent).
Persetujuan yang paling sederhana ialah persetujuan yang
diberikan secara lisan, misal untuk tindakan-tindakan rutin. Tindakan
invasif tertentu dan tindakan lain yang kompleks yang mempunyai risiko
yang kadang-kadang tidak dapat diperhitungkan dari awal dan yang
mempunyai risiko yang tinggi, memperoleh persetujuan yang yang tertulis
agar suatu saat apabila diperlukan persetujuan itu dapat dijadikan bukti
(Afif, 2014).
Persetujuan yang dibuat secara tertulis tersebut tidak dapat dipakai
sebagai alat untuk melepaskan diri dari tuntutan apabila terjadi suatu yang
merugikanpasien. Hal ini harus diingat karena secara etik dokter
diharapkan untuk memberikan yang terbaik bagi pasien. Apabila dalam
suatu kasus ditemukan unsur kelalaian dari pihak dokter, maka dokter
tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Begitu pula
dari pihak pasien, mereka tidak bisa langsung menuntut apabila terjadi hal
diluar dugaan karena harus ada bukti-bukti yang menunjukkan adanya
kelalaian. Dalam hal ini, harus dibedakan antara kelalaian dan kegagalan.
Apabila hal tersebut merupakan risiko dari tindakan yang telah disebutkan
dalam persetujuan secara tertulis, maka pasien tidak bisa menuntut. Oleh
sebab itu, untuk memperoleh persetujuan dari pasien dan untuk
menghindari adanya salah satu pihak yang dirugikan, dokter wajib
memberikan
informasi
sejelas-jelasnya
agar
pasien
dapat
2.5.3
2.5.4
2.5.5
informasi
harus
dokter
yang
bersangkutan
yang
2.5.6
2.5.7
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
penyampaian
Faktor Dokter
Faktor Pasien
Faktor Lingkungan
2.7 Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh masing-masing faktor terhadap tingkat
pemahaman informasi medis pada pasien poli THT di Rumah Sakit
Bhayangkara Mataram.
H1: Terdapat pengaruh masing-masing faktor terhadap tingkat pemahaman
informasi medis pada pasien poli THT di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.