Apakah hubungan tingginya angka kematian bayi, tingginya prevalensi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), masalah kekurangan gizi pada ibu hamil dan balita, serta
komplikasi dan penyulit persalinan?
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya komplikasi dan penyulit
kehamilan serta BBLR.
Bayi yang lahir dengan BBLR beresiko untuk mengalami kekurangan gizi saat balita.
BBLR, kekurangan gizi pada ibu hamil, serta komplikasi dan penyulit persalinan adalah
faktor resiko terjadinya kematian bayi.
2. Apakah kekurangan dan kelebihan dari rancangan rancangan penelitian?
Kelebihan studi cross-sectional
Kelebihan rancangan desain penelitian cross-sectional (lintas-bagian atau potong
lintang) adalah :
1.
2.
3.
a. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan
penyakit atau efek yang diteliti
b. Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan
temporal antara faktor resiko dengan efek
c. Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif
d. Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu
faktor risiko tertentu
e. Pengamatan diamati longitudinal dan kontinu, studi kohort dianggap andal untuk
meneliti berbagai masalah kesehatan.
Kekurangan studi kohort
a.
b.
c.
d.
e.
Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali,
tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen (faktor risiko)
dengan variabel dependen (efek). Dalam sebuah desain cross-sectional , adalah sulit
untuk menemukan apakah variabel paparan potensial mendahului keluaran (contohnya,
perbedaan postur kerja berkonstribusi pada pengembangan sakit tulang belakang) atau
apakah variabel paparan potensial eksis sebagaisebuah hasil dari keluaran (contohnya,
pekerja yang berbeda dalam postur sebagai adaptasi darisakit tulang belakang yang
diderita). Oleh karena itu, studi cross-sectional sangat berguna untuk mengidentifikasi
hubungan paparan-penyakit yang potensial namun tidak untuk menentukankausalitas.
Penelitian cross-sectional relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti
dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masingmasing
individu.
Data
yang
berasal
dari
penelitian
ini
bermanfaat
untuk:
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1) = 1, maka
besar sampel dihitung dengan rumus :
BBLR
Jumlah
+
+
15
85
100
_
8
92
100
Jumlah
23
177
200
Tabel 2. Analisis hasil hubungan anemia ibu terhadap BBLR
Risiko
0,15
0,008
RR 1,9
Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhadap BBLR 2 kali
lebih besar dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA) = 0,15 0,08 = 0,07.
Ini berarti bahwa resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila tidak terjadi anemia pada ibu
hamil sebesar 0,007.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-Square. Uji
Chi-Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal
dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal
lainnya
Kelebihan studi cross-sectional
Kelebihan rancangan desain penelitian cross-sectional (lintas-bagian atau potong
lintang) adalah :
4.
5.
6.
penelitian
menggunakan
pendekatan
Cohort,
maka
populasinya
adalah:
Semua Wanita Usia Subur yang menggunakan Depo Propera (kelompok studi)
Sedangkan kelompok kontrolnya adalah: semua Wanita usia subur yang tidak
menggunakan Depo Propera. Setelah diamati beberpa waktu tertentu (misal 1 tahun),
dilakukan pengambilan data obesitas (variabel akibat), baik pada kelompok sebab
maupun kelompok akibat kemudian data kedua kelompok studi dan kontrol dianalisa
dengan menggunakan uji statistik yang sesuai.
Jenis dan Karateristik
Jenis-jenis studi kohort terbagi menjadi :
Ket:
P2
Ln
Q1
Q2
nilai Z1/2
a =1,96
: logaritma utama yang dapat dihitung dengan program excel
: 1-P1
: 1-P2
Positif
Negatif
Jumlah
Sakit
+ (a)
+ (c)
a+c
Tak Sakit
- (b)
- (d)
b+d
a+b
c+d
N
Risiko Atribut = m - n
Peminum
Jumlah
+
-
+
193
93
2.723
4.859
Jumlah
2.916
4.952
286
7.582
7.868
Resiko
0,066
0,018
Case-Control Study
Sebuah studi kasus-kontrol dirancang untuk membantu menentukan apakah
paparan terkait dengan hasil (yaitu, penyakit atau keadaan menarik). Secara teori, studi
kasus-kontrol dapat dijelaskan sederhana. Pertama, mengidentifikasi kasus (kelompok
yang dikenal memiliki hasil) dan kontrol (kelompok yang dikenal untuk bebas dari
hasilnya). Kemudian, melihat kembali dalam waktu untuk mempelajari subjek di masingmasing kelompok memiliki eksposur, membandingkan frekuensi paparan pada kelompok
kasus dengan kelompok kontrol. Menurut definisi, sebuah studi kasus-kontrol selalu
retrospektif karena dimulai dengan hasil kemudian ditelusuri untuk menyelidiki eksposur.
Ketika subyek yang terdaftar di kelompok masing-masing, hasil dari setiap subjek yang
sudah diketahui oleh penyidik. dan penyidik biasanya memanfaatkan data yang
dikumpulkan sebelumnya, ini yang membuat sebagai studi kasus-kontrol sebagai studi
'retrospektif'.
Karakteristik
1. Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan sebagai yang
berpenyakit dan tidak berpenyakit.
2. Melihat ke masa lalu (retrospektif) untuk mengukur pajanan dari objek yang diteliti.
untuk
memilih
kasus
adalah
dengan
pelbagai variable
matching
yang mungkin
berperan terhadap
yang
mempunyai
sedang diteliti
keuntungan
lain,
dengan penyakit.
yakni
jumlah
Teknik
subyek
ini
yang
lebih
dari
satu
berbeda,
tersebut
hal
kelompok
control
akan
tersebut
memperkuat
tidak
asosiasi
banyak
yang
ditemukan. Apabila ratio odds antara kasus dengan masingmasing control sangat berbeda, berarti salah satu atau kedua
hasil tersebut tidak sahih, dengan kata lain terdapat bias, dan
perlu diteliti letak bias tersebut.
Perhitungan besar sampel dan analisis data studi case control
Keterangan :
n
= Jumlah Sampel
P1
P2