Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi beton, terdapat tiga komponen utama yang harus
direncanakan dengan matang, karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan
suatu pekerjaan struktur, terutama untuk struktur core wall. Ketiga komponen itu
tersebut adalah campuran beton, penulangan beton, dan formwork atau bekisting.
Dari ketiga komponen tersebut memiliki perannya masing- masing dalam hal efektif
dan efisiennya sebuah metode pelaksanaan struktur bangunan khususnya core wall.
Dimana di butuhkan suatu sistem yang dapat menyelesaikan struktur core
wall secara praktis sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan. Karena struktur
core wall merupakan struktur beton vertikal yang sangat besar dan memiliki bentuk
yang sama berulang- ulang maka diperlukan metode pelaksanaan konstruksi yang
benar dalam pengerjaannya. Dalam metode konstruksi core wall sendiri terdapat
unsur- unsur pekerjaan yang harus di perhatikan dari ketiga komponen yang telah
disebutkan diatas, yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan pembesian, pengecoran,
bekisting (pemasangan baik pembongkaran), dan perawatan beton (curing). Kelima
unsur tersebut menjadi hal pokok dalam proses konstruksi core wall, yang mana
pengerjaannya menggunakan satu sistem agar pelaksanaannya berjalan dengan
lancar. Dimana sistem yang digunakan pada core wall proyek Quest Hotel ini
merupakan sistem climbing formwork.
Pengertian formwork (bekisting) yaitu sebagai struktur yang bersifat
sementara dalam pelaksanaan pembangunan hampir selalu ada dan dibutuhkan,
terutama dalam proses pembentukan komponen bangunan yang terbuat dari beton.
Berbagai macam material dapat digunakan namun pemilihan jenisnya lebih
ditentukan oleh pertimbangan teknis dan ekonomis. Sementara ini struktur secara
tidak langsung menentukan kecepatan dalam menyelesaikan proyek konstruksi.
Formwork terkait dalam hal pemasangan dan pembongkaran. Beton yang memiliki

bentuk yang tidak sempurna, kurang presisi, terjadi kebocoran pada saat
pengecoran, hal tersebut merupakan dampak dari tidak benarnya pemasangan
bekisting di lapangan. Untuk mencegah terjadi hal- hal tersebut maka perlu di
perhatikan kembali untuk pemasangan bekisting. Tidak hanya itu, dalam hal
pembongkaran juga perlu diperhatikan. Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu
pengikatan pada beton menjadi sempurna, maka akan terjadi kerusakan/ cacat pada
beton tersebut. Upaya dalam mencegah kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan
pembongkaran setelah setting time yang disyaratkan, agar beton dapat mengeras
terlebih dahulu. Karena beton yang digunakan tidak langsung menerima beban besar.
Oleh sebab itu, kedua unsur ini dalam pekerjaan bekisting perlu diperhatikan dalam
metode pelaksanaan core wall.
Dalam hal pengecoran dan perawatan beton, juga memiliki peran sendiri yang
begitu penting. Perencanaan campuran beton merupakan kunci dihasilkannya beton
yang baik, berawal dari proporsi campuran beton yang baik dan didukung oleh faktor
yang lainnya, yaitu pencampuran, pengecoran, pemadatan, dan perawatan beton
paska pengecoran. Perawatan beton (curing) adalah suatu proses untuk menjaga
tingkat kelembaman dan temperature ideal untuk mencegah hidrasi yang berlebihan
serta menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan. Curing dapat dipahami secara
umum sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak
terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaman dan suhu
beton, segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai.
Sistem climbing formwork harus direncanakan seefisien mungkin dengan
hasil yang maksimal. Oleh karena itu diberikan alternatif suatu metode pengerjaan
core wall yang lebih modern dan efisien dalam pelaksanaannya. Sistem climbing
formwork yang diberikan disini adalah metode dimana pengerjaan core wall
menggunakan sistem beksiting secara menerus dengan alat angkat dalam
pelaksanaannya dan sistem pengecoran beton vertikal yang sama berulang- ulang,
dengan kapasitas utama core wall yang mendahului slab.
Karena objek dalam pembahasan sistem climbing formwork dalam laporan ini
adalah core wall, maka akan di paparkan sedikit mengenai bangunan core wall itu
sendiri.

Dinding geser merupakan struktur vertikal yang digunakan pada bangunan


tingkat tinggi. Fungsi utama dari dinding geser adalah menahan beban lateral seperti
gaya gempa dan angin. Berdasarkan letak dan fungsinya, dinding geser di
klasifikasikan
asifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Bearing Walls
Merupakan dinding geser yang juga mendukung sebagian besar beban
gravitasi. TembokTembok tembok ini juga menggunakan dinding partisi antar
apsartemen
artemen yang berdekatan.
2. Frame Walls
Merupakan dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban
gravitasi berasal dari frame beton bertulang. TembokTembok tembok seperti ini
dibangun di antara baris kolom.
3. Core Walls
Merupakan dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam
gedung,
edung, yang biasanya diisi tangga atau poros lift. Dinding ini terletak
pada inti pusat bangunan yang memiliki fungsi ganda, sehingga menjadi
pilihan ekonomis pada pembangunan gedung tinggi.

a.

b.

c.

Gambar 1.1.
1.1 (a) Bearing Walls, (b) Frame Walls,, (c) Core Walls

Struktur bangunan tinggi

yang dikembangkan sekarang ini banyak

menggunakan gabungan dari struktur shear wall dan struktur core wall. Dimana
struktur shear wall adalah unsur pengaku vertikal yang dirancang untuk menahan
gaya lateral atau gaya gempa yang bekerja pada bangunan. Sedangkan core wall
lebih terhadap sistem dinding pendukung linear yang sesuai untuk bangunan tinggi
dimana fungsi dan utilitasnya tetap berfungsi untuk memenuhi kekakuan lateral yang
diperlukan struktur bangunan. Seperti fungsi core wall yang telah dipaparkan diatas,
dalam aplikasi konstruksi di lapangan kita dapat mengenal struktur corewall sebagai
ruang lift, shaft mekanikal maupun elektrikal, dan service duct. Struktur core wall
biasanya di tempatkan memanjang searah tinggi bangunan.

B. Permasalahan

Meninjau metode pelaksanaan core wall dengan sistem climbing pada Proyek
Hotel Quest, apakah bisa diaplikasikan dengan baik dilapangan, serta menilai
efektivitas sistem climbing tersebut.

C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :


1. Mengetahui secara detail sistem climbing formwork dalam metode
pelaksanaan core wall dan membedakan antara sistem climbing formwork
dengan sistem formwork yang lainnya dengan tinjauan langkah
pengerjaan dan nilai efektifitasnya secara umum.
2. Mengetahui bentuk dan macam tipe core wall, serta detail penulangan
struktur core wall dengan aturannya pada SNI BETON Tahun 2002 dan
PBI 1971.

D. Manfaat

Manfaat dari penyusunan laporan ini adalah:


1.

Dapat membedakan pembesian core wall dengan aturan SNI dan PBI
dengan pembesian yang ada di lapangan.

2.

Mengetahui manfaat lain dari core wall selain sebagai inti bangunan,
core wall juga dapat dimanfaatkan sebagai utilitas bangunan.

3.

Mengetahui metode pelaksanaan dengan sistem climbing formwork


yang ada dilapangan secara langsung.

4.

Membedakan antara teori dalam buku dengan praktik di lapangan.

E. Batasan Masalah

Agar analisa ini tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak menyimpang dari
rumusan masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah yang ditinjau.
Batasan- batasan masalah yang diambil dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.

Pembahasan akan difokuskan pada tinjauan metode pelaksanaan


corewall dengan sistem climbing formwork.

2.

Detail penulangan pembesian pada struktur core wall Hotel Quest.

3.

Analisa efektivitas secara umum sistem climbing formwork ditinjau


dari segi waktu, jumlah pekerja, dan biaya.

4.

Perhitungan analisa struktur corewall tidak di bahas.

Anda mungkin juga menyukai