Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1. Karakteristik Pasien
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pasien yang datang untuk
memeriksakan diri ke Poli THT Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Penelitian menggunakan
kuesioner yang terdiri dari beberapa kelompok pertanyaan dan sampel penelitian dipilih secara
acak dalam penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap 50 orang sampel
tersebut dapat dibuat tabel karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, umur, perkerjaaan,
dan tingkat pendidikan.

Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.1. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Jumlah (Orang)
33
17
50

Persentase (%)
66,0
34,0
100,0

Dari tabel 4.1. terlihat bahwa distibusi pasien laki-laki (66,0%) lebih banyak dibandingkan
dengan perempuan (34,0%).

Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur

Tabel 4.2. Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur


Umur
17-25
26-35
36-45
46-55
>55
Total

Jumlah (Orang)
11
16
10
11
2
50

Persentase (%)
22,0
32,0
20,0
22,0
4,0
100

Tabel 4.2. mengggambarkan ditribusi umur sampel terbanyak yang datang memeriksakan diri
yaitu kelompok usia 26-35 tahun (32,0%), disusul dengan kelompok umur 17-25 tahun dan
kelompok umur 46-55 (22,0%), dan kelompok usia terendah yaitu >55 tahun (4,0%).

Ditribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan


Tabel 4.3. Distribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan
Tidak pernah bersekolah
Tidak tamat SD atau sederajat

Jumlah (Orang)
0
0

Persentase (%)
0,0
0,0

Tamat SD atau sederajat


Tamat SMP atau sederajat
Tamat SMA atau sederajat

3
5
30

6,0
10,0
60,0

Tamat Perguruan Tinggi atau

12

24,0

sederajat
Total

50

100

Tingkat pendidikan yang terbanyak dalam penelitian ini yaitu sampel berpendidikan terakhir
SMA atau sederajat yaitu 30 orang (60,0%) serta sampel yang tidak pernah bersekolah dan tidak
tamat SD atau sederajat memiliki jumlah paling kecil yaitu 0 orang (0,0%).
Distribusi pasien berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.4. Distribusi pasien berdasarkan pekerjaan
Pekerjaaan
Tidak bekerja

Jumlah (Orang)
9

Persentase (%)
18,0

Petani
Buruh
PNS
Wiraswasta
Lain-lain
Total

1
2
15
8
15
50

2,0
4,0
30,0
16,0
30,0
100

Mayoritas pasien yang menjadi sampel dalam penelitian ini bekerja dalam bidang PNS dan
pekerjaan di bidang lain sebanyak 15 orang (30,0%) dan diikuti oleh tidak bekerja sebanyak 9
orang (18,0%). Sampel dengan pekerjaan petani dan buruh merupakan pekerjaan yang memiliki
jumlah paling kecil yaitu masing-masing 1 orang (2,0%) dan 2 orang (4,0%).

Distribusi pasien berdasarkan kategori baik dan buruk


Tabel 4.5. Distribusi pasien berdasarkan kategori baik dan buruk
Kategori
Pasien buruk
Pasien baik
Total

Jumlah (Orang)
28
22
50

Persentase (%)
56,0
44,0
100

Mayoritas pasien yang menjadi sampel dalam penelitian ini masuk dalam kategori pasien buruk
yaitu sebanyak 28 orang (56,0%) dan diikuti oleh kategori pasien baik sebanyak 22 orang
(44,0%).

Distribusi dokter berdasarkan kategori baik dan buruk


Tabel 4.6. Distribusi dokter berdasarkan kategori baik dan buruk
Kategori
Dokter buruk

Jumlah (Orang)
28

Persentase (%)
56,0

Dokter baik
Total

22
50

44,0
100

Distribusi dokter yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang (56,0%) termasuk
dalam kategori buruk sedangkan sebanyak 22 orang (44,0%) termasuk dalam kategori dokter
baik.

Distribusi lingkungan berdasarkan kategori baik dan buruk


Tabel 4.7. Distribusi lingkungan berdasarkan kategori baik dan buruk
Kategori
Lingkungan buruk
Lingkungan baik
Total

Jumlah (Orang)
15
35
50

Persentase (%)
30,0
70,0
100

Mayoritas lingkungan yang menjadi sampel dalam penelitian ini masuk dalam kategori
lingkungan baik yaitu sebanyak 35 orang (70,0%) dan diikuti oleh kategori lingkungan buruk
sebanyak 15 orang (30,0%).
Distribusi tingkat pemahaman berdasarkan kategori baik dan buruk
Tabel 4.8. Distribusi tingkat pemahaman berdasarkan kategori baik dan buruk
Kategori
Tingkat pemahaman buruk
Tingkat pemahaman baik
Total

Jumlah (Orang)
21
29
50

Persentase (%)
42,0
58,0
100

Mayoritas tingkat pemahaman yang menjadi sampel dalam penelitian ini masuk dalam kategori
tingkat pemahaman baik yaitu sebanyak 29 orang (58,0%) dan diikuti oleh kategori tingkat
pemahaman buruk sebanyak 21 orang (42,0%).

4.1.2. Analisis Data


Variabel dalam penelitian ini masing telah dipecah kedalam sekelompok pertanyaan
dimana pertanyaan tersebut akan dilakukan pengujian untuk menilai seberapa besar kekuatan
faktor tersebut mempengaruhi tingkat pemahaman dari pasien. Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel bebas terbagi menjadi variabel pasien (9 pertanyaan), dokter (20 pertanyaan),
lingkungan(10 pertanyaan), dan satu variabel terikat yaitu tingkat pemahaman (6 pertanyaan)
dengan total pertanyaan menjadi 45 buah pertanyaan.

4.1.2.1. Persentase Variabel


a. Variabel Pasien
Variabel Pasien
No
1.

Pertanyaan
Apakah Sdr/I memiliki televisi (TV) di tempat tinggal

Ya
96,0%

Tidak
4,0%

2.
3.
4.

Sdr/I?
Apakah Sdr/I berlangganan Koran?
Apakah Sdr/I sering mengakses internet?
Apakah Sdr/i sering menonton/membaca

tema

6,0%
58,0%
26,0%

94,0%
42,0%
74,0%

kesehatan tentang penyakit yang Anda alami sekarang?


Apakah Sdr/i pernah mengikuti penyuluhan kesehatan

14,0%

86,0%

yang berhubungan dengan penyakit Anda alami


6.

sekarang?
Apakah Sdr/I menjelaskan kepada dokter tentang

96,0%

4,0%

7.

keluhan dan gejala yang dirasakan?


Apakah Sdr/I menanyakan penyebab keluhan yang

68,0%

32,0%

8.

dirasakan kepada dokter?


Apakah Sdr/i menanyakan kepada dokter mengenai

44,0%

56,0%

komplikasi

penyakit

yang

timbul

dari

penyakit

sekarang?
Apakah Sdr/I menanyakan kepada dokter mengenai

66,0%

34,0%

prognosa (bias sembuh atau tidak) mengenai penyakit


yang anda alami?

b. Variabel Dokter
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Variabel dokter
Pertanyaan
Apakah dokter memperkenalkan diri kepada Sdr/I?
Apakah dokter menanyakan nama Sdr/I?
Apakah dokter menanyakan umur Sdr/I?
Apakah dokter menanyakan pekerjaan Sdr/I?
Apakah dokter menanyakan alamat Sdr/I?
Apakah dokter menanyakan apa yang menjadi keluhan Sdr/I?
Apakah dokter mendengarkan dengan baik setiap keluhan yang

Ya
32,0%
66,0%
60,0%
42,0%
36,0%
100%
94,0%

Tidak
68,0%
34,0%
40,0%
58,0%
64,0%
0,0%
6,0%

8.

Sdr/I sampaikan?
Apakan dokter menjelaskan mekanisme gejala dan keluhan yang

62,0%

38,0%

9.

Sdr/I keluhkan?
Apakah dokter menjelaskan diagnosis dari penyakit yang

68,0%

32,0%

10.

diderita oleh Sdr/I?


Apakah dokter menjelaskan tatacara tindakan yang akan

62,0%

38,0%

11.

dilakuakan kepada Sdr/I?


Apakah dokter menjelaskan alternatif tindakan medis yang akan

12,0%

88,0%

22,0%

78,0%

dilakukan kepada Sdr/I?


12.

Jika Ya,sebutkan:
Apakah dokter menjelaskan risiko dari tindakan alternatif yang
akan dilakukan kepada Sdr/I?

13.
14.

Jika Ya, sebutkan:


Apakah dokter menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi?
Apakah dokter menjelaskan prognosis terhadap tindakan yang

54,0%
60,0%

46,0%
40,0%

15.

dilakukan?
Apakah dokter menggunakan istilah-istilah medis/kedokteran 22,0%

78,0%

16.

yang tidak Sdr/I pahami?


Apakah dokter menjelaskan istilah-istilah medis/kedokteran 24,0%

76,0%

17.

tersebut?
Apakah dokter menjelaskan istilah kedokteran yang berkaitan

24,0%

76,0%

18.

dengan penyakit Sdr/I?


Apakah ada istilah kedokteran yang tidak dimengerti tanpa

22,0%

78,0%

19.

penjelasan lebih lanjut ?


Apakah dokter memberikan timbal balik atau menanyakan

50,0%

50,0%

kembali kepada pasien akan sesuatu yang belum dimengerti oleh


20.

pasien?
Apakah dokter melakukan kontak mata atau melihat kearah

98,0%

2,0%

pasien saat pasien berbicara?

c. Variabel Lingkungan
Variabel Lingkungan
No
1

Pertanyaan
Apakah Ruang

2
3
4
5
6
7
8
9

Conditioner)?
Apakah ruangan terasa sejuk ?
Apakah ruangan pemeriksaan luas bagi pasien?
Apakah penerangan dalam ruang pemeriksaan cukup?
Apakah ruang pemeriksaan tidak bisa dilihat dari luar?
Apakah lingkungan tempat pemeriksaan tidak berisik?
Apakah ruang pemeriksaan bersih ?
Apakah ruang tempat pemeriksaan tidak berbau?
Apakah dokter memiliki media untuk menjelaskan pertanyaan

88,0%
42,0%
88,0%
50,0%
30,0%
90,0%
72,0%
36,0%

10

pasien? (seperti buku, gambar,poster, dll)


Apakah Sdr/I lama menunggu giliran untuk diperiksa oleh

56,0% 44,0%

pemeriksaan

menggunakan

AC

(Air

Ya
Tidak
84,0% 16,0%
12,0%
58,0%
12,0%
50,0%
70,0%
10,0%
28,0%
64,0%

dokter?

4.1.2.2. Uji Chi-Square


Masing-masing varibel bebas (pasien, dokter, dan lingkungan) diatas kemudian dilakukan
analisis dengan menggunakan metode chi-square untuk menilai signifikansi masing-masing
variabel. Analisis dengan menggunakan metode chi-square ini didapatkan hanya 1 variabel yang
memiliki signifikansi atau nilai p<0,05 seperti pada tabel barikut:
Tabel 4.9. Hasil uji variable dengan chi-square
No
1
2
3

Faktor Resiko
Variabel pasien
Variabel dokter
Variabel lingkungan

4.1.2.3. Uji Regresi Logistik

Signifikansi (p)
0,014
0,061
0,288

Hasil uji regresi logistik dari 3 variabel tersebut menghasilkan 1 variabel seperti pada
tabel 4.10.:
Tabel 4.10. Variabel dengan uji regresi logistik
No
1

Variabel
Variabel Pasien (P)
Nilai Konstanta

Koefisisen
1,511
-0,288

Keterangan: P = Pasien

4.1.2.4. Koefisien Regresi Logistik

95% C.I.for EXP(B)


Step 3

NewPasien(1)

B
1.511

S.E.
.636

Wald
5.364

df
1

Sig.
.017

Exp(B)
4.533

Constant

-,288

.382

.568

.451

.451

Lower
1.303

Upper
15.772

a. Variable entered on step 3a: NewPasien(1)


Gambar 4.4. variables in the equation

4.1.2.5. Kekuatan Faktor Resiko (EXP B)


Kekuatan dari variabel pasien tersebut dinilai dengan memperhatikan nilai OR atau
EXP(B) pada lembar SPSS.
Tabel 4.11. Nilai OR atau EXP(B)
Nomor

Variabel

OR atau EXP(B)

1
Variabel Pasien (D)
4.533
Keterangan:
P = Variabel Pasien
Pasien dengan tingkat pengetahuan yang baik memiliki kecenderungan lebih paham sebesar 4.533
kali lipat dibandingkan pasien dengan tingkat pengetahuan yang buruk.

4.1.2.6. Perhitungan Rumus


Untuk melakukan prediksi probabilitas seorang pasien untuk mengalami ketidakpahaman dapat
digunakan persamaan
1+e y
1
p=

Ket:

p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian


e = bilangan natural = 2,71828
y = konstanta + a1x1 + a2x2 + ........+ aixi
a = nilai koefisien tiap variabel
x = nilai variabel bebas
Untuk menilai kualitas persamaan yang diperoleh, maka perlu dilakukan uji kaliberasi

dan diskriminasi.

1. Uji Kaliberasi
Uji kaliberasi dapat dinilai dengan memperhatikan hasil dari Hosmer and Lameshow Test
Tabel 4.12. Uji Hosmer dan Lameshow
Step

Chi-square

Df

Sig.

.428

.995

.025

.874

.000

Nilai signifikansi pada Hosmer and Lameshow Test adalah sebesar 0,874 artinya, persamaan
yang diperoleh mempunyai kaliberasi yang baik.
2. Uji Diskriminasi
Uji kualitas persamaan berikutnya yaitu parameter diskriminasi dengan metode Receiver
Operating Curve (ROC), nilai diskriminasi dapat diketahui dengan melihat nilai Area Under the
Curve (AUC).
Tabel 4.13. Uji Receiver Operating Curve (ROC)
Area

Std. Errora

Asymptotic Siga

.674

.077

.037

Asymptotic 95% Confidence Interval


Lower Bound
Upper Bound
.522
.826

Nilai diskriminasi dapat diketahui dengan melihat dari nilai Area Under Curve (AUC).
Tabel 4.12. Interpretasi nilai AUC
Nilai AUC

Interpretasi

50 % - 60 %

Sangat Lemah

60 % - 70 %

Lemah

70 % - 80 %

Sedang

80 % - 90 %

Kuat

90 % - 100 %

Sangat Kuat

Nilai diskriminasi pada uji ROC adalah 0,674 (67,4%) artinya, persamaan yang diperoleh
mempunyai nilai diskriminasi yang lemah.

Untuk mengetahui probabilitas seorang pasien untuk mengalami ketidak pahaman dengan
rumus:
p = 1/(1+e-y)

Ket:

p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian


e = bilangan natural = 2,71828
y = konstanta + a1x1 + a2x2 + ........+ aixi
a = nilai koefisien tiap variabel
x = nilai variabel bebas

Sebelum menilai p dicari nilai y terlebih dahulu dengan persamaan:


y = konstanta + a1x1 + a2x2 + ........+ aixi
= -0,288 + 1,511 (P)
Nilai konstanta dan nilai koefisien untuk setiap pertanyaan tersebut dapat dilihat pada
kolom B. Nilai variabel bebas dapat dilihat pada Catagorical Variabel Coding. Nilai variable
bebas bernilai 1 jika baik dan bernilai 0 jika buruk. Jika pasien baik, maka:
y = -0,288 + 1,511 (1)
= -0,288 + 1,511
1
= 1,223 (1+e y )

1+e
1
p=

(1,223)

1+2,7 1828
1
p=

p=0,772

(Pemahaman Baik)

Pemahaman buruk

= 1 - 0,772

= 0,228
Dengan demikian probabilitas pasien untuk memiliki tingkat pemahaman yang buruk yaitu
22,8%, jika variabel pasien baik.
Jika nilai koefisien dianggap bernilai 0 maka persamaannya menjadi:
y = konstanta + a1x1 + a2x2 + ........+ aixi
= -0,288 + 1,511 (P)
= -0,288+ 1,511 (0)
= -0,288
1+e
1
p=

p=

1
1+2,7(0,288)

p=0,429

(Pemahaman Baik)

Pemahaman buruk

= 1 - 0,429
= 0,571

Dengan demikian probabilitas pasien untuk memiliki tingkat pemahaman yang buruk yaitu
57,1%, jika variabel pasien buruk.

4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian di poli THT yang ada di rumah Sakit Islam Bhayangkara
Mataram didapatkan total keseluruhan sampel penelitian yang berjumlah 50 orang pasien.
Tingkat pemahaman pasien yang dilakukan terhadap 50 orang pasien tersebut menghasilkan data

bahwa sebanyak 21 orang (42,0%) memiliki tingkat pemahaman baik dan sebanyak 28 orang
(58,0%) memiliki tingkat pemahaman yang buruk. Terdapat satu faktor yang mempengaruhi
tingkat pemahaman pasien yaitu variabel pasien.

4.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman


Berdasarkan hasil uji statistik maka didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pemahaman informasi medis adalah sebagai berikut:
1. Variabel Pasien
2. Kendala yang umunnya terjadi dalam penyampaian informed consent antara lain
heterogennya tingkat pengetahuan pasien tentang istilah medis, kondisi pasien yang tidak
mendukung, proses diskusi yang tidak lancar. Faktor dokter juga terdapat kendala yaitu
informasi yang diberikan oleh dokter secara tidak lengkap, terdapat bagian yang tidak
diinformasikan kepada pasien, bahkan ada pula dokter yang membohongi pasien tentang
informasi yang diberikan (Biben, 2005). Apabila faktor pasien dianggap konstan maka
faktor dokter yang memberikan informed consent akan berpengaruh pada tingkat
pemahaman pasien itu sendiri sembilan kali lebih besar dibandingkan dengan dokter yang
tidak memberikan penjelasan tentang informed consent.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Presentase pasien tingkat pemahaman pasien yang baik yaitu 25 orang (52,1%) dan pasien
yang buruk 23 orang (47,9%)
2. Terdapat 2 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman informasi medis pasien di
RSU Gerung, Kabupaten Lombok Barat yaitu: faktor pasien dan faktor dokter.
3. Besar masing-masing faktor tersebut mempengaruhi tingkat pemahaman pasien yaitu: faktor

pasien akan berpengaruh pada tingkat pemahaman pasien itu sendiri enam kali lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang lain. Dan faktor dokter yang memberikan informed consent
akan berpengaruh pada tingkat pemahaman pasien itu sendiri sembilan kali lebih besar
dibandingkan dengan dokter yang tidak memberikan penjelasan tentang informed consent.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi dokter
1. Bagi dokter diharapkan untuk memberikan informasi yang lengkap kepada pasien seperti
yang telah diatur dalam Undang-Undang Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 yaitu
diagnosis, tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif

tindakan lain dan resikonya, komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan.
2. Dokter diharapkan untuk selalu menjalin sambung rasa dengan pasien untuk membentuk
rasa saling percaya dan menghargai antara pasien dengan dokter. Sambung rasa antara
dokter dengan pasien dapat dilakukan dengan memperkenalkan diri, mendengarkan
dengan baik keluhan pasien, serta berempati terhadap pasien.
5.2.2 Bagi pasien
Dari hasil penelitian didapatkan faktor resiko yang berpengaruh adalah variabel pasien,
untuk itu bagi pasien diharapkan lebih aktiv dalam menambah informasi mengenai masalah
kesehatan khususnya penyakit yang sedang diderita baik melalui media seperti TV, internet, surat
kabar, menanyakan kepada dokter, dll.
5.2.3 Bagi peneliti
1. Penelitian ini hanya terbatas pada tiga faktor besar yaitu dokter, pasien, dan lingkungan
saja, diharapkan kepada peneliti berikutnya dapat memperluas lagi faktor lain seperti
tingkat pendidikan, pekerjaan, budaya, dan faktor-faktor lainnya.
2. Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengalami kesulitan saat pengambilan data
karena keterbatasan bahasa, sehingga ada beberapa pasien yang seharusnya masuk dalam
sampel menjadi tidak masuk dikarenakan tidak dapat memahami pertanyaan yang peneliti
ajukan.

Anda mungkin juga menyukai