1.uu44 09 RS PDF
1.uu44 09 RS PDF
dengan
upaya
peningkatan
derajat
jangkauan
pelayanan
Rumah
Sakit
serta
penyelenggaraan
rumah
sakit
sebagai
e. bahwa . . .
-2e. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
masyarakat
dan
Rumah
Sakit,
perlu
: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal
34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
tindakan
medis
segera
guna
-33.
4.
Pasien
adalah
konsultasi
setiap
orang
masalah
yang melakukan
kesehatannya
untuk
Pemerintah
Pusat
yang
selanjutnya
disebut
dan
perangkat
daerah
sebagai
unsur
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan
kepada
nilai
kemanusiaan,
etika
dan
diskriminasi,
pemerataan,
perlindungan
dan
Pasal 3 . . .
-4Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
a.
mempermudah
akses
masyarakat
untuk
memberikan
perlindungan
terhadap
keselamatan
d.
memberikan
kepastian
hukum
kepada
pasien,
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a.
penyelenggaraan
pemulihan
pelayanan
kesehatan
pengobatan
sesuai
dengan
dan
standar
-5b.
pemeliharaan
perorangan
paripurna
dan
peningkatan
melalui
tingkat
pelayanan
kedua
dan
kesehatan
kesehatan
ketiga
yang
sesuai
kebutuhan medis;
c.
manusia
dalam
rangka
peningkatan
pelayanan
memperhatikan
etika
ilmu
kesehatan
dengan
pengetahuan
bidang
kesehatan;
BAB IV
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 6
(1)
menyediakan
Rumah
Sakit
berdasarkan
kebutuhan masyarakat;
b.
c.
membina
dan
mengawasi
penyelenggaraan
Rumah Sakit;
d.
e. memberikan . . .
-6e.
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan;
f.
g.
menyediakan
informasi
kesehatan
yang
menjamin
pembiayaan
kegawatdaruratan
di
Rumah
pelayanan
Sakit
akibat
menyediakan
sumber
daya
manusia
yang
dibutuhkan; dan
j.
(2)
Tanggung
ayat
(1)
berdasarkan
kewenangan
perundang-
undangan
BAB V
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1)
prasarana,
sumber
daya
manusia,
Rumah
Sakit dapat
didirikan
oleh
Pemerintah,
-7(3)
atau
Lembaga
Teknis
Daerah
dengan
Rumah
Sakit
yang
didirikan
oleh
swasta
harus
Bagian Kedua
Lokasi
Pasal 8
(1)
ayat
(1)
harus
memenuhi
ketentuan
ruang,
serta
sesuai
dengan
hasil
kajian
(3) Ketentuan . . .
-8(3)
Ketentuan
mengenai
tata
ruang
sebagaimana
Wilayah
Kabupaten/Kota,
Rencana
Tata
pada
menggunakan
studi
prinsip
kelayakan
pemerataan
dengan
pelayanan,
Bagian Ketiga
Bangunan
Pasal 9
Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi :
a.
b.
pelayanan
bagi
serta
semua
perlindungan
orang
dan
termasuk
usia
lanjut.
Pasal 10 . . .
-9Pasal 10
(1)
Pasal
harus
dapat
digunakan
untuk
pendidikan
dan
pelatihan,
serta
rawat jalan;
b.
c.
d.
ruang operasi;
e.
f.
ruang radiologi;
g.
ruang laboratorium;
h.
ruang sterilisasi;
i.
ruang farmasi;
j.
k.
l.
m.
ruang
penyuluhan
kesehatan
masyarakat
rumah sakit;
n.
ruang menyusui;
o.
ruang mekanik;
p.
ruang dapur;
q.
laundry;
r.
kamar jenazah;
s.
taman;
t.
u.
- 10 (3)
(1)
instalasi air;
b.
c.
d.
instalasi uap;
e.
f.
g.
(2)
h.
i.
j.
ambulan.
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
(4) Pengoperasian . . .
- 11 (4)
(5)
(6)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
prasarana
tenaga keperawatan,
tenaga
manajemen
kefarmasian,
tenaga
Rumah
Jumlah
dan
jenis
sumber
daya
manusia
praktik
atau
pekerjaan
dalam
ketentuan peraturan
perundangan.
Pasal 13 . . .
- 12 Pasal 13
(1)
(2)
(3)
(4)
Ketentuan
mengenai
tenaga
medis
dan
tenaga
(1)
Rumah
Sakit
kesehatan
asing
dapat
mempekerjakan
sesuai
dengan
tenaga
kebutuhan
pelayanan.
(2)
Pendayagunaan
sebagaimana
tenaga
dimaksud
kesehatan
pada
ayat
(1)
asing
hanya
teknologi
dan
ilmu
pengetahuan
serta
Pendayagunaan
sebagaimana
tenaga
dimaksud
kesehatan
pada
ayat
(1)
asing
hanya
- 13 (4)
(1)
Persyaratan
kefarmasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) harus menjamin ketersediaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu,
bermanfaat, aman dan terjangkau.
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
harus
memenuhi
standar
pelayanan,
- 14 (2)
Peralatan
medis
sebagaimana
dimaksud
pada
pengujian
fasilitas
kesehatan
yang
berwenang.
(3)
diawasi oleh
Penggunaan
Rumah
peralatan
Sakit
harus
medis
dan
dilakukan
nonmedis
sesuai
di
dengan
(6)
(7)
Pasal 17
Rumah
Sakit
yang
tidak
memenuhi
persyaratan
BAB IV . . .
- 15 BAB VI
JENIS DAN KLASIFIKASI
Bagian Kesatu
Jenis
Pasal 18
Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan
dan pengelolaannya.
Pasal 19
(1)
Berdasarkan
jenis
pelayanan
yang
diberikan,
Rumah Sakit
(3)
Pasal 20
(1)
(2)
- 16 (3)
Pemerintah dan
Rumah
Sakit
privat
sebagaimana
dimaksud
dalam
atau
Persero.
Pasal 22
(1)
setelah
memenuhi
persyaratan
dan
ayat
(1)
ditetapkan
oleh
Menteri
setelah
dalam
bidang
pendidikan
profesi
(2) Dalam . . .
- 17 (2)
(3)
Rumah Sakit
Bagian Kedua
Klasifikasi
Pasal 24
(1)
(2)
Klasifikasi
Rumah
Sakit
umum
sebagaimana
(3)
a.
b.
c.
d.
Klasifikasi
Rumah
Sakit
khusus
sebagaimana
(4)
a.
b.
c.
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
klasifikasi
- 18 BAB VII
PERIZINAN
Pasal 25
(1)
wajib memiliki
izin.
(2)
(3)
Izin
mendirikan
sebagaimana
dimaksud
pada
Izin
operasional
sebagaimana
dimaksud
pada
Pasal 26
(1)
(2)
- 19 (3)
(4)
Daerah
Kabupaten/Kota
setelah
bidang
kesehatan
pada
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota.
Pasal 27
Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:
a.
b.
c.
d.
- 20 a.
memberikan
informasi yang benar tentang
pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
menolak
keinginan
pasien
yang
bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan;
l.
m.
n.
bagi
o. memiliki . . .
- 21 -
(2)
o.
p.
q.
membuat
daftar
tenaga medis yang
melakukan praktik kedokteran atau kedokteran
gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
r.
menyusun
dan melaksanakan peraturan
internal Rumah Sakit (hospital by laws);
s.
t.
rumah
ayat
(1)
dikenakan
sanksi
admisnistratif
berupa:
(3)
a.
teguran;
b.
c.
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
kewajiban
Bagian Kedua
Hak Rumah Sakit
Pasal 30
(1)
jumlah,
jenis,
dan
kualifikasi
- 22 b. menerima
imbalan
jasa
menentukan
remunerasi,
penghargaan
sesuai
pelayanan
serta
insentif,
dan
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c.
d. menerima
dengan
bantuan
dari pihak
ketentuan
peraturan
lain
sesuai
perundang-
undangan;
e.
f.
mendapatkan
perlindungan
hukum
dalam
Sakit
sesuai
dengan
ketentuan
dan
Rumah
Sakit
yang
ditetapkan
(3)
insentif pajak
Bagian Ketiga
Kewajiban Pasien
Pasal 31
(1)
Setiap
pasien
mempunyai
kewajiban
terhadap
(2) Ketentuan . . .
- 23 (2)
Bagian Keempat
Hak Pasien
Pasal 32
b.
c.
d.
memperoleh
layanan
kesehatan
yang
bermutu
memperoleh
layanan
yang
efektif
dan
efisien
g.
h.
meminta
konsultasi
tentang
penyakit
yang
i. mendapatkan . . .
- 24 i.
kerahasiaan penyakit
k.
memberikan
tindakan
persetujuan
yang
akan
atau
menolak
dilakukan
oleh
atas
tenaga
m.
menjalankan
ibadah
sesuai
agama
atau
o.
mengajukan
usul,
saran,
perbaikan
atas
dengan
agama
dan
kepercayaan
yang
dianutnya;
q.
menggugat
dan/atau
menuntut
Rumah
Sakit
media
BAB IX . . .
- 25 BAB IX
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu
Pengorganisasian
Pasal 33
(1)
Setiap
Rumah
Sakit
harus memiliki
organisasi
medis,
komite
medis,
satuan
(2)
(3)
Pemilik
Rumah Sakit
tidak
boleh
merangkap
Pasal 35
Pedoman
Peraturan Presiden.
Bagian Kedua . . .
- 26 Bagian Kedua
Pengelolaan Klinik
Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola
Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik.
Pasal 37
(1)
Setiap
tindakan
kedokteran
yang
dilakukan
di
Ketentuan
mengenai
persetujuan
tindakan
Pasal 38
(1)
(2)
atas
berdasarkan
persetujuan
ketentuan
pasien
peraturan
sendiri,
atau
perundang-
undangan.
(3)
- 27 Pasal 39
(1)
Dalam
penyelenggaraan
Rumah
Sakit
harus
dilakukan audit.
(2)
(3)
Audit
kinerja
dan
audit
medis
sebagaimana
Audit kinerja
eksternal
sebagaimana dimaksud
Pelaksanaan
audit
medis
berpedoman
pada
Bagian Ketiga
Akreditasi
Pasal 40
(1)
Dalam
upaya
peningkatan
mutu
pelayanan
akreditasi secara
dimaksud pada
- 28 (4)
Bagian Keempat
Jejaring dan Sistem Rujukan
Pasal 41
(1)
Pemerintah
dan
membentuk
jejaring
asosiasi
dalam
Rumah
rangka
Sakit
peningkatan
pelayanan kesehatan.
(2)
Jejaring
meliputi
sebagaimana
Pasal 42
(1)
Sistem
rujukan
merupakan
penyelenggaraan
horizontal,
maupun
struktural
dan
yang
memerlukan
pelayanan
di
luar
- 29 Bagian Kelima
Keselamatan Pasien
Pasal 43
(1)
Rumah
Sakit
wajib
menerapkan
standar
keselamatan pasien.
(2)
ayat
(1)
dilaksanakan
melalui
pelaporan
Rumah Sakit
dimaksud
pada
ayat
(2)
kepada
komite
yang
(5)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
standar
dimaksud pada
Rumah
- 30 (2)
dan
menginformasikannya
melalui
media
rahasia
Rumah
Sakit
untuk
mengungkapkan
Pasal 45
(1)
(2)
Rumah
Sakit
tidak
dapat
dituntut
dalam
Bagian Ketujuh
Tanggung jawab Hukum
Pasal 46
Rumah
Sakit
terhadap
semua
kerugian
kelalaian
yang
ditimbulkan
atas
Rumah Sakit.
Bagian Kedelapan . . .
- 31 Bagian Kedelapan
Bentuk
Pasal 47
(1)
Rumah
Sakit
dapat
berbentuk
Rumah Sakit
Ketentuan
lapangan
sebagaimana dimaksud
Pembiayaan
anggaran Pemerintah,
Ketentuan
bantuan
lebih
lanjut
Pemerintah
mengenai
dan
subsidi
Pemerintah
atau
Daerah
Pasal 49
(1)
- 32 (2)
(3)
Gubernur
menetapkan
berdasarkan
pola
pagu
tarif
tarif
nasional
maksimal
sebagaimana
Penetapan
besaran
berdasarkan
pola
tarif
tarif
rumah
nasional
sakit
harus
sebagaimana
Pasal 50
(1)
(2)
(3)
Pendapatan
Pemerintah
Rumah
dan
Sakit
Pemerintah
digunakan
- 33 BAB XI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 52
(1)
pelaporan
tentang
semua
kegiatan
penyakit
menimbulkan
ketergantungan
tertentu
wabah,
lainnya
dan
narkotika
yang
pasien
dan/atau
dapat
penderita
psikotropika
Pasal 53
(1)
jangka
waktu
tertentu
sesuai
dengan
BAB XII . . .
- 34 BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 54
(1)
Pemerintah
melakukan
melibatkan
perumahsakitan,
organisasi
dan
profesi,
organisasi
asosiasi
kemasyaratan
b.
c.
keselamatan pasien ;
d.
e.
(3)
Pemerintah
Daerah
mengangkat
tenaga
Tenaga
pengawas
sebagaimana
dimaksud
pada
Dalam
rangka
pembinaan
dan
pengawasan
dan
Pemerintah
Daerah
dapat
Pasal 55
(1)
Pembinaan
dan
pengawasan
nonteknis
Pembinaan
dan
pengawasan
secara
internal
Pembinaan
dan
pengawasan
secara
eksternal
Bagian Kedua
Dewan Pengawas Rumah Sakit
Pasal 56
(1)
(2)
Dewan
Pengawas
Rumah
Sakit
sebagaimana
yang
bersifat
independen
dan
- 36 (3)
(4)
Keanggotaan
Dewan
Pengawas
Rumah
Sakit
Dewan
Pengawas
Rumah
Sakit
sebagaimana
(6)
a.
b.
menyetujui
dan
rencana strategis;
c.
d.
mengawasi pelaksanaan
kendali biaya;
e.
mengawasi
pasien;
f.
g.
mengawasi
kendali
pelaksanaan
mutu
dan
(1)
Pengawas
Rumah
Sakit
Indonesia
yang
- 37 (2)
Badan
Pengawas
Rumah
Sakit
Indonesia
(4)
Keanggotaan
Badan
Pengawas
Rumah
Sakit
Keanggotaan
Badan
Pengawas
Rumah
Sakit
asosiasi
perumahsakitan,
dan
tokoh
masyarakat.
(6)
(7)
Biaya
untuk
Pengawas
pelaksanaan
Rumah
Sakit
tugas-tugas
Indonesia
Badan
dibebankan
Pasal 58
Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia bertugas:
a.
b.
c. Melakukan . . .
- 38 c.
Melakukan
analisis
hasil
pengawasan
dan
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 60
Badan
sebagaimana
b.
c.
- 39 d.
kepada
e.
melakukan
analisis
hasil
pengawasan
dan
memberikan
rekomendasi
kepada
Pemerintah
Daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan;
dan
f.
upaya
Pasal 61
Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan
Pengawas
Pasal 63
(1)
- 40 (2)
b.
(1)
Pada
saat
Undang-Undang
ini
berlaku,
semua
(dua)
tahun
setelah
Undang-Undang
ini
diundangkan.
(2)
Pada
saat
undang-undang
ini
berlaku,
Izin
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar . . .
- 41 Agar
setiap
orang
pengundangan
penempatannya
mengetahuinya,
Undang-Undang
dalam
Lembaran
memerintahkan
ini
Negara
dengan
Republik
Indonesia
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 28 Oktober 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Oktober 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
PATRIALIS AKBAR
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 153
Wisnu Setiawan