PENGANTAR
Kegiatan berusaha merupakan suatu jenis kegiatan yang sangat
kompleks sifatnya, karena meliputi berbagai jenis kegiatan yang
melibatkanbanyak orang dan pihak, baik pada cakupannya maupun jangka
waktunya yang panjang dan terus menerus.
Kegiatan berusaha tersebut dapat dilakukan secara pribadi dengan segala
konsekuensinya dan dapat pula dilakukan dalam bentuk kerja sama antar pribadi
atau antar kelompok, disamping itu mengenai bentuk usaha yang dipilih pada
dasarnya sangat bergantung pada berbagai hal, baik faktor internal maupun
eksternal dari para pihak yang mendirikan perusahaan.
Sedangkan berdasarkan sumber dana yang dimanfaatkan untuk
mendirikan perusahaan maka bentuk perseroan terbatas sangat diminati.
Mengapa banyak pihak lebih memilih bentuk perseroan terbatas?, adapun
alasannya adalah bahwa setiap pemilik dana selalu menginginkan resiko
seminimal mungkin selain itu juga demi efisiensi.
Selain itu dari segi manajemen maka pemegang saham tidak perlu untuk
mengurus sendiri tetapi pengurusan perseroan dilakukan oleh suatu organ
tersendiri yang terpisah kedudukannya dari pemegang saham.
UU PT secara resmi mencabut dan mengantikan pasal-pasal dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur tentang Perseroan
Terbatas, yaitu pasal 36 sampai dengan pasal 56, yang telah berlaku selama
lebih kurang 100 tahun dan menyatakan Ordonasi Maskapai Andil Indonesia
tidak berlaku terhitung 3 tahun sejak UU PT berlaku.
UU PT banyak mengatur hal-hal baru seperti misalnya terdapatnya
pernyataan secara tegas bahwa perseroan terbatas adalah suatu badan hukum,
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa modal yang sudah
dikumpulkan dari para pemegang saham harus dipergunakan oleh perseroan
sebagai alat untuk mencapai maksud tujuan perseroan. Ini berarti, bahwa
setoran yang telah dilakukan tidak boleh dikembalikan kepadda para pemegang
saham, kecuali dalam hal perseroan memperkecil modal.
Kewajiban tersebut adalah sesuai dengan prinsip perseroan bahwa pada
umumnya pembayaran kepada para pemegang saham adalah dari hasil
keuntungan yang telah diperoleh perseroan. Jadi seperti apa yang dikatakan
oleh Mr. EJJ. Van Der Hejden dalam bukunya Handboek Voor De Naamlaze
Vennootschap, modal adalah sebagai pengikat (klem) dari kekayaan perseroan
yang sampai jumlah tertentu harus dipertahankan, oleh karena itu dalam hal
terjadi pengurangan modal, yaitu dengan menetapkan suatu prosedur yang
memberikan kesempatan kepada kreditor untuk mengujukan keberatan (pasal
38).